STATISTIK HORTIKULTURA
BUAH-BUAHAN
SAYUR-SAYURAN
TANAMAN HIAS
TANAMAN BIOFARMAKA
LATAR BELAKANG Subsektor Hortikultura berkontribusi dalam perekonomian nasional baik dalam penyedian pangan, kesehatan dan kosmetika, budaya dan pariwisata, perdagangan, penciptaan produk domestik bruto maupun dalam penyerapan tenaga kerja Kesadaran akan pentingnya buah-buahan dan sayur-sayuran sebagai sumber gisi, mineral, dan pangan sehari-hari Kebutuhan lingkungan yang indah dan asri Adanya paradigma back to nature dalam bidang kesehatan dan penataan lingkungan untuk bertanam hortikultura
STATISTIK HORTIKULTURA BADAN PUSAT STATISTIK Kebijakan dan sasaran program hortikultura akan dapat terlaksana dengan baik bila didukung oleh data produksi, produktivitas, potensi wilayah dan struktur ongkos usaha hortikultura yang lebih lengkap, lebih sahih, akurat dan up-to-date serta mutakhir Sesuai dengan tuntutan kebutuhan data hortikultura, beberapa pengembangan statistik hortikultura telah dilaksanakan selama lima tahun terakhir ini, yaitu: Memperluas cakupan komoditas dalam pengumpulan data statistik pertanian hortikultura dari 72 jenis menjadi 90 jenis. Penyajian angka sementara (ASEM) pada bulan April, dan angka tetap (ATAP) pada bulan Agustus. Studi produktivitas (ubinan) hortikultura untuk komoditas strategis. Implementasi pengukuran produktivitas (ubinan) cabe dan bawang merah.
Perkembangan hortikultura di Indonesia Perkembangan hortikultura di Indonesia hingga saat ini, belum menunjukkan hasil yang memuaskan. Hal ini antara lain disebabkan karena hortikultura perlu penanganan yang serius, modal besar, dan berisiko tinggi. Selain itu, harga produk hortikultura rendah dan berfluktuasi sehingga memperbesar risiko rugi bagi petani. Adanya dorongan pemerintah dalam sistem agribisnis yang berbasis hortikultura, diharapkan perkembangan hortikultura berjalan pesat.
3. subsistem pengolahan; 4. subsistem pemasaran; Pengembangan agribisnis berbasis hortikultura merupakan integrasi yang komprehensif dari semua komponen agribisnis yang terdiri dari lima subsistem, yaitu: 1. subsistem agribisnis hulu 2. subsistem usahatani; 3. subsistem pengolahan; 4. subsistem pemasaran; 5. dan subsistem penunjang.
Proses pengolahan/pengawetan merupakan salah satu bentuk kegiatan agribisnis hortikultura yang bertujuan untuk mengubah bentuk fisik menjadi bentuk fisik lain yang tahan simpan. Selain itu, kemampuan melihat peluang dan potensi, serta mengatasi kendala yg ada merupakan usaha unt meningkatkan pengem bangan hortikultura yg berorientasi pdagribisnis. Dalam mengatasi kendala yang ada, pemerintah telah melakukan berbagai upaya, yaitu adanya beberapa kebijaksanaan.
KEGUNAAN Evaluasi Perencanaan Pembangunan Penentuan kebijakan
SYARAT DATA STATISTIK YANG BAIK OBJEKTIF yaitu sesuai dengan keadaan yang sebenarnya dan bukan apa yang diharapkan. REPRESENTATIF yaitu harus mewakili keadaan sebenarnya (berkaitan dengan sampel). TELITI yaitu tingkat kesalahannya kecil.
LANDASAN HUKUM 1. UU no. 16 Tahun 1997 tentang statistik (Lembaran Negara Tahun 1997 no. 39, Tambahan Lembaran negara Nomor 3683) 2. PP No. 51 Tahun 1999 tentang penyelenggaraan statistik 3. KEPMENTAN NO. 511/Kpts/PD.310/9/2006, tentang jenis komoditi tanaman binaan Ditjen Perkebunan, Ditjen Tanaman Pangan dan Ditjen Hortikultura.
