Dr.dr. Meliana Zailani, MARS Kuliah Corporate and Clinical Governance Modul 6 CLINICAL GOVERNANCE AND QUALITY Dr.dr. Meliana Zailani, MARS Kuliah Corporate and Clinical Governance
MODUL 6 JUDUL : CLINICAL GOVERNANCE AND QUALITY BACAAN : VICTORIAN CLINICAL GOVERNANCE POLICY FRAMEWORK, A GUIDEBOOK CLINICAL GOVERNANCE BRIDGING THE GAP BETWEEN MANAGERIAL AND CLINICAL APPROACHS TO QUALITY OF CARE CLINICAL GOVERNANCE : A QUALITY DUTY FOR HEALTH ORGANISATIONS REPORT OF CLINICAL GOVERNANCE REVIEW AT UNIVERSITY HOSPITAL COVENTRY AND WARWICKSHIRE NHS TRUST CLINICAL GOVERNANCE AND QUALITY IN HEALTH CARE : THE PATH TO IMPROVEMENT
Program quality assurance 1. Standarisasi – meliputi kriteria yang terukur (measurable) dan indikator satuan waktu(time-frame). 2. Akreditasi – dilakukan setelah yang akan dinilai melaksanakan penilian diri (self-assessment) maksimal 2(dua) kali terlebih dahulu. 3. Kegiatan mutu berkesinambungan(contiuous quality improvement) dengan mempergunakan kaidah mutu(Plan-Do-Check-Action) dalam rangka mempertahankan dan atau meningkatkan mutu.
Standardisasi : Internasional : ISO 2001 Nasional : standar nasional (SPM) Akreditasi Internasional : JCI Accreditaton Malcom Baldridge Nasional : akreditasi RS (KARS)
Evolusi Mutu
Tidak tercapai/aturan baru Indikator/st baru Rencana Mutu/area sasaran tercapai/ Tidak tercapai/aturan baru implementasi Std a Implemen tasi Rencana Mutu/area sasaran Indikator/ Standar
Quality and Patient Safety Keamanan dan mutu dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan dipadukan dalam suatu sistem Clinical Governance yang efektif pada setiap level dari sistem pelayanan kesehatan. The Australian Council on Healthcare Standards defines clinical governance as ; ..the system by which the governing body, managers, clinicians and staff share responsibility and accountability for the quality of care, continuously improving, minimising risks, and fostering an environment of excellence in care for consumers .."
framework principles provide a basis for supporting excellence and good governance of clinical care Fokus pada pengalaman pasien dalam pelayanan kesehatan berkesinambungan Arah Prioritas and strategic dikomunikasikan dengan jelas untuk mendukung mutu dan sistem Perencanaan dan alokasi sumberdaya mendukung pencapaian sasaran clinical leadership and ownership yang kuat Kultur organisasi mendukung inisiatif peningkatan mutu dan keselamatan pasien dan semuanya dukungan dilaksanakan melaluistruktur komite , sistem dn proses Diperlukan kesesuaian antara kebijakan dengan kebutuhan unit kerja, termasuk akreditasi Pengukuran kinerja dan kemajuan, meliputi pelaporan dan review Peningkatan mutu dan Keselamatan pasien yang berkesinambungan Peraturan yang disefinisikan dengan jelas dan tanggung jawab dipahami oleh seluruh individu dalam sistem
Who is a consumer in healthcare? Pengertian “consumer” didefinisikan oleh (Australian/Victorian) National Safety and Quality Health Service Standards sbb Pasien atau calon pasien, para petugas kesehatan dan organisasi yang mewakili kebutuhan konsumen Dengan demikian kita semua (the Victorian healthcare system) pada suatu saat dalam kehidupan kita merupakan konsumen baik secara langsung ataupun tidak Sangat penting untuk melibatkan konsumen dalam pelayanan kesehatan, pasien dan keluarga dan konsumen lain mempunyai peran penting dalam meningkatkan mutu pelayanan yang kita berikan dengan melibatkan pasien Mendapat saran dan masukan dari masyarakat yang menggunakan atau akan menggunakan pelayanan kita tentang pengalaman sesuai dengan harapan mereka Meningkatkan akuntabilitas dan partisipasi Semua dapat berpartisipasi setiap saat dengan : Memberikan umpan balik apakah pelayanan sudah memenuhi harapan konsumen Berpartisipasi dalam menyusun dan mereview brosur dan panduan untuk pasien Berpartisipasi dalam komite RS meliputi pelayanan klinik, manajemen risiko dan peningkatan mutu Menyampaikan pengalaman dan masukan untuk perbaikan setiap masukan yang diberikan oleh anggota masyarakan merupakan ide, input yang berharga untuk RS
Clinical Effectiveness Clinical effectiveness menunjukan jaminan bahwa pelayanan yang benar telah diberikan kepada pasien yang benar yang telah mendapat informasi dan dilibatkan dalam proses perawatannya pada waktu yang tepat oleh klinisi yang tepat dengan kompetensi yang tepat secara tepat Komponen kunci clinician empowerment, active involvement of consumers in their care, fostering clinical innovation, streamlining clinical processes, evidence based care, measurement of clinical care processes (particularly clinical outcomes), peer review, clinical audit and other performance measures, external review of quality improvement activities and safe introduction of new procedures and therapies
Effective Workforce Semua staff/tenaga kesehatan harus mempunyai keterampilan yang tepat dan pengetahuan yang dibuuhkan untuk memenuhi peran dan tanggung jawabnya Dukungan dibutuhkan untuk menjamin bahwa klinisa dan manajer mempunyai keterampilan, pengetahuan dan pelatihan untuk melaksanakan tugas yang dibutuhkan dan pemhaman konsep governance Perlu ada proses yang tepat untuk rekruitmen, retention, kredensial, dan review praktik tahunan serta mempertahankan standar profesi Key components . Workforce development and maintenance of competence
Risk Management Clinical risk management adalah bagian dari sistem risk manajemen organisasi yg lebih luas, keuangan kesehatan kerja dan keselamatan, utilities dan peralatan, serta patien safety risk mengurangi risiko klinis, dan meningkatkan keselamatan pasien memerlukan pendekatan sistem Dapat dicapai dengan membangun suatu tingkat sistem respons terhadap issues yang mempertahankan lingkungan yang membiarkan terjadinya adverse event Clinical risk management and improvement strategies are integrated within improvement and performance monitoring functions.
The critical role of managers as quality leaders OR Where the top down and bottom up approaches to improvement meet.
Focus on Accountability And Safety
Big quality-related expectations in many areas: Clinical governance (accountability, culture, leadership) Management of risk (known problem areas, systems improvement, human factors) Open disclosure Safe staffing Credentialing Education Consumer participation
Clinical Governance “Clinical governance is the system by which the governing body, managers and clinicians share responsibility and are held accountable for patient care, minimising risks to consumers and for continuously monitoring and improving the quality of clinical care.” (ACHS 2004).
Clinical governance means accountability for quality From Boardroom to Bedside!
Why is quality improvement difficult to implement and maintain in health care? complex processes; unpredictable outcomes; life and death issues Health professionals: tribal; autonomous experts; interested in technical outcomes; distrust zealots; ambiguous relationship with management; many languages and dialects diverse goals
Why is quality improvement difficult to implement and maintain in health care? (cont.) Health care organisations: professional/machine bureaucracies; conservative and slow to change; complex politics; management vs clinical decision-making; staff melting pot; process oriented; uncertain relationship with patients as consumers
Why is quality improvement difficult to implement and maintain in health care? (cont.) Quality and Safety programs: variety of tools and approaches; jargon; management driven; team oriented; imprecise measures; not well adapted/integrated for individual environments
How do we go about achieving QI? Monitoring and measurement Education Standards, policies and procedures Systems review and development Improvement projects Credentialing “Less lofty” methods
But… Improvement of health care performance ‘hinges on changing the day-to-day decisions of doctors, nurses and other staff’ (Ham, 2003)
How do we do this? Middle Management is a bridge between the visionary ideals of the top and the often chaotic reality of those on the front line of business – and the key to continuous improvement (Nonaka and Takeuchi, 1995).
