Runaway Fire, Smoke-Haze Pollution, and Unnatural Disaster In Indonesia Kelompok 5 hidayat chusnul ch Hilda Panca Setiawati Ika Narwidya Putri Ikhwan.

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Oleh : M.YUSUF AWALUDDIN, S.Kel
Advertisements

"Ekor" Badai Perburuk Cuaca di Indonesia
KEJADIAN CUACA EKSTRIM DUNIA PERTENGAHAN TAHUN 2010.
Menganalisis pemanfaatan dan pelestarian lingkungan hidup
KAWASAN ASIA TENGGARA.
PENCEMARAN AKIBAT KEBAKARAN HUTAN
Anomali Capai Tingkat Ekstrem
Awal Musim Kemarau Mundur
Peran Masyarakat Madani dalam Mendukung Penguatan Ekosistem Pesisisr
Lingkungan Hidup Secara khusus, kita sering menggunakan istilah lingkungan hidup untuk menyebutkan segala sesuatu yang berpengaruh terhadap kelangsungan.
Bencana Akibat Ulah Manusia dan Iklim
Welcome back in IPS class
BIOSFER Biosfer adalah lapisan lingkungan di permukaan bumi, air, atmosfer yang mendukung kehidupan organisme.
LAHAN KERING NTT Kelompok 1: D. Handrieka P Sigid Pambudi Aan Yuli W
DASAR PERLINDUNGAN HUTAN
Analisis Dinamika Atmosfer dan Laut Dasarian II Januari 2015
KERAGAMAN KENAMPAKAN ALAM DAN BUATAN DI INDONESIA
Analisis Dinamika Atmosfer dan Laut Dasarian III Maret 2015
Analisis Dinamika Atmosfer dan Laut Dasarian II November 2014
Analisis Dinamika Atmosfer dan Laut Dasarian III November 2014 Update 02 DESEMBER 2014 Bidang Informasi Iklim.
Rizaldi Boer Laboratorium Klimatologi Departemen Geomet, FMIPA-IPB
Analisis Dinamika Atmosfer dan Laut Dasarian I April 2015
Analisis Perkembangan Dinamika Atmosfer dan Laut
Kenampakan Wilayah dan Pembagian Waktu di Indonesi
Analisis Dinamika Atmosfer dan Laut Dasarian II Februari 2015
Nama anggota: Intan Widya Lestari ( ) Widyah Khoirunnisa ( ) Yustika Sri Sujarwati ( ) PROPERTY RIGHTS AND FOREST.
OLEH : IR. H. ABDUL RAHMAN, MS
EKONOMI PERTANIAN INDONESIA
Iklim Tropis Asia, Indonesia, Sumatra, Lampung
KOMPONEN ANOMALI IKLIM DAN KETAHANAN PANGAN
HUTAN DAN PEMANASAN BUMI
KONDISI INDIAN OSCILLATION DIPOLE (IOD), EL NINO SOUTHERN OSCILLATION (ENSO), CURAH HUJAN DAN PRAKIRAAN IKLIM DI INDONESIA (UPDATE JUNI 2016) Tim Agroklimatologi.
PRAKIRAAN KONDISI IKLIM DI INDONESIA (UPDATE JULI 2016)
Yonny Koesmaryono Yayan Apriyana
Indonesia Darurat Kabut Asap Tahun 2015
KABUT ASAP AKIBAT KEBAKARAN DALAM PERSPEKTIF LINGKUNGAN DAN USAHA PENANGGULANGANNYA Ketut Wikantika (Prodi Teknik Geodesi & Geomatika, Pusat Penginderaan.
Seiring dengan makin intensifnya global warming, maka intensitas extreme event seperti El Niño dan La Niña, yang biasa disebut ENSO (El.
DAMPAK LINGKUNGAN AKIBAT PENGERINGAN LAHAN GAMBUT
ASPEK KEBENCANAAN DALAM PERENCANAAN
UDARA, IKLIM, DAN CUACA.
ARLINDO Baruna Kusuma, S.Pi., M.P..
IKLIM INDONESIA.
ARSITEKTUR TROPIS…...
DAERAH KONFERGENSI ANTAR TROPIK
EL NINO DAN LA NINA.
EIS MARLIA NINGRUM K / 5B PGSD UNS SURAKARTA
Dampak pengambilan bahan terhadap pelestarian lingkungan
EL NINO LA NINA.
ENERGI BIOMASSA.
DI PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
Keunggulan Lokasi dan Kehidupan Masyarakat Indonesia
Perubahan pada alam yang berdampak bagi kehidupan manusia
IKLIM DI INDONESIA Keadaan iklim di Indonesia dipengaruhi oleh tiga jenis iklim: Iklim musim, dipengaruhi oleh angin musim yang berubah-ubah setiap periode.
PEMANASAN GLOBAL.
KEUNGGULAN TANAH DI INDONESIA
GLOBAL WARMING NAMA ANGGOTA KELOMPOK : RIKI JUNI KRISMIADI
GFW Fires: Analisis Forest Fire Kaltim+Kaltara
Oleh: Risyana Hermawan
SPESIFIKASI PERTANIAN SUBSISTEN VS KOMERSIL
PERSEBARAN WILAYAH RAWAN BENCANA ALAM DI INDONESIA
BENCANA BANJIR DI PROPINSI RIAU
KOMPONEN ANOMALI IKLIM DAN KETAHANAN PANGAN
RAPAT KOORDINASI ANTISIPASI KESIAPAN MENGHADAPI MUSIM KEMARAU TAHUN 2018 ANALISA KONDISI DINAMIKA ATMOSFER DAN PRAKIRAAN CURAH HUJAN WILAYAH JAWA TENGAH.
Potensi fisik dan sosial wilayah indonesia
HUBUNGAN ANTARA IKLIM, PERUBAHAN IKLIM DAN PRODUKSI PADI
ARLINDO. O Posisi Indonesia spesial karena terletak di dua benua dan dua samudera disamping posisinya di khatulistiwa O Selain itu juga perairan Indonesia.
Pengaruh IOD Terhadap Variasi Curah Hujan di Wilayah Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara Barat Oleh: Fatika OktarinaG Karina Indah SG Pembimbing:
Bahaya/bencana Alam Meteorologi (Sumber: NOAA Photo Gallery)
“Atur Diri Sendiri, UGM Press, 2004”
Inilah Jejak Tsunami Paling Mematikan
Transcript presentasi:

Runaway Fire, Smoke-Haze Pollution, and Unnatural Disaster In Indonesia Kelompok 5 hidayat chusnul ch Hilda Panca Setiawati Ika Narwidya Putri Ikhwan

Deforestasi Deforestasi di dunia sekitar 1 % atau 14,2 juta hektar per tahun Diperparah dengan adanya deforestasi di Indonesia

Penyebab Deforestasi pembangunan jalan, pembukaan lahan hutan untuk perencanaan transmigrasi perluasan lahan pohon kelapa sawit dan pengolahan karet penebangan kayu secara ilegal pengalihfungsian sebagian besar hutan primer maupun sekunder telah diambil alih oleh industri perkebunan kayu.

NOAA : ENSO 1970-1998 http://asd-www. larc. nasa

Fenomena badai El Nino dan La Nina El Nino-yang berlangsung di wilayah Selatan (ENSO), merupakan siklus pemanasan wilayah ekuator timur Samudra Pasifik. ENSO terjadi kira –kira 3-5 tahun sekali, terjadi sekitar 6-8 bulanan. Frekuensi, durasi, dan intensitas badai El Nino telah meningkat sejak 1976 (Paul Epstein, 2000). Perubahan pola Badai El Nino Selatan (ENSO) mengakibatkan kekeringan dan kebakaran hutan.

Badai La Nina terjadi ketika samudra yang sama lebih dingin daripada biasanya. Badai La Nina seringkali juga memuat hujan yang seringkali juga membuat banjir.

