PERTANGGUNGJAWABAN dan TUJUAN AUDIT Bab_6 Pertanggungjawaban & Tujuan Audit PERTANGGUNGJAWABAN dan TUJUAN AUDIT Kasus : Dimanakah para Auditor itu ? Tujuan Pelaksanaan suatu Audit atas Laporan Keuangan Tujuan Audit Umum atas Laporan Keuangan oleh Auditor Independen adalah untuk menyatakan pendapat atas kewajaran, dalam semua hal yang material, posisi keuangan, hasil usaha serta arus kas sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum (SAS 1 – AU 110) Langkah untuk menyusun berbagai tujuan audit (lihat Gambar 6-1) PemeriksaanAkuntansi_1_S1-AK/rn
Tanggungjawab Manajemen Tanggungjawab untuk mengadopsi kebijakan akuntansi yang sehat, menyelenggarakan pengendalian intern yang memadai serta membuat berbagai penyajian laporan keuangan secara wajar Contoh Laporan Manajemen dalam suatu LaporanTahunan yang mencantumkan pernyataan tentang tanggungjawab manajemen (lihat Gambar 6-2)
Tanggungjawab Auditor SAS 1 (AU 110) Auditor memiliki tanggungjawab untuk merencanakan dan melaksanakan audit untuk memperoleh tingkat keyakinan yang memadai tentang apakah laporan keuangan itu telah terbebas dari kesalahan penyajian yang material, baik disebabkan oleh kekeliruan maupun oleh kecurangan. Karena sifat audit dan berbagai karateristik kecurangan auditor dapat memperoleh tingkat keyakinan, walaupun tidak mutlak, bahwa kesalahan penyajian yang material dapat dideteksi. Auditor tidak bertanggungjawab untuk merencanakan dan melaksanakan audit guna memperoleh keyakinan yang memadai bahwa kesalahan penyajian baik disebabkan oleh kekeliruan maupun oleh kecurangan, yang tidak material terhadap laporan keuangan dapat dideteksi
Tanggungjawab Auditor Kesalahan Penyajian Material vs Non Material dianggap material bila gabungan berbagai kekeliruan yang belum terkoreksi dan kecurangan dalam laporan keuangan dapat mengubah atau mempengaruhi berbagai keputusan pengguna laporan keuangan Tingkat Keyakinan yang memadai (reasonable assurance) Keyakinan merupakan ukuran tingkat kepastian yang diperoleh auditor pada akhir proses audit Diasumsikan memiliki tingkatan yang lebih rendah daripada kepastian atau keyakinan mutlak serta memiliki tingkatan yang lebih tinggi daripada tingkat keyakinan yang rendah Alasan Auditor bertanggungjawab atas tingkat keyakinan yang memadai tapi tidak mutlak Mayoritas bukti audit berasal dari pengujian sampel atas populasi Berbagai penyajian akuntansi terdiri dari sejumlah taksiran yang kompleks, yang mengandung sejumlah ketidakpastian serta dapat mempengaruhi berbagai peristiwa yang akan datang Laporan keuangan yang disusun dengan penuh kecurangan seringkali sangat sulit, khususnya saat terdapat suatu kolusi dalam manajemen perusahaan
Tanggungjawab Auditor Kekeliruan (error) vs Kecurangan (fraud) SAS 82 (AU 316) Kekeliruan : kesalahan penyajian atas laporan keuangan yang tidak disengaja Kecurangan : kesalahan penyajian yang disengaja Penggelapan aktiva (misappropriation of assets) Kecurangan pelaporan keuangan (fraudulent financial reporting) Skeptisme Profesional SAS 1 (AU 230) Merupakan sikap dimana auditor tidak boleh mengasumsikan bahwa manajemen bersikap tidak jujur, tetapi kemungkinan bahwa mereka telah bersikap tidak jujur harus tetap diperitmbangkan
Tanggungjawab Auditor Tanggungjawab Auditor dalam mendeteksi berbagai Kekeliruan yang material Tanggungjawab Auditor dalam mendeteksi berbagai Kecurangan yang material Kecurangan yang berasal dari kecurangan Pelaporan Keuangan vs Penggelapan Aktivitas Contoh tiga situasi yang melibatkan pencurian aktiva Tanggungjawab Auditor untuk menemukan tindakan yang ilegal Tindakan ilegal yang berpengaruh langsung Tindakan ilegal yang tidak berpengaruh langsung Pengumpulan bukti jika tidak terdapat alasan untuk mempercayai munculnya berbagai tindakan ilegal yang tidak berpengaruh langsung Pengumpulan bukti serta berbagai tindakan lainnya jika terdapat alasan untuk mempercayai kemungkinan munculnya berbagai tindakan ilegal baik yang bersifat langsung maupun tidak langsung Berbagai tindakan yang dilakukan ketika auditor mengetahui keberadaan tindakan ilegal
