Tarif PELAYANAN PUBLIK

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
PERENCANAAN STRATEGIS UNTUK ORGANISASI NON-PROFIT
Advertisements

Administrasi Pelayanan Publik
Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah Departemen Dalam Negeri
R. Arum, SP, SSi, MT SHKI Unila 2013
Perlindungan Konsumen Bisnis Online & Transaksi Elektronik
OPERASIONALISASI PELAYANAN PRIMA
Good Governance Ali Rokhman Sumber:
GOOD GOVERNANCE.
GOOD GOVERNANCE.
MANAJEMEN PELAYANAN PUBLIK PEMAHAMAN KONSEPSI DASAR
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
KONSEP DAN IMPLEMENTASI BALANCED SCORECARD DALAM MANAJEMEN STRATEGIK
Konsep pelayanan publik
PENENTUAN HARGA PELAYANAN PUBLIK
PENENTUAN HARGA PELAYANAN PUBLIK
AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK
Strategi Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik
LATAR BELAKANG Negara berkewajiban melayani setiap warga negara dan penduduk untuk memenuhi hak dan kebutuhan dasarnya (fundamental human rights). Membangun.
KOMPLEKSITAS ADMINISTRASI NEGARA
Materi 3 Manajemen RS Smt 7-AKK-Kesmas
PEDOMAN PENYUSUNAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR ADMINISTRASI PEMERINTAHAN A. Latar belakang Tujuan kebijakan Reformasi Birokrasi di Indonesia adalah untuk.
EKONOMI PUBLIK PENGADAAN BARANG DAN JASA
KONSEP-KONSEP DASAR KUALITAS PELAYANAN PUBLIK
KONSEP-KONSEP DASAR KUALITAS PELAYANAN PUBLIK
Peran Ombudsman RI dalam pengawasan penyelenggaraan Pelayanan Publik di Indonesia (sesuai UU No. 37/2008 ttg Ombudsman RI dan UU No. 25/2009 ttg Pelayanan.
Good Governance Etika Bisnis.
Universitas Gunadarma
KONSEP PENGELOLAAN SUMBER DAYA LINGKUNGAN
Lembaga Negara yang Independen
sistem pengukuran dan indikator kinerja kebijakan publik
Tarif Pelayanan Publik
REFORMASI BIROKRASI KEMENTERIAN PERHUBUNGAN 2017
REFORMASI ADM DAN GOOD GOVERNANCE, AKUNTABILITAS
AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK
MANAJEMEN PELAYANAN RS
Percepatan Pelaksanaan Reformasi Birokrasi
Manajemen Pelayanan Prima
Transparansi dan Akuntabilitas Pelayanan
SPM Mohammad Nur Fauzi ( ).
Pertemuan 10 Mengukur Kualitas Pelayanan
Konsep pelayanan publik
PUBLIC FINANCE (KEUANGAN PUBLIK)
Kinerja Pelayanan Publik
PENGUKURAN EFEKTIVITAS ORGANISASI PEMERINTAHAN
SISTEM EKONOMI Pertemuan 4.
Aspek Teknis Analisis teknis bertujuan untuk memastikan bahwa ide atau gagasan yang telah dipilih itu layak, dalam arti kata ada ketersediaan lokasi, alat,
ROAD MAP REFORMASI BIROKRASI KABUPATEN BERAU TAHUN
MANAJEMEN PELAYANAN PUBLIK PEMAHAMAN KONSEPSI DASAR
AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK
Tujuh Standar Keselamatan Pasien
BARANG SWASTA DAN BARANG PUBLIK
KOMPLEKSITAS ADMINISTRASI NEGARA
MANAJEMEN PELAYANAN KESEHATAN
ASPEK HUKUM PELAYANAN PUBLIK
PERENCANAAN STRATEGIS UNTUK ORGANISASI NON-PROFIT
PUBLIC FINANCE (KEUANGAN PUBLIK)
Fungsi Anggaran Fungsi otorisasi: Anggaran Negara menjadi dasar untuk melaksanakan pendapatan dan belanja pada tahun yang bersangkutan. Fungsi perencanaan:
POTENSI DAN KENDALA IMPLEMENTASI INOVASI DAERAH
Kelompok 7 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 71 Tahun 1991 Tentang Latihan Kerja.
Agied Dharmayantie ( ) Anita Rosalin Hutahayan ( ) Ari Kleryyanti ( )
OPERASIONALISASI PELAYANAN PRIMA
Analisis Investasi dan Penentuan Harga Pelayanan Publik
DINAMIKA KELOMPOK & PELAYANAN PUBLIK
STUDI KASUS PELAYANAN PRIMA NAURI ANGGITA TEMESVARI, SKM., MKM
PEMBINAAN PEGAWAI KELOMPOK 4 APRELIA DYAH DAMAYANTI
PUBLIC FINANCE (KEUANGAN PUBLIK)
PEMBINAAN PEGAWAI KELOMPOK 4 APRELIA DYAH DAMAYANTI
PUBLIC FINANCE (KEUANGAN PUBLIK)
PENYUSUNAN PROGRAM PELATIHAN
PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PELAKSANAAN OTONOMI DAERAH.
Transcript presentasi:

Tarif PELAYANAN PUBLIK By. Betri Sirajuddin.

PELAYANAN PUBLIK YANG BERKUALITAS SEBAGAI INSTRUMEN STRATEGI MEMELIHARA INTEGRITAS BANGSA

PENDAHULUAN Pemerintah adalah “public servant” Kesadaran tentang arti pentingnya pelayanan umum dan manajemennya di kalangan pemerintahan masih sangat lemah. Alasan-alasannya antara lain sbb : Kegiatan pemerintah bersifat monopoli, tanpa kompetisi tidak akan tercapai efisiensi. Lebih mengandalkan kewenangan daripada mekanisme pasar maupun kebutuhan konsumen. Belum adanya akuntabilitas secara lengkap pada kegiatan pemerintahan. Lebih mengutamakan pandangan diri sendiri dari pada pandangan konsumen yang dilayaninya. Kesadaran masyarakat sebagai konsumen produk pemerintahan masih sangat lemah, sehingga masyarakat lebih banyak berposisi sebagai obyek. Terbatasnya alokasi anggaran untuk kepentingan pelayanan publik ( hanya 30%)

KONSEPSI PELAYANAN PUBLIK PENGERTIAN : PROSES BANTUAN KPD ORANG LAIN DGN CARA, KEPEKAAN DAN HUBUNGAN INTER PERSONAL AGAR TERCIPTA KEPUASAN DAN KEBERHASILAN. SEGALA BENTUK PLYNAN UMUM YANG DILAKSNKAN OLEH INSTANSI PEMERINTAH DI PUSAT, DI DAERAH DAN LINGKUNGAN BUMN/D DLM BENTUK BARANG /JASA, DLM RANGKA UPAYA PEMENUHAN KBTUHAN MSYRKT DAN/ATAU PELAKSANAKAN KETENTUAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN. (KEPMENPAN No. 81 Tahun 1993).

Hakekat Pelayanan Publik Pelayanan merupakan suatu usaha untuk mempertinggi kepuasan pelanggan. Pelayanan umum adalah pemberian jasa baik yang diberikan oleh pemerintah, swasta atas nama pemerintah, atau swasta, dengan atau tanpa pembayaran guna memenuhi kebutuhan dan kepentingan masyarakat. Pelayanan publik oleh swasta dapat bermotif sosial (volunteer), tetapi lebih banyak bermotif ekonomi yakni mencari keuntungan. Pelayanan Publik (Public Services) adalah: “Segala kegiatan pelayanan yang dilaksanakan oleh penyelenggara pelayanan publik sebagai upaya pemenuhan kebutuhan penerima pelayanan maupun pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan”.

Hakekat Pelayanan Publik Melayani masyarakat baik sbg kewajiban maupun sbg kehormatan, merupakan dasar bagi terbentuknya masyarakat yg manusiawi. Pelayanan publik pada hakekatnya pemberian pelayanan prima kepada masyarakat yang merupakan kewajiban aparatur negara sebagai abdi masyarakat.

Hakekat Pelayanan Publik ( Pelayanan publik oleh instansi pemerintah bermotif sosial dan politik yakni untuk menjalankan visi & misi serta mencari dukungan suara. Pelayanan publik kepada masyarakat dapat diberikan secara cuma-cuma sebagai kompensasi dari pembayaran pajak, ataupun ditarik bayaran. Tarif pelayanan publik oleh pemerintah ditetapkan berdasarkan harga produksi atau tarif yang paling terjangkau. Pemberian pelayanan publik secara seragam kepada semua warganegara sebenarnya justru tidak adil karena kebutuhan & kepentingan masyarakat berbeda-beda.

Hakekat Pelayanan Publik (lanjutan) Pelayanan publik merupakan suatu tugas pokok badan-badan atau pemerintah kepada masyarakat (public service) yang dapat dibiayai dari sumber-sumber pendapatan publik. .

Kulaitas Pelayan Publik Cepat Kulaitas Pelayan Publik Dekat Jujur MEKANISME Murah

Kualitas Pelayanan publik Peningkatan Ditandai dengan berubahnya bentuk pelayanan, dari pelayanan yang sulit menjadi mudah, yang mahal menjadi murah, yang tadinya memakan waktu yang lama menjadi lebih cepat, dan yang jauh menjadi lebih dekat. Pemberian otonomi luas kepada daerah diarahkan untuk mempercepat terwujudnyakesejahteraan masyarakat melalui peningkatan pelayanan, pemberdayaan dan peran serta masyarakat.

PARADIGMA PELAYANAN PARADIGMA LAMA PARADIGMA BARU MANAJEMEN PELANGGAN IMPLEMENTASI KARYAWAN PARADIGMA BARU CEO KARYAWAN CEO MANAJEMEN PELANGGAN IMPLEMENTASI Paradigma good governance sangat relevan dan menjiwai kebijakan pelayanan publik yang diarahkan untuk meningkatkan kinerja manajemen pemerintahan, mengubah sikap mental dan perilaku aparat penyelenggara pelayanan, serta menumbuhkan kepedulian dan komitmen pimpinan dan aparat penyelenggara dalam memberikan pelayanan.

Tugas Pemerintah Pelayanan Pembiayaan Pelayanan Publik Tugas Pemerintah Pelayanan Sumber dana Pelayanan 1. Pajak 2. Pembeban Langsung

Pembiayaan Pelayanan Publik PEMBERIAN PELAYANAN PUBLIK DIBIAYAI MELALUI DUA SUMBER YAITU : 1. PAJAK SETIAP WAJIB PAJAK HARUS MEMBAYAR TANPA MEMPERDULIKAN APAKAH YANG BERSANGKUTAN MENIKMATI SECARA LANGSUNG JASA PUBLIK TERSEBUT SECARA LANGSUNG. 2. PEMBEBANAN LANGSUNG KEPADA MASYARAKAT (CHARGING FOR SERVICE) 13

KLASIFIKASI PELAYANAN PUBLIK Pelayanan Administratif yaitu pelayanan yang menghasilkan berbagai bentuk dokumen resmi yang dibutuhkan oleh publik; Pelayanan Barang yaitu pelayanan yang menghasilkan berbagai bentuk/jenis barang yang digunakan oleh publik; Pelayanan Jasa yaitu pelayanan yang menghasilkan berbagai jasa yang dibutuhkan oleh publik; dan Pelayanan Regulatif yaitu pelayanan melalui penegakan hukum dan peraturan perundang- undangan, maupun kebijakan publik yang mengatur sendi-sendi kehidupan masyarakat;

Tarif Pelayanan Pemerintah dibenarkan menarik tarif untuk pelayanan tertentu MISALNYA : PENYEDIAAN AIR BERSIH. TRANSPORTASI PUBLIK. JASA POS DAN TELEKOMUNIKASI. ENERGI DAN LISTRIK. PERUMAHAN RAKYAT. FASILITAS REKREASI. PENDIDIKAN. JALAN TOL. IRIGASI. JASA PEMADAM KEBAKARAN.

