NON HUMAN PRIMATE Dr. drh. Hery Wijayanto, MP. Bagian Anatomi FKH-UGM

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
PENGANTAR EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR
Advertisements

VIROLOGY. Virus structure : All virus particles contain a virus genome (either DNA or RNA). The genome is surrounded by a large number of proteins (coat.
PENYAKIT KAKI TANGAN DAN MULUT PENDAHULUAN
TOXOPLASMOSIS CAUSA : TOXOPLASMA GONDII I.S : MAMALIA,UNGGAS
Mata Kuliah Ilmu Penyakit Parasitik (Protozoa Sal. Pencernaan)
DIAGNOSIS LABORATORIUM UNTUK INFEKSI BAKTERI
PENYAKIT-PENYAKIT YANG DITULARKAN MELALUI HEWAN POTONG DAN DAGING
NON HUMAN PRIMATE Dr. drh. Hery Wijayanto, MP. Bagian Anatomi FKH-UGM
INFECTIOUS LARYNGOTRACHEITIS
Disusun Oleh: Novi Susanti Nursabilla Rahmahwati Sari
PATOLOGI ANATOMI -PENYAKIT BAKTERIAL-
Disampaikan Oleh: Ns. Dyah Wiji Puspita Sari, S. Kep
Kenali dan Waspadai Demam Berdarah
PENGANTAR PARASITOLOGI
Prof. Dr. Nuzulia Irawati, MS
AUSTRALIA INDONESIA PARTNERSHIP FOR EMERGING INFECTIOUS DISEASES Epidemiologi Lapangan Tingkat Dasar Sesi 7 – Penularan dan penyebaran penyakit Rekaman.
UNIVERSAL PRECAUTIONS
TOXOPLASMOSIS Oleh Program kedokteran hewan Universitas brawijaya
By: dr. Nurhayati, M. Biomed (Parasitologi FK UNAND)
OLEH ; NURHALINA, SKM, M.EPID ANALIS KESEHATAN
NAMA KELOMPOK 5: Ganistri Rima Melati Martono Herman Perdana
Dasar Biologis Penyakit Menular
Penyakit Bakterial. Bakteri mikroorganisme yang berukuran sangat kecil umumnya 0,5 – 10 mikron dan terdapat dari semua lingkungan mikroorganisme yang.
Asuhan keperawatan pada klien dengan infeksi hiv – aids
Kelompok 15 Mila Fauziah Rizky Humairah “Paragonimus westermani”
MATERI CACING Schistosoma mansoni
HELMINTOLOGI.
LEPTOSPIROSIS I. Defenisi    Leptospirosis adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri Leptospira berbentuk spiral yang menyerang hewan dan manusia.
Oleh Nurhalina, SKM, M.EPid
Kata malaria berasal dari bahasa Italia yaitu Male dan Aria yang berarti hawa buruk. Pada zaman dulu, orang beranggapan bahwa malaria disebabkan oleh udara.
HAMA DAN PENYAKIT ULAT SUTERA
OLEH ; NURHALINA, SKM, M.EPID ANALIS KESEHATAN
Tugas Prakerin (32-34) “HIV & AIDS” Disusun oleh Nama
Trichostrongylus spp Strongyloides stercoralis
IMUNISASI.
ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN GANGGUAN GASTROINTESTINAL
Drunculus medinensis Nurhalina, SKM,M.Epid.
DEPARTMENT OF PARASITOLOGY
Program Pengendalian Penyakit ANTHRAX
Kehamilan dengan infeksi (rubella dan hepatitis)
HIV / AIDS Penanganan dan Pencegahan Penularan
Tugas Kesehatan Lingkungan
TBC pada ibu hamil dan ibu bersalin
PENYAKIT YANG PALING MEMATIKAN DI DUNIA
Contagious Bovine Pleuropneumonia
Keracunan makanan ok. bakteri
Pendahuluan LEBIH dari 60 juta orang dalam 20 tahun terakhir terinfeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV). Dari jumlah itu, 20 juta orang meninggal karena.
AMOEBIC LIVER ABSCESS dr. Ayling Sanjaya, M.Kes., Sp. A
RIWAYAT ALAMI PENYAKIT &
HIV AIDS.
PARASITOLOGI.
Perasit yang disebabkan oleh lalat dan nyamuk
Kesehatan ternak Beberapa hal yang paling penting diketahui dalam masalah kesehatan ternak adalah sebagai berikut: 1. Ciri-ciri hewan ternak yang sehat.
DEFINISI TUBERKULOSIS
EBOLA BY : ROSITA.
SELAMAT DATANG KEPADA PARA PESERTA PENYULUHAN TB DOTS PAROKI HATI KUDUS YESUS TELUK DALAM, 21 OKTOBER 2014.
RIWAYAT ALAMIAH PENYAKIT/ PERJALANAN ALAMIAH PENYAKIT
EPIDEMIOLOGI MALARIA. Malaria adalah penyakit yang menyerang manusia, burung, kera dan primata lainnya, hewan melata dan hewan pengerat, yang disebabkan.
Universitas Advent Indonesia JURUSAN Biologi TA.2014/2015
MALARIA SEJARAH & ETIOLOGI  Ditemukan oleh Charles Alphonse Laveran thn1880 di Aljazair : gametosit plasmodium falciparum ( bentuk pisang)  Thn
Komponen Pemberantasan Penyakit
Konsep dasar metoda Pemberantasan Penyakit
Lili Eriska Sianturi, M.K.M Kuliah Dasar Epidemiologi
SUB GROUP I. Leptospirosis dikenal sebagai penyakit zoonosis akut yang disebabkan oleh bakteri leptospira dengan spektrum penyakit yang luas dan dapat.
Kehamilan di sertai penyakit rubella dan hepatitis
HUMAN MONKEYPOX VIRUS CACAR MONYET
Hepatitis Teresa Ejahdan. HATI Dimana letak Hati?
EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR Alfi Noor Istiqomah Anisah Ajeng Defriyanti Pusparini Dieni Septiawati.
Transcript presentasi:

NON HUMAN PRIMATE Dr. drh. Hery Wijayanto, MP. Bagian Anatomi FKH-UGM E-mail adress: herykh@ugm.ac.id

Referensi Leanne Alworth, 2004, Non-Human Primate Diseases, University of Illinois, Ann Detmer, 1994, Zoonoses, in Handbook of Laboratory Animal Science, vol. I, editors Per Svendsen and Jann Hau, CRC Press, Washington, D.C. Adams, SR.., Muchmore E., and Richardson, H., 1995, Biosafety, in Nonhuman Primates in Biomedical Research, Biology and Management, editors Taylor Bennet, Christian R. Abee, Roy Hendrickson, Acddemic Press, San DIEGO

Pendahuluan Apakah Primata? Primata adalah mamalia yang terpisah dari kelompok mamalia primitif kurang-lebih 60 juta tahun yang lalu. Primata dibagi 2 subordo: prosimia (pre monkey/lower primate) anthropoidea

Some Primate Characteristics Reduced sense of smell Vision Binocular stereoscopic – depth perception Color vision – many mammals are without Advanced ability to learn Many examples of primate culture Experimental models of apes learning language Advanced social structure Long term mother child bonding Ability of small groups to collaborate to gain power within larger group

Prosimia a. Lemuriformes 1. Lemuridae (true lemurs and dwarf lemurs) 2.  Indriidae (indris, avahis, and sifakas) 3.  Daubentoniidae (aye-ayes).

b. lorisiformes                                          Senegalese galago Slow loris

tarsius Peta geografi penyebaran tarsius                                                               Tarsier Peta geografi penyebaran tarsius tarsius The large rat-size tarsier of Southeast Asia is another unusual primate. 

Prosimii Lemuriformes Lorisiformes suborder  Prosimii  infraorder  Lemuriformes Lorisiformes family:  Lemuridae Indriidae Daubentoniidae Loridae Galagonidae species:  lemurs indris avahis sifakas aye-ayes lorises pottos angwantibos galagos

Ruffed black and white lemur Red fronted lemur

                                                                        Aye-aye Aye-aye hand The extremely rare aye-aye is the only surviving species of the family Daubentoniidae. 

                                                                    Sifaka  

Anthropoidea Memiliki ± 145 spesies, 90% monyet, 10% kera dan manusia Merupakan primata yang paling sukses

. Subordo anthropoidea infraordo Platyrrhini (New World monkeys) infraordo Catarrhini (Old World monkeys, apes, and humans). 

New World monkeys penyebarannya terbatas di hutan tropis Mexico bagian selatan, Amerika tengah dan Selatan. Hampir semua NWM arboreal dan herbivorous

platyrrhini (gambar kiri) hidung relatif datar dengan arah menyamping, nostril dipisahkan oleh septum yang lebar catarrhini (gambar kanan) hidung lebih mengarah ke bawah, dipisahkan oleh septum yang sempit . Perbandingan antara hidung emperor tamarin (Platyrrhini) kiri dan monyet hitam Sulawesi (Catarrhini) kanan

Berdasarkan rumus gigi Platyrrhini : 2.1.3.2 atau  2.1.3.3. Catarrhini : 2.1.2.3 Catarrhine 2.1.2.3 dental formula  (common chimpanzee)

NWM : arboreal (hidup di pohon) OWM : terestrial (hidup di tanah)

Pada NWM beberapa memiliki ekor prehensil (prehensile tails)

Old World monkeys OWM tersebar pada beragam lingkungan di Asia Selatan dan Timur, Timur Tengah, Afrika, Gibraltar, dan ujung selatan Spanyol

Old word monkey, apes, dan manusia memiliki rumus gigi yg sama 2.1.2.3 Mamalia berplasenta lain umumnya 3.1.4.3

4/12/2017 Beberapa OWM memiliki ischial callosities, atau bagian pad yang tidak berambut (dijumpai pada gibbon) Pada bebera spesies OWM and apes, betina dewasa memiliki sexual skins atau pembengkakan kuliah satwa liar, Dr. drh. Hery Wijayanto, MP.

Old World monkeys apes humans suborder:  Anthropoidea  infraorder:  Platyrrhini Catarrhini species:  New World monkeys Old World monkeys apes humans ANTHROPOIDS family:  Callithricidae Cebidae Atelidae  species:  marmosets tamarins squirrel monkeys capuchins owl monkeys etc. spider monkeys howler monkeys etc. subfamily:  Cercopithecinae Colobinae species:  baboons guenons patas monkeys macaques colobus langurs proboscis monkeys

langur tamarin guenon

Hamadryas baboon Howler monkey Hamadryas baboon

Japanese macaque Juvenil colobus Gelada baboon

proboscis Pygmy marmoset Patas monkey

Primate’s Zoonotic Diseases Dr. drh. Hery Wijayanto, MP. Dept. of Veterinary Anatomy, Gadjah Mada University

Pencegahan penyakit Tujuan program biosafety adalah untuk melakukan pencegahan, bukan pengobatan, terhadap ancaman penanganan hewan, terekspos, terinfeksi oleh agen patogen, serta komplikasi lain

Proses infeksi Tiga elemen yang harus terpenuhi untuk terjadinya infeksi Agen infeksi atau hewan yang terinfeksi Hospes atau pekerja yang kontak dengan agen infeksi atau hewan yang terinfeksi Lingkungan yang mendukung

Mode pengeluaran Mode transmisi Rute/cara pendedahan Proses infeksi Alami: ekskresi urine, saliva, feses, dan luka Alat yg tercemar, gigitan, cakaran, luka yg terkontaminasi, aerosol Inokulasi langsung (jarum, luka, abrasi dari alat yg terkontaminasi, gigitan), kontak pada membrana mukosa, ingesti, inhalasi aerosol

Penyakit Viral Hampir semua virus pada manusia mampu bertransmisi ke non-human primate, sehingga penyebaran lebih lanjut dari hewan ini ke manusia yang lain sangat potensial

1. Yellow Fever RNA flavivirus penyebab yellow fever merupakan endemic daerah tropis di Amerika dan Afrika. Kejadian luar biasa pernah dilaporkan oleh WHO di Amerika Selatan dan Afrika pada tahun 1986-1988. Virus ditransmisikan oleh nyamuk Aedes spp. Di daerah yang nyamuk Aedes aegyptii nya belum ter-eradikasi, transmisi terjadi dari manusia - monyet –manusia. di dalam hutan yellow fever selalu ada karena adanya siklus monyet-nyamuk-monyet pada kanopi hutan

pencegahan Tingkat keparahan penyakit sangat bervariasi diantara spesies, tetapi semua primata non-human rentan terhadap YF. Hewan yg datang dari daerah endemik dapat terinfeksi tanpa menunjukkan gejala. Dengan alasan ini, monyet yg akan ditransport harus memiliki sertifikat bahwa daerah asalnya bebas YF, atau telah divaksin terhadap YF. Semua hewan yg mati dalam waktu 10 hari sejak kedatangan harus dinekropsi dengan perhatian khusus thd lesi yg diakibatkan oleh YF. Nekrosis, hemoragi tampak secara makroskopik.

