Penyusunan Anggaran Jualan by: Raisa Pratiwi, SE
Definition Anggaran jualan berarti anggaran hasil penjualan atau anggaran hasil proses menjual. Menjual (Sell) : menyerahkan sesuatu kpd pembeli dg harga tertentu & pd saat tertentu Penjualan (Selling) : proses kegiatan menjual, yaitu dari kegiatan penetapan harga jual sampai produk di distribusikan ke tangan konsumen Jualan (Sales) : hasil penjualan atau hasil proses menjual Jadi penjualan memiliki arti yg berbeda dengan jualan
Anggaran jualan disusun oleh fungsi penjualan (dalam hal ini nfungsi manajer penjualan atau yg lebih luas lagi fungsi manajer pemasaran Anggaran jualan merupakan rencana tertulis yang dinyatakan dalam angka dari produk yg akan dijual pd periode tertentu. Jualan merupakan unsur dapatan (revenues) yg disebut dapat jualan (sales revenues) Jualan terdiri atas jualan kotor dan jualan bersih
Setelah dikurang dengan potongan dan retur jualan Jualan Bersih Setelah dikurang dengan potongan dan retur jualan Jualan Kotor Rp 11.000 Potongan Jualan Rp 750 Retur Jualan Rp 250 Rp 1.000 Jualan Bersih Rp. 10.000 Retur Jualan (Sales Return) : dikembalikannya sejumlah barang yg dijual oleh pembeli kpd penjual akibat tidak sesuai dg pesanan misal : cacat, atau tidak sesuai ukuran Potongan Jualan (Sales Discount) : potongan harga jual yg diberikan penjual kpd pembeli misal : membeli dlm jumlah besar
Manfaat Anggaran Jualan Anggaran jualan merupakan dasar penyusunan anggaran lainnya . Oleh karena itu, anggaran jualan sering disebut dengan anggaran kunci Tujuan Perusahaan Jualan Dapatan Jualan Dapatan Jualan > Expense = LABA = RUGI Dapatan Jualan < Expense
Untuk meningkatkan jualan dapat dilakukan dengan cara meningkatkan kuantitas barang yang dijual atau menaikkan harga jual per unit barang yang dijual. Bila memungkinkan kedua cara bisa ditempuh. Namun jika tidak memungkinkan, cara lain yg dapat ditempuh yaitu menurunkan harga jual per unit untuk meningkatkan kuantitas barang yg dijual
Contoh : Saat ini perusahaan mampu menjual 1000 unit dengan harga jual per unit Rp. 10. Kemudian perusahaan meningkatkan harga jual per unit menjadi Rp. 11 dan barang yang dijual meningkat menjadi 1100 unit. Perusahaan juga dapat menurunkan harga jual per unit Rp. 9 untuk meningkatkan kuantitas barang yg dijual sebanyak 1500 unit. Misalnya semula harga pokok barang terjual per unit (beban) Rp 6 dapat ditekan Rp 5. Dengan cara demikian laba dapat ditingkatkan seperti perhitungan tabel 6-1
Kuantitas dan Harga Meningkat Harga Turun dan Kuantitas Meningkat Tabel 6-1 Perhitungan harga pokok barang terjual sebagai berikut . Semula = Kuantitas dan harga meningkat = Harga turun dan kuantitas meningkat = 1000 unit X Rp. 6 = Rp 6000 1.100 unit X Rp 5 = Rp. 5.500 1.500 unit X Rp.5 = Rp. 7500 Keterangan Semula Kuantitas dan Harga Meningkat Harga Turun dan Kuantitas Meningkat Kuantitas terjual Harga Jual per unit 1.100 unit Rp. 10 1.100 Rp. 11 1.500 Rp. 9 Jualan Harga pokok barang terjual Rp. 10.000 Rp. 6000 Rp. 12.100 Rp. 5.500 Rp. 13.500 Rp. 7.500 Laba kotor Rp. 4.000 Rp. 6.600 Rp. 6.000
Kesimpulan Jadi pada tabel 6-1 cara terbaik untuk meningkatkan jualan adalah cara (1), yaitu dengan meningkatkan kuantitas dan harga. Walaupun dengan cara ini jualan meningkat tidak setinggi dengan cara (2), tetapi dengan cara (1) perusahaan memperoleh laba kotor yang tinggi sebesar Rp. 6600
Penyusunan Anggaran Jualan Sebelum menyusun anggaran jualan, biasanya dibuat ramalan jualan (sales forecast). Selain ramalan jualan, perlu juga dipertimbangkan faktor yg dapat berpengaruh terhadap jualan.
