PELAKSANAAN PPIA DI PROVINSI BALI

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
INDIKATOR KESEHATAN PRODUKSI
Advertisements

PENJELASAN DEFINISI OPERASIONAL PROGRAM KIA
Situasi HIV di Indonesia 2010
Asisten Deputi Pembinaan Wilayah KPAN
LATAR BELAKANG Universal Access target 2015 sudah diambang pintu:
POSYANDU BALITA RIWANTO, SKM.
Tujuan Pengaturan Upaya Kesehatan Anak:
Critical review fungsi dan program Puskesmas
PENCAPAIAN INDIKATOR KINERJA
Enny Zuliatie Die-J YPI (Drop in Center Cijantung Yayasan Pelita Ilmu)
Dr. Ormaia Nja’ Oemar, M.Kes
MENINGKATKAN KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN ANAK DI RUMAH SAKIT Sekilas tentang Buku Saku Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit dan Metode Pelatihan.
AIDS di Indonesia sudah 22 Tahun Dilaporkan oleh seluruh Provinsi dan sekitar 300 Kab/Kota.
POSYANDU BALITA This "Deco" border was drawn on the Slide master using PowerPoint's Rectangle and Line tools. A smaller version was placed on the Notes.
Tindak Lanjut – Rencana Kerja
PMTCT DALAM PERSPEKTIF HAK ANAK
KEBIJAKAN PROGRAM KB PASCA SALIN
Apakah Indonesia sudah mencapai titik balik ? Dr. Nafsiah Mboi, Sp.A, MPH Menteri Kesehatan Republik Indonesia 1 MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA.
PROGRAM PENANGGULANGAN HIV-AIDS DI KABUPATEN/KOTA dr erly SpMK
KONDISI HIV & AIDS DI JAWA TENGAH 1993 s/d 30 SEPTEMBER 2011.
KEBIJAKAN DAN PROGRAM KESEHATAN REPRODUKSI
INDIKATOR PEMANTAUAN Sasaran yang di gunakan dalam PWS KIA berdasarkan kurun waktu 1 tahun, dengan prinsip konsep wilayah - maka untuk PWS Provinsi memakai.
KOMISI PENANGGULANGAN AIDS
Kompilasi Data Sebaran, Kasus & Logistik KPA Kab. Tangerang
OLEH : TUTIK INDERAWATI, S.ST, MM
ANALISA SITUASI HIV-AIDS
HIV/AIDS REMAJA SABTU ; 13 JUNI 2015 By : KANDACE SIANIPAR, MPH
HIV AIDS Di TEMPAT KERJA
SISTEM PENCATATAN DAN PELAPORAN LB-3 (2)
SITUASI IMS (HIV – AIDS) PROVINSI JAWA TENGAH
PEMANFAATAN DATA RUMAH SAKIT
ELIMINASI MALARIA DI BANYUMAS 2015
PRINSIP DETEKSI DINI TERHADAP KELAINAN, KOMPLIKASI DAN PENYULIT PADA IBU HAMIL Hasnaeni Hatta, S. ST.
PROGRAM KIA Kesehatan Ibu dan Anak.
Stop AIDS Pencegahan Positif
PMTCT DALAM PERSPEKTIF HAK ANAK
PENGUKURAN KESEHATAN Definisi indikator
ILMU KESMAS X (PROGRAM2 KESEHATAN)
Epidemiologi-Susanto, 2012
Pengendalian Penyakit Menular Ketika Bencana
PELAYANAN KESEHATAN REPRODUKSI
Pencegahan Penularan HIV pada Perempuan, Bayi dan Anak
KINERJA BIDAN DR YULIA YASMI,MARS.
TEKNIK KONSELING PENYAKIT HEPATITIS B DAN C
KOMISI PENANGGULANGAN AIDS PROVINSI DKI JAKARTA
Pembinaan kader Elvira Harmia, SST.
POSITIVE PREVENTION (pencegahan Positif)
Pencegahan dan Perawatan HIV
Pelayanan Antenatal Terpadu
Indikator Cakupan SRAN 2010 – 2014 (Permenkokesra No. 8/2010)
KEBIJAKAN & UPAYA PEMERINTAH TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI
Di sampaikan pada pertemuan Bidan Jember tgl 21 November 2017
ANTENATAL CARE (WHO - DEPKES)
ICPD dan MDGS Indikator dan Pencapaian di Indonesia
IKHTISAR PERAWATAN PASIEN HIV/ART
PELAYANAN ANTENATAL TERPADU
HIV/AIDS HIV dan AIDS... HIV: Human Immunodeficiency Virus, adalah virus yang menyerang dan bertahap merusak sistem.
KEBIJAKAN PELAKSANAAN PROGRAM PP INH PROVINSI LAMPUNG KEPALA BIDANG BINA P2P DINAS KESEHATAN PROVINSI LAMPUNG.
MENJAGA KESEHATAN REPRODUKSI BAGI CALON PENGANTIN SULISTIAWATI.,S.ST Bidan Puskesmas Madiun Disampaikan pada: Sosialisasi KIE Kespro CatinTingkat Kabupaten.
IMPLEMENTASI APLIKASI SPM BERBASIS WEB
Disampaikan dalam Rakerