”ANALISA METODE PENILAIAN PERSEDIAAN OBAT ANTIBIOTIK PADA POLIKLINIK GUNADARMA TANJUNG DUREN” Animah 21202913
Latar Belakang Masalah Dalam proses persediaan stok obat – obatan di poliklinik Gunadarma ini menggunakan pencatatan biasa, sehingga sering terjadi kesalahan – kesalahan dalam proses pencatatan stok dan menghitung laba
Rumusan Masalah Dan Batasan Masalah Dari uraian latar belakang diatas, yang menjadi pokok permasalahan dalam penulisan ilmiah ini adalah : Bagaimanakah penilaian persediaan obat antibiotik di poliklinik Gunadarma tanjung duren dengan menggunakan metode FIFO dan Average pada periode Desember 2010 Dengan melihat banyaknya masalah mengenai pencatatan menggunakan kartu stok, dimanana obat antibiotik yang tersedia berjumlah ratusan ini. Penulis membatasi beberapa contoh obat saja dalam menyelsaikan perbedaan stok fisik, data komputer denngan kartu stok. Dan untuk mengetahui dimana letak kesalalahan yang terjadi selama ini, dengan data yang diambil pada Bulan Desember 2010 yang lalu.
Tujuan Penelitian Tujuan yang penulis ingin ketahui adalah untuk : Untuk mengetahui penilaian persediaan obat antibiotik di poliklinik Gunadarma Tanjung Duren dengan menggunakan metode FIFO dan Average
Manfaat Penelitian Untuk Poliklinik Gunadarma Tanjung Duren Untuk Penulis - Mendapat pengetahuan diluar perkuliahan - Dapat mengetahui manajeman yang lebih baik serta mengetahui lebih dalam lagi kegiatan yang dilakukan di kamar obat poliklinik Gunadarma. Untuk Poliklinik Gunadarma Tanjung Duren -Dapat memperbaharui pembelian obat – obatan yang berlebihan, khususnya obat antibiotik -Dapat mengurangi obat antibiotik yang kadaluarsa karena jarang dipakai
Objek Penelitian Tempat yang dijadikan sebagai objek penelitian yaitu kamar obat poliklinik Gunadarma Tanjung Duren .
Data Variabel Yang Digunakan Data atau variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah data stok opname Bulan Desember 2010.
FIFO Amoxan 500 mg capsul yang dibutuhkan dalam satu bulan sebanyak 12 box atau sekitar 1200 butir dengan harga per butirnya Rp. 200,- dengan rincian penjualan sebagai berikut: 01/12/2010 Saldo Barang Dagangan, 300 Butir @ Rp. 200 ,- = Rp. 60.000 ,- 08/12/2010 Dibeli Barang Dagangan, 100 Butir @ Rp. 225,- = Rp. 25.500,- 15/12/2010 Dijual Barang Dagangan, 150 Butir @ Rp. 300,- = Rp. 45.000,- 18/12/2010 Dibeli Barang Dagangan, 70 Butir @ Rp. 250,- = Rp17.500- 20/12/2010 Dijual Barang Dagangan, 200 Butir@ Rp. 325,- = Rp. 65.000,- 22/12/2010 Dibeli Barang Dagangan, 50 butir@ Rp. 275,- = Rp. 13.750,- 25/12/2010 Dijual Barang Dagangan, 100 Butir@ Rp. 300,- = Rp. 30.000,- 29/12/2010 Dibeli Barang Dagangan, 30 Butir @ Rp. 300,- = Rp. 9.000,-
TABEL FIFO Tabel 4.1 FIFO Amoxan 500 mg Capsul Diterima Dikeluarkan Nilai Persediaan TGL Q UC TC SALDO 01/12/2010 300 200 60000 08/12/2010 100 225 22500 82500 15/12/2010 150 30000 52500 18/12/2010 70 250 17500 70000 20/12/2010 50 11250 28750 22/12/2010 275 13750 42500 25/12/2010 20 5000 12500 13500 18500 29/12/2010 30 9000 27500
Tabel Average Diterima Dikeluarkan Nilai Persediaan TGL Q UC TC SALDO 01/12/2010 300 200 60000 08/12/2010 100 225 22500 206,25 82500 15/12/2010 150 210 31500 52500 18/12/2010 70 250 17500 218,75 70000 20/12/2010 239,58 35937 50 11829 28750 22/12/2010 275 13750 42500 25/12/2010 264,28 13214 20 18500 29/12/2010 30 9000 27,5 27500
Persedian Akhir Rumus Persediaan Akhir = Unit (Saldo + Pembelian) – Unit Penjualan persediaan akhir = ( 300 + 100 + 70 + 50 + 30 ) – 150 – 150 -50 -50 -50 = 100 Butir Nilai Harga Pokok Penjualan = (150 X 200) + ( 150 X 200) + ( 50 X 225) + (50x 225) + (50 x 250) = 30000 + 30000 + 11250 + 11250 + 12500 = Rp 95.000,- Persediaan Akhir = (20 x 250) + (50 x 275) + (30 x 300) = 5000 + 13500 + 9000 = Rp 27.500,- Laba Kotor = ( 45000 + 65000 + 30000 ) – 95000 = Rp 15.000
Kesimpulan Setelah diperoleh data pada bulan Desember tahun 2010 yang dapat digunakan sebagai dasar penentuan metode FIFO pada persediaan obat – obatan untuk diketahui persediaan akhir, nilai harga pokok penjualan dan laba kotor. Maka dapat disimpulkan : Untuk obat amoxan diketahui persediaan akhir obat tersebut sebanyak 100 butir, nilai harga pokok penjualan sebesar Rp95.000,- persediaan akhir dalam rupiah sebesar Rp.27.500,- dan laba kotor Rp.15.000,- Hasil dari perhitungan tersebut dilihat dari tabel FIFO sehingga perhitungan yang lebih efisien dalam menentukan penilaian persediaan obat obatan ditentukan dengan menggunakan metode FIFO bukan dengan Average, karena nilai dalam tabel Average hanya menentukan rata rata dari nilai tabel FIFO itu sendiri.