Vektor Ruang Dimensi 2 dan Dimensi 3

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
BAB III VEKTOR.
Advertisements

Gradien Oleh : Zainul Munawwir
VEKTOR Mata Kuliah : Matematika Elektro Oleh : Warsun Najib
SISTEM KOORDINAT.
VEKTOR.
BAB 2 VEKTOR Besaran Skalar Dan Vektor
Matrik dan Ruang Vektor
Vektor dan Skalar Vektor adalah Besaran yang mempunyai besar dan arah.
Vektor GARIS DAN BIDANG DALAM RUANG BERDIMENSI 3
Vektor oleh : Hastuti.
Bab 4 vektor.
BAB IV V E K T O R.
Program Studi Teknik Elektro, UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
HASIL KALI SILANG.
PENGANTAR VEKTOR.
SUDUT ANTARA DUA VEKTOR PROJEKSI & KOMPONEN DUA VEKTOR
Pengantar Vektor.
Gradien Garis Lurus.
BAB V (lanjutan) VEKTOR.
BAB 2 VEKTOR 2.1.
ALJABAR LINIER & MATRIKS
KONSEP DASAR ALJABAR LINEAR
BAB V (lanjutan) VEKTOR.
Kalkulus Vektor Pertemuan 13, 14, 15, & 16
Vektor By : Meiriyama Program Studi Teknik Komputer
Matakuliah : D0684 – FISIKA I
BESARAN FISIKA DAN SISTEM SATUAN
VEKTOR BUDI DARMA SETIAWAN.
VEKTOR-VEKTOR DALAM RUANG BERDIMENSI 2 DAN RUANG BERDIMENSI 3
2. VEKTOR 2.1 Vektor Perpindahan B
QUIZ Diketahui vektor a, b, dan c:
BESARAN, SATUAN, DIMENSI, VEKTOR
BAB 5 VEKTOR BIDANG DAN VEKTOR RUANG
MATA KULIAH MATEMATIKA LANJUT 1 [KODE/SKS : IT / 2 SKS]
VEKTOR 2.1.
(Tidak mempunyai arah)
Tri Rahajoeningroem,MT T. Elektro - UNIKOM
VEKTOR VEKTOR PADA BIDANG.
P. X w A B B v v+w v+w w v v v+w w v -v v-w v v v-w -w w w
VEKTOR Mata Kuliah : Kalkulus I Oleh : Ali Mahmudi
BAB 2 VEKTOR Pertemuan
VektoR.
BAB 4 VEKTOR Home.
PENGANTAR VEKTOR.
PERPUTARAN ( ROTASI ) Selanjutnya P disebut pusat rotasi dan  disebut sudut rotasi.  > 0 jika arah putar berlawanan arah putaran jarum jam.
PENCERMINAN ( Refleksi )
Aljabar Linier Pengantar vektor(geometris) Aljabar Linier Pengantar vektor(geometris) Perkalian titik vektor Proyeksi vektor Disusun oleh kelompok.
P. XII z n bidang. GARIS DAN BIDANG DALAM RUANG BERDIMENSI 3
BESARAN DAN SISTEM SATUAN
1.4 SISTEM KOORDINAT EMPAT BIDANG
RUANG VEKTOR.
BESARAN FISIKA DAN SISTEM SATUAN
Aljabar Linier Vektor Oleh: Chaerul Anwar, MTI.
ALJABAR LINIER & MATRIKS
Satuan Pendidikan : SMA Mata Pelajaran : Fisika Kelas / Semester : X MIA / Ganjil Materi Pembelajaran : Vektor Alokasi Waktu : 1 x 120 menit.
BAB 3 VEKTOR 2.1.
Oleh : Farihul Amris A, S.Pd.
MATEMATIKA TEKNIK 2 SEMESTER III TEKNIK ELEKTRO
5.
V e k t o r Materi kelas XII IPA Semester V.
Vektor dan Ruang Vektor
VEKTOR.
Matriks dan Aljabar Linier-Garis dan Bidang di Ruang Dimensi 3
BAB 2 VEKTOR 2.1.
Pertemuan 2 – Pendahuluan 2
VEKTOR.
PERTEMUAN 6 Cross Product, Garis dan Bidang di Ruang-3.
BESARAN & VEKTOR.
Vektor Indriati., ST., MKom.
PENGANTAR VEKTOR.
Transcript presentasi:

Vektor Ruang Dimensi 2 dan Dimensi 3 Bab V Vektor Ruang Dimensi 2 dan Dimensi 3

Pengantar Vektor

Vektor Geometris Skalar (Luas, Panjang, Massa, Waktu dan lain - lain), merupakan suatu besaran yang mempunyai nilai mutlak tertentu. Vektor (Gaya, Percepatan, Berat, Kecepatan dan lain - lain), merupakan suatu besaran yang mempunyai nilai mutlak dan arah tertentu. Vektor disajikan secara geometris sebagai ruas garis berarah atau panah dalam ruang berdimensi 2 dan ruang berdimensi 3. Arah panah menentukan arah vektor dan panjang panah menentukan besarnya vektor.

Ekor dari panah disebut titik pangkal vektor. Ujung panah disebut titik ujung vektor. Vektor ditulis dalam huruf kecil tebal (a, k, v, w, dan x), sedangkan Skalar ditulis dengan huruf kecil miring ( a, k, v, w, dan x) Jika u menyatakan ruas garis berarah dari A ke B, maka ditulis dengan lambang ū = , panjang vektor u dinyatakan dengan |u| dan panjang vektor AB dinyatakan dengan

Jika v dan w ekuivalen, kita tuliskan v = w Vektor - vektor yang panjang dan arahnya sama disebut ekuivalen, vektor-vektor yang ekuivalen dipandang sama walaupun mungkin terletak pada posisi yang berbeda. Jika v dan w ekuivalen, kita tuliskan v = w B A Vektor AB Vektor-vektor yang ekuivalen

Jika v dan w adalah dua vektor sebarang, maka jumlah v dan w adalah vektor yang ditentukan sebagai berikut : Letakkan vektor w sedemikian sehingga titik pangkalnya bertautan dengan titik ujung v. Vektor v + w disajikan oleh panah dari titik pangkal v ke titik ujung w. w v + w = w + v v v + w

Vektor yang panjangnya nol disebut vektor nol dan dinyatakan dengan 0. Jika v adalah sebarang vektor tak nol, maka –v, negatif dari v, didefinisikan sebagai vektor yang besarnya sama dengan v, tetapi arahnya terbalik. v Vektor ini mempunyai sifat : v + (-v) = 0 -v

Jika v dan w adalah dua vektor sebarang, maka selisih w dari v didefinisikan sebagai : v-w v w v – w = v + (-w) Jika v adalah suatu vektor tak nol dan k adalah suatu bilangan real tak nol (skalar), maka hasil kali kv didefinisikan sebagai vektor yang panjangnya k kali panjang v dan arahnya sama dengan arah v jika k > 0 dan berlawanan arah dengan v jika k < 0. Kita definisikan kv = 0 jika k = 0 atau v = 0

Vektor-Vektor Dalam Sistem Koordinat Vektor - Vektor dalam Ruang Berdimensi 2 (Bidang) Koordinat v1 dan v2 dari titik ujung v disebut komponen v, dan kita tuliskan : v = (v1, v2) y (v1, v2) v x

w v v + w v = (v1, v2) y x w = (w1, w2) v + w =(v1 + w1 , v2 + w2) v - w =(v1 - w1 , v2 - w2) kv = ( k.v1, k.v2)

CONTOH : Sketsa kan vektor-vektor berikut ini dengan titik pangkal pada titik asal : v1 = (3,6) (b) v2 = (-4, -8) (c) v3 = (5,-4) Hitunglah ! v1+v2 dan v2+v3 v1-v2 dan v3-v2 k.v1, k.v2, dan k.v3 jika k = 3

