1 SAINS, TEKNOLOGI DAN ETIK. 2 SAINTISME POPULER -METODE SAINS, DIANGGAP TER-SAHIH -HARUS DITERAPKAN PADA SELURUH ASPEK KEHIDUPAN TIDAK HANYA DI SISI.

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Calon Orang Besar Memulai Perubahan Kita ini terlalu banyak menggunakan waktu, tenaga, dan pikiran untuk sesuatu di luar diri kita. Juga terlalu banyak.
Advertisements

KODE ETIK BAGI PEJABAT KEUANGAN PUBLIK
ETIKA dan MORAL dalam PEMBELAJARAN
Hubungan antara Moral dan Etika:
Etika & Moral dalam Pembelajaran
Pasien datang dg keluhan pusing, ada riwayat stroke, katanya tekanan darahnya 200/120 mmHg. Datang ke rumah sakit dan kemudian diperiksa dokter. Buat.
KEBENARAN ILMIAH KWALITAS PENGETAHUAN
PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT
BAB 12 Etika Dalam Kantor Akuntan Publik
Etika Komputer Tinjauan Umum bahan utama: Etika Komputer Teguh Wahyono.
KONSEP ADMINISTRASI IKA RUHANA.
ETIKA DAN ESTETIKA BERBUDAYA
Pembentukan Sikap Dan Tingkah Laku
Peranan Etika dalam Bisnis
Pertemuan 5 DIMENSI ETIS KEMAJUAN IPTEK
FILSAFAT SEJARAH SARDIMAN AM.
KONSEP PRINSIP ETIKA.
ETIKA KESEHATAN MASYARAKAT
ETIKA BISNIS purwati.
ETIKA PROFESI Ade mifta zaen ( ) Ali saiin ( )
PARADIGMA ILMU PENGETAHUAN
Bertanya tentang kehidupan /realitas keseharian
PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA PEMBANGUNAN
FILSAFAT, ETIKA DAN KOMUNIKASI
Etika Dan Regulasi Maria Christina.
PERTEMUAN KE-6 PRINSIP-PRINSIP ETIKA BISNIS
Hasim As’ari TEORI ETIKA 1.
ARIF ABDUL AZIZ EA09 UNIVERSITAS GUNADARMA
3 BISNIS DAN ETIKA.
TANGGUNG JAWAB SOSIAL ILMUWAN
Realitas & “Kesadaran” Semiotika
Dr. Dewi Kurniasih, S.IP.,M.Si.
Prinsip-prinsip Etis Bisnis Dalam Berbisnis
Prinsip-prinsip Etis Bisnis Dalam Berbisnis
ETIKA BISNIS DAN PROFESI
SIH RINI HANDAJANI, M.MID
ETIKA PROFESI OLEH: WARIDI
SISTEMATIKA ETIKA Sistematika Etika : Etika Individual Umum Etika
FILSAFAT DAN ILMU PENGETAHUAN
Bab III MORALITAS.
NILAI DAN NORMA.
Oleh : dr. Nur Indarawati Lipoeto
PENGERTIAN DAN HAKIKAT IPS DALAM PROGRAM PENDIDIKAN
Oleh : Purnamasari Nazara Am.Keb SST
PANCASILA SEBAGAI SISTEM ETIKA
Metode Ilmiah Merupakan suatu cara sistematis yang digunakan oleh para ilmuwan untuk memecahkan masalah yang dihadapi Adalah cara menerapkan prinsip-prinsip.
ETIKA PROFESI.
ETIKA PROFESI Agus Firmansyah Dosen dan Peneliti Media
Berfikir Filsafat Menyeluruh, artinya seorang ilmuwan mengenal ilmu tidak hanya dari sudut pandang ilmu itu sendiri, tetapi melihat hakekat ilmu dalam.
Makna Akhlak, etika dan moral
METODE ILMIAH (2) I MADE WENA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS
ETIKA FILSAFAT DZIKRINA HIRONI, S.Psi HP /
KONSEP ETIKA DAN ETIKET
ETIKA KESEHATAN
Nama : Ratna Dhammena Santika NPM : Kelas : 4EA10
Pengertian, Konsep dan Tujuan Ilmu Sosial Budaya Dasar
Prinsip-prinsip Etis Bisnis Dalam Berbisnis
Oleh SYUKUR program pascasarjana pai iain salatiga 2015
KONSEP ADMINISTRASI IKA RUHANA.
PANCASILA 10 PANCASILA SEBAGAI SISTEM ETIKA PENGANTAR
FILSAFAT, ETIKA DAN KOMUNIKASI
ETIKA PROFESI.
BEBERAPA PENGERTIAN DALAM ETIKA PROFESI
ETIKA PROFESI.
Etika Keilmuan Anton Diana ( ). Pengertian Etika Secara Etimologi (ethos) watak kesusilaan / adat 01 Secara Terminologi : cabang filsafat yang.
ETIKA & NORMA Baham 02 a.
ETIKA BISNIS & TANGGUNGJAWAB SOSIAL PERUSAHAAN (CSR)
Dosen Pengampu: Achmad Sholihin, ST.,MM.
Etika Komputer Tinjauan Umum bahan utama: Etika Komputer Teguh Wahyono.
Pelatihan Applied Approach ITT Telkom Agustus 2018
Transcript presentasi:

1 SAINS, TEKNOLOGI DAN ETIK

2 SAINTISME POPULER -METODE SAINS, DIANGGAP TER-SAHIH -HARUS DITERAPKAN PADA SELURUH ASPEK KEHIDUPAN TIDAK HANYA DI SISI FISIKAL DAN NATURAL

3 SAINS HARUS DIBERLAKUKAN PADA SELURUH ASPEK KEHIDUPAN MANUSIA DAN SEGALA HAL YANG TIDAK ILMIAH HARUS DISINGKIRKAN BGMN DENGAN ETIKA? DIANGGAP NON SAINSTIFIK = TIDAK ILMIAH

4 ETIKA YANG MELAHIRKAN NORMA-NORMA MORAL DIANGGAB TIDAK ILMIAH TAHAYUL KUNO PRASEJARAH KARENA MENGUNAKAN METODE YANG DIANGGAB TIDAK LMIAH

5 EKSES: SAINSTISME BERKEMBANG JADI IDEOLOGI BAGI PENGANUTNYA MELAHIRKAN NIHILISME (SITUASI TANPA NILAI, DIMANA SEGALA HAL DIANGGAB BOLEH SELAMA DAPAT DIPERTANGGUNG JAWABKAN SECARA ILMIAH) PALING BERBAHAYA ADALAH SIKAP PEMBENARAN RASIONAL PADA TOTALITERISME

6 KELEMAHAN SAINS KELEMAHAN SAINS -HANYA BEDASAR AKAL - MEMULAI DARI ADA - DIBATASI OLEH PENGALAMAN -HANYA BEDASAR AKAL - MEMULAI DARI ADA - DIBATASI OLEH PENGALAMAN BERBICARA ”APA YANG SEHARUSNYA” YANG TIDAK SELALU SAMA DENGAN “APA YANG ADA”

7 MENGAPA DAPAT TERJADI PERBEDAAN KONSEP? ADA PERBEDAAN SIKAP CARA PANDANG TERHADAP MANUSIA SAINS : APA MANUSIA ITU ETIKA : SIAPA MANUSIA ITU

8 APA MANUSIA ITU - MILIHAT MANUSIA SEBAGAI OBYEK HASIL PERPADUAN KOMPLEK SENYAWA KIMIAWI YANG HARUS DILIHAT SECARA ILMIAH DAN ALAMIAH

9 ETIKA : SIAPA MANUSIA ITU -MANUSIA ADALAH SUBYEK, YANG TERIKAT PADA KENYA TAAN ALAMIAHNYA, SEBAGAI OBYEK PASIF “APA YANG ADA” MANUSIA JUGA SUBYEK YANG AKTIF, SELALU BERTANYA DAN MENCARI “APA YANG SEHARUSNYA” DAN “KEBENARAN OBYEKTIF”

10 Etika Memahami Manusia Sebagai Insan Pencari Makna Tidak sekedar hidup dan ada Juga mencari Dan mempersoalkan Kehidupan dan keberadaannya -Asal kehidupannya -Isi kehidupannya -Tujuan kehidupannya -Manusia Mencari MAKNA Karena menyadari makna itu tidak serta merta ada di dalam “apa yang ada” Mungkin terikat pada “apa yang ada” tapi relatif bebas untuk bertindak menuruti “apa yang seharusnya” apa yang diyakininya

11 Hidup manusia ditandai dengan = tuntutan untuk memilih = tuntutan untuk mengambil keputusan Selama manusia masih memilih dan mengambil keputusan, maka etika secara fungsional masih punya hak hidup dan peranan.

12 Manusia harus memilih Sesuatu yang memiliki fungsi kritis,tidak mgk sepenuhnya berasal dari, apa yang ada.

13 Dibalik tindakan dan pikiran manusia, ada hal yang,tidak dapat diterangkan dengan metafor-metafor..alamiah(natural) dan ilmiah. Inilah dimensi SUPERNATURAL itu Dimensi yang tidak bertentangan dengan alam natural,..hanya melampaui (beyond) alam. Jadi tidak dapat,,sepenuhnya difahami sebagai gejala alamiah semata Saat manusia merencanakan dan mengangankan sesuatu, dimana disitu harus dilakukan pilihan, maka ada unsur kenyataan yang tidak dapat diterangkan secara ilmiah

14

15 Tidak ada satu dimensipun dari kehidupan manusia yang terbebas dari dimensi etis. Selama manusia mempertanyakan benar salah, baik, buruk, jahat, manusia tidak dapat lepas dari pilihan-pilihan etis. Setiap putusan yang diambil pasti mengandung dimensi etik Jika, DIMENSI ETIK ITU ADA,MAKA DIMENSI RELIJIUS ATAU DIMENSI SUPERNATURAL ITU ADA

16 Di saat para ilmuwan berbicara memberi peringatan, tentang terancamnya kesehatan lingkungan,

17 pengurasan sumber daya alam maka ilmuwaan itu tetap akan berbicara berdasarkan data. Peledakan penduduk dan dampak negatifnya, ekses dari pengembangan reaktor nuklir, dan lain-lain, ilmuwan tetap terus memberi peringatan,

18 maka secara sadar atau tanpa sadar dia didalam benaknya tetap memiliki prakonsepsi-prakosepsi ttg apa kehidupan yang baik itu, juga ttg bgmn kwalitas kehidupan yang manusiawi itu

19 JIKA TIDAK, TENTU MRK TIDAK AKAN BICARA PERIHAL KEHIDUPAN YANG BAIK DAN KWALITAS KEMANUSIAAN. KARENA 2 HAL ITU TIDAK DAPAT DIUKUR OLEH PARAMETER ILMIAH DAN ALAMIAH.

20 Tidak dapat diukur dengan parameter ilmiah tapi dia tidak diluar alam, hanya melampaui alam, dimensi yang ekstra empirik. dan itulah yang terjadi setiap kali ilmuwan merasa berkewajiban memberi peringatan. “baik” “manusiawi” “mulia” “indah”

21