Alasan Pembebanan Tarif Pelayanan PEMBEBANAN TARIF PELAYANAN PUBLIK KEPADA KONSUMEN DAPAT DIBENARKAN KARENA BEBERAPA ALASAN, YAITU : 1. ADANYA BARANG PRIVAT DAN BARANG PUBLIK TERDAPAT 3 (TIGA) JENIS BARANG YANG MENJADI KEBUTUHAN MASYARAKAT, YAITU : Barang/jasa Privat (Private Goods), Barang/jasa Umum (Common-Pool Goods), Barang/jasa Kolektif (Collective Goods),

Barang / Jasa Privat (Private Goods) BARANG-BARANG KEBUTUHAN MASYARAKAT YANG MANFAAT BARANG ATAU JASA TERSEBUT HANYA DINIKMATI SECARA INDIVIDUAL OLEH YANG MEMBELINYA, SEDANGKAN YANG TIDAK MENGKONSUMSI TIDAK DAPAT MENIKMATI BARANG/JASA TERSEBUT. CONTOH : MAKANAN, LISTRIK, TELEPON DSB), .

Barang/jasa Publik (Public Goods), . BARANG PUBLIK BARANG-BARANG KEBUTUHAN MASYARAKAT YANG MANFAAT BARANG ATAU JASA DINIKMATI OLEH SELURUH MASYARAKAT SECARA BERSAMA-SAMA. CONTOH : PERTAHANAN NASIONAL, PENGENDALIAN PENYAKIT DSB.

Barang / Jasa Campuran (Mixed Goods) CAMPURAN ANTARA BARANG PRIVAT DAN BARANG PUBLIK BARANG-BARANG KEBUTUHAN MASYARAKAT YANG MERUPAKAN CAMPURAN ANTARA BARANG PRIVAT DAN BARANG PUBLIK. CONTOH : PENDIDIKAN, PELAYANAN KESEHATAN DSB. Kesimpulan………………….. Karena setiap manusia memiliki kebutuhan yang berbeda maka wajar jika ada pembebanan tarif

Alasan Pembebanan Tarif Pelayanan EFISIENSI EKONOMIS  ADANYA PILIHAN KARENA KELANGKAAN SUMBER DAYA  BERFIKIR EKONOMIS DAN TIDAK BOROS

Maka ditetapkan tarif dengan tujuanya agar pemakian sumber daya Efisiensi Ekonomi Masalah SP adalah kelangkaan sumber daya. Oleh karena itu dihadapkan pada pilihan. Sebagi unsur pengendalian adalah : PENDISTRIBUSIAN PERMINTAAN, PIHAK YANG MENDAPATKAN MANFAAT PALING BANYAK HARUS MEMBAYAR LEBIH BANYAK PULA.” PEMBERIAN INSENTIF UNTUK MENGHINDARI PEMBOROSAN. PEMBERIAN INSENTIF PADA SUPLIER BERKAITAN DENGAN SKALA PRODUKSI. PENYEDIAAN SUMBER DAYA PADA SUPPLIER UNTUKMEMPERTAHANKAN DAN MENINGKATKAN PERSEDIAAN JASA (SUPPLY OF SERVISE) Maka ditetapkan tarif dengan tujuanya agar pemakian sumber daya bisa ekonomis dan tidak boros

PRINSIP KEUNTUNGAN  KARENA TIDAK DINIKMATI SEMUA ORANG PEMBEBANAN DIANGGAP WAJAR  HANYA DIKENAKAN PADA MEREKA YANG DIUNTUNGKAN DENGAN PELAYANAN TERSEBUT

Sumber penerimaan bagi pemerintah Prinsip keuntungan Siapa yang menikmati pelayanan, maka wajib dibebankan tarif atas pelayanan tsb KETIKA PELAYANAN TIDAK DINIKMATI OLEH SEMUA ORANG, PEMBEBANAN LANGSUNG KEPADA MASYARAKAT YANG MENERIMA JASA TERSEBUT DIANGGAP “WAJAR” BILA DIDASARKAN PRINSIP BAHWA YANG TIDAK MENIKMATI MANFAAT TIDAK PERLU MEMBAYAR. JADI PEMBEBANAN HANYA DIKENAKAN KEPADA MASYARAKAT ATAU MEREKA YANG DIUNTUNGKAN KEPADA PELAYANAN TERSEBUT. PEMERINTAH TIDAK BOLEH MELAKUKAN MAKSIMISASI KEUNTUNGAN. Sumber penerimaan bagi pemerintah FEE ADALAH BIAYA ATAS PERIJINAN ATAU LISENSI YANG DIBERIKAN PEMERINTAH.

