Soekarno dan gerakan perempuan

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
TEORI FEMINISME : SEJARAH PERKEMBANGAN
Advertisements

HUBUNGAN DASAR NEGARA DENGAN KONSTITUSI
Bahan KLB Pertemuan ke 11 Kamis, 12 Mei 2011 Jam Oleh: Sarmiati
MEDIA PEMBELAJARAN SEJARAH Kelas IX Semester II
Pendidikan Nasional Indonesia (PNI) dari Hari ke Hari Pada bulan September 1932 saya sudah pindah pondokan, menyewa di Jalan Kopo. Waktu itu Pimpinan Umum.
VISI Pembangunan Pemberdayaan Perempuan
HAK ASASI MANUSIA PERKULIAHAN TGL 30 DESEMBER 2009.
17 Agustus R. ARYO IMAN B X – B 28.
A. Pengertian Pergerakan Nasional
Hakikat PKn.
PENDIDIKAN DAN PEMBEBASAN DALAM PANDANGAN PAULO FREIRE
PAHLAWANKU.
Problematika Gender dalam Islam
PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
Asas Kewarganegaraan Setiap negara mempunyai kebebasan dan kewenangan untuk menentukan asas kewarganegaraan. Dalam asas kewarganegaraan dikenal dua pedoman.
Hak Dan Kewajiban.
bagi suatu bangsa dan negara
Ujian Tengah Semester (UTS) STIH Muhammadiyah Kotabumi Mata Kuliah Pancasila (siang) Waktu : SENIN, 17 Nopember 2014 _____________________________ 1.
BAB 7 USAHA PERSIAPAN KEMERDEKAAN INDONESIA
KEMANUSIAAN YANG ADIL DAN BERADAB
Demokrasi liberal 1950 – Prestasi Politik . Kemelut politik
TALITHA LINTANG PERTIWI 31 / XI.IPS 2
PARTAI NASIONAL INDONESIA
TATA CARA MEMPEROLEH KEWARGANEGARAAN RI
Sastra Korea dapat dibagi menjadi :
WARGA NEGARA DAN KEWARGANEGARAAN
Gender dan Kesetaraan Oleh : Shinta Maharani Koordinator Divisi Gender Aliansi Jurnalis Independen Yogyakarta. Jurnalis Tempo.
Warga Negara Pewarganegaraan.
Sekitar Berdirinya PNI
PNI(PartaiNasionalIndonesia)
Konsep dasar Politik dan pemerintahan
DEMOKRASI ANTARA TEORI DAN PELAKSANAANNYA
Pergerakan Wanita Dalam Pergerakan Nasional
PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN “Hak Dan Kewajiban Warganegara”
GENDER OLEH : YESI MARINCE, M.Si.
Konsep-Konsep Dasar Feminisme
Opini Publik.
TEORI POSKOLONIAL MENGENAI PERUBAHAN SOSIAL
Feminisme Marxis dan Sosialis
Mar’atul Makhmudah, S.IP, M.Si Mata Kuliah Politik Dan Gender
Sosialisme dan Komunisme
Cahyaningrum Dewojati
Wanita dan Hukum Seks dan Gender.
3. Kebijakan Pemerintah dalam bidang keagamaan
BUDAYA POLITIK DI I N D O N E S I A
PELAKSANAAN HAK ASASI MANUSIA (HAM) DALAM RELASI HUKUM DAN KEKUASAAN SERTA DALAM MENGHADAPI ISU-ISU GLOBAL Kelompok 10 Anesta Ebri Dewanty
ASSALAMU’ALAIKUM. ASSALAMU’ALAIKUM BAGAIMANA WANITA DAN PERANANNYA? DO YOU KNOW? BAGAIMANA WANITA DAN PERANANNYA?
Ideologi dan Nilai-nilai Pancasila
STRATEGI POLITIK NU MASA PENJAJAHAN JEPANG
Maria Walanda Maramis XI IIS 2
Feminisme Oleh kelompok 12: Agata Safira
Dinamika aktualisasi Pancasila sebagai dasar Negara dan pelaksanaan UUD 1945 Dinamika pelaksanaan UUD 1945.
DINAMIKA SOSIAL 7 Gerakan Feminisme dan Pengarus-Utamaan Gender (PUG)
Relasi Gender dalam Masyarakat Indonesia
Partai Politik di Indonesia
KABINET NATSIR.
POLITIK ETIS.
Hak dan Kedudukan Wanita dalam Islam
ADOPSI ANAK.
Genta Maghvira, S.I.Kom, M.I.Kom
PAHLAWANKU BY: pasha 5D AKBAR 5D.
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SIDOARJO Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Program Study Pendidikan Bahasa Inggris Pendidikan.
WARGA NEGARA HAK DAN KEWAJIBAN
POLIGAMI !!! MUHAMMAD JUNAEDI ARAS A / D3 TEKNIK KIMIA.
Militer dan Budaya Politik Indonesia
Hak dan Kewajiban Warga Negara
RELASI GENDER DALAM MASYARAKAT INDONESIA
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA
IKLIM KOMUNIKASI : Dasar Hubungan Personal
TEORI SASTRA PERTEMUAN 3.
Transcript presentasi:

Soekarno dan gerakan perempuan

Banjak orang yang tidak mengerti apa sebabnja saja anggap kursus-kursus wanita itu begitu penting. Siapa jang membtja kitab jang saja sadjikan sekarang ini,-jang isinya telah saja uraikan di dalam kursus-kursus wanita itu dalam pokok-pokoknya akan mengerti apa sebab saja anggap soal wwanita itu soal jang amat penting.soal wanita adalah soal masyarakat! (soekarno “sarinah, 1947)

Tulisan penting yang menuangkan gagasan soekarno tentang perempuan mengantar kita kelembaran sejarah pergerakan perempuan dimasa lalu. Ketika melihat gambar-gambar perjuangan perempuan yang dibalut kain kebaya menyuarakan aspirasi mereka bukan hanya soal kepandain putri, tetapi bahkan menyerukan perjuangan revolusioner.  

Di Jakarta terdapat organisasi WANI : Wanita Negara Indonesia (1945) yang dipimpin oleh sejumlah tokoh, seperti Suwarni Pringgodigdo (istri Sedar), Sri Mangunsarkoro, dan Suyatin Kartowiyono. Wani mendistribusikan beras untuk tujuan perjuangan. Terdapat pula organisasi-organisasi buruh, seperti Barisan Wanita yang berhaluan kiri salah satu tokohnya adalah SK Trimurti.

Satuan perjuangan yang pertama adalah LASWI: Laskar Wanita Indonesia yang didirikan oleh Aruji Kartawinata di Bandung tahun1945. Satuan ini mengangkat senjata dan berangkat ke garis depan medan petempuran, bergiat dalam melakukan perawatan perajurit yang menderita luka, menyelenggarakan dapur umum,dan menjahit seragam prajurit. Satuan semacam ini menyebar keseluruh jawa , serta sumatera tengah dan selatan, sulawasi tengah dan selatan

Sebelum perjuangan revolusioner, pergerakan perempuan sudah dimulai oleh perempuan perempuan kelas menengah. Ada beberapa factor mengapa kelas menengah mengambil peranan penting factor tersebut antara lain: Karena tingkat pendidikan Waktu yang luang Akses dan informasi dan Pengetahuan yang mereka miliki

Organisasi perempuan kelas menengah yang cukup kuat misalnya Putri Merdeka, yang dibentuk tahun 1912 dan mempunyai afiliasi dengan boedi Oetomo,organisasi nasionalis pertama yang berdiri tahun 1908. Afiliasi ini memperlihatkan bagaimana pada saat itu organisasi perempuan sangat dekat dengan nasionalisme dan simbolisasi ini terlihat pada kartini,seorang perempuan priayi. Muhamadiyah yang mempunyai nuansa agama  