Kekeringan Kekeringan berkepanjangan di daerah hutan hujan tropis pada wilayah dataran rendah mengakibatkan meluasnya kekeringan tumbuh-tumbuhan. Tanah yang kering semakin bertambah parah dengan adanya fragmentasi hutan dan penebangan. Muncullah “Kebakaran Hutan”

Kebakaran Hutan di Borneo Kebakaran sebelum tahun 1982 Kebakaran di Kalimantan Tengah terjadi pada tahun 1846 selama musim kemarau, terjadi di bagian barat, tengah, dan timur Kalimantan. Kebakaran hutan yang lebih luas berasal dari Sabah dan Brunei pada tahun 1969 dan 1970. Menghasilkan suatu kabut asap luas yang menyelimuti bagian dari Borneo, jawa, singapura, semenanjung Malaysia, dan Sumatra bagian timur.

Kebakaran Besar di Borneo Kebakaran dan kekeringan menyebabkan kerugian pada sebuah bagian terbesar dari Borneo bagian timur tahun 1982-1983. Sabah dan Kalimantan timur adalah bagian Borneo yang terkering. Hampir 2,7 juta hectare dari telah rusak oleh api dan kemarau dan sekitar 49.000 hektare dari hutan rawa telah terbakar dari total keseluruhan sebanyak 90.000 hektare.

Kebakaran tahun 1987,1991, dan 1994 Pada tahun 1991 menghancurkan saluran besar hutan rawa dan perkebunan di selatan, timur, dan Kalimantan Tengah, dan juga Jawa dan Sumatera. Tahun 1994 merupakan kebakaran terburuk sejak tahun 1983. Kebakaran 1994 menghasilkan asap tebal yang menyelimuti luas hingga 3 juta kilometer persegi.

NOAA : kebakaran hutan 26 September 1997 http://asd-www. larc. nasa

Bencana kebakaran di Kalimantan dan Sumatra, 1997-1998 Jumlah kebakaran di Sumatera dan Kalimantan mulai meningkat pada bulan April-Mei 1997. Kebakaran berlanjut sampai bulan September, dan pertengahan Oktober. Terjadi hujan lebat dalam minggu pertama pada bulan November. Kebakaran baru pada awal tahun 1998.

Areal kebakaran 1997-1998 Menteri Kehutanan dan Perkebunan: sekitar 165.000 hektar hutan yang telah terbakar sepanjang tahun 1997. Data satelit :minimal 4.56 juta hektar kebakaran hutan di Sumatera dan Kalimantan antara bulan Agustus dan Desember pada tahun itu.

Kebakaran pada tahun 1997-1998 paling sedikit berada pada 17 area yang diproteksi , seperti: Taman Nasional Kutai, Kalimantan Timur yang merupakan bagian terparah Taman Nasional Ujung Kulon di Pulau Jawa Taman Nasional Tanging Putting, Kalimantan Tengah, Taman Nasional Berbak, di Provinsi Jambi,

Dampak yang ditimbulkan Timbulnya kabut asap Kabut disebabkan oleh suspensi pada partikel- partikel debu atau garam yang tidak terlihat secara individu, tetapi dapat mengurangi visibilitas (Tang and others 1996, 205) Kabut asap mengandung partikel udara yang berukuran kurang dari 2.5 micron.

Akibat dari kabut asap Mengganggu kesehatan manusia, mengganggu pertumbuhan tanaman . variestas padi hybrid di Malaysia mengalami kerugian akibat produksi yang berkurang sekitar 50 % dan tanah perkebunan di Indonesia berkurang hingga 2-3 % pada tahun tersebut Sekitar 527 orang mati, dan 16.000 orang membutuhkan perawatan rumah sakit, dan sekitar 36.000 orang menerima perawatan rawat jalan.

Referensi Aiken, S.Robert. Runaway Fire, Smoke-Haze Pollution, and Unnatural Disaster In Indonesia. Geographical Review, Vol. 94, No. 1 (January, 2004), pp. 55-79. Levine, Joel S. Wildland Fires and the Environment: a Global Synthesis, http://asd- www.larc.nasa.gov/biomass_burn/wildland.h tml diunduh pada 27 Februari 2011.