Siklus Laporan Keuangan Pendekatan siklus untuk melakukan segmentasi pada suatu audit (lihat Gambar 6-3) Siklus penjualan dan penagihan Siklus akuisisi dan pembayaran Siklus pembayaran upah dan personalia Siklus persediaan dan pergudangan Siklus akuisisi modal serta pembayarannya kembali Contoh Hillsburg Hardware Company (lihat Gambar 6-4, Tabel 6-1) Hubungan antar berbagai siklus (lihat Gambar 6-5) Menyusun berbagai Tujuan Audit Tujuan Audit yang terkait dengan Transaksi Setiap kelas transaksi terdapat sejumlah tujuan audit yang harus dipenuhi sebelum auditor dapat menyimpulkan bahwa transaksi tersebut telah dicatat dengan tepat Tujuan Audit yang terkait dengan Saldo Tujuan audit yang harus dipenuhi bagi setiap saldo akun Lihat Gambar 6-6
Berbagai asersi manajemen Pernyataan manajemen tentang berbagai kelas transaksi dan berbagai akun yang terkait dengannya dalam laporan keuangan Terkait langsung dengan PABU/PSAK SAS 31 (AU 326) 1. Keberadaan atau keterjadian (existence or occurrence) 2. Kelengkapan (completeness) 3. Penilaian atau alokasi (valuation or allocation) 4. Hak dan Kewajiban (rights and obligations) 5. Penyajian dan pengungkapan (presentation and disclosure)
Berbagai asersi Keberadaan atau keterjadian Berbagai asersi Keberadaan apakah aktiva, kewajiban serta modal yang tercantum dalam neraca benar-benar ada pada tanggal neraca Berbagai asersi Keterjadian apakah berbagai transaksi yang tercatat dalam suatu laporan keuangan memang benar-benar terjadi selama periode akuntansi tersebut Berbagai asersi Kelengkapan Seluruh transaksi dan akun yang seharusnya disajikan dalam laporan keuangan telah disajikan seluruhnya Berbagai asersi Penilaian atau alokasi Apakah nilai yang tersaji pada akun aktiva, kewajiban, modal, pendapatan dan beban dalam laporan keuangan merupakan nilai yang tepat Berbagai asersi Hak dan Kewajiban Apakah pada waktu tertentu, aktiva merupakan hak perusahaan dan passiva merupakan kewajiban perusahaan Berbagai asersi Penyajian dan pengungkapan Apakah berbagai komponen dalam laporan keuangan telah digabungkan atau dipisahkan, diuraikan dan diungkapkan dengan tepat
Tujuan Audit yang Terkait dengan Transaksi Merupakan asersi manajemen dan kerangka kerja yang dapat membantu auditor dalam mengumpulkan bukti audit yang cukup kompeten serta memutuskan jumlah bukti audit yang tepat yang harus dikumpulkan bagi berbagai kelas transaksi. Tujuan audit umum yang terkait dengan transaksi : 1. Keberadaan - Berbagai transaksi yang tercatat memang terjadi 2. Kelengkapan - Berbagai transaksi yang terjadi telah dicatat 3. Akurasi - Berbagai transaksi yang tercatat telah dinyatakan dalam nilai yang benar 4. Klasifikasi - Berbagai transaksi yang tercatat dalam jurnal klien telah diklasifikasikan secara tepat 5. Pemilihan waktu yang tepat (timing) - Berbagai transaksi dicatat pada tanggal yang benar 6. Pemindahbukuan (posting) dan pengikhtisaran - Berbagai transaksi tercatat dengan tepat telah dicantumkan pada master file serta telah diikhtisarkan dengan benar Tujuan audit spesifik yang terkait dengan transaksi ada tiga asersi (Lihat Tabel 6-2)
