Disusun : 1. Boby Firma O Nuraini Umi S Evi Ratna W Fitriana
Pendekatan konstektual dalam pembelajaran merupakan konsep belajar mengajar yang memfungsikan guru sebagai pihak yang harus mengemas materi (konten) dan mengaitkannya dengan suasana yang mudah dipahami siswa (konteks). CTL merupakan pendekatan pembelajaran yang menghubungkan konsep dengan konteksnya, sehingga siswa memperoleh sejumlah pengalaman belajar bernakna berupa pengetahuan dan ketrampilan.
a) Melakukan hubungan yang bermakna (making meaningful conection) b) Melakukan pekerjaan atau kegiatan-kegiatan yang signifikan (doing significant work), c) Belajar diatur sendiri (self regulated learning) d) Bekerjasama (collaborating), e) Mencapai standar yang tinggi (reaching high standarts) a) Melakukan hubungan yang bermakna (making meaningful conection) b) Melakukan pekerjaan atau kegiatan-kegiatan yang signifikan (doing significant work), c) Belajar diatur sendiri (self regulated learning) d) Bekerjasama (collaborating), e) Mencapai standar yang tinggi (reaching high standarts)
a. Kontruktivisme (Contruktivism) b. Bertanya (Questioning) c. Menemukan (inquiri) d. Masyarakat Belajar e. Pemodelan f. Refleksi g. Penilaian Sebenarnya
Problem atau masalah menurut Hayes (Halgimon SL, 1992:2) adalah suatu kesenjangan (gap) antara dimana Anda berada sekarang dengan tujuan yang Anda inginkan, sedangkan anda tidak tahu proses apa yang akan dikerjakan. Menurut Hudoyo (1996:190), suatu pertanyaan merupakan suatu permasalahan bila pertanyaan itu tidak bisa dijawab dengan prosedur rutin, sedangkan pemecahan masalah adalah proses penerimaan tantangan dan kerja keras untuk menyelesaikan masalahan tersebut.
Polya (Sumarno, 1994:2) secara rinci menguraikan empat langkah penyelesaian pemecahan masalah matematika disertai ilustrasi masalah, pertanyaan yang membimbingpemahaman setiap langkah, dan cara-cara penyelesaiannya. Keempat langkah tersebut adalah: 1) pemahaman masalah, 2) membuat rencana penyelesaian, 3) mengajarkan rencana, dan 4) peninjauan kembali hasil perhitungan.
Strategi Act It Out Membuat Gambar atau Diagram Menemukan Pola Membuat Tabel Memperhatikan Semua Kemungkinan Secara Sistematik Tebak dan Periksa (Guess and Check) Strategi Kerja Mundur Menentukan yang Di ketahui,yang Ditanyakan, dan Informasi yang Diperlukan Menggunakan Kalimat Terbuka Menyelesaikan Masalah yang Mirip atau Masalah yang Lebih Mudah Mengubah Sudut Pandang
METAKOGNISI Kesuksesan seseorang dalam menyelesaikan pemecahan masalah antara lain sangat tergantung pada kesadarannya tentang apa yang mereka ketahui dan bagaimana dia melakukannya. Metakognisi adalah suatu kata yang berkaitan dengan apa yang dia ketahui tentang dirinya sebagai individu yang belajar dan bagaimana dia mengontrol serta menyesuaikan perilakunya. Anak perlu menyadari akan kelebihan dan kekurangan yang dimilikinya.
Contoh soal: Ada berapa cara yang bisa dilakukan untuk memperoleh jumlah uang sebesar Rp ,00 dengan pecahan puluhan ribu, lima ribuan, dan ribuan?
Pendekatan Realistic adalah suatu pendekatan yamh,menggunakan masalah realistic sebagai pangkal tolak pembelajaran, dan melalui matematisasi horisontal-vertikal siswa diharapkan dapat menemukan dan merekontruksi konsep-konsep matematika atau pengetahuan matematika formal.
a. Menggunakan masalah konstektual b. Menggunakan model c. Menggunakan hasil dan kontruksi siswa sendiri d. Pembelajaran terfokus pada siswa e. Terjadi interaksi antara murid dan guru
Didominasi oleh masalah-masalah dalam konteks, melayani dua hal yaitu sebagai sumber dan sebagai terapan konsep matematika. Perhatian diberikan pada pengembangan model- model, situasi, skema dan symbol-simbol. Sumbangan dari para siswa, sehingga siswa dapat membuat pembelajaran menjadi kontruktif dan produktif Interaktif sebagai karakteristik dari proses pembelajaran matematika Intertwinning ( membuat jalinan)