Skripsi Oleh: Husni Mubarak Nim:

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Seminar Komprehensif Hendri Ahmadi
Advertisements

Ali Setyayudi* dan Resti Wahyuni Balai Penelitian Teknologi Hasil Hutan Bukan Kayu Jl. Dharma Bhakti No.7 Ds. Langko, Kec. Lingsar, Kab. Lombok Barat,
Logam berat ? Berbahaya ? Solusi ?
Dr. Ir. Iskandar., MSi dan Ujang Subhan, S.Pi., MSi
Sidang Kompre FADHILAH SILVIANA PUTRI
PRATIWI DINDA MUTIANUGRAH
(Capsicum frustescens L)
Unur Yang diperlukan Oleh Tumbuhan
STAF LABORATORIUM ILMU TANAMAN
PENGARUH KOTORAN TERNAK TERHADAP PERTUMBUHAN LABU SIAM (Sechium edule)
Kuliah 1 : Pupuk Organik Dr. Ir. Dja’far Shiddieq, M.Sc. JURUSAN TANAH FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS GADJAH MADA 2006 TEKNOLOGI BAHAN PUPUK & PEMUPUKAN.
Hubungan Suhu dan Pertumbuhan Tanaman
PERCOBAAN 2 FAKTOR Kuswanto Download materi: rizali.staff.ub.ac.id
Eka Tarwaca Susila P Lab. Ilmu Tanaman Jurusan Budidaya Pertanian
3. Analisis Hara dan Pertumbuhan Padi pada Berbagai Varietas dan Kedalaman Muka Air pada Musim Tanam I dan II. Tempat dan Waktu :di Rumah Pastik di lahan.
PERBANYAKAN VEGETATIF TANAMAN
PERCOBAAN 2 FAKTOR Kuswanto.
PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA Pembimbing: Juang Gema Kartika, S.P.
EFEKTIVITAS EKSTRAK BUAH MENGKUDU Morinda cirtifolia L
MENYIAPKAN LAHAN DAN MEDIA
Dosis dan Sumber P Organik (kg/ha)
PENGGUNAAN BUNGA KECOMBRANG (Etlingera elatior) SEBAGAI ANTIBAKTERI PADA DAGING SAPI SEGAR DENGAN VARIASI KONSENTRASI DAN LAMA PERENDAMAN MELIA SITI AJIJAH.
OLEH : TRI AYULOKASARI O5O3O3O44/ ILMU TANAH
Rancangan Beton Normal Metode ACI
KELOMPOK FAKTOR ESSENSIIL
STUDI PENYIAPAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR BUDIDAYA UNTUK PRODUKSI BIOAKTIF MENDUKUNG STANDARISASI MUTU PEGAGAN TIM PENELITI Dr Ir Munif Ghulamahdi,
Jumlah stolon sekunder
Perlakuan Jumlah daun total M1P a M1P ab M1P
……………..……. Helai daun/tan induk ……..
Pengamatan Tinggi tanaman mulai umur 4 mg setiap 2 mg
Teknik pembuatan pupuk hayati (Kapsul)
PENGARUH LAMA PERENDAMAN AIR KELAPA MUDA, AIR KELAPA TUA DAN AIR BIASA TERHADAP PERTUMBUHAN STEK MAWAR (Rosaceae) Oleh : NURLAILA MAHULAUW NIM : 2008 –
EVALUASI LAHAN KEMAMPUAN KESUBURAN TANAH (FCC)
Iskandar Lubis A.Ghozi Manshuri Sri Astuti Rais Heni Purnamawati
Oleh Panca Dewi Manu Hara Karti Luki Abdullah
Bogor Agricultural University
RANCANGAN ACAK LENGKAP FAKTORIAL
Forcep Rio Indaryanto, S.Pi., M.Si
HIDROPONIK.
Perlu Penurunan Kadar Pirit
Pemanfaatan Dregs Dan Pupuk Kandang Untuk Meningkatkan Kandungan Nitrogen (N) Pada Lahan Gambut Oleh Sri Wilda Albeta.
Uji Lanjut: Uji Berganda Duncan (DMRT) (Duncan's Multiple Range Test)
KARAKTERISTIK FOTOSINTESISI DAN SERAPAN FOSFOR HIJAUAN ALFALFA (Medilago Sativa) PADA TINGGI PEMOTONGAN DAN PEMUPUKAN NITROGEN YANG BERBEDA.
Kedalaman Muka Air Pengamatan Indragiri Fatmawati Ciherang Gilerang
KELOMPOK 5A IKMA 2010 Debby Prima Cintya
dan Bintil Akar di Rumah Plastik Msim Tanam I Perlakuan Akar Batang
MELAKUKAN PEMUPUKAN PADA BIBIT TANAMAN
Bobot Biji/Tanaman (g)
Wahyul Muttaqin E1A Pendidikan Biologi
PERTUMBUHAN DAN HASIL SELADA(Lactuca sativa L
Kajian Pemberian Dolomit dan Bacillus subtilis terhadap
PERBANYAKAN VEGETATIF TANAMAN
TEKNIK BUDIDAYA TANAMAN
Kelompok 4 Bio Riset Membandingkan pertumbuhan dan perkembangan bunga Geranium (geranium sp) yang menggunakan pupuk urea dan yang menggunakan vetsin Nama.
ANOVA 2 ARAH dengan Interaksi
BAB VI. KESUBURAN TANAH DAN PEMUPUKAN
Dalam Rancangan Acak Kelompok (RAK)
PRODUKSI PUPUK ORGANIK DIPERKAYA ASAM HUMAT DAN FULVAT MENGGUNAKAN CENTROSEMA, RUMPUT GAJAH DAN PUPUK KANDANG AYAM UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS.
Oleh: Dr. Ir. KASIFAH, M.P. UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
Ada 3 bentuk kapur yaitu :
Pengisian Polong Tanggamus
Kandungan nutrien pupuk daun :
HASIL PENELITIAN Analisis parameter tanah dan agroklimat
Sistem Pengairan.
Rancangan acak lengkap faktorial
KELUARAN YANG DIHARAPKAN
Pengamatan Lebar bedengan (m) Tinggi tanaman:   2 MST 11,57a
Sindy merliana j1b Sindy merliana j1b PENGGUNAAN FERMENTASI EKSTRAK PAITAN DAN KOTORAN KELINCI CAIR SEBAGAI SUMBER HARA PADA BUDIDAYA SAWI.
Rancangan Petak Petak Terbagi (Split Split Plot Design)
Oleh Yana Suryana. Ikan nila (Oreochromis niloticus) merupakan ikan yang dapat hidup dalam kondisi linkungan yang memiliki toleransi tinggi terhadap kualitas.
Transcript presentasi:

Skripsi Oleh: Husni Mubarak Nim: 021510301097 APLIKASI EKSTRAK Azolla microphylla DALAM SISTEM HIDROPONIK DAN PENGARUHNYA TERHADAP SERAPAN HARA SERTA HASIL TANAMAN SAWI (Brasicca juncea L.) Skripsi Oleh: Husni Mubarak Nim: 021510301097

PENDAHULUAN Perkembangan sistem pertanian organik di Indonesia Sistem Hidroponik Azolla merupakan jenis tanaman paku air yang mampu menambat N2 udara

Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian dosis dan interval ekstrak Azolla microphylla terhadap hasil dan serapan hara tanaman sawi pada sistem hidroponik Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai manfaat ekstrak Azolla microphylla sebagai alternatif sumber nutrisi tanaman yang dapat meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman sawi dalam sistem hidroponik, serta dapat mengetahui efektivitas penggunaan ekstrak azolla agar mendapatkan hasil yang optimum

METODOLOGI PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian dilakukan dikolam budidaya di belakang jurusan tanah dan green house tanah Universitas Jember Kabupaten Jember April 2007 Bahan Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tanaman paku air yaitu Azolla microphylla, tanaman sawi (Brasica juncea L.), air, media tanam berupa pasir dan timba berukuran 5 kg