Data yang dihasilkan dari subdit Statistik Hortikultura 1. Data Survei Pertanian Hortikultura (SPH) 2. Direktori Perusahaan Hortikultura 3. Studi/Implementasi pengukuran produksi bawang merah dan cabai 4. Indikator Pertanian
SURVEI PERTANIAN HORTIKULTURA (SPH) Cakupan wilayah: Seluruh Indonesia Petugas pengumpul data: Mantri Tani Cakupan komoditas: 90 komoditas Sarana pengumpul data : daftar isian SPH dan register kecamatan
DAFTAR ISIAN HORTIKULTURA NO DAFTAR ISIAN SPH DAFTAR ISIAN REKAPITULASI SPH TINGKAT KAB/KOTA TINGKAT PROP 1. SPH-SBS RKSPH-SBS RPSPH-SBS 2. SPH-BST RKSPH-BST RPSPH-BST 3. SPH-TBF RKSPH-TBF RPSPH-TBF 4. SPH-TH RKSPH-TH RPSPH-TH 5. SPH-ALSIN RKSPH-ALSIN RPSPH-ALSIN 6. SPH-BN RKSPH-BN RPSPH-BN
DAFTAR ISIAN HORTIKULTURA No Daftar Isian /Cakupan Komoditas Uraian 1. SPH-SBS (26 Komdts) Lap. Tan. Sayuran dan Buah2an Semusim (Bulanan) 2. SPH-BST (25 Komdts) Lap. Tan Buah2an dan Sayuran Tahunan (Triwulan) 3. SPH-TBF (15 Komdts) Lap. Tan. Biofarmaka (Triwulan) 4. SPH-TH (24 Komdts) Lap. Tan. Hias (Triwulan) 5. SPH-ALSIN Lap. Alat dan Mesin Pertanian Hortikultura (Tahunan) 6. SPH-BN Lap. Perbenihan Hortikultuta (Tahunan)
Jenis Data yang Dikumpulkan (Variabel) Daftar Isian Jenis Data yang Dikumpulkan (Variabel) 1 SPH-SBS Luas tan.akhir bulan yg lalu (ha) Luas panen habis/dibongkar (ha) Luas panen belum habis (ha) Luas rusak/tidak berhasil/puso (ha) Luas penanaman baru/tambah tanam (ha) Luas tan. akhir bln laporan (ha) Prod. Dipanen habis/dibongkar (kw) Prod. Belum habis (kw) Harga jual petani per kg (Rp) PER JENIS TANAMAN : Bawang Merah, Bawang Putih…..Stroberi 2. SPH-BST Jumlah tan. akhir triw.yang lalu (phn/rumpun) Tan. yg dibongkar/ditebang (phn/rumpun) Tan.blm menghasilkan (phn/rumpun) Tan. Produktif yang menghasilkan (phn/rumpun) Tan.produktif yg sedang tdk menghasilkan (ph/rm) Tan.tua/rusak (pohon/rumpun) Jumlah tan.akhirtriw laporan (phn/rumpun) Produksi (kw) PER JENIS TANAMAN :Alpokat, Belimbing……….Petai, Jengkol
Jenis Data yang Dikumpulkan (Variabel) Daftar Isian Jenis Data yang Dikumpulkan (Variabel) 3 SPH-TBF Luas tan.akhir triw yg lalu (m2/pohon) Luas panen habis/dibongkar (m2/pohon) Luas panen belum habis (m2/pohon) Luas rusak/tidak berhasil/puso (m2/pohon) Luas penanaman baru/tambah tanam (m2/pohon) Luas tan. Akhir triw laporan (m2/pohon) Prod. Dipanen habis/dibongkar (kg) Prod. Belum habis (kg) Harga jual petani per kg (Rp) PER JENIS TANAMAN :Jahe, Laos………Sambiloto, Lidah Buaya 4. SPH-TH Jumlah tan. akhir triw.yang lalu (m2) Luas panen habis/dibongkar (m2) Luas panen belum habis (m2) Luas rusak/tidak berhasil/puso (m2) Luas penanaman baru/tambah tanam (m2) Luas tan. Akhir triw laporan (m2) Prod.Dipanen habis/dibongkar (tangk, phn,kg, rmp) Prod. Belum habis (tangk, phn,kg, rmp) Harga jual petani per satuan produksi (Rp) PER JENIS TANAMAN : Anggrek, Anthurium Bunga, …..Caladium