Three predictors of middle management and staff involvement in change and improvement activities the extent of support from their direct senior manager; a belief that the organisation will experience outcomes of value from the activities; training in the tools of change and improvement.
Meliputi tujuh katagori Apa saja kriteria Baldrige? Kriteria kinerja excellence dari Baldrige merupakan kerangka kerja yang dapat digunakan oleh setiap organisasi untuk memperbaiki kinerja secara keseluruhan Meliputi tujuh katagori
The Joint Committe Internasional Accreditation Standards Divided into two sections : Section 1 – Patient centered standards Section 2 – Healthcare organization centered standards
Patient centered standards Chapters in Section 1 Patient centered standards 1. International Patient Safety Goals (IPSG) 2. Access to Care and Continuity of Care (ACC) 3. Patient and Family Rights (PFR) 4. Assessment of Patients (AOP) 5. Care of Patients (COP) 6. Anaesthesia and Surgical Care (ASC) 7. Medication Management and Use (MMU) 8. Patient and Family Education (PFE)
Healthcare organization centered standards Chapters in Section 2 Healthcare organization centered standards 9. Quality Improvement and Patient Safety(QPS) 10. Prevention & Control of Infection (PCI) 11. Governance, Leadership and Direction (GLD) 12. Facility Management and Safety (FMS) 13. Staff Qualification and Education (SQE) 14. Management of Communication and Information (MCI)
International Patient Safety Goals (IPSG) IPSG : Goals 1. Identify patients correctly 2. Improve effective communication 3. Improve the safety of high alert medications 4. Ensure correct site, correct procedure, correct patient surgery 5. Reduce the risk of healthcare associated infections 6. Reduce the risk of patient harm resulting
Care of Patients (COP) 1. Clinical practice guidelines, when available are adopted and used to guide patient’s clinical care 2. Clinical pathways, when available are adopted and used to guide patient care processes
COP : Introduction This chapter deals with the care provided to patients and the documentation by healthcare professionals across various functional areas in a hospital Policies and procedures and applicable laws and regulations guide uniform care of all patients 2. Care provided planned and written in patient’s record 3. Patient orders written only by those permitted 4. Orders written when required 5. Which orders must be written rather than verbal
Akreditasi Dalam UU no 44 tentang RS PASAL 40 1) Dalam upaya peningkatan mutu pelayanan Rumah Sakit wajib dilakukan akreditasi secara berkala menimal 3 (tiga) tahun sekali 2) Akreditasi Rumah Sakit sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh suatu lembaga independen baik dari dalam maupun dari luar negeri berdasarkan standar akreditasi yang berlaku. 3) Lembaga independen sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditetapkan oleh Menteri.
Akreditasi di indonesia bersifat wajib TIGA HAL POKOK AKREDITASI RS DI INDONESIA Akreditasi di indonesia bersifat wajib Tujuan utama akreditasi adalah: meningkatkan mutu pelayanan (UURS no 44 thn 2011. Psl 40 ayat 1 ) Lembaga independen sebagaiu pelaksana akreditasi di indonesia adalah : KARS (komisi akreditasi rumah sakit) dasar hukum Permenkes R.I. Nomor 417/menkes/PER/II/2011 tentang komisi akreditasi RS Kepmenkes R.I no 418/MENKES/ SK/II/2011 tentang susunan keanggotaan komisi akreditasi rumah sakit (KARS) masa bakti tahun 2011-2014
next