pencegahan Secara mikroskopik menciri dengan adanya mid-zonal liver necrosis dengan inclusi intrasitoplasmik eosinofilik yang disebut dengan “Councilman bodies” akibat adanya nekrose hepatosit Tingkat keamanan: biosafety level 3 Kontrol ketat terhadap serangga terbang sangat penting pada kandang hewan yang baru datang

Infeksi herpes virus herpesvirus simiae H. simiae dikenal juga dengan virus herpes B, B virus, simian B, atau monkey B virus

Macaca merupakan reservoir; persistent infection Biasa dijumpai Carrier asymptomatic; vesicula oral dan ulcers; conjunctivitis

transmisi virus pada sekresi oral dan genital, serta cairan vesicular Gigitan, cakaran, kontak langsung, muntahan, dan aerosol Bersifat laten pada ganglia sensoris Dapat disebarkan oleh hewan yang asymptomatis

Kejadian pada non non-macaca Menyerang HP dan species NHP lain Umumnya parah dan mematikan Ditemukan adanya vesicula; focal necrosis dalam hepar, ren; serta encephalitis

diagnosis and treatment diagnosa: melalui lesi, secara serologi, culture, dan PCR treatment: tidak ada

management Penyakit zoonotic Asumsikan bahwa semua macaca terserang dan mampu menyebarkan. Gunakan baju pelindung Penangan monyet harus di bawah anestesi Cuci dan laporkan semua exposures

HERPES SIMPLEX VIRUS reservoir alami HP (dalam vesikula) penyakit dengan keparahan sedang pada chimpanzee, dan gibbon Vesikula oral dan ulcers

Tanda klinis dan patologi Fatal pada :owl monkey, marmoset, tamarin, lemur, tree shrew conjunctivitis, encephalitis, nekrosis organ viseral, kematian

SIMIAN IMMUNODEFICIENCY VIRUS Retroviridae, lentivirus isolates: secara genomic berbeda pada spesies NHP yg berbeda transmisi: diyakini mirip dengan HIV non-macaca: virus terisolasi, tidak sakit

Pada macaca immunodeficiency rash, lymphadenopathy pneumonia, encephalitis, penurunan bb, diare, anemia, thrombocytopenia, neoplasia zoonosis: potential

SIMIAN RETROVIRUS Retroviridae, betaretrovirus transmisi: gigitan, cakaran, grooming, perinatal, vertical macaca: sering dijumpai, SAIDS

EBOLA (Reston) F: Filoviridae, g: filovirus sp: Marburg and Ebola (4 serotypes) transmission: direct contact, aerosol, fomites; shed from all surfaces, orifices reservoir host: bats?

clinical signs/patholgy non-macaques: asymptomatic carriers macaques: fatal disease rash, fever, diarrhea hemorrhage:petechiae, gi tract necrosis: liver, adrenal glands, splenic lymphoid tissue DIC

management: don’t mix macaques with african NHPs zoonosis: Yes reston much less pathogenic to HP than other ebolas and marburg

MONKEY POX Orthopoxvirus OWM, NWM, apes contact, wounds zoonosis: yes

clinical signs/pathology cutaneous papules, vesicles, umbilicated

BEMP/TANAPOX yatapox macaques contact zoonosis: yes

clinical signs/patholgy red papules, plaques, ulcerate, umbilicated

Hepatitis B Etiologi: Hepatitis B Virus (HBV) Kejadian: morbiditas dan mortalitas tinggi pada hewan lab dan laboratoriant Penyebaran: hewan carrier atau penderita infeksi kronis aktif, stadium lanjut berkembang menjadi hepatocelular carcinoma Tranmisi: melalui darah (secara percutaneus) atau cemaran pada jaringan membrana mukosa

Penularan : mudah terjadi pada konsentrasi HBV 106 – 108/ml darah Pencegahan : vaksinasi

TUBERCULOSIS Mycobacterium tuberculosis, M. bovis transmissi: kontak manusia; kontak langsung, aerosol, ingesta, secresi atau muntahan Jarang menyerang NHP liar di alam, NHP lebih peka dibanding HP Tidak ada tanda2 klinis sampaipenuakit memasuli stadium lanjut; batuk, lymphadenopathy, lethargia, tdk nafsu makan, lemah, mati

pathology Granuloma kuning-putih dalam beberapa organ (hepar, lien, nodus limfatikus) Pada pewarnaan acid fast, bacilli ada dalam granuloma

intradermal TB testing Mammalian Old Tuberculin (MOT) pada kelopak mata atas, diamati dan ditentukan gradasinya pada 24, 48, 72 jam