Jenis Data yang Dikumpulkan (Variabel) Daftar Isian Jenis Data yang Dikumpulkan (Variabel) 5. SPH-ALSIN Jumlah alsin kondisi baik Jumlah alsin kondisi rusak Jumlah alsin keseluruhan PER ALSIN : jaring pelindung, perangkap serangga…..alat sortasi, Alat pemilah, ………Penggoreng vakum udara, Mesin Peracang 6. SPH-BN Jumlah produsen benbih (unit) Luas penangkaran benih (m2) Produksi benih (kg/pohon) Jumlah pedagang benih (orang) Jumlah benih yang diperdagangkan (kg/pohon) Jumlah penggunaan benih berlabel/bersertifikat (kg/pohon) Jumlah penggunaan benih tidak berlabel/bersertifikat (kg/pohon) PER JENIS TANAMAN : Bawang Merah, Capai Besar….Jeruk siam, Jeruk Besar…..Anggrek, Adenium……..Jahe, Temu Lawak ……..Lempuyang, Lidah Buaya
KONSEP DAN DEFINISI Tanaman Sayuran Semusim : Tanaman sayuran yang berumur kurang 1 tahun a. Tanaman sayuran yang dipanen sekaligus : tanaman sehabis panen langsung dibongkar/dicabut b. Tanaman sayuran yang dipanen berulangkali/lebih dari satu kali.
2. Tanaman Buah-buahan Semusim adalah tanaman buah-buahan yang brumur kurang 1 tahun dapat berbentuk rumpun, menjalar, dan berbatang lunak. 3. Tanaman Buah-buahan Tahunan. a. Jenis tanaman buah-buahan yang tidak berumpun dan dipanen sekaligus. b. Jenis tanaman buah-buahan yang tidak berumpun dan dipanen berulangkali/lebih dari satu kali c. Jenis tanaman buah-buahan yang berumpun dan dipanen terus menerus
4. Tanaman sayuran tahunan adalah. tanaman sayuran yang berumur. lebih 4. Tanaman sayuran tahunan adalah tanaman sayuran yang berumur lebih dari satu tahun serta berbentuk pohon 5 Tanaman Biofarmaka adalah tanaman yang bermanfaat untuk obat-obatan, kosmetika dan kesehatan dan berumur lebih 1 tahun. a. Tanaman biofarmaka rimpang b. Tanaman biofarmaka non rimpang
6. Tanaman Hias adalah tanaman yang mempunyai nilai keindahan dan estetika
7. Luas tanaman Akhir Bulan yang lalu adalah luas tanaman pada tanggal terakhir dari bulan laporan yang lalu 8. Luas tanaman akhir Triwulanan adalah luas tanaman pada tanggal terakhir dari triwulanan laporan yang lalu. 9. Jumlah tanaman Akhir Triwulanan yang lalu : jumlah tanaman pada tanggal terakhir triwulanan yang lalu atau adanya tanaman pada awal triwulanan laporan
10. Luas Panen habis/Dibongkar adalah luas tanaman. sayuran 10. Luas Panen habis/Dibongkar adalah luas tanaman sayuran dan buah-buahan semusim, tanaman biofarmaka atau tanaman hias yang biasanya dipanen lebih dari sekali dan pada periode pelaporan dibongkar. 11. Luas Panen Belum Habis adalah luas tanaman sayuran dan buah-buahan semusim, tanaman biofarmaka atau tanaman hias yang biasanya dipanen lebih dari satu kali dan pada periode pelaporan belum dibongkar. 12. Tanaman yang dibongkar/ditebang adalah tanaman buah-buahan dan sayuran tahunan yang dibongkar/ditebang dan dapat berasal dari tanaman triwulanan yang lalu atau penanaman baru.
Luas Rusak/Tidak Berhasil (Puso) adalah luas tanaman sayuran dan buah-buahan semusim, tanaman biofrmaka atau tanaman hias yang produksinya kurang 11% dari keadaan normal. 14. Luas tanaman baru (Tambah tanam) adalah luas tanaman yang betul-betul ditanam pada bulan/triwulanan laporan. 15. Tabaman baru/Penanaman baru adalah adanya tanaman yang betul-betul ditanam pada triwulan laporan.
16. Tanaman Belum menghasilkan adalah tanaman buah- buahan san sayuran tahunan yang selama triwulan laporan belum dapat memberikan hasil karena masih muda (termasuk tanaman baru/penanaman baru) 17. Tanama Produktif adalah tanaman buah-buahan dan sayuran tahunan yang sudah pernah/memberikan hasil pada triwulanan laporan, walaupun pada periode laporan sedang tidak menghasilkan tetapi masih dapat diharapkan hasilnya. 18. Tanaman Produktif Yang menghasilkan adalah tanaman buah-buahan dan sayuran tahunan yang pada triwulan bersangkutan dipetik hasilnya (dipanen)
19. Tanaman Produktif yang sedang tidak menghasilkan adalah tanaman produktif yang sudah pernah/memberikan hasil pada triwulan laporan tetapi pada periode laporan sedang tidak menghasilkan serta masih dapat diharapkan hasilnya pada periode berikutnya 20. Tanaman Tua/Rusak adalah tanaman buah-buahan dan sayuran tahunan yang sudah tua, rusak, mandul dan tidak memberikan hasil yang memadai lagi, walaupun ada hasilnya tetapi secara ekonomis sudah tidak produktif lagi. 21. Luas tanaman akhir Bulan Laporan adalah luas adanya tanaman pada akhir baulan laporan
22. Luas tanaman Akhir triwulanan Laporan 22. Luas tanaman Akhir triwulanan Laporan adalah luas adanya tanaman pada akhir bulan laporan 23. Jumlah Tanaman Akhir Triwulanan Laporan adalah luas tanaman yang ada pada tanggal terakhir triwulan laporan 24. Produksi Dipanen habis/Dibongkar adalah hasil dari luas panen tanaman sayuran dan buah-buahan semusim, tanaman biofarmaka atau tanaman hias yang dipanen habis/dibongkar pada periode pelaporan
25. Produksi Belum habis adalah hasil dari luas panen 25. Produksi Belum habis adalah hasil dari luas panen tanaman sayuran dan buah-buahan semusim, tanaman biofarmaka atau tanaman hias yang biasanya dipanen lebih dari sekali dan pada periode pelaporan belum dibongkar. 26. Harga Jual petani adalahrata-rata harga jual petani per satuan yang telah ditentukan pada masing- masing komoditas yang dihitung dalam rupaih di tingkat petani. 27. Luas Penangkaran benih luas areal penangkaran yang dilakukan oleh penengkar/produsen benih dalam periode laporan yang merupakan luas tanam untuk memproduksi benih pada periode Januari-Desember
28. Benih berlabel/sertifikasi adalah 28. Benih berlabel/sertifikasi adalah benih yang prosesnya telah dilakukan melalui beberapa tahapan kegiatan dan diawasi oleh instansi pengawasan mutu yang ditunjuk serta memenuhi persyaratan standar mutu benih tertentu atau produsen telah mendapat sertifikat sistem mutu benih
Register Kecamatan Buku Register kecamatan : Hasil penaksiran luas, produksi, harga tanaman hortikultura per desa dicatat pada buku register kecamatan secara periodik sesuai dengan periode pelaporan. Ada 2 buku registrasi kecamatan untuk statistik hortikultura: Register Kecamatan Bulanan Statistik Hortikultura Registrasi Kecamatan Triwulanan dan Tahunan Statistik Hortikultura