Tujuan Audit yang Terkait dengan Saldo Persamaan dan Perbedaan Tujuan Audit yang Terkait dengan Transaksi dan Tujuan Audit yang Terkait dengan Saldo Persamaan : merupakan asersi manajemen dan kerangka kerja yang dapat membantu auditor dalam mengumpulkan bukti audit yang cukup kompeten Perbedaan : Diterapkan pada saldo akun Mempunyai tujuan audit yang lebih banyak dibanding pada kelas transaksi
Bab_6 Pertanggungjawaban & Tujuan Audit Tujuan Audit yang Terkait dengan Saldo Tujuan audit umum yang terkait dengan saldo : 1. Keberadaan - Nilai yang tercantum memang terjadi 2. Kelengkapan - Nilai yang mempengaruhi saldo akun telah dicantumkan 3. Akurasi – Nilai yang tercantum telah dinyatakan dengan benar 4. Klasifikasi - Nilai yang tercantum dalam daftar klien telah diklasifikasikan dengan tepat 5. Cut off - Berbagai transaksi yang terjadi disekitar tanggal neraca telah dicatatkan pada periode yang tepat 6. Kaitan rinci - Berbagai rincian dalam saldo akun sesuai dengan nilai pada master file yang terkait, tercakup dalam nilai total saldo akun dan sesuai dengan nilai total dalam buku besar 7. Nilai yang terealisasi – Berbagai aktiva dicantumkan salam sejumlah nilai yang diperkirakan akan terealisasi 8. Hak dan kewajiban 9. Penyajian dan pengungkapan – Saldo akun dan berbagai ketentuan pengungkapan yang terkait dengan saldo akun tersebut telah disajikan dengan tepat dalam laporan keuangan PemeriksaanAkuntansi_1_S1-AK/rn
Tujuan Audit yang Terkait dengan Saldo Tujuan audit spesifik yang terkait dengan saldo Minimal akan terdapat satu tujuan audit spesifik yang terkait dengan saldo untuk masing-masing tujuan audit umum yang terkait dengan saldo, kecuali jika auditor meyakini bahwa suatu tujuan audit umum yang terkait dengan saldo tidak relevan atau tidak penting dalam situasi tertentu Hubungan antara asersi manajemen dengan tujuan audit yang terkait dengan saldo (lihat Tabel 6-3)
Bagaimana Tujuan Audit tersebut dapat Dipenuhi Melalui empat fase proses audit (lihat Gambar 6-7) Proses audit suatu metodologi yang tersusun baik untuk mengorganisasikan suatu audit untuk memastikan bahwa bukti yang terkumpul telah memadai dan kompeten serta semua tujuan audit yang tepat telah terspesifikasi dan dipenuhi
PERTANGGUNGJAWABAN dan TUJUAN AUDIT Bagaimana Tujuan Audit tersebut dapat Dipenuhi Fase I - Merencanakan dan Mendesain Pendekatan Audit Harus terkumpulnya bukti audit yang cukup kompeten agar dapat memenuhi tanggungjawab profesional auditor dan biaya pengumpulan bukti audit ini haruslah seminimal mungkin 1.Memperoleh pemahaman akan strategi bisnis klien dan memproses serta menilai resiko 2.Memahami pengendalian intern dan menilai resiko pengendalian Fase II – Melaksanakan Uji Pengendalian dan Uji Substantif atas Transaksi Uji Pengendalian (test of control) untuk menyesuaikan pengurangan taksiran resiko pengendalian dari yang direncanakan semula (menguji efektivitas pengendalian tersebut) Uji substantif atas transaksi (substantive tests of transactions) melakukan evaluasi atas pencatatan berbagai transaksi yang dilakukan oleh klien dengan memverifikasi nilai moneter dari berbagai transaksi
Bagaimana Tujuan Audit tersebut dapat Dipenuhi Fase III – Melaksanakan Prosedur Analitis dan Uji Rincian Saldo Prosedur Analitis (analytical procedures) menggunakan perbandingan serta berbagai hubungan untuk menilai apakah saldo akun atau tampilan sata lainnya tampak wajar Uji rincian saldo (tests of details of balances) berbagai prosedur spesifik yang ditujukan untuk menguji salah saji secara moneter pada akun dalam laporan keuanganBagaimana Tujuan Audit tersebut dapat Dipenuhi Fase IV – Melengkapi Proses Audit dan Menerbitkan suatu Laporan Audit kesimpulan menyeluruh tentang apakah suatu laporan keuangan itu telah disajikan secara wajar