Bahan Ajar Sosial Kependudukan

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Indikator Kesejahteraan Masyarakat
Advertisements

FO BACKBONE SEBAGAI ALTERNATIF KOMUNIKASI DATA MICROWAVE LINK Draft 1.0 Regulatory INDOSAT GROUP Jakarta, 26 Agustus 2010.
Sukamdi Pusat Studi Kependudukan dan Kebijakan Universitas Gadjah Mada Yogyakarta2013.
Sukamdi Pusat Studi Kependudukan dan Kebijakan Universitas Gadjah Mada Yogyakarta2013.
Pesan-pesan utama Tingkat kemiskinan meningkat sedikit pada tahun 2005 dan menurun kembali ke tingkat pra-tsunami pada tahun 2006, difasilitasi oleh berakhirnya.
Konsep dan Indikator Pembagunan
Indikator Kesejahteraan Masyarakat
Masalah dan Isyu Sentral dalam Pembangunan
SISTEM TATARUANG NASIONAL
Penduduk & Kemiskinan Ekonomi Kependudukan Program Studi Magister
MASALAH POKOK PEMBANGUNAN
Kemiskinan, Ketimpangan, dan Pembangunan
Pemberdayaan di Indonesia
SURVEI CONTOH PERTEMUAN KE-4.
Bahan Kuliah Pembangunan Pertanian
STATISTIK I (DESKRIPTIF) MKF
INDIKATOR TUJUAN PEMBELAJARAN MATERI. Membandingkan PDB dan pendapatan per kapita Indonesia dengan Negara lain.
DISTRIBUSI PENDAPATAN DAN PEMERATAAN PEMBANGUNAN
Human security in africa catatan kuliah polpem di afrika.
DISTRIBUSI PENDAPATAN DAN PEMERATAAN PEMBANGUNAN
BAB 5 KEMISKINAN, KETIMPANGAN, DAN PEMBANGUNAN
Asisten Pemerintahan dan Kesra
RAPAT KOORDINASI TEKNIS BADAN LITBANG HUKUM DAN HAM
Ketidakmerataan Distribusi
GINI RASIO kabupaten gunungkidul tahun 2010
PELAKSANAAN SPF DI PROVINSI MALUKU
INDIKATOR PEMBANGUNAN BERWAWASAN KEPENDUDUKAN
Dukungan Lembaga Legislatif Dalam Percepatan Program Pengentasan Kemiskinan Disampaikan oleh: Dra. Sri Marnyuni (Anggota Komisi E – F-PAN DPRD Jawa.
Kondisi Kemiskinan.
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Gunungkidul
INDEKS PEMBANGUNAN REGIONAL (IPR) PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT
Menyongsong Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2017
OUTLINE Tahapan SIPENCATAR Diklat Pembentukan Tahun 2017
EVALUASI PENGELOLAAN KEPEGAWAIAN
KEMISKINAN DAN DISTRIBUSI PENDAPATAN
MATERI : PERTUMBUHAN, DISTRIBUSI PENDAPATAN DAN KEMISKINAN
KEMISKINAN DAN KESENJANGAN
MASALAH KEMISKINAN DAN KESENJANGAN PENDAPATAN DI INDONESIA
`KEBIJAKAN PEMBANGUNAN DAERAH DAN KEMISKINAN`
`KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN`
DISTRIBUSI PENDAPATAN
Sumber Jurnal: Agung Eddy Suryo Saputro PPT oleh: Siska Anggraeni
KONDISI SOSIAL EKONOMI PERTANIAN DI INDONESIA
SUMBER DATA DEMOGRAFI (Bagian II)
DISTRIBUSI PENDAPATAN
KEMISKINAN & KETIMPANGAN DISTRIBUSI PENDAPATAN DALAM PEMBANGUNAN
MASALAH KEMISKINAN DAN KESENJANGAN PENDAPATAN DI INDONESIA
KEMISKINAN.
MENGUKUR KEBERHASILAN PEMBANGUNAN PERTANIAN
ILMU ALAMIAH DASAR MANAJEMEN
DISTRIBUSI PENDAPATAN
Masalah dan Isyu Sentral dalam Pembangunan
KESEJAHTERAAN DAN KEMISKINAN (TEORI DAN PENGUKURAN)
DISTRIBUSI PENDAPATAN
Kemiskinan, Ketimpangan, dan Pembangunan
Masalah dan Isyu Sentral dalam Pembangunan
PENGUKURAN INDIKATOR EKONOMI MAKRO, MIKRO DAN DAERAH SERTA INTERPRETASI TEUKU ZULHAM DISAJIKAN PADA DIKLAT FUNGSIONAL PENJENJANGAN PERENCANA TINGKAT PERTAMA.
Ketidakmerataan Distribusi
Perbandingan Tingkat Kemiskinan Prov. Bengkulu September Tahun 2017
AZIZAH DIAH ANGGRAENI NPM : UNIVERSITAS INDRAPRASTA PGRI
POVERTY AND NUTRITIONAL STATUS
PENAJAMAN PROGRAM DAN ANGGARAN
TOPIK Konsep Kemiskinan Metode Penghitungan Penduduk Miskin (Moneter)
PENGARUH INFLASI TERHADAP KEMISKINAN DI PEDESAAN
PEMANFAATAN DATA SUSENAS MODUL KONSUMSI
Distribusi Pendapatan dan Kemiskinan Oleh: Viktor Pirmana.
BUKU SAKU BAPPEDA PROVINSI JAWA TENGAH PERKEMBANGAN TINGKAT KEMISKINAN
Diambil dari Buku “Panggilan Keberpihakan”
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT TANI
Pembangunan Manusia Melalui Pembangunan Pendidikan dan Kebudayaan
Transcript presentasi:

Bahan Ajar Sosial Kependudukan Sub dit Statistik Kerawanan Sosial Direktorat Statistik Ketahanan Sosial Bahan Ajar Sosial Kependudukan

Sub Dit Statistik Kerawanan Sosial Melaksanakan penyiapan kegiatan pengolahan, penyajian, analisis, evaluasi, pelaporan dan pengembangan statistik Kerawanan Sosial

Sub Dit Statistik Kerawanan Sosial Seksi Statistik Kemiskinan Melaksanakan penyiapan kegiatan pengolahan, penyajian, analisis, evaluasi, pelaporan dan pengembangan statistik Kemiskinan Seksi Statistik Kerawanan Sosial Baru Melaksanakan penyiapan kegiatan pengolahan, penyajian, analisis, evaluasi, pelaporan dan pengembangan statistik Kerawanan Sosial Baru

Definisi Kemiskinan (1) Chambers, bahwa si miskin diliputi lima ketidakberuntungan yang meliputi ; (1) kemiskinan (poverty), (2) fisik yang lemah (physical weakness), (3) kerentanan (vulnerability), (4) keterisolasian (isolation), (5) ketidakberdayaan (powerlessness). The denial of opportunities and choices… to lead a long, healthy, creative life and to enjoy a decent standard of living, freedom, dignity, self-esteem and the respect of others...’.UNDP (90)

Definisi Kemiskinan (2) World Bank (2004) melihat kemiskinan dari sisi ketiadaan akses, “Poverty is hunger. Poverty is lack of shelter. Poverty is being sick and not being able to see a doctor. Poverty is not having acces s to school and not knowing how to read. Poverty is not having a job, is fear for the future, living one day at a time. Poverty is losing a child to illness brought about by unclean water. Poverty is powerlessness, lack of representation and freedom.”

Poverty Analysis Asks … Berapa jumlah si miskin? Siapa si Miskin? Mengapa mereka miskin? What happens to poverty … ? Measurement Profile Determinants Policy

Konsep Kemiskinan (1) Absolut/Mutlak  merupakan standar kehidupan minimum yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhaan dasar yang diperlukan, baik makanan maupun non makanan. exp: membandingkan dgn GK

Konsep Kemiskinan (2) Relatif  standar kehidupan yang ditentukan dan ditetapkan secara subyektif oleh masyarakat setempat dan bersifat lokal serta mereka yang berada dibawah standar penilaian tersebut dikategorikan sebagai miskin secara relatif exp: membandingkan dgn distribusi income

Sebab Kemiskinan (1) Cultural -> diakibatkan oleh faktor-faktor adat dan budaya suatu daerah tertentu yang membelenggu seseorang tetap melekat dengan indikator kemiskinan