Metode Kerja Persiapan penelitian Pembibitan Azolla microphylla di kolam budidaya belakang jurusan tanah Membuat ekstrak Azolla microphylla dengan cara diblender dan diperas Analisis pendahuluan kandungan unsur hara makro esensial N, P, K pada ekstrak Azolla microphylla Membuat media tanam hidroponik dari pasir Pembibitan tanaman sawi (Brasicca juncea L.). Pemeliharaan

Rancangan yang digunakan pada tahap ini adalah Rancangan Acak Lengkap Faktorial dengan 2 faktor (5x2) dan 3 Ulangan yaitu: Faktor pertama dosis ekstrak Azolla microphylla ( D ) D0 : Tanpa pemberian Ekstrak Azolla microphylla setara 0 % N D1 : Pemberian 15 ml Ekstrak Azolla microphylla setara 0,135 % N D2 : Pemberian 30 ml Ekstrak Azolla microphylla setara 0,27 % N D3 : Pemberian 45 ml Ekstrak Azolla microphylla setara 0,405 % N D4 : Pemberian 60 ml Ekstrak Azolla microphylla setara 0,54 % N Faktor kedua interval pemberian ekstrak Azolla microphylla ( I ) I1 : Satu minggu sekali I2 : Satu minggu dua kali

Untuk mengetahui pengaruh masing-masing perlakuan maka dilakukan analisis varian. Sedangkan untuk membedakan pengaruh rata-rata perlakuan diuji duncan pada taraf kepercayaan 95%

HASIL DAN PEMBAHASAN Dari hasil analisis laboratorium menunjukkan bahwa ekstrak Azolla microphylla mempunyai nilai kandungan hara yang dapat dimanfaatkan tanaman untuk memenuhi kebutuhan nutrisi hasil analisis disajikan pada Tabel 1. Tabel 1. Kandungan Unsur Hara Dalam Ekstrak Azolla microphylla NO Unsur Nilai 1 N (%) 0,9 2 P (%) 0,6 3 K (%) 4 C/N rasio 8,5

Pengaruh Dosis dan Interval Ekstrak Azolla microphylla Terhadap Serapan Hara N Tanaman Sawi Gambar 1. Hubungan interaksi dosis dan Interval terhadap serapan N (mg/tanaman) tanaman sawi Tabel 2. Pengaruh Interaksi Dosis dan Interval Ekstrak Azolla Terhadap Serapan N (mg/tan) Tanaman Sawi Perlakuan N (mg/tan) Satu minggu sekali Satu minggu dua kali D0 (Tanpa pemberian ekstrak Azolla) 3,91 g 4,37 g D1 (Pemberian ekstrak Azolla 15ml) 11,38 f 52.85 de D2 (Pemberian ekstrak Azolla 30ml) 43.32 e 55,14 d D3 (Pemberian ekstrak Azolla 45ml) 50,57 de 81,61 c D4 (Pemberian ekstrak Azolla 60ml) 133,50 a 108,74 b

Pengaruh Dosis dan Interval Ekstrak Azolla microphylla Terhadap Serapan Hara P Tanaman Sawi Gambar 2. Hubungan interaksi dosis dan Interval terhadap serapan P (mg/tanaman) tanaman sawi Tabel 3. Pengaruh Interaksi Dosis dan Interval Ekstrak Azolla Terhadap Serapan P (mg/tan) Tanaman Sawi Perlakuan P (mg/tan) Satu minggu sekali Satu minggu dua kali D0 (Tanpa pemberian ekstrak Azolla) 0,89 e 0,82 e D1 (Pemberian ekstrak Azolla 15ml) 1,69 d 5,74 c D2 (Pemberian ekstrak Azolla 30ml) 5,84 c 5,94 c D3 (Pemberian ekstrak Azolla 45ml) 6,25 c 8,67 b D4 (Pemberian ekstrak Azolla 60ml) 8,41 b 10,49 a

