Pembelajaran Konsumen Consumer Behavior, Eighth Edition SCHIFFMAN & KANUK Chapter 7 Pembelajaran Konsumen
Pentingnya Pembelajaran Konsumen Terhadap Keberhasilan Produk Mengapa produk produk ini gagal? Listerine Toothpaste Ben-Gay Aspirin Oreo Little Fudgies Mengapa PocketPaks berhasil?
Pentingnya Pembelajaran Pemasar harus mengajari konsumennya untuk mengetahui: dimana produknya dapat dibeli, bagaimana menggunakannya, bagaimana memeliharanya, bagaimana membuangnya.
Pembelajaran Konsumen Sebuah proses bagi para individu untuk memperoleh pengetahuan dan pengalaman pembelian dan pemakaian yang mereka terapkan pada perilaku yang akan datang.
Proses Pembelajaran Disengaja: diperoleh sebagai hasil pencarian informasi dengan teliti Tanpa disengaja: diperoleh secara kebetulan atau tanpa banyak usaha
Elemen Elemen Teori Pembelajaran Motivasi (motivation) Isyarat (cues) Tanggapan (response) Penguatan (reinforcement)
Motivasi Motivasi didasarkan pada kebutuhan dan sasaran Motivasi bertindak sebagai pendorong pembelajaran
Isyarat Jika motif membantu mendorong pembelajaran, maka isyarat (cues) merupakan stimuli yang memberikan arah berbagai motif ini.
Tanggapan Cara bereaksi terhadap dorongan atau isyarat (bagaimana mereka berperilaku).
Penguatan Hasil positif atau negatif yang mempengaruhi kecenderungan bahwa perilaku tertentu akan dilakukan lagi di masa mendatang dalam menanggapi isyarat ataupun stimulus tertentu.
Teori Pembelajaran Teori perilaku Teori kognitif
Teori Perilaku Teori teori yang didasarkan pada pemikiran bahwa pembelajaran berlangsung sebagai hasil dari tanggapan tanggapan terhadap stimulus eksternal yang dapat diamati. Disebut juga sebagai teori stimulus-tanggapan (stimulus response theory).
Teori Kognitif Sebuah teori yang didasarkan atas pengolahan informasi secara mental, sering kali dalam membantu pemecahan masalah.
Teori Pembelajaran Perilaku Pengkondisian Klasik (Classical Conditioning) Pengkondisian Instrumental (Instrumental Conditioning) Pembelajaran Melalui Peragaan atau Pengamatan (Modeling or Observational Learning)
Pengkondisian Klasik Sebuah stimulus jika dipasangkan dengan stimulus yang lainnya akan menghasilkan suatu respon tertentu. Namun kemudian jika stimulus tersebut tidak dipasangkan lagi (berdiri sendiri), maka akan tetap menghasilkan respon yang sama.
Model Pavlov Stimulus Yang Tidak Dikondisikan Pastel Daging Tanggapan Yang Tidak Dikondisikan Keluar Air Liur Stimulus Yang Dikondisikan Lonceng SETELAH MEMASANGKANNYA BERULANG Stimulus Yang Dikondisikan Lonceng Tanggapan Yang Tidak Dikondisikan Keluar Air Liur
Model Yang Analog Stimulus Yang Tidak Dikondisikan Aroma Makan Malam Tanggapan Yang Tidak Dikondisikan Keluar Air Liur Stimulus Yang Dikondisikan Berita pukul 18.00 SETELAH MEMASANGKANNYA BERULANG Stimulus Yang Dikondisikan Berita pukul 18.00 Tanggapan Yang Tidak Dikondisikan Keluar Air Liur
Pembelajaran Asosiatif Kognitif Pengkondisian klasik dipandang sebagai pembelajaran mengenai asosiasi di antara berbagai peristiwa yang memungkinkan organisme untuk mengantisipasi dan “mewakili” lingkungannya. Dari sudut pandang ini, pengkondisian klasik bukanlah aksi yang reflektif, namun merupakan perolehan pengetahuan baru.
Neo-Pavlovian Conditioning Pengkondisian ke depan (SK mendahului ST) Memasangkan SK dan ST berulangkali SK dan ST secara logis saling berkaitan SK yang baru dan dikenal ST yang secara biologis atau simbolis menonjol
Aplikasi Strategis Pengkondisian Klasik Pengulangan (Repetition) Generalisasi Stimulus Diskriminasi Stimulus
Figure 7.3 Cosmetic Variations in Ads Pengulangan Pengulangan meningkatkan kekuatan asosiasi antara SK dan ST dan memperlambat kelupaan, namun jika berlebihan akan berakibat kebosanan terhadap iklan (advertising wearout). Pemasar menghindari kebosanan dengan variasi kosmetik (cosmetic variations). Figure 7.3 Cosmetic Variations in Ads
Substantive Variations
Three-Hit Theory Iklan baru akan efektif, jika konsumen paling sedikit telah tiga kali melihat iklan tersebut. Namun hal ini banyak dipertanyakan
Generalisasi Stimulus Ketidak mampuan untuk mempersepsikan perbedaan antara stimulus yang sebenarnya sedikit agak berbeda.
Generalisasi Stimulus dan Pemasaran Perluasan lini, bentuk dan kategori produk Penggunaan merek bersama (family branding) Pemberian lisensi (licensing) Kemasan mirip (look-alike packaging)
Perluasan Lini Produk
Perluasan Bentuk Produk
Perluasan Kategori Produk
Kategori Produk Baru Untuk Segmen Pasar Yang Berbeda
Family Branding
Perusahaan Sepatu Melisensikan Namanya
Licensing Tokoh Kartun
Kemasan Mirip
Diskriminasi Stimulus Kemampuan untuk memilih stimulus tertentu di antara beberapa stimulus yang serupa. Positioning Differentiation
Diskriminasi Stimulus
Pengkondisian Instrumental Pembelajaran terjadi melalui proses coba coba (trial-and-error process), dimana kebiasaan terbentuk sebagai hasil dari pengalaman positif (penguatan) karena dilakukannya perilaku tertentu.
Model Pengkondisian Instrumental Situasi Stimulus (Butuh jeans yang baik) Coba Merek D Merek C Merek B Merek A Unrewarded Kependekan Kesempitan Kelonggaran Reward Pas Repeat Behavior
Pengkondisian Instrumental Dari suatu perilaku (membeli merek A, di toko B), konsumen memperoleh hasil (reward) yang lebih baik dibandingkan perilaku yang lainnya (membeli merek C, di toko D). Pengalaman yang baik merupakan instrumental dalam mengajari seseorang untuk melakukan perilaku tertentu.
Penguatan Penguatan Positif: Hasil yang positif yang mendorong timbulnya tanggapan tertentu. Contoh: Iklan yang menunjukkan rambut indah sebagai sebuah penguatan untuk membeli shampoo.
Penguatan Penguatan Negatif: Hasil yang tidak menyenangkan atau negatif yang mendorong dilakukannya perilaku tertentu. Contoh: Iklan yang menunjukkan kulit yang berkerut sebagai sebuah penguatan untuk membeli krim kulit.
Pengkondisian Instrumental dan Pemasaran Kepuasan pelanggan (penguatan) Jadwal penguatan Pembentukan perilaku Pembelajaran tertumpuk versus Pembelajaran tersebar
Pelanggan Yang Puas
Jadwal Penguatan Sistematis
Penguatan Secara Random
Sistematis dan Random
Kupon (Shapping)
Kupon
Shapping & Loss Leader
Konsep Konsep Lain Penguatan Hukuman (punishment) Pilih penguatan dibandingkan hukuman Punah (extinction) Lawan dengan kepuasan pelanggan Lupa (forgetting) Lawan dengan pengulangan
Pembelajaran Melalui Pengamatan Proses pembelajaran dimana seseorang mengamati perilaku orang lainnya, dan konsekuensi dari perilaku tersebut. Disebut juga pembelajaran melalui peragaan (modeling) atau pembelajaran melalui orang lain (vicarious learning).
Konsumen Belajar Melalui Pengamatan
Teori Pembelajaran Kognitif Teori ini menganggap bahwa pembelajaran yang menjadi ciri khas manusia adalah pemecahan masalah, yang memungkinkan para individu dapat mengendalikan lingkungan mereka.
Pengolahan Kognitif
Pengolahan Informasi Serupa dengan komputer, informasi yang masuk disimpan di dalam ingatan (memory) dan kemudian diambil kembali.
dan Penyimpanan Ingatan Pengolahan Informasi dan Penyimpanan Ingatan Penyim-panan panca indera Ingatan yang bekerja (Penyimpa-nan jangka pendek) Penyim panan jangka panjang Input paca indera Pengulangan Penyandian Pengam- bilan kembali Dilupakan; hilang Dilupakan; hilang Dilupakan; tidak tersedia
Retensi Ingatan Informasi disimpan dalam ingatan jangka panjang Episodically: menurut urutan perolehan Semantically: menurut konsep konsep yang penting
Model Pembelajaran Kognitif Model Promosi Model Tiga Kompetensi Model Pengambilan Keputusan Model Adopsi Inovasi Proses Keputusan Inovasi Urutan Tahap Tahap Pengolahan Perhatian Kognitif Kesadaran Pengetahuan Kesadaran Pengetahuan Minat Keinginan Afektif Evaluasi (Pra) Minat Evaluasi Persuasi Tindakan Konatif Pembelian Evaluasi (Pasca) Mencoba Adopsi Keputusan Konfirmasi
Teori Keterlibatan Konsumen terlibat dalam berbagai kegiatan pengolahan informasi dari pemecahan masalah yang luas hingga yang terbatas, tergantung kerelevanan suatu pembelian.
Teori Belah Otak Figure 7.14 Belahan otak kanan atau kiri mengkhususkan diri pada fungsi fungsi tertentu
Mendorong Pengolahan Otak Kanan dan Kiri
Permasalahan Dalam Teori Keterlibatan Teori keterlibatan dan strategi media Teori keterlibatan dan relevansinya bagi konsumen Rute utama dan rute sisi dalam persuasi Ukuran keterlibatan
Rute Utama dan Rute Sisi Dalam Persuasi Konsumen dengan keterlibatan yang tinggi paling baik bila dijangkau melalui iklan yang fokus pada atribut khusus dari produk (rute utama); sedangkan konsumen tanpa keterlibatan dapat dibujuk melalui isyarat isyarat sampingan dari iklan seperti model ataupun suasananya (rute sisi).
Elaboration Likelihood Model (Model Kemungkinan Pembahasan Seksama) Tingkat keterlibatan seseorang selama pengolahan pesan merupakan faktor penting dalam menentukan rute persuasi mana yang kiranya akan efektif.
The Elaboration Likelihood Model Keterlibatan TINGGI RENDAH Rute Utama Rute Sisi Argumen Pengaruh Sikap Pesan Isyarat Sampingan Pengaruh Sikap
Rute Sisi Dalam Persuasi
Kiasan Kalimat Utama Yang Tidak Terduga Meningkatkan Dampak
Ukuran Pembelajaran Konsumen Ukuran pengenalan dan pengingatan kembali Pengingatan kembali dengan bantuan dan tanpa bantuan Tanggapan kognitif terhadap iklan Ukuran copytesting Ukuran sikap dan perilaku loyalitas merek
Starch Readership Scores Mengukur Pembelajaran
Tahapan Loyatitas Merek Kognitif Afektif Konatif Tindakan
Loyalitas Merek Sebagai Fungsi Dari Sikap Relatif dan Perilaku Berlangganan Berlangganan Ulang Tinggi Rendah Sikap Relatif Tinggi Kesetiaan Kesetiaan Laten Rendah Kesetiaan Palsu Tidak Ada Kesetiaan