Sebab Kemiskinan (2) Struktural -> “Kemiskinan struktural adalah kemiskinan yang ditengarai atau didalihkan bersebab dari kondisi struktur, atau tatanan kehidupan yang tak menguntungkan”. Dikatakan tak menguntungkan karena tatanan itu tak hanya menerbitkan akan tetapi (lebih lanjut dari itu!) juga melanggengkan kemiskinan di dalam masyarakat. (Suyanto 1995)

Ukuran Kemiskinan 1) Garis kemiskinan pendapatan a. Ukuran Moneter 1) Garis kemiskinan pendapatan 2) Garis kemiskinan konsumsi b. Ukuran kesejahteraan Non Moneter : 1) Indikator berbasis ART, misal: IMR, APS, e0; 2) Indikator berbasis karakteristik ruta misal: kondisi rumah, proporsi pengeluaran makanan

Penghitungan penduduk miskin Sensus Kemiskinan Peta penduduk Miskin Indonesia, 2000 (Povmap) Pemetaan kemiskinan kecamatan, 2005 Pendekatan spesifik daerah dan sayang budaya di Sumba Timur Pendataan PSE 2005 Program Pedataan Perlindungan Sosial 2008

Metode Penghitungan Kemiskinan BPS menggunakan konsep kemampuan memenuhi kebutuhan dasar (basic needs approach). Dengan pendekatan ini, kemiskinan dipandang sebagai ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dasar makanan dan bukan makanan yang diukur dari sisi pengeluaran.

Sumber Data Sumber data utama yang dipakai adalah data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Modul Konsumsi dan Kor yang dilaksanakan pada bulan Maret 2009 dengan jumlah sampel 68.000 rumah tangga. Sebagai informasi tambahan, digunakan hasil Survei Paket Komoditi Kebutuhan Dasar (SPKKD), yang dipakai untuk memperkirakan proporsi dari pengeluaran masing-masing komoditi pokok non makanan.

Metode Metode menghitung Garis Kemiskinan (GK), Menggunakan dua komponen yaitu: Garis Kemiskinan Makanan (GKM) dan Garis Kemiskinan Non-Makanan (GKNM), GK= GKM + GKNM

Metode 2 Penghitungan garis kemiskinan dilakukan secara terpisah untuk masing-masing provinsi daerah perkotaan dan perdesaan. Penduduk miskin adalah penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran per kapita per bulan di bawah garis kemiskinan.

Indikator Kemiskinan Head Count Index (HCI-P0), yaitu persentase penduduk miskin yang berada di bawah Garis Kemiskinan (GK). Indeks Kedalaman Kemiskinan (Poverty Gap Index-P1) yang merupakan ukuran rata-rata kesenjangan pengeluaran masing-masing penduduk miskin terhadap garis kemiskinan. Semakin tinggi nilai indeks, semakin jauh rata-rata pengeluaran penduduk dari garis kemiskinan. Indeks Keparahan Kemiskinan (Poverty Severity Index-P2) yang memberikan gambaran mengenai penyebaran pengeluaran diantara penduduk miskin. Semakin tinggi nilai indeks, semakin tinggi ketimpangan pengeluaran diantara penduduk miskin.

Indikator Kemiskinan (2)

Distribusi dan ketimpangan Pendapatan Distribusi bedakan menjadi dua: Distribusi Personal (distribusi ukuran): digunakan untuk melihat pembagian pendapatan perkapita dari total pendapatan, biasanya dikelompokkan menurut kelas pendapatan, menurut wilayah, wilayah, profesi, pendidikan dan waktu• Distribusi fungsional : digunakan sebagai alat analisis untuk melihat pembagian pendapatan suatu wilayah berdasarkan sumber-sumber pendapatan atau faktor produksi, misal: berapa persen andil sektor perdagangan dalam GDP nasional dll

Distribusi pendapatan Conrad Lorenz: menggambarkan distribusi secara grafis, pada sumbu horisontal digambarkan persentase komulatif penerima pendapatan dan pada sumbu vertikal digambarkan persentase komulatif pendapatan yang diterima. Dapat membandingkan berbagai wilayah dan waktu, serta pengaruh berbagai variabel terhadap distribusi.

Kurva Lorenz

Indeks Gini

Ukuran kesenjangan lain

Kerawanan Sosial Baru Indikator Kerawanan Sosial Studi Khusus Perdagangan Orang

The vicious circle of poverty

Definisi Kerawanan Sosial (2) Vulnerabilitas: Ketidakamanan yang mengancam kesejahteraan individu, rumah tangga atau komunitas yang berhadapan dengan perubahan situasi lingkungan sosial fisik dan budaya. Moser (1996)

Definisi Kerawanan Sosial (1) Social vulnerability reflect” … the degre to which societies or socio economic groups are affected by stresses and hazards, whether brought about external forces or intrinsic factors – internal and external – that negatively impacts the social cohesion of country” (UNDP 2000)

Kemiskinan dan Kerawanan Vulnerability and poverty interact with each other, creating a vicious circle in which the two reinforce each other. Poor people are the most vulnerable to economic shocks, material losses and losses of well-being. (UN 2003)

Indeks Kerawanan Sosial Kota Wilayah Pesisir 2008   Kota Indeks Kerawanan 1171 Kota Banda Aceh' 0.16 Kerawanan Rendah 1172 Kota Sabang' 1771 Kota Bengkulu' 0.18 1174 Kota Lhokseumawe' 0.19 1275 Kota Medan' 0.20 8272 Kota Tidore Kepula 1971 Kota Pangkal Pinang 0.21 3376 Kota Tegal' 7471 Kota Kendari' 0.22 3574 Kota Probolinggo' 3374 Kota Semarang'

Indeks Kerawanan Sosial Kota Wilayah Pesisir 2008   Kota Indeks Kerawanan 3672 Cilegon' 0.23 Kerawanan Sedang 1371 Kota Padang' 6471 Kota Balikpapan' 0.24 2172 Kota Tanjung Pinan 7472 Kota Baubau' 5171 Kota Denpasar' 6474 Kota Bontang' 0.25 7372 Kota Pare Pare' 7371 Kota Makassar' 7571 Kota Gorontalo' 2171 Kota Batam' 0.26 3578 Kota Surabaya' 5271 Kota Mataram' 0.27 1271 Kota Sibolga' 9471 Kota Jayapura'. 1377 Kota Pariaman' 1173 Kota Langsa' 0.28 3375 Kota Pekalongan' 8171 Kota Ambon' 0.29 3575 Kota Pasuruan' 1871 Kota Bandar Lampun 7172 Kota Bitung' 0.30 7271 Kota Palu'

Indeks Kerawanan Sosial Kota Wilayah Pesisir 2008   Kota Indeks Kerawanan 1473 Kota Dumai' 0.31 Kerawanan Tinggi 6172 Kota Singkawang' 0.32 9171 Kota Sorong' 8271 Kota Ternate' 0.33 6473 Kota Tarakan' 5272 Kota Bima' 7373 Kota Palopo' 0.34 3274 Kota Cirebon' 3175 Kota Jakarta Utara 0.36 5371 Kota Kupang' 0.37 7171 Kota Manado' 0.39

Variabel Indeks Kerawanan Sosial Hasil Analisis Faktor 1 Pendidikan di bawah SLTA 2 Korban Kejahatan 3 Keluhan Kesehatan 4 Kelompok pengeluaran rendah dengan KRT wanita 5 Rumah tangga dengan KRT tidak bekerja 6 Rumah tangga dengan KRT Wanita 7 Rumah tangga dengan Lantai tanah 8 Sumber air minum 9 Penduduk 15 tahun ke atas yang buta aksara 10 Dependency Ratio 11 Rumah tangga dengan luas lantai perkapita < 8 m2 12 Desa Terjadi Bencana 13 Desa ada pemukiman di bantaran sungai 14 Desa ada pemukiman kumuh 15 Desa Terjadi Konflik massal

Elements of human trafficking On the basis of the definition given in the Trafficking in Persons Protocol, it is evident that trafficking in persons has three constituent elements; The Act (What is done) Recruitment, transportation, transfer, harbouring or receipt of persons The Means (How it is done) Threat or use of force, coercion, abduction, fraud, deception, abuse of power or vulnerability, or giving payments or benefits to a person in control of the victim The Purpose (Why it is done) For the purpose of exploitation, which includes exploiting the prostitution of others, sexual exploitation, forced labour, slavery or similar practices and the removal of organs.

Human Trafficking