Faktor yang Mempengaruhi Anggaran Jualan Faktor pemasaran Faktor keuangan (modal kerja) Faktor ekonomis Faktor terkhnis Faktor kebijakan perusahaan Faktor perkembangan penduduk Faktor kondisi negara dll
Faktor Pemasaran Yang perlu dipertimbangkan seperti : Luas pasar, apakah bersifat lokal, regional, nasional, atau internasioanal Keadaan persaingan, apakah bersifat monopoli, oligopoli, atau bebas Keadaan konsumen, bagaimana selera konsumen, tingkat daya beli konsumen, apakah konsumen akhir atau konsumen industri
Faktor Keuangan (Modal Kerja) Yang perlu di[erhatikan perusahaan antara lain : Mengenai kemampuan modal kerja mendukung pencapaian target jualan yg dianggarkan, seperti untuk membeli bahan baku, membayar upah, biaya promosi produk dll
Faktor Ekonomis Yang perlu diperhatikan perusahaan antara lain dengan meningkatkan laba (rentabilitas), atau sebaliknya. Misalnya : Saat ini perusahaan mampu menjual 1000 unit dengan harga jual per unit Rp 100. harga pokok per unit Rp. 80, dan beban usaha sebulan Rp. 15.000, modal usaha yang diperlukan Rp. 20.000. Setelah itu perusahaan ingin meningkatkan jualan menjadi 1.200 unit, modal usaha jadi meningkat Rp.25.000 dan beban usaha meningkat menjadi Rp. 18.000. harga jual dan harga pokok tidak berubah Apakah dengan meningkatnya jualan dapat meningkatkan rentabilitas ekonomi ?
Perhitungan rentabilitas ekonomi semula Jualan 1 Perhitungan rentabilitas ekonomi semula Jualan 1.000 unit @Rp 100 = Rp 100.000 Harga pokok barang terjual 1000 unit x Rp 80 = Rp. 80.000 Laba Kotor = Rp 20.000 Beban Usaha = Rp 15.000 Laba Usaha = Rp 5.000 Rentabilitas ekonomis = 5000 20.000 = 25 %
Perhitungan rentabilitas ekonomis setelah jualan meningkat Jualan 1.000 unit @Rp 100 = Rp 120.000 Harga pokok barang terjual 1000 unit x Rp 80 = Rp. 96.000 Laba Kotor = Rp 24.000 Beban Usaha = Rp 18.000 Laba Usaha = Rp 6.000 Rentabilitas ekonomis = 6000 25.000 Pada perhitungan tersebut tampak bahwa jualan meningkat dari Rp 100.000 menjadi Rp 120.000 dan laba usaha jg meningkat dari Rp 5.000 menjadi Rp 6.000, tetapi rentabilitas ekonomis turun dari 25% menjadi 24%. Hal ini berarti rencana utk meningkatkan jualan dengan menambah modal usaha perlu dikaji kembali ( belum dapat disetujui ) = 24 %
Faktor Tekhnis Yang perlu diperhatikan anatara lain : Kapasitas terpasang, seperti apakah mesin dan alat mampu memenuhi target jualan yg dianggarkan Apakah bahan baku dan tenaga kerja mudah dan murah
Faktor Kebijakan perusahaan Yang perlu diperhatikan seperti kebijakan membuat produk dengan kualitas nomor 1, sehingga kesempatan untuk menjual produk no 2 dan 3 menjadi tertutup Contoh lain : kebijakan untuk tidak memperluas pabrik , walaupun dari segi manajemen menguntungkan tetapi karena perusahaan ini adalah perusahaan keluarga , maka dipandang dari sudut pemilik (keluarga), hal ini berarti akan ada pemilik modal baru yg bukan keluarga. Jadi faktor kebijakan perusahaan dapat membatasi ruang gerak untuk menyusun anggaran
Faktor perkembangan penduduk Merupakan faktor yg mempengaruhi anggaran misalnya, penimgkatan kelahiran dapat meningkatkan konsumsi susu, pakaian, mainan dll
Faktor kondisi politik, sosial, budaya, pertahanan, dan keamanan Faktor ini juga mempengaruhi jualan. Misalnya, dalam keadaan perang (tidak aman) akan menghambat barang yang dijual karena harus melalui pemeriksaan yg ketat, bahkan dirampas dan mengalami kecelakaan perang Atau kondisi lain, seperti barang yg dijual apakah tdk bertentangan dengan sosial, budasya, masyarakat, apakah tidak mengganggu lingkungan dan apakah tidak dibatasi oleh peraturan pemerintah Faktor lain yang perlu diperhatikan seperti apakah pada musim tertentu anggaran jualan ditambah atau sampai berapa lama anggaran yg disusun masih dapat dipertahankan