KUALITAS PELAYANAN PUBLIK Prosedur pelayanan: Prosedur pelayanan yang dibakukan bagi pemberi dan penerima pelayanan termasuk pengaduan. Waktu penyelesaian: ditetapkan sejak saat pengajuan permohonan sampai dengan penyelesaian pelayanan termasuk pengaduan. Biaya pelayanan dalam hal ini biaya/tarif pelayanan termasuk rinciannya yang ditetapkan dalam proses pemberian layanan. Produk pelayanan, hasil pelayanan yang akan diterima sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan. Sarana dan Prasarana harus disediakan secara memadai oleh penyelenggara pelayanan publik. Kompetensi petugas pemberi pelayanan, harus ditetapkan dengan tepat berdasarkan pengetahuan, keahlian, keterampilan, sikap, dan perilaku yang dibutuhkan.

Karakteristik Organisasi Pelayanan Prima Fokus utama adalah melayani klien/masyarakat; Kerjasama dan Kerja-Tim menjadi budaya kerja sehari-hari; Para Pemimpin/Pejabat sepenuhnya terlibat dalam program dan inisiatif peningkatan kualitas pelayanan; Setiap orang dalam organisasi berkonsentrasi pada pencapaian kinerja dan kualitas pelayanan; Berorientasi kepada perbaikan kinerja secara berkelanjutan Organisasi dan seluruh anggota/pegawai sangat menghargai dan mampu memahami harapan-harapan para Stakeholder dan mengetahui bagaimana memberikan kepuasan kepada mereka

PRINSIP-PRINSIP PENGEMBANGAN PROFESIONALISME ADMINISTRASI PELAYANAN PUBLIK Meningkatkan kualitas pelayanan dengan biaya yang lebih efisien Justifikasi didasarkan atas dasar pertimbangan yang obyektif dan komprehensif Sejauh mungkin pelayanan publik diserahkan kepada sektor swasta jika memang lebih baik dan efisien

Pelayanan Publik yang Baik/Prima Prima/baik kualitas standar yang diharapkan masyarakat Hakekat Pelayanan Umum yang Prima : Meningkatkan Mutu dan produktifitas pelaksanaan tugas dan fungsi Efektivitas sistem dan tatalaksana pelayanan (dayaguna dan hasilguna) Kreativitas, prakarsa dan peran serta masyarakat Kesejahteraan masyarakat

Sifat Pelayanan Umum yang Prima Rangkaian kegiatan terpadu Sifat Sederhana : tidak berbelit-belit, mudah dipenuhi Terbuka : aparat yang jujur, akses informasi Lancar : tidak terhambat oleh prosedur yang kaku Tepat : tepat arah, sasaran, & waktu Lengkap : berbagai jasa layanan tersedia Wajar : tidak ditambah-tambahi Terjangkau : tempat, biaya & waktu tempuh

Unsur Pelayanan Umum yang Prima Unsur Dasar Kejelasan hak dan kewajiban (lemah posisi tawar, inkonsistensi) Sesuai kondisi kebutuhan Dpt memberikan 4 K (Keamanan, kenyamanan, kelancaran dan kepastian hukum) Kerja sama kemitraan dengan masyarakat

Kendala Pengembangan Pelayanan Prima Kurangnya komitmen dari aparatur pelayanan Kurangnya pemahaman tentang manajemen kualitas Ketidakmampuan merubah Kultur & Perilaku Kurang akuratnya perencanaan kualitas Kurang efektifnya program pengembangan SDM Sistem dan Struktur kelembagaan tidak kondusif Keterbatasan sumber-sumber Lemahnya sistem insentif (terutama non finansial) Penerapan sistem manajemen kualitas belum efektif Berorientasi jangka pendek Sistem informasi kinerja pelayanan belum dikembangkan Lemahnya integritas aparatur Berorientasi mempertahankan status quo