TB GRADING

other diagnostic tests culture PCR serology radiographs

treatment Biasanya tidak ada zoonotic disease

MYCOBACTERIOSIS Mycobacterium avium, M. intracellulare transmisi: respirasi, oral, cutaneous Tanda-tanda klinis: kehilangan respon imun; diarrhea, penurunan bobot badan, lymphadenopathy pathology: penebalan intestinum; pembesaran, putih-kekuningan nodus limfatikus mesenterica diagnosis: PCR, culture

JOHNE’S DISEASE Mycobacterium paratuberculosis clinical signs: diarrhea, lemah pathology: penebalan intestinum, pembesaran nodus limfatikus mesenterica

SHIGELLOSIS Shigella flexneri, S. sonnei transmisi: fecal-oral; alat kandang & transport umumnya Koloni dalam penangkaran biasanya terinfeksi akibat kontak dengan manusia. Jarang terjadi pada NHP liar zoonosis

Tanda klinis dewasa: tidak terlihat sampai sedang Pada individu muda atau yang respon imun-nya lemah  parah Jaringan melunak, diare cair, mucoid, diare berdarah dgn runruhan mukosa, lemah, prolaps rektum, kematian

patologi colitis: dengan edema mucosa, hemoragi, erosi, nekrosis +/- abortion, gingivitis

CAMPYLOBACTERIOSIS Etiologi: Campylobacter fetus, C. jejuni, C. coli Transmisi: alat kandang & transport umumnya Tanda klinis: diare berdarah, abortus Patologi: intestine tenue dan colon; merah sampai kasar, edema mukosa dengan hiperplasia, erosi Diagnosis: kultur (dengan media dan kondisi khusus)

SALMONELLOSIS Etiologi: Salmonella enteriditis, S. typhimurium Transmisi: alat kandang & transport umumnya Tanda klinis: asymptomatic; diare

patologi Intestine tenue dan kolon; villi memendek, abses pada kripte, edema, ulserasi septikemia; nekrosis multifokal pada organ

Penyakit bakterial pada sistem Respirasi Outbreak terkait dengan stress akibat transportasi dan kepadatan Tanda klinis: bronchopneumonia dengan leleran hidung; meningitis, encephalitis

Penyakit Parasit Nematoda: Strongyloidiasis Etiologi: S. stercoralis Diagnosa: pemeriksaan feses untuk menemukan larva Serodiagnostik test dengan elisa (menggunakan antigen larva) Pencegahan: biosafety level 2, bersihka kotoran kandang tiap hari Treatmen: pengobatan intensif diikuti program sanitasi ketat Infeksi laten, bisa autoinfeksi pada individu yg sudah sembuh

Oesophagostomum Etilogi: O. apiostomum Menyerang OWM dan NWM Transmisi: ingesti larvae infektif yg ada di feses, dalam feses menetas dalam waktu 48 jam

Penyakit Protozoa Malaria Penyakit protozoa yg paling penting. Etiologi: Plasmodium falcifarum, P. vivax, P. malariae, P. ovale, P. brazilianum, dan P. knowlesi Penyakit zoonosis sejati (terjadi di alam maupun di Lab) Transmisi: nyamuk Pencegahan: Biosafety level 2 dengan penekanan pada kontrol insekta

Toxoplasmosis Etiologi: T. gondii Transmisi: transplasenta, mengkonsumsi daging kurang matang, terekspos oocyst Oocyst biasanya menyebar melalui feses kucing Pencegahan: BSL 2

Balantidiasis Etiology: Balantidium coli (phylum ciliophora) Transmission: Oral Species: OWM, NWM, apes Clinical signs: Usually asymptomatic, can cause diarrhea, weight loss, lethargy, tenesmus and rectal prolapse; probably opportunistic in all but apes Pathology: Apes-ulcers in gi tract, occasional necrosis and hemorrhage Diagnosis: Necropsy Treatment: Metranidazole Zoonosis: May cause diarrhea in humans

AMEBIASIS Etiology: Entamoeba histolytica (phylum sarcomastigophora) Transmission: Oral Species: OWM, NWM, apes Clinical signs: Usually asymptomatic carriers, can cause diarrhea (sometimes hemorrhagic), weight loss, lethargy, anorexia, vomiting. Pathology: Flask shaped ulcers in gi mucosa and muscularis; granulomatous, ulcerative colitis; may spread via blood vessels to form abscesses in lungs, liver, brain. Diagnosis: sucrose gradient fecal float to find cysts; PCR Treatment: Metranidazole Zoonosis: Yes (human amoebic dysentery)