CARA MENDAPATKAN DATA Cara Penaksiran Luas tanaman/ panen Jumlah Pohon Produksi Harga Petani Informasi Petani/Kelompok tani V Laporan Petani/Kelompok tani ke Kades Banyaknya benih yang digunakan V (luas panen dan rata-rata hasil) Eye estimate (perkiraan pengamatan lapang) V (luas baku) V (luas baku dan jarak tanam) V(luas baku, jarak tanam dan jumlah tanaman) Sumber Informasi Lain V(Pedagang pengumpul, asosiasi, koperasi) V(Pedagang pengumpul/ di desa, asosiasi, koperasi) Sumber Informasi : pedagang, perangkai bunga (florist), asosiasi, koperasi, PKK, Posyandu,UPGK, Balai Benih Hortikultura, UPT Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura (BPSB TPH)
Pelaporan Data SPH Jadwal Pelaporan SPH : Daftar Isian frekuensi Jawa *) Luar Jawa *) SPH-SBS bulanan Tgl 5 setelah tgl 10 stlh bln berakhir bln berakhir SPH-BST tgl 5 setelah tgl 10 stlh SPH-TBF triwulanan trw berakhir trw berakhir SPH-TH SPH-ALSIN tahunan tgl 5 setelah tgl 10 stlh SPH-BN thn berakhir thn berakhir
Pelaporan Rekapitulasi SPH Daftar Isian Frekuensi Jawa Luar Jawa Kab/Kota Propinsi Rekap SPH-SBS Bulanan Tgl 10 setelah bln bersangkutan berakhir Tgl 20 setelah bln bersangkutan berakhir Tgl 15 setelah bln bersangkutan berakhir Tgl 25 setelah bln bersangkutan berakhir Rekap SPH-BST Triwulanan Tgl 10 setelah triwulan bersangkutan berakhir Tgl 20 setelah triwulan bersangkutan berakhir Tgl 15 setelah triwulan bersangkutan berakhir Tgl 25 setelah triwulan bersangkutan berakhir Rekap SPH-TBF Sda Rekap SPH-TH Rekap SPH-Alsin Tahunan Tgl 10 Januari tahun berikutnya Tgl 20 Januari tahun berikutnya Tgl 15 Januari tahun berikutnya Tgl 25 Januari tahun berikutnya Rekap SPH-BN sda
ORGANISASI LAPANG
Lanjutan Organisasi lapang Tugas dan Tanggung Jawab Petugas kecamatan mengumpulkan data di lapang dan menyampaikan ke Diperta Kab/Kota Diperta Kab/Kota memeriksa kelengkapan data dan kebenaran isian laporan kemudian membuat RKSPH. Dokumen RKSPH dikoordinasikan dengan BPS Kab/Kota kemudian dikirim ke Diperta Propinsi BPS Kabupaten/Kota memeriksa kelengkapan data dan melakukan validasi isian daftar SPH, melakukan entry data dan mengirimkan hasil ke BPS Propinsi
Lanjutan Organisasi lapang Diperta Propinsi memeriksa kelengkapan data dan melakukan validasi isian laporan RKSPH dan membuat RPSPH. Hasil RPSPH dikoordinasikan/disinkronkan dengan BPS Propinsi untuk menyusun ASEM dan ATAP daerah BPS, Ditjen Hortikultura serta Pusdatin Pertanian berkoordinasi untuk melakukan kompilasi dan validasi untuk menghasilkan data nasional.
Arus Pelaporan Daftar Isian Statistik Pertanian Hortikultura
Arus Pelaporan Rekapitulasi Statistik Pertanian Hortikultura
PEMBULATAN ANGKA Semua isian Daftar Isian SP Adalah dalam bilangan bulat. Cara pembulatan: Semua bilangan di belakang koma yang nilainya kurang dari 0,5 dibulatkan ke bawah. Semua bilangan di belakang koma yang nilainya lebih dari 0,5 dibulatkan ke atas. Semua bilangan di belakang koma yang nilainya sama dengan 0,5 dan bilangan didepannya bilangan bulat, maka dibulatkan ke bawah. Semua bilangan di belakang koma yang nilainya sama dengan 0,5 dan bilangan didepannya bilangan ganjil, maka dibulatkan ke atas.