CONTOH : Sketsakan u=(-3, 1, 2), v = (4, 0, -8), dan carilah, u-v 5(v-4u)

Vektor - Vektor dalam Ruang Berdimensi 3 (Ruang) Y z Z P x y X (v1,v2,v3) v z x y

Jika vektor mempunyai titik pangkal P1(x1,y1,z1) dan titik ujung P2(x2,y2,z2), maka = (x2-x1, y2-y1, z2-z1) Dengan kata lain CONTOH : Sketsakan u=(-3, 1, 2), v = (4, 0, -8), dan carilah, u - v 6u + 2v 5(v - 4u)

Aksioma RuangVektor Jika x, y dan z adalah suatu vektor dalam ruang berdimensi-2 dan ruang berdimensi-3.  dan β adalah skalar, maka berlaku hubungan berikut : x + y = y + x  Sifat Komutatif (x + y) + z = x + (y + z)  Sifat Asosiatif penjumlahan x + 0 = 0 + x = x 0x = 0 atau x0 = 0 x + (-1)x = x + -x = 0

Untuk suatu skalar  ,  (x + y) = x + y  sifat distributif ( +) x = x + x, untuk suatu skalar  dan  sifat distributif ( ) x =  (x), untuk suatu skalar  dan  1 . x = x |mu| = |m| |u| Jika mu = 0, maka m = 0 atau u = 0 Ketidaksamaan segitiga :

PERGESERAN SUMBU Ketika kita menggeser sumbu –XY sehingga mendapatkan –X’Y’. O’ Titik awal baru berada pada titik (x , y) = ( k , l ), selanjutnya terdapat : = (x’, y’) , maka : x’ = x – k dan y’ = y - l

BIDANG PADA RUANG DIMENSI 3 Bidang dalam ruang dimensi 3 dapat ditentukan jika kemiringan dan salah satu titik yang terletak pada bidang tersebut diketahui. Bidang dalam ruang dimensi 3 dapat digambarkan dengan menggunakan suatu vektor normal yang tegak lurus terhadap bidang.

x y z n . P(x,y,z) P0(x0,y0,z0) Misalkan n =(a,b,c) adalah vektor normal dari bidang yang melewati titik P0(x0,y0,z0) dan P(x,y,z) dimana P0P adalah vektor ortogonal terhadap n n . P0P = 0 ( a, b, c ) . ( x-x0, y-y0, z-z0) = 0 a(x-x0) + b(y-y0) + c(z-z0) = 0 --- --- (i) Persamaan (i) disebut sebagai bentuk NORMAL – TITIK dari persamaan suatu bidang

BENTUK UMUM PERSAMAAN SUATU BIDANG DALAM DIMENSI 3 TEOREMA : Jika a, b dan c adalah konstanta tidak nol, maka Grafik dari persamaan : ax + by + cz + d = 0 adalah suatu bidang yang memiliki vektor : n = ( a, b, c) sebagai normalnya.

GARIS PADA RUANG DIMENSI 3 z l P(x,y,z) . P0(x0,y0,z0) . v =(a, b, c) y x

Berdasarkan gambar sebelumnya, diketahui bahwa garis l melalui titik P0 dan P serta sejajar dengan vektor v. Jika terdapat suatu skalar T, maka diperoleh persamaan berikut :  P0P = t v dan; (x-x0, y-y0, z-z0) = (ta , tb, tc ) x-x0 = ta  x = x0 + ta …..(i) y-y0 = tb  y = y0 + tb …..(ii) z-z0 = tc  z = z0 + tc …..(iii) persamaan (i), (ii), (iii) disebut persamaan parametrik untuk garis l

JARAK ANTARA TITIK DENGAN BIDANG Jika D adalah jarak antara titik P0(X0, Y0, Z0 ) dengan bidang : ax + by + cz + d = 0 maka