LANGKAH STRATEGIS YANG DAPAT DILAKUKAN DALAM PENINGKATAN PELAYANAN PUBLIK Membangun kesadaran melayani bagi aparatur Membangun kesadaran masyarakat sebagai konsumen dengan membuka kesempatan yang seluas-luasnya kepada masyarakat baik langsung maupun melalui media massa untuk menyampaikan saran dan atau pengaduan mengenai pelayanan masyarakat. Memberikan “reward and punishment” yang seimbang; Mengadakan kompetisi pelayanan utk instansi yang memberikan pelayanan sejenis.

LANGKAH STRATEGIS PENINGKATAN KAPASITAS PENYELENGGARAAN PELAYANAN PUBLIK BERKUALITAS Melaksanakan perbaikan mutu pelayanan publik: menciptakan standar pelayanan umum; diupayakan dengan: Menerbitkan pedoman pelayanan yang memuat persyaratan, prosedur, biaya/tarif pelayanan dan batas waktu penyelesaian pelayanan, Menempatkan petugas yang bertanggung jawab melakukan pengecekan kelengkapan persyaratan permohonan untuk kepastian mengenai diterima atau ditolaknya berkas permohonan tersebut pada saat itu juga. Menyelesaikan permohonan pelayanan sesuai dengan batas waktu yang ditetapkan Melarang dan atau menghapus biaya tambahan yang dititipkan pihak lain dan meniadakan segala bentuk pungutan liar Menerapkan pola pelayanan secara terpadu (satu atap atau satu pintu) Melakukan penelitian kepuasan pelanggan/masyarakat atas pelayanan yang diberikan, Menata sistem dan prosedur pelayanan secara berkesinambungan sesuai dengan tuntutan dan perkembangan dinamika masyarakat.

AKSES INFORMASI IBARAT HUTAN BELANTARA TRANSPARAN DALAM PELAYANAN PUBLIK LEMAH POSISI TAWAR WARGA THD PEMERINTAH INKONSISTENSI PEMERINTAH BERPERILAKU GANDA SESUAI KEPENTINGAN AKSES INFORMASI IBARAT HUTAN BELANTARA PROSEDUR PELAYANAN YANG PANJANG DAN RUMIT MENCIPTAKAN OPPORTUNITY COST TINGGI : MENDORONG MASYARAKAT MENCARI CARA YANG MUDAH DAN TIDAK WAJAR TIDAK JELAS HAK DAN KEWAJIBAN : HANYA MENGATUR KEWAJIBAN PERLAKUKAN TIDAK WAJAR : SEENAKNYA MENURUT SELERA

SESUAI HARAPAN KEINGINAN DAN ASPIRASI DENGAN MENDENGAR PENGGUNA RESPONSIF DALAM PELAYANAN PUBLIK RESPONSIF KEMAMPUAN MENGIDENTIFIKASI KEBUTUHAN MASYARAKAT SESUAI HARAPAN KEINGINAN DAN ASPIRASI DENGAN MENDENGAR PENGGUNA KENALI DAN MEMBERI PERHATIAN YG BESAR KEPADA PENGGUNA JASA PEMBERI LAYANAN PENERIMA LAYANAN BERTANGGUNG JAWAB KEPADA PELANGGAN DEPOLITISASI INOVASI MENGHINDARI PEMBOROSAN BANYAK PILIHAN MEMILIKI KOMITMEN KEADILAN

PAKET KEMASAN PELAYANAN PUBLIK Fasilitas Penunjang (Supporting Facilities): adalah berbagai prasarana dan sarana fisik (Infrastruktur) yang harus sudah tersedia sebelum sesuatu pelayanan publik tertentu dapat diselenggarakan atau ditawarkan kepada masyarakat. Barang/Jasa Pelengkap (Complimentary Products/Services): adalah barang / material / bisa juga dokumen, maupun jasa-jasa lainnya yang harus disediakan, dibeli, dan atau digunakan oleh masyarakat calon pengguna layanan publik sebagai pelengkap atau kelengkapan sebelum / sesudah memperoleh pelayanan publik tertentu. Layanan Eksplisit (Explicit Services): adalah wujud nyata sebagai substansi atau inti manfaat dari pelayanan publik yang diterima atau dirasakan oleh masyarakat. Manfaat Tersirat (Implicit Services) : adalah manfaat yang secara psikologis dapat dirasakan oleh masyarakat secara ekstrinsik dari suatu layanan publik yang diselenggarakan oleh pemerintah daerah. (James A Fitzsimmons dan Mona J. Fitzsimmons, 1994)

Duabelas Karakteristik Jasa Pelayanan merupakan output tidak berbentuk (intangible output). Pelayanan merupakan output variabel, tidak standar. Pelayanan tidak dapat disimpan dalam inventori, tetapi dapat dikonsumsi dalam produksi. Terdapat hubungan langsung yang erat dengan pelanggan melalui proses pelayanan. Pelanggan berpartisipasi dalam proses memberikan pelayanan. Ketrampilan personil “diserahkan” atau diberikan secara langsung kepada pelanggan.

Duabelas Karakteristik Jasa (lanjutan) Pelayanan tidak dapat diproduksi secara massal. Membutuhkan pertimbangan pribadi yang tinggi dari individu yang memberikan pelayanan. Perusahaan jasa pada umumnya bersifat padat karya. Fasilitas pelayanan pada umumnya berada dekat lokasi pelanggan. Pengukuran efektivitas pelayanan bersifat subyektif. Option penetapan harga lebih rumit. (Sumber : Gasperz, 1997 : 241).

Dasar Pembebanan PENETAPAN HARGA LAYANAN  BIASANYA DIHITUNG BERDASAR TOTAL BIAYA (FULL COST)

BEBERAPA KESULITAN TOTAL BIAYA SULIT DIKETAHUI SECARA TEPAT ALOKASI OVERHEAD BIAYA-BIAYA TERSEMBUNYI (HIDDEN COST)  MISAL BIAYA BIROKRASI

BEBERAPA KESULITAN JUMLAH KONSUMSI TIAP ORANG BERBEDA TIDAK MEMPERHITUNGKAN KEMAMPUAN ORANG UNTUK MEMBAYAR  BAGAIMANA TERHADAP ORANG MISKIN ??

BEBERAPA KESULITAN KOMPONEN BIAYA APA SAJA YANG AKAN DIPERHITUNGKAN BIAYA OPERASI LANGSUNG BIAYA MODAL  PENGGANTIAN BARANG MODAL YANG SUDAH USANG BIAYA PEMELIHARAAN

Prinsip Dasar Pembebanan Tarif SEMAKIN DEKAT SUATU PELAYANAN TERKAIT DENGAN BARANG PRIVAT, SEMAKIN SESUAI BARANG TERSEBUT DIKENAI TARIF

Kegunaan Pembebanan Tarif Salah satu sumber penerimaan bagi pemerintah

Penetapan Harga Pelayanan Tarif Pelayanan Sulit menentukan FC secara tepat Sulit mengukur jlh yang dikonsumsi Tidak memperhitungkan kemampuan masyarakt ukt membayar Biaya apa saja yang harus diperhitungkan Berapa Beban yang wajar Full Cost Kesulitan FCR

Kompleksitas Strategi Harga Two-part tariffs perhitungan tarif dengan menggunakan dua perhitungan biaya yaitu biaya tetap dan biaya variabel. Peak-load tariffs Perhitungan tarif dengan menggunakan tarif tertinggi.

Kompleksitas Strategi Harga Diskriminasi harga Perhitungan tarif dengan memperhitungankan prinsip keadilan Full cost recovery Perhitungan tarif berdasarkan seluruh biaya yang dikeluarkan utk memberikan pelayanan Harga diatas Marginal Cost

MOTTO PELAYANAN “ BEKERJA ITU IBADAH ”