Organisasi perempuan mulai masuk ajang politik pada tahun 1920-an, ketika organisasi-organisasi politik yang besar, seperti serekat Islam, PNI, dan PKI mempunyai divisi perempuan. Organisasi-organisasi perempuan ini mempunyai anggota yang bervariasi dalam latar belakang sosial dan politiknya. Isu-isu yang dilontarkan adalah seputar partisipasi perempuan dalam politik dan keterlibatan permpuan dalam pengambilan keputusan. (decision-making). Pada suasana seperti itulah soekarno pada tahun 1920-an mengemuka sebagai tokoh nasionalis. Dia mulai terlibat dalam politik pada tahun 1926, dan satu tahun kemudian pada tahun 1927 ikut menggagas PNI. Ketika kongres ibu ibu diadakan pertama kali pada bulan desember 1928, soekarno mengambil kesempatan ini untuk mengemukakan pendapatnya tentang perempuan.

Kongres Kaum ibu sebagai gerbang masuk Berbahagialah kongres kaoem ibu: diadakan pada soeatu waktu, dimana masih ada sahadja kaoem bapak Indonesia jang mengira bahwa perdjoeangannja mengejar keselamatan nasional bisa juga lekas berhasil zonder sokongannja kaoem ibu; oleh karena daripada kaoem bapak masih banyak jang koerang pengetahuan akan harganja sokongan kaoem ibu itu; kita tidak sahadja gembira hati akan kongres itu oleh karena kaoem bapak belum insjaf akan keharusan kenaikan derajat kaoem ibu itu,-kita gembira hati ialah teristimewa djuga oleh karena dikalangan kaoem ibu sendiri beloem banjak jang berkehendak akan kenaikan deradjat itu ( soekarno-kongres kaum ibu,1928)

Pidato pada kongres kaum ibu tahun 1928 menyokong hak-hak perempuan, namun ia menganggap perjuangan hak perempuan harus nomor dua setelah perjuangan kemerdekaan. Awalnya dalam kongres kaum ibu pandangan soekarno tidak dapat sambutan yang hangat.tigapuluh perempuan yang mengikuti kongres tersebut tetap berkonsentrasi untuk mendiskusikan isu-isu perempuan dan bukan nasionalisme. Bahkan ada tuduhan terhadap soekarno yang inginkan “memplitikkan” isu-isu perempuan bagi kepentingan politiknya.

Tak lama setelah kongres kaum ibu diadakan, beberapa organisasi baru terbentuk. Diantaranya adalah :Perikatan Perempuan Indonesia (PPI) yang namanya kemudian berubah menjadi Asosiasi Perempuan Indonesia (API). Tahun 1935, kembali berganti nama menjadi Kongres Perempuan Indonesia (KPI). Dalam kiprah politiknya, kelompok ini kelihatanya mengambil jalan tengah yakni bermain diantara isu-isu perempuan dan nasionalisme. Kali ini soekarno berhasil mencuri perhatian kelompok perempuan apalagi ide memperjuangkan kemerdekaan dapat merangkul kelompok-kelompok perempuan berbasis agama yang masih curiga dengan isu-isu perempuan yang diperjuangkan.

Situasi ini menimbulkan berdebatan yang seru diantara kelompok perempuan. Maria ulfah subadio menteri perempuan pertama Indonesia merefleksikan ketegangan yang terjadi dan menyimpulkan bahwa: “Kita memang bukan merupakan sebuah gerakan feminis, kita tidak pernah menjadi sebuah gerakan feminis, kita berfikir lebih baik melawan penjajahan daripada melawan laki-laki. Jadi kita membutuhkan laki-laki sebagai sekutu”( Doran,1987:104)

Setelah kongres perempuan Indonesia berakhir, beberapa organisasi kelompok perempuan bemunculan untuk mengangkat persoalan politik negeri. Tahun 1930, istri sedar yang dibentuk dibandung menyatakan diri ingin meningkatkan status perempuan Indonesia melalui perjuangan kemerdekaan. Ide dasarnya adalah bahwa tidak aka nada persamaan hak antara laki-laki dan peempuan bila tidak ada kemerdekaan

Sesudah jepang menyerah, kaum perempuan dari kalangan parpol dan ormas besrbasis agama, seperti aisyah dan wanita katolik membuat agenda untuk menunjang perjuangan. Hal yang sama dilakukan juga oleh wanita muslimat dari masyumi.istri-istri anggota angkatan bersenjata, seperti anggota bhayangkari(1945) dan isti-istri angkatan laut (1946) melakukan kerjasama untuk saling bantu dalam perjuangan terutama apabila suami mereka tewas.