SPH-SBS, SPH-BST, SPH-TBF, SPH-TH, SPH-ALSIN, SPH-BN CAKUPAN WILAYAH : Seluruh kecamatan di Indonesia. PETUGAS PENGUMPUL DATA : KCD/Mantri Tani JUMLAH RANGKAP : 4 rangkap (BPS Propinsi,BPS Kabupaten/Kota, Diperta Kabupaten/Kota, Arsip KCD)
SPH-SBS (Laporan Tanaman Sayuran dan Buah-Buahan Semusim) TANAMAN SAYURAN SEMUSIM): adalah tanaman sumber vitamin,mineral dan lain-lain yang dikonsumsi dari bagian tanaman yang berupa daun, bunga,buah dan umbinya, yang berumur kurang dari satu tahun. Tidak dibedakan tanaman yang ditanam di daerah dataran tinggi dan dataran rendah, begitu juga yang ditanam di lahan sawah dan lahan bukan sawah
SPH-SBS (Laporan Tanaman Sayuran dan Buah-Buahan Semusim) TANAMAN SAYURAN SEMUSIM (< 1 tahun): - Dipanen sekaligus : adalah tanaman sehabis panen langsung dibongkar. Contoh :bw. merah, bw. putih, bw. daun, kentang, kol/kubis, kembang kol, petsai/sawi, wortel,lobak dan kacang merah. - Dipanen berulang kali/lebih dari satu kali : adalah tanaman yang dipanen lebih dari satu kali. Contoh : kacang panjang, cabe besar, cabe rawit, paprika, jamur, tomat, terung, ketimun,buncis, labu siam, kangkung dan bayam.
SPH-SBS (Lanjutan) TANAMAN BUAH-BUAHAN SEMUSIM : Adalah tanaman sumber vitamin, mineral dan lain-lain yang dikonsumsi dari bagian tanaman yang berupa buah, berumur kurang dari 1 tahun, dapat berbentuk rumpun, menjalar dan berbatang lunak. Contoh : semangka, melon, blewah dan stroberi c) HARGA JUAL PETANI: adalah rata-rata harga jual petani per satuan yang telah ditentukan pada masing-masing komoditas yang dihitung dalam rupiah di tingkat petani yang berlaku umum di kecamatan pada periode laporan. Formuir DAFTAR ISIAN SPH-SBS
PEMERIKSAAN DAFTAR SPH-SBS (LAPORAN TANAMAN SAYURAN DAN BUAH-BUAHAN SEMUSIM) Pemeriksaan daftar pada bulan laporan : Kolom (8) = kol (3) – kol (4) – kol (6) + kol (7) Kolom (9) harus terisi bila kol (4) ada isian Kolom (10) harus terisi bila kol (5) ada isian Kolom (11) harus terisi bila kol (9) dan atau kol (10) ada isian Pemeriksaan daftar antar bulan laporan : Kolom (3) bulan laporan = kolom (8) bulan lalu
SPH-BST (LAPORAN TANAMAN BUAH-BUAHAN DAN SAYURAN TAHUNAN) TANAMAN BUAH-BUAHAN TAHUNAN :
Contoh : melinjo, petai, jengkol TANAMAN PRODUKTIF : Lanjutan SPH-BST TANAMAN SAYURAN TAHUNAN Contoh : melinjo, petai, jengkol TANAMAN PRODUKTIF : Adalah tanaman buah-buahan dan sayuran tahunan yang sudah pernah/memberikan hasil pada triwulanan laporan, walaupun pada periode laporan sedang tidak menghasilkan, akan tetapi masih dapat diharapkan hasilnya pada periode berikutnya. TANAMAN PRODUKTIF yang MENGHASILKAN Adalah tanaman buah-buahan dan sayuran tahunan yang pada triwulanan bersangkutan dipetik hasilnya (dipanen). Dengan demikian tanaman produktif menghasilkan tidak termasuk tanaman yang belum dipetik hasilnya karena masih muda atau sedang berbunga.