Bila terdapat P1(x1,y1,z1) dan P2(x2,y2,z2) yang merupakan dua titik dalam ruang berdimensi-3, maka jarak d antara kedua titik tersebut adalah:

Panjang dan Jarak Vektor Panjang suatu vektor u dinyatakan dengan |u|. Untuk ruang berdimensi 2. u = ( u1, u2) . Untuk ruang berdimensi 3. u = ( u1, u2, u3)

Misal ada P1(x1,y1,z1) dan P2(x2,y2,z2) adalah dua titik dalam ruang berdimensi-3, maka jarak d antara kedua titik tsb adalah

Hasil kali Titik dari Vektor Jika u dan v adalah vektor - vektor dalam ruang berdimensi 2 atau berdimensi 3 dan  adalah sudut antara u dan v, maka hasil kali titik atau hasil kali dalam euclidean u.v, didefinisikan sebagai :

u.v = u1.v1+ u2.v2+u3.v3  R3 u.v = u1.v1+ u2.v2  R2 CONTOH : u = (2,-1,1) dan v = (1,1,2), Carilah u.v dan tentukan sudut antara u dan v!

Sudut Antar Vektor Jika u dan v adalah vektor-vektor tak nol, maka :

 lancip jika dan hanya jika u.v>0 Hasil kali titik bisa digunakan untuk memperoleh informasi mengenai sudut antara 2 vektor. Jika u dan v adalah vektor-vektor tak nol dan  adalah sudut antara kedua vektor tersebut, maka :  lancip jika dan hanya jika u.v>0  tumpul jika dan hanya jika u.v<0  =/2 jika dan hanya jika u.v=0

u.v = u1.v1+ u2.v2+u3.v3  R3 u.v = u1.v1+ u2.v2  R2 CONTOH : u = (2,-1,1) dan v = (1,1,2), Carilah u.v serta tentukan sudut antara u dan v!

Vektor-Vektor Ortogonal Vektor - vektor yang tegak lurus disebut dengan vektor - vektor ortogonal. Dua vektor u dan v ortogonal (tegak lurus) jika dan hanya jika uv = 0. Untuk menunjukkan bahwa u dan v adalah vektor - vektor yang ortogonal maka kita tuliskan u  v.

Proyeksi Ortogonal Jika u dan a adalah vektor - vektor dalam ruang berdimensi 2 atau 3 dan jika a ≠ 0, maka : Komponen vektor u yang sejajar dengan a Komponen vektor u yang ortogonal terhadap a

Hasil Kali Silang Vektor Jika hasil kali titik berupa suatu skalar maka hasil kali silang berupa suatu vektor. Jika u = (u1,u2,u3) dan v = (v1,v2,v3) adalah vektor-vektor dalam ruang berdimensi 3, maka hasil kali silang u x v adalah vektor yang didefinisikan sebagai u x v =(u2v3 - u3v2 ,u3v1 - u1v3 ,u1v2 - u2v1 ) atau dalam notasi determinan :

Sifat-sifat Utama dari Hasil Kali Silang Jika u,v, dan w adalah sebarang vektor dalam ruang berdimensi 3 dan k adalah sebarang skalar, maka : u x v = -(v x u) u x (v+w) = (u x v) + (u x w) (u + v) x w = (u x w) + (v x w) k(u x v) = (ku) x v = u x (kv) u x 0 = 0 x u = 0 u x u = 0

Hubungan antara Hasil Kali Titik dan Hasil Kali Silang Jika u, v dan w adalah vektor-vektor dalam ruang berdimensi 3, maka : u.(u x v) = 0 u x v ortogonal terhadap u. v.(u x v) = 0 u x v ortogonal terhadap v. |u x v|2=|u|2|v|2 – (u.v)2 u x (v x w) = (u.w)v – (u.v)w (u x v) x w = (u.w)v – (v.w)u