Pengaruh Dosis dan Interval Ekstrak Azolla microphylla Terhadap Serapan Hara K Tanaman Sawi Gambar 3. Hubungan interaksi dosis dan Interval terhadap serapan K (mg/tanaman) tanaman sawi Tabel 4. Pengaruh Interaksi Dosis dan Interval Ekstrak Azolla Terhadap Serapan K (mg/tan) Tanaman Sawi Perlakuan K (mg/tan) Satu minggu sekali Satu minggu dua kali D0 (Tanpa pemberian ekstrak Azolla) 7,65 f 6,23 f D1 (Pemberian ekstrak Azolla 15ml) 26,59 e 113,48 c D2 (Pemberian ekstrak Azolla 30ml) 113,55 d 128,76 c D3 (Pemberian ekstrak Azolla 45ml) 121,33 cd 183,15 b D4 (Pemberian ekstrak Azolla 60ml) 205,50 a 186,29 b

Pengaruh Dosis dan Interval Ekstrak Azolla microphylla Terhadap Berat Basah Tanaman Tabel 5. Pengaruh Interaksi Dosis dan Interval Ekstrak Azolla Terhadap Berat Basah (gram) Tanaman Sawi Perlakuan Berat basah (gram) Satu minggu sekali Satu minggu dua kali D0 (Tanpa pemberian ekstrak Azolla) 15.24 cd 15.97 c D1 (Pemberian ekstrak Azolla 15ml) 19.44 c 37.42 b D2 (Pemberian ekstrak Azolla 30ml) 39.07 b 42.37 b D3 (Pemberian ekstrak Azolla 45ml) 40.87 b 47.25 ab D4 (Pemberian ekstrak Azolla 60ml) 51.28 a 53.27 a Angka diikuti Huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata uji Duncan pada taraf 5%.

Pengaruh Dosis dan Interval Ekstrak Azolla microphylla Terhadap Berat Kering Tanaman Tabel 6. Pengaruh Interaksi Dosis dan Interval Ekstrak Azolla Terhadap Berat Kering (gram) Tanaman Sawi Perlakuan Berat kering (gram) Satu minggu sekali Satu minggu dua kali D0 (Tanpa pemberian ekstrak Azolla) 0.52 d 0.46 d D1 (Pemberian ekstrak Azolla 15ml) 0.70 d 2.85 c D2 (Pemberian ekstrak Azolla 30ml) 2.69 c 2.60 c D3 (Pemberian ekstrak Azolla 45ml) 2.66 c 3.87 b D4 (Pemberian ekstrak Azolla 60ml) 4.52 a 4.33 a Angka diikuti Huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata uji Duncan pada taraf 5%.

Rata-rata tinggi tanaman (cm) Pengaruh Dosis dan Interval Ekstrak Azolla microphylla Terhadap Tinggi Tanaman Tabel 7. Pengaruh Interaksi Dosis dan Interval Ekstrak Azolla Terhadap Tinggi (cm) Tanaman Sawi Perlakuan Rata-rata tinggi tanaman (cm)   D0 (Tanpa pemberian ekstrak Azolla) 13.33 d D1 (Pemberian ekstrak Azolla 15ml) 16.91 c D2 (Pemberian ekstrak Azolla 30ml) 18.23 c D3 (Pemberian ekstrak Azolla 45ml) 21.50 b D4 (Pemberian ekstrak Azolla 60ml) 27.33 a Angka diikuti Huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata uji Duncan pada taraf 5%.

KESIMPULAN Kandungan hara ekstrak Azolla microphylla mengandung unsur N (0,9 %), P (0,6%) dan K (1%) Pada perlakuan dosis 60 ml dengan interval satu minggu sekali (D4I1) mampu meningkatkan serapan N (133,509 mg/tanaman), K (205,505 mg/tanaman), sedangkan pada perlakuan dosis 60 ml dengan interval satu minggu dua kali (D4I2) mampu meningkatkan serapan P sebesar (10,498 mg/tanaman) Pemberian dosis ekstrak azolla pada sistem hidroponik mampu meningkatkan hasil berat basah, berat kering dan tinggi tanaman sawi

TERIMA KASIH ATAS PERHATIANNYA