MENULIS BERITA BENCANA
Pemberitaan Pra Bencana KEGIATAN PRA BENCANA PARADIGMA JURNALISME SENSITIF BENCANA Paradigma Mitigasi Memberitakan daerah-daerah rawan bencana. Memberitakan kegiatan-kegiatan mitigasi yang bersifat struktural dan non-struktural. Memberitakan fakta bencana yang bisa menjadi pelajaran pada masa mendatang. Memberitakan kearifan lokal dan penguatan kapasitas masyarakat dalam menghadapi bencana. Paradigma Pembangunan Memberitakan sinergi penanganan bencana dengan program pembangunan. Memberitakan sinergi program pemerintah dan lembaga lainnya dengan kebutuhan masyarakat. Memberitakan upaya-upaya pemberdayaan masyarakat dalam penanggulangan bencana. Paradigma Pengurangan Risiko Memberitakan kemampuan masyarakat untuk mengelola dan menekan risiko bencana. Mengawasi pelaksanaan manajemen pengurangan risiko bencana.
Pemberitaan Tanggap Darurat KEGIATAN TANGGAP DARURAT PARADIGMA JURNALISME SENSITIF BENCANA Evakuasi termasuk relokasi dari zona-zona berisiko ke lokasi yang lebih aman. Memberitakan pentingnya proses evakuasi kepada masyarakat untuk menghindari banyaknya korban berikutnya. Memberitakan zona-zona aman kepada masyarakat rawan bencana. Mencari dan menyelamatkan (SAR), yaitu proses pengidentifikasian lokasi korban bencana yang mungkin terjebak atau terisolasi dan membawanya ke tempat aman, serta memberikan perawatan medis. Memberitakan perkembangan jumlah korban berdasarkan data resmi pihak berwenang. Memberitakan situasi perawatan medis para korban serta ketersediaan peralatan medis dan obat-obatan. Pengkajian pasca bencana yang bertujuan untuk memberikan gambaran singkat dan jelas dari situasi pasca bencana, untuk mengidentifikasikan keperluan-keperluan bantuan dan mengembangkan strategi-strategi pemulihan Memberitakan kebutuhan bantuan kepada khalayak untuk mendorong datangnya bantuan kemanusiaan. Melakukan wawancara mendalam dengan para ahli untuk menghimpun strategi-strategi pemulihan. Bantuan emergensi, yaitu penyediaan bantuan materi dan bantuan medis emergensi yang diperlukan untuk menyelamatkan dan mengamankan kehidupan manusia. Menggali informasi pemenuhan kebutuhan dasar seperti kesehatan, tempat berlindung, pakaian, air dan makanan. Memberitakan kondisi di pengungsian secara merata di semua lokasi untuk menghindari kesenjangan pemenuhan hak-hak pengungsi. Kapasitas dan fasilitas logistik untuk pengiriman bantuan. Pelayanan suplai yang terorganisir dengan baik penting untuk menangani pembelian atau penerimaan, penyimpanan, dan pengiriman suplai bantuan untuk didistribusikan kepada korban bencana. Melakukan fungsi kontrol sosial terhadap distribusi bantuan dan logistik bagi pengungsi. Memberitakan kondisi di pengungsian secara obyektif dan tidak berlebihan dengan dalih kepentingan komersial. Komunikasi dan manajemen informasi. Ada dua aspek komunikasi dalam bencana yaitu perlengkapan peralatan komunikasi dan manajemen informasi. Mengoptimalkan peran media untuk memperlancar dan meningkatkan arus informasi lokasi bencana dengan khalayak. Secara intensif memberitakan kesenjangan program penanganan bencana dengan kebutuhan masyarakat. Respons terhadap yang selamat dan penanganannya. Memberitakan berbagai kebutuhan baru dan khusus akan pelayanan sosial untuk membantu menyesuaikan diri dengan trauma dan gangguan yang disebabkan oleh bencana. Melakukan kontrol sosial terhadap mekanisme penanganan korban bencana dengan titik berat pada upaya pemberdayaan kapasitas masyarakat itu sendiri.
Pemberitaan Rehabilitasi dan Rekonstruksi KEGIATAN REHABILITASI DAN REKONSTRUKSI PARADIGMA JURNALISME SENSITIF BENCANA Kebutuhan pemulihan mendesak: Kebutuhan dasar individu. Kebutuhan fasilitas kesehatan. Kebutuhan rohani. Kebutuhan sanitasi. Kebutuhan sarana dan prasarana mendesak. Memberitakan kesenjangan antara kebutuhan dasar individu dan pemenuhannya. Memberitakan kesenjangan antara kebutuhan fasilitas kesehatan dan pemenuhannya. Memberitakan kesenjangan antara kebutuhan rohani dan pemenuhannya. Memberitakan kesenjangan antara kebutuhan sanitasi dan pemenuhannya. Memberitakan kesenjangan antara kebutuhan sarana dan prasarana mendesak dan pemenuhannya. Kebutuhan pemulihan jangka panjang: Membangun perekonomian lokal. Perbaikan unsur rohani, adat budaya. Perbaikan saluran listrik dan komunikasi permanen. Perbaikan fasilitas umum. Perbaikan produksi pangan. Perbaikan dan pelestarian lingkungan. Pemulihan pendidikan. Memberitakan proses rehabilitasi dan rekonstruksi. Melakukan investigasi terhadap gejala penyimpangan. Memberitakan kesenjangan program dan kebutuhan masyarakat. Memberitakan program pemulihan secara obyektif. Menggali upaya masyarakat dalam menciptakan kemandirian.
Bersambung…