PEMERIKSAAN SPH-BST (LAPORAN TANAMAN BUAH-BUAHAN DAN SAYURAN TAHUNAN) Pemeriksaan daftar pada bulan laporan : Kolom (10) = kol (3) - kol (4) + kol (5) = kol (6) + kol (7) + kol (8) + kol (9) Jika Kolom (7) ada isian maka kolom (11) harus ada isian Jika Kolom (11) ada isian maka kolom (12) harus ada isian Pemeriksaan daftar antar bulan laporan : Kolom (3) triwulan laporan = kolom (10) triwulan yang lalu
SPH-TBF LAPORAN TANAMAN BIOFARMAKA Cakupan pengumpulan data tanaman biofarmaka melalui SPH-TBF adalah pada usaha budidaya yang mempunyai tujuan komersial (jika sebagian/seluruh hasilnya untuk dijual) Tanaman Biofarmaka Tanaman yang bermanfaat untuk obat-obatan, kosmetik dan kesehatan yang dikonsumsi atau digunakan dari bagian-bagian tanaman seperti daun, batang, bunga, buah, umbi (rimpang) ataupun akar. Tanaman biofarmaka dibedakan 2 Kelompok yaItu : 1. Rimpang : terdiri dari jahe, laos/lengkua, kencur, kunyit, lempuyang, temulawak, temukunci, temuireng dan dlingo/dringo 2. Non Rimpang : terdiri dari kapulaga, mengkudu/pace, mahkota dewa, keji beling, sambiloto dan lidah buaya. DAFTAR ISIAN SPH-TBF
PEMERIKSAAN SPH-TBF LAPORAN TANAMAN BIOFARMAKA Pemeriksaan daftar pada bulan laporan : Kolom (8) = kol (3) - kol (4) – kol (6) + kol (7) Kolom (4) ada isian maka kol (9) harus ada isian Kolom (5) ada isian maka kol (10) harus ada isian Kolom (11) harus ada isian jika kol (9) dan atau kol (10) ada isian Pemeriksaan daftar antar bulan laporan : Kolom (3) Triwulan laporan = kolom (8) triwulan lalu
SPH-TH LAPORAN TANAMAN HIAS Cakupan pengumpulan data tanaman hias melalui SPH-TH adalah pada usaha budidaya yang mempunyai tujuan komersial (jika sebagian/seluruh hasilnya untuk dijual) Tanaman Hias Adalah tanaman yang mempunyai nilai keindahan dan estetika baik karena bentuk tanaman, warna dan bentuk daun, tajuk maupun bentuk pohon/batang, warna dan keharuman bunganya, sering digunakan sebagai penghias pekarangan, taman atau ruangan di rumah, gedung perkantoran, hotel, restauran maupun untuk kelengkapan upacara adat dan keagamaan. DAFTAR ISIAN SPH-TH
PEMERIKSAAN SPH-TH LAPORAN TANAMAN HIAS Pemeriksaan daftar pada bulan laporan : Kolom (8) = kol (3) - kol (4) – kol (6) + kol (7) Kolom (4) ada isian maka kol (9) harus ada isian Kolom (11) harus ada isian jika kol (9) dan atau kol (10) ada isian Pemeriksaan daftar antar bulan laporan : Kolom (3) triwulan laporan = kolom (8) triwulan lalu
SPH-ALSIN ( ALAT & MESIN PERTANIAN HORTIKULTURA) ALSIN Pertanian Hortikultura meliputi : 1. Alsintan Budidaya 2. Alsintan Panen/Pasca Panen 3. Alsintan Pengolahan b) Kolom (5) merupakan penjumlahan kol. (3) & kol. (4)
SPH-BN (LAPORAN PERBENIHAN HORTIKULTURA) Produsen/Penangkar Benih : orang, perusahaan, badan hukum atau instansi yang memproduksi benih untuk diedarkan atau diperdagangkan. Antara lain :penangkar benih,Balai benih hortikultura dan instalasinya, Balai penelitian yang memproduksi benih horti, BUMN dan BUMD yang bergerak dibidang produksi benih, dan perusahaan swasta. Jika penangkarkan lebih dari satu jenis tanaman, maka dihitung untuk setiap jenis tanaman. Pedagang/Penyalur Benih: orang (perorangan), badan hukum atau instansi pemerintah yang melakukan kegiatan atau serangkaian kegiatan dalam rangka menyalurkan benih kepada masyarakat, baik untuk diperdagangkan maupun tidak. Jika menjual lebih dari satu jenis tanaman, maka dihitung pada masing-masing jenis tanaman DAFTAR ISIAN SPH-BN
PEMERIKSAAN SPH-BN (LAPORAN PERBENIHAN HORTIKULTURA) Kolom (3) terisi maka kolom (4) dan kolom (5) harus ada isian kecuali bila penangkar tersebut baru mulai tanam dan belum pernah menghasilkan benih maka kolom (5) kosong/tidak ada isian Kolom (6) terisi maka kolom (7) harus ada isian
PENGOLAHAN DATA A.Tahapan Pengolahan daftar isian SPH dilakukan di daerah. Penerimaan Dokumen Penyuntingan,Penyandian & Pemeriksaan Entry data dan Imputasi B. Pengolahan menggunakan Sistem Informasi Pengolahan Hortikultura (SIMSPH)
Program Pengolahan yang Disediakan PELAPORAN Pelaporan Kab.( RKSP), rangkap 3: BPS propinsi, diperta,arsip dinas kab. Pelaporan Prop.(RPSP), rangkap 3: Dirjen Horti, BPS prop, arsip diperta RKSP DAN RPSP DAPAT DIPEROLEH DARI Program Pengolahan yang Disediakan
PENYAJIAN DATA HORTIKULTURA Publikasi , Statistik tanaman sayuran dan buah semusim. Publikasi, Statistik tanaman buah dan sayuran tahunan. Publikasi tanaman hias Publikasi tanaman biofarmaka
PERMASALAHAN Pengisian kuesioner belum lengkap terutama kolom produksi. Untuk tanaman semusim, pengisian luas panen belum habis tidak konsisten pada bulan,triwulan selanjutnya. Untuk tanaman buah, terjadi perubahan tanaman produktif yang terlalu tinggi antar triwulan.
PEMECAHAN MASALAH Menggunakan Buku Register yang telah disediakan dengan memperhatikan : Konsistensi antar periode laporan Memperhitungkan umur tanaman pada pengisian luas panen jumlah tanaman produktif setiap triwulan Melakukan pengamatan lapang.
DIREKTORI PERUSAHAAN HORTIKULTURA Tujuan : Untuk memperoleh data perusahaan hortikultura Kuesioner: VP-HORTI , Memperoleh data statistik hortikultura yang akurat untuk perencanaan pembangunan (Maret-Juli) CL - HORTI , Penyusunan Direktori Perusahaan Hortikultura (Januari-Maret) CPH-BPS RI, : Perusahaan berbadan hukum yang melakukan budidaya tanaman Hortikultura dan menguasai lahan untuk budidaya tanaman hortikultura (April-Mei)
STUDI/IMPLEMENTASI PENGUKURAN PRODUKSI CABAI DAN BAWANG MERAH Tujuan : meningkatkan akurasi pengukuran produksi pada komoditi strategis Cakupan: 5 propinsi (Jabar,Jateng,Jatim, Yogya,Sumut) Periode pelaksanaan: Triwulan III ( Juli-September) Metode: pengukuran produksi dengan ubinan 5 tanaman x 5 tanaman untuk cabai dan 5 rumpun x 5 rumpun untuk bawang merah.
Indikator Pertanian Indikator Pertanian merupakan publikasi tahunan BPS Tujuan : Memberikan gambaran mengenai perkembangan sektor pertanian secara umum di Indonesia melalui indeks produksi Memberikan informasi penunjang untuk perencanaan, memonitor dan evaluasi perkembangan sektor pertanian. Sumber: Data sekunder dari semua subsektor
TERIMA KASIH