LESSON - 5 ( LAPANGAN TERBANG ) Materi : Perencanaan Lapangan Terbang

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Konfigurasi Bandara (Runway)
Advertisements

KONFIGURASI BANDARA APRON.
PERENCANAAN BANDAR UDARA
DRAINASE LAPANGAN TERBANG
KULIAH LAPANGAN TERBANG (Airport Engineering)
A B C D E Level Perhubungan 1 Udara Perencanaan Keuangan Hukum
AIR TRAFFIC CONTROL (PENGENDALIAN LALULINTAS UDARA)
KONFIGURASI BANDARA TAXIWAY.
A B C D E Level Perhubungan 1 Udara Perencanaan Keuangan Hukum
Konsep Dasar dan Parameter Geometrik Jalan Raya
MATA KULIAH DASAR-DASAR TRANSPORTASI
Klasifikasi Jalan Jalan umum dikelompokan berdasarkan (ada 5)
Pertemuan 4 Perencanaan Pelabuhan
DERMAGA Peranan Demaga sangat penting, karena harus dapat memenuhi semua aktifitas-aktifitas distribusi fisik di Pelabuhan, antara lain : menaik turunkan.
LESSON - 4 ( LAPANGAN TERBANG ) Materi : Perencanaan Lapangan Terbang
PERENCANAAN BANDAR UDARA
SARMAG ANGKATAN 2007 UNIVERSITAS GUNADARMA
LESSON - 1 Materi : Perencanaan Lapangan Terbang Buku Referensi :
LESSON - 3 ( LAPANGAN TERBANG ) Materi : Perencanaan Lapangan Terbang
LESSON - 7 ( LAPANGAN TERBANG ) Materi : Perencanaan Lapangan Terbang
LAPANGAN TERBANG 2 SKS (SEMESTER VI).
LESSON - 2 ( LAPANGAN TERBANG ) Materi : Perencanaan Lapangan Terbang
Pertemuan 12 Gambar pembesian penulangan
Pertemuan 11 RODA GIGI (GEARS)
04 MATA KULIAH DASAR-DASAR TRANSPORTASI
05 CIRI PRASARANA TRANSPORTASI
11 JENIS-JENIS SISTEM PENGENDALIAN TRANSPORTASI SISTEM PENGENDALIAN:
PERANCANGAN GEOMETRIK AREAL PENDARATAN
VEHICULAR CIRCULATION PARKING AIRCRAFT GROUND ACCES SYSTEM
Instrument Landing System
KOMPONEN BANDARA APRON PARKING AREA BBM ATC TERMINAL BUILDING
ANALISIS KAPASITAS & ANALISIS TINGKAT PELAYANAN
BANDAR UDARA.
PENGANTAR PENGETAHUAN PENERBANGAN
DERMAGA Peranan Demaga sangat penting, karena harus dapat memenuhi semua aktifitas-aktifitas distribusi fisik di Pelabuhan, antara lain : menaik turunkan.
Teknologi Dan Rekayasa
Pertemuan 10 Drainase Jalan Raya
bagian-bagian dari lapangan terbang
KARAKTERISTIK PESAWAT TERBANG
MARKING (TANDA-TANDA VISUIL) Dwi sri Wiyanti.
JURUSAN TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS JAYABAYA
KARAKTERISTIK PESAWAT TERBANG
LESSON - 1 Materi : Perencanaan Lapangan Terbang Buku Referensi :
PENGANTAR PERENCANAAN JALAN RAYA
JENIS-JENIS SISTEM PENGENDALIAN TRANSPORTASI
PERENCANAAN LAPANGAN TERBANG
SIFAT SIFAT PESAWAT BERKAITAN DENGAN DESAIN BANDARA
PARAMETER PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN
ANALISIS KAPASITAS & ANALISIS TINGKAT PELAYANAN
AIR TRAFFIC CONTROL (PENGENDALIAN LALULINTAS UDARA)
VEHICULAR CIRCULATION PARKING AIRCRAFT GROUND ACCES SYSTEM
KAPASITAS DAN TINGKAT PELAYANAN JALAN Pertemuan 5
PARAMETER PERENCANAAN
SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI KEDIRGANTARAAN – STKD
PENGANTAR PERENCANAAN JALAN RAYA
Tugas BANDAR UDARA Kelompok 2 1. I DEWA GEDE EKA BUDIAWAN
PRECISION APPROACH PATH INDICATOR
Sub Sistem Transportasi Udara Transportasi udara: pesawat terbang
PERENCANAAN BANDAR UDARA DESAIN PERKERASAN PADA BANDAR UDARA
“BANDAR UDARA BERINGIN MUARA TEWEH” Dipaparkan Oleh : 1.HADRIANOOR NPM CECE SYAPUTRA NPM ARIFIN NPM
DRAINASE JALAN RAYA.
Konsep Dasar dan Parameter Geometrik Jalan Raya Perencanaan geometrik merupakan bagian dari suatu perencanaan konstruksi jalan, yang meliputi rancangan.
Kelompok 3 : Ranugrah Pamula Priyoga Resty Rika Primeswari Rizky Rendyana Firmansyah Ronny Hendratmoko Saktya Dewanta
2.3. KARAKTERISTIK JALAN DAN LINGKUNGAN
Lecturer Slide: Yosua Heru Irawan
DESAIN LANDASAN PACU DAN LANDASAN PENGHUBUNG Landasan pacu (runway) adalah bagian dari fasilitas utama pada lapangan terbang yang digunakan untuk proses.
Powerpoint Templates Page 1 Powerpoint Templates bagian-bagian dari lapangan terbang.
K O N S T R U K S I J A L A N D A N J E M B A T A N JENIS BAHAN PEKERASAN JALAN KONSTRUKSI JALAN DAN JEMBATAN KLASIFIKASI JALAN Pendidikan Teknik Sipil.
PENERANGAN JALAN UMUM. TUJUAN PEMBELAJARAN 1.Siswa dapat menjelaskan konsep dasar penerangan jalan umum. 2.Setelah melihat bahan tayang ini, siswa dapat.
PENUNJUKKAN UKURAN.
Transcript presentasi:

LESSON - 5 ( LAPANGAN TERBANG ) Materi : Perencanaan Lapangan Terbang Buku Referensi : Perencanaan dan Perancangan Bandar Udara, Jilid 1 dan 2, Horonjeff, R. & McKelvey, FX. Merancang, Merencana Lapangan Terbang, Ir. Heru Basuki Pelabuhan Udara, Zainuddin, Achmad BE.

Topic Five Perencanaan Geometrik Landasan Standard Perencanaan Lapangan Terbang Klasifikasi Lapangan Terbang Runway Taxiway Apron Pemisah Bebas Halangan (Separation Clearance)

Standard Perencanaan Lapangan Terbang Untuk membantu para perencana lapangan terbang dan untuk keseragaman dalam fasilitas pendaratan, maka kriteria perencanaan harus mempelajari pedoman dari ICAO dan FAA. Kriteria itu mencakup tentang lebar & kemiringan dari beberapa runway serta hal-hal lain yang penting dari daerah pendaratan yang harus memenuhi beberapa variasi lebar dari pesawat, teknik pilot melaku- kan pendaratan dan keadaan cuaca. Dalam membina keseragaman dari daerah pendaratan dan untuk segi keamanannya, maka ICAO mengadakan standard spesifikasi yang menyangkut seluk beluk lapter dengan titik berat pada klasifikasi lapangan terbang,

Runway, Taxiway, Apron, Separation Clearance. Klasifikasi Lapangan Terbang Menetapkan standard perencanaan geometrik bagi ber- bagai ukuran lapangan terbang & fungsi pelayanannya, maka dibuat klasifikasi lapter, dimana ICAO membuat dalam kode huruf berdasarkan pada panjang runway, sedang FAA membaginya dalam group-group pesawat berdasarkan pada fungsi dari lapangan terbang. a) Klasifikasi menurut ICAO, ditunjukkan dengan kode huruf A, B, C, D dan E, dimana pembagian klas-klas tersebut berdasarkan pada panjang runway, dengan referensi ketinggian MSL & kondisi temperatur 57ºF seperti tabel berikut :

Tanda kode Panjang Runway (feet) B 5.000 - 7.000 C 3.000 - 5.000 D 2.500 - 3.000 E 2.000 - 2.500 b) Klasifikasi menurut FAA, didasarkan pada fungsi lapangan terbang yang dibagi dalam 2 kelompok : 1. Air Carrier / pengangkutan udara, yang membagi dalam group-group pesawat dalam 4 group, yaitu Group Jenis Pesawat I B727-100, B373-100, B373-200, DC9-10, DC9-30, DC9-40, BAC-111.

Group Jenis Pesawat II DC8, B707, B720, B727-200, DC10, L1011 III B747 IV Jenis pesawat yg lebih besar dr group III 2. General Aviation / pesawat umum, yang membagi dalam beberapa klas berdasarkan berat pesawat : - Utility : a. Basic Utility Stage-I b. Basic Utility Stage-II c. General Utility Lapter Utility adalah lapter perintis yang melayani pesawat dengan berat kurang dari 12.500 lbs untuk pesawat jenis propeler bukan pesawat jet utility di- bagi dalam 3 klas seperti tabel berikut :

Klas utility Poros baling2 Berat max. Berat aktual BU. Stage-I 75 % 12.500 lbs ≥ 3.000 lbs BU. Stage-II 95 % 12.500 lbs < 8.000 lbs General Utility 100 % 12.500 lbs - - Basic Transport, adalah lapter yang dapat dipakai untuk pesawat propeler atau pesawat jet yg berat- nya sampai dengan 60.000 lbs. - General Transport, adalah lapter yg dipakai untuk melayani penerbangan umum dgn berat pesawat sampai dengan 175.000 lbs atau lebih. R u n w a y Elemen-elemen dasar dari Runway meliputi : 1) “Structural Pavement” / perkerasan struktural yaitu bagian di tengah landasan yg diperkeras berfungsi

Mendukung berat daripada pesawat terbang. 2. “Shoulder” / bahu landasan adalah bagian yang ber- dekatan dengan perkerasan struktural dan merupa- kan perpanjangan dari arah melintang perkerasan runway yang dirancang untuk menahan erosi akibat air dan semburan jet (blast), dan juga dirancang un- tuk menempatkan alat-alat pemeliharaan runway & tempat pengawasan runway. 3. “Runway Safety Area” / area keamanan landasan adalah suatu area yang harus dibersihkan, dikering- kan dan juga dipadatkan. Area ini harus mampu un- tuk mendukung bila terjadi kebakaran, kecelakaan (crash) dan harus dapat dilalui peralatan pemadam

Kebakaran, ambulance, truck2 penyapu landasan & peralatan2 berat, sehingga safety area tidak hanya melebar dari pada runway, tapi juga memanjang thd runway dengan maksud memberikan kondisi aman bagi pesawat yang keluar dari perkerasan struktural 4. “Blast Pad” adalah area yang direncanakan untuk mencegah erosi pada permukaan yg berbatasan dgn ujung landasan. Area ini selalu menerima semburan jet yang berulang kali pada saat “Run-up”. Bagian ini dapat diperkeras atau ditanami gebalan rumput. Berdasarkan pengalaman panjang blast pad sekitar 200 feet untuk pesawat2 transport, kecuali untuk pe- layanan pesawat berbadan lebar dibutuhkan panjang

Blast pad sampai 400 feet. 5. “Extended Safety Area” / perluasan area keamanan adalah merupakan perluasan dari pada safety area untuk menjaga kemungkinan terjadi kecelakaan yg disebabkan karena pesawat mengalami undershoots atau overruns. Panjang extended safety area pada keadaan normal adalah 800 feet Dari semua elemen diatas yang merupakan standarisasi adalah ukuran structural pavement dan safety area. Standarisasinya mengenai lebar, panjang, slope meman- jang serta perubahan kemiringan.

ELEMEN DASAR RUNWAY Runway Safety Area Blastpad Shoulder Structural Pavement Extended Safety Area (Stopway, Clearway) Shoulder Runway Safety Area

Kemiringan Longitudinal (Memanjang) : Dalam kemiringan longitudinal yang perlu diperhatikan adalah jarak pandangan (sight distance) dan jarak mini- mum antara dua lengkung vertikal. Sight Distance ICAO (A, B, C) 10 feet 10 feet 10 feet 1,5 runway runway 1,5 runway ICAO (D, E) 7 feet 10 feet 7 feet

Ketentuan tersebut diatas berdasarkan ketinggian pilot Sight Distance F A A 5 feet 5 feet 5 feet 1 runway runway 1 runway Ketentuan tersebut diatas berdasarkan ketinggian pilot pada cockpit pesawat. - Jarak Min. antara dua lengkung vertikal, meliputi : Maximum Effective Slope Maximum Longitudinal Slope Maximum Longitudinal Slope Change Slope Change per 100 feet.

Kemiringan Transversal (Melintang) : Kemiringan melintang runway diperlukan untuk penga- liran air permukaan yang berada diatas landasan dgn ketentuan sebagai berikut : - 1,5 % pada landasan dgn kode huruf C, D, E (ICAO) - 2 % pada landasan dengan kode huruf A, B (ICAO) - Tidak boleh lebih kecil dr 1%, kecuali pd perpotongan runway dengan taxiway. - Perubahan kemiringan yg terlalu dekat harus dihindari Tabel Aircraft Approach Category : “dasar kec.pesawat” a) A : Kec. Tidak lebih dari 91 knots b) B : Kec. 91 knots – kec. Tidak lebih dari 121 knots c) C : Kec. 121 knots – kec. Tidak lebih dari 141 knots d) D : Kec. 141 knots – kec. Tidak lebih dari 166 knots e) E : Kec. 166 knots – lebih besar dari 166 knots

Tabel Airplane Design Group : “dasar lebar sayap” a) I : Tidak lebih dari 49 feet (15 m) b) II : 49 feet – Tidak lebih dari 79 feet (24 m) c) III : 79 feet – Tidak lebih dari 118 feet (36 m) d) IV : 118 feet – Tidak lebih dari 171 feet (52 m) e) V : 171 feet – Tidak lebih dari 214 feet (65 m) f) VI : 214 feet – Tidak lebih dari 262 feet (80 m) Runway design standards for aircraft approach category A and B > 1.200 m : No. Description I II III IV 1. Runway length Refer to design calculation 2. Runway width 60 ft 75 ft 100 ft 150 ft 3. Runway shoulder width 10 ft 10 ft 20 ft 25 ft 4. Runway blastpad width 80 ft 95 ft 140 ft 200 ft 5. Runway blastpad length 60-100 ft 150 ft 200 ft 200 ft 6. Run. safety area width 120 ft 150 ft 300 ft 500 ft 7. Run. safety area length 240 ft 300 ft 600 ft 1000 ft 8. Run. object free area width 250 ft 500 ft 800 ft 800 ft 9. Run. object free area length 240 ft 300 ft 600 ft 1000 ft

No. Description I II III IV Runway design standards for aircraft approach category A and B ≤ 1.200 m : No. Description I II III IV 1. Runway length Refer to design calculation 2. Runway width 75-100 ft 100 ft 100 ft 150 ft 3. Runway shoulder width 10 ft 10 ft 20 ft 25 ft 4. Runway blastpad width 95-120 ft 120 ft 140 ft 200 ft 5. Runway blastpad length 60-100 ft 150 ft 200 ft 200 ft 6. Run. safety area width 300 ft 300 ft 400 ft 500 ft 7. Run. safety area length 600 ft 600 ft 800 ft 1000 ft 8. Run. object free area width 800 ft 800 ft 800 ft 800 ft 9. Run. object free area length 600 ft 600 ft 800 ft 1000 ft Runway design standards for aircraft approach category C and D : No. Description I II III IV V VI 2. Runway width 100 ft 100 ft 100 ft 150 ft 150 ft 200 ft 3. Runway shoulder width 10 ft 10 ft 20 ft 25 ft 35 ft 40 ft 4. Runway blastpad width 120 ft 120 ft 140 ft 200 ft 220 ft 280 ft 5. Runway blastpad length 100 ft 150 ft 200 ft 200 ft 400 ft 400 ft 6. Run. safety area width 500 ft 500 ft 500 ft 500 ft 500 ft 500 ft

Pada taxiway persyaratan lebih rendah dari pd runway, Runway design standards for aircraft approach category C and D : No. Description I II III IV V VI 7. Run. safety area length 1000 ft 1000 ft 1000 ft 1000 ft 1000 ft 1000 ft Run. object free area width 800 ft 800 ft 800 ft 800 ft 800 ft 800 ft 9. Run. Object free area length 1000 ft 1000 ft 1000 ft 1000 ft 1000 ft 1000 ft T a x i w a y Pada taxiway persyaratan lebih rendah dari pd runway, tetapi pada taxiway yang terpenting “Wheel Clearance” yaitu lebar pavement taxiway yg masih dapat melayani sisi terluar roda utama pesawat (wheel base). - Elemen-elemen dasar taxiway, meliputi Pavement, Shoulder dan Safety area. - Panjang & Lebar taxiway, untuk panjang disesuaikan dengan kebutuhan panjang runway serta perhatikan dibelokan masuk runway dan di exit taxiway ada lebar tambahan pada belokan taxiway yg disebut (“Fillet”).

Jarak pandangan minimum taxiway menurut ICAO : A. Jarak 300 m dengan ketinggian 3 m diatas taxiway B. Jarak 300 m dengan ketinggian 3 m diatas taxiway C. Jarak 300 m dengan ketinggian 3 m diatas taxiway D. Jarak 200 m dengan ketinggian 2 m diatas taxiway E. Jarak 150 m dengan ketinggian 1,5 m diatas taxiway Hal-hal yang perlu diperhatikan pada Belokan Taxiway : - Kemiringan melintang sekecil mungkin - Jari-jari kurvanya cukup halus untuk pesawat berbelok (tabel 4-10) - Apabila harus membuat belokan tajam, perhatikan wheel clearance agar roda pesawat tidak keluar dari perkerasan taxiway, maka perlu dibuat “fillet” - Jarak bebas min. sisi terluar wheel base dgn perkerasan taxiway : A,B,C = 15 ft, D = 7,5 ft dan E = 5 ft.

“FILLET TAXIWAY” L F R

No. Description I II III IV V VI Taxiway design standards : No. Description I II III IV V VI 1. Taxiway width 25 ft 35 ft 50 ft 75 ft 75 ft 100 ft 2. Taxiway edge safety margin 5 ft 7,5 ft 10 ft 15 ft 15 ft 20 ft 3. Taxiway shoulder width 10 ft 10 ft 20 ft 25 ft 35 ft 40 ft 4. Taxiway safety area width 49 ft 79 ft 118 ft 171 ft 214 ft 262 ft 5. Tax. Object free area width 89 ft 131 ft 186 ft 259 ft 320 ft 386 ft 6. Taxilane Ob. free area width 79 ft 115 ft 162 ft 225 ft 276 ft 334 ft Taxiway fillet design standards : No. Description I II III IV V VI 1. Radius of taxiway turn (R) 75 ft 75 ft 100 ft 150 ft 150 ft 170 ft 2. Length of lead in to fillet (L) 50 ft 50 ft 150 ft 250 ft 250 ft 250 ft 3. Fillet radius for tracking (F) 60 ft 55 ft 55 ft 85 ft 85 ft 85 ft 4. Fillet radius for judgmental oversteering one side (F) 62,5 ft 57,5 ft 60 ft 97 ft 97 ft 100 ft

A p r o n Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam merencanakan sebuah apron sebagai kelengkapan dari lapter : - Konfigurasi bangunan terminal - Kebutuhan parkir pesawat selama periode jam puncak - Dimensi pesawat, berat dan jari-jari belok - Konfigurasi parkir pesawat - Wing tip clearance bagi pesawat terhadap pesawat lain - Efek jet blast - Instalasi hidran BBM, sumber daya listrik, sistem pe- ngatur hawa yang tetap di apron - Kebutuhan jalan pelayanan apron - Kemiringan apron - Marking apron

Wing Tip Clearance menurut ICAO : Code Aircraft Wing Span A. Up to but including 49 ft B. 49 ft up to but not including 79 ft C. 79 ft up to but not including 118 ft D. 118 ft up to but not including 171 ft E. 171 ft up to but not including 197 ft Kemiringan Apron : Kemiringan pada apron termasuk di dalamnya tempat parkir pesawat, jalur taxi kemiringannya tidak boleh lebih dari 1%. Di daerah pemuatan BBM kemiringan apron ½ % transversal sumbu pesawat untuk menjamin ketelitian pengukuran minyak BBM.

Separation Clearance adalah pemisahan di antara dua runway sejajar, dimana pemisahan tersebut tergantung dari : - Apakah landasan instrument atau non instrument - Bila runway instrument, fasilitas bantu apa yg tersedia - Apakah take-off dan landing dari kedua ujung runway - Apakah gerakan pesawat pada kedua runway, akan saling tidak tergantung atau terkoordinasi. ICAO mensyaratkan separation clearance untuk runway non instrument seperti berikut, Code Separation Clearance min. antara sb. Runway 4 700 feet 3 700 feet 2 500 feet 1 400 feet

Persyaratan ICAO untuk runway instrument : - Approach instrument secara bersamaan 5.000 ft - Approach secara simultan dgn instr. presisi 4.300 ft - Pengaturan berangkat/kedatangan dgn radar 3.500 ft Persyaratan FAA untuk separation clearance sbb. : FAA – Air Carrier Category Distance I 700 feet II 700 feet III 700 feet FAA – General Aviation Basic Utility Stage – I 300 – 500 feet Basic Utility Stage – II 300 – 500 feet General Utility 300 – 500 feet Basic Transport 700 feet General Transport 700 feet

Clearance minimum antara 2 ujung sayap atau ujung sayap dengan obyek tetap : Tipe pesawat Taxilane Apron taxiway Dual paralel Terminal dan taxiway Taxiway Twin Engine Turboprop 20 ft 40 ft 50 ft Two and Three Engine Turbojet 25 ft 50 ft 60 ft Three and Four Engine Turbojet 30 ft 60 ft 70 ft Four Engine Wide- body Turbojet 35 ft 70 ft 80 ft