Sejak awal tahun 1930-an, soekarno telah masuk dalam fase baru dalam perkembangan pemikiran politiknya, yaitu menguatnya konsep-konsep Marxisme idalam dirinya. Baginya, perjuangan permpuan yang lebihpenting adalahpenghancuran kapitalisme. Hal ini ia tekankan kepada kaum perempuan dengan sekali lagi menegaskan bahwa “kesetaraan antara laki-laki dan permpuan tidak cukup… ada kebutuhan yang lebih besar lagi, yaitu penghancuran system kapitalis” (doran, 1987:104)

Marxisme menjelaskan mengapa kapitalisme mengakibatkan adanya pembagian kerja antara perempuan dan laki-laki, pemisahan antara perempuam didunia domestic dan laki-laki didunia public. Tetapi Marxisme tidak menjelaskan mengapa sebelum ada kapitalisme, pemisahan tersebut sudah terjadi.

Pada tahun 1950-an badan organisasi perempuan diakui bukan lagi hanya satu. Kowani yang dibentuk pada tahun 1946 untuk menunjang perjuangan kemerdekaan bubar. Organisasi perempuan yang cukup kuat saat itu adalah Gerwis, sebuah organisasi yang independen bertujuan memejukan pendidikan permpuan dan menyediakan fasilitas penitipan anak. Tahun 1954 organisasi Gerwis menjadi gerakan wanita Indonesia (Gerwani) Gerwani dipandang sebagai bagian dari divisi perempuan PKI. Hubungan yang erat antara Gerwani dan pergerakan buruh (SOBSI) serta PKI membuat hubungan gerwani dengan soekarno menjadi sangat dekat.

Soekarno dan poligami Setelah bayiku berumur dua hari, waktu aku sedang berbaring, pagi-pagi benar datanglah Bung Karno. Bung karno duduk didepanku dan kemudian berkata: “Fat, aku minta izinmu,aku akan kawindengan hartini. “ aku dengarkan saja apa yang bung karno utarakan tadi dengan seksama dan tenang. “ Boleh saja,” kataku menjawab, tetapi fat minta dikembalikan pada orang tua. Aku tidak mau dimadu dan anti poligami.” Tetapi aku cinta ppadamu dan juga cinta pada hartini” demikian bung karno. “Oo, takbisa begitu!”kataku (Fatmafati,1978:80)

Perkawinan soekarno dengan hartini pada tahun 1945 merupakan tamparan keras bagi kelompok perempuan. Hubungan soekarno dengan gerakan perempuan menjadi tegang. Popularitas soekarno jatuh dan ide-ide besarnya dalam bukunya “sarinah” dipertanyakan

Karya besarnya dalam bukunya berjudul “sarinah” menunjukkan keseriusanya dalam membedah soal perempuan: Pada bab pertama: membahas soal laki-laki dan perempuan, soal “alam” dan “kultur” serta menunjukkan bagaimana perempuan didefinisikan oleh kultur. Pada bab berikutnya, ia menjelaskan keadaan perempuan dan menyatukanya dengan pemikiran-pemikiran feminisme marxis/sosialis. Pada bab terakhir soekarno mempertegas kewajiban perempuan , yakni ikut serta menyelamatkan republic memperkuat Negara nasional. Ia menjanjikan bahwa setelah Negara terselamatkan , masyarakat adil dan sejahtera dan perempuan pada akhirnya akan bahagia dan merdeka.

Feminis anneta baier (1985) mengatakan bahwa perempuan dalam perdebatan moralnya mempunyai kehendak yang berbeda dari laki-laki. Perempuan lebih menitik beratkan nilai-nilai etika yang berarti bagi kehidupanya. Perempuan hidup didalam masyarakat dan nilai-nilai kefeminimnya dianggap remeh dan tidak penting, seluruh eksistensinya sebagai perempuan disubordinasikan

POSTKOLONIALISME DAN FEMINISME DIMANA KARTINI? Pada tahun 1985, seorang feminis kelahiran calcuta , india, Gayatri Spivak, melontarkan sebuah pertanyaan kritis, “apakah subaltern dapat berbicara?” ( Subaltern disini dimaksudkan sebagai kelompok lemah, yang tidak berdaya. Spivak mendapatkan ide tentang masalah “Subaltern” perempuan dari pemahamanya tentang pemikiran para filsuf kontemporer seperti Derrida. Seseorang yang miskin, berkulit hitam,dan perempuan mempunyai tiga beban sekaligus. Bukan saja lemah secara ekonomi, ras pinggiran, dan warga Negara kelas dua. Perempuan menjadi objek karena adanya budaya patriarki yang membuat permpuan disunyikan, privilese menjadi perempuan (berikut pemikiran-pemikiranya)telah secara sistematis dihilangkan.

Feminis Postkolonial= Perempuan dunia Ketiga Teori feminis dan postcolonial memulai dengan usaha untuk melihat keterkaitan antara jender/ budaya/ etnisitas dengan cara menolak oposisi biner yang menjadi dasar dari otoritas patriarchal dan colonial. Budaya patriarchal mengasosiasikan laki-laki dengan segala yang positif; aktif, matahari, budaya, siang,tulisan,tinggi sedangkan perempuan diasosiasikan dengan segala yang negative; pasif, bulan, alam, malam, lisan, rendah.  

Kartini Feminis Kolonial? Tentu tidak dapat disangkal bahwa kartini didalam pemikiranya banyak melontarkan kritik pedas pada orang-orang colonial.Kartini menulis kepada teman belandanya, Stella Zeehandelaar seorang sosialis yang mempunyai hubungan yang kuat dengan gerakan sosialis dibelanda dan memiliki jaringan dengan orang-orang Belanda yang berpengaruh.

Pemikiran feminis Kartini, pertama adalah mendambkan sosok peremmpuanyang independen, dalam suratnya Jepara, 25 mei 1899 ia menulis bahwa:  Pemikiran Kartini Kedua, Kartini sangat dipengaruhi oleh pemikiran liberal tentang hak-hak individu dan hak pendidikan yang setara. Suratnya tertanggal 13 januari 1900 dan 25 mei 1899 Pemikiran Kartini Ketiga, Kartini sangat menentang diskriminasi terhadap perempuan, suratnya tertanggal 23 agustus 1900, mempersalahkan hal ini:  Pemikiran Kartini Keempat, Katini menyikapi perkawinan dengan sinis, suratnya tanggal 23 agustus 1900 Pemikiran kartini yang kelima, Kartini menyampaikan perang terhadap pligami  

Kelima pemikran feminis kartini dapat dikatakan datang dari pencerahan barat yang sangat ia kagumi. Dalam konteks kartini, permasalahan perempuan yang ia ungkapkan adalah permasalahan sebuah cita-cita besar yang ingin diraihnya atau bisa juga pemikiran teman- teman belandanya yang sangat ia kagumi itu. Ia hanya sebagai “medium” sebuah cita-cita besar kendaraan untuk teks-teks aliran besar, persamaan, kesetaraan, dan hak-hak perempuan yang telah diformulasikan oleh barat (Belanda). Dari kelima isu-isu feminis yang dikemukakan Kartini, sebagian besar ia gagal kesetaraan pendidikan hanya sebatas pencerahan yang ia cuplik dari ide-ide barat. Tidak pernah ia memperjuangkan dalam ruang lingkupnya, mengenal dan bergumul dengan kaum perempuan jawa yang tertindas.