MEMAHAMI BUDAYA LEMBAGA PEMERINTAHAN PERTEMUAN 2 MEMAHAMI BUDAYA LEMBAGA PEMERINTAHAN
Referensi: Zainal Abidin Partao,2006, Teknik Lobi & Diplomasi untuk insan Public Relations, Indeks. Jakarta. Hal 135 – 147.
Kerangka berpikir Pimpinan Pemerintahan Dalam terminologi pemerintahan, peran pemerintah terhadap BUNM ( Badan Usaha Milik Negara) ada tiga yaitu; 1. Sebagai regulator 2. Sebagai operator 3. Sebagai owner. Yang paling terkait dengan perusahaan adalah perannya sebagai regulator. Ada dua point yang harus dipahami oleh pejabat PR dalam kaitannya dalam melakukan Lobi terhadap pemerintah adalah;
Pertama, setiap pemimpin dan adanya pergantian pemimpin dalam instansi pemerintah akan berbeda dan mempengaruhi dalam memimpin, dalam berkomunikasi termasuk dalam menanamkan nilai-nilai pelayanan kepada anak buahnya saat melayani stakeholder-nya. Kedua, Fungsi regulator atau pembuat regulasi ini dapat dimaknai sebagai amanah yang harus dilakukan dengan baik untuk kesejahteraan masyarakat. Perlu dipahami bahwa para pemegang jabatan pemerintah tersebut memiliki kecenderungan mempunyai ego kuat bahkan mungkin ada sedikit kesombongan. Perlu disadari walaupun sering mengumandangkan transparansi atau perlunya keberpihakan kepada dunia usaha dan masyarakat luas nyatanya mengubah karakter dan kepribadian birokrat tersebut tidak mudah. Dibutuhkan keahlian membangun relationship yang kuat.
Kebiasaan-kebiasaan dan pemikiran yang biasa diperlihatkan oleh para pemimpin yang duduk dipemerintahan adalah: 1. Merasa kepemimpinan pendek (jangka waktu terbatas); implikasinya 2 hal yaitu: Memanfaatkan prinsip aji mumpung atau kedudukan/jabatan sebagai suatu amanah. 2. Pola hitung untung rugi 3. Gaji mereka sebagai pejabat negara / pegawai negeri kecil dan terbatas, tatapi tanggung jawab pada konstituen harus mereka pegang. 4. Tanggungjawab pada pribadi dan keluarga, kesejahteraan mereka sebagai pejabat pemerintah yang notabene public figure tidak cukup jika hanya mereka peroleh dari gaji normal mereka.
Bahwa ada kecenderungan setiap pergantian jajaran pimpinan di suatu instansi pemerintahan selalu menjelek-jelekan pimpinan lama dan mengelu-elukan pimpinan baru. Kemudian adanya pergantian pimpinan tertinggi maka sebagian jajaran bawahanyapun diganti. Tentang penggantian supplier atau distributor sebagai pelobi setiap penggantian pimpinan ada peluang dan ancaman. Jika kita belum masuk maka bisa jadi peluang dan jika kita merupakan rekenan pimpinan yang lama maka kita sudah harus melakukan ancang-ancang dan mempersiapkan strategi pendekatan sehingga posisi kita tidak sampai diganti.
Ketika terjadi konflik didalam organisasi/instansi akibat pergantian yang ada maka seorang pelobi tidak boleh bersifat memihak, harus netral. Demikian juga jiga terjadi adanya ketidak puasan dan saling mendiskriditkan para pelobi harus pula menyadari kondisi ini. Antara Pengambil Keputusan dan Eksekutor Bahwa pengambil keputusan dan eksekutor dalam lembaga pemerintahan tidak sekaligus. Juga harus dibedakan dengan peran supporting staff. Ada pejabat yang menandatangani sebuah kebijakan, ada eselon dibawahnya yang melaksanakan, dan ada pejabat yang menyediakan equipment. Jika lobi kita ingin sukses dan hasilnya sesuai dengan yang kita rencanakan, ketiga jenjang tersebut harus kita perhatikan.
Harus pula dipahami terkadang kita sudah berhasil menghubungi tokoh untuk di lobi sudah berhasil menetapkan waktu, tempat dan topik pembicaraan saat lobi, maka kita tidak boleh berpikiran bahwa hasilnya akan mudah diramal, bahwa dinamika organisasi bergerak cepat, sulit diprediksi, maka hasil lobi kitapun yang sudah disetujui bersama bisa saja tiba-tiba dibatalkan. Perubahan atas apa yang sudah diputuskan bersama itu bisa terkadi karena alasan sederhana. Dalam bisnis ada stakeholder, dimana stakeholder terus bergerak, semua memiliki motif, semua memiliki kepentingan. Pergeseran yang satu bisa menggeser yang lain. Perubahan ini harus diikuti, dimonitor dan dicermati.
Perlu menjadi perhatian pelobi bahwa para pimpinan yang dilobi bukanlah orang yang ahli dalam bidangnya, mungkin saja jabatannya sebagi jabatan politis, mereka juga bukan orang yang memiliki cukup informasi soal bisnis anda. Bila mereka mengambil keputusan yang salah tentang industri anda itu bukanlah karena salah mereka . Karena itu berikanlah informasi yang memadai dan cukup tentang industri dan bisnis kita.
LATIHAN SOAL 1. Berikut ini yang bukan termasuk peran pemerintah terhadap BUMN yaitu; a. Sebagai regulator c. Sebagai owner b. Sebagai operator d. Sebagai provider 2. Untuk bisa sukses melobi para pemegang jabatan pemerintah yang cenderung mempunyai ego kuat dibutuhkan.. a. Kemampuan untuk selalu tunduk dan patuh b. Keahlian untuk mendengarkan pembicaraan orang lain. c. Keahlian membangun relationship yang kuat. d. Keahlian untuk meyakinkan orang lain
3. Yang bukan merupakan kebiasaan-kebiasaan dan pemikiran yang biasa diperlihatkan oleh para pemimpin yang duduk dipemerintahan adalah: a. Memanfaatkan prinsip aji mumpung b. Pola hitung untung rugi c. Semangat bekerja tanpa pamrih dan totalitas pengabdian d. Tanggungjawab pada pribadi dan keluarga
4. Setiap penggantian pimpinan pemerintahan tetap saja bisa memberikan ancaman bagi rekanan yang sudah lama bekerja sama dengan instansi, hal tersebut karena... a. Pemimpin baru tidak sebaik pemimpin lama b. Setiap pemimpin mempunyai pola kepemimpinan yang berbeda-beda. c. Pemimpin yang baik adalah yang bisa menjalin kerjasama d. Pemimpin lama telah menjalin hubungan keluarga dengan rekanan.
5. Harus dipahami bahwa ketika pelobi sudah berhasil melakukan pembicaraan dengan tokoh untuk di lobi, namun hasil lobi masih sulit diprediksi, hal tersebut karena hal-hal berikut ini, kecuali.. a. Hasil lobi yang sudah disetujui bersama bisa saja tiba-tiba dibatalkan. b. Perubahan atas apa yang sudah diputuskan bersama itu bisa terjadi karena alasan sederhana. c. Pihak yang melobi maupun yang dilobi, masing-masing memiliki motif, semua memiliki kepentingan. d. Pihak pelobi sudah memberikan hadiah kepada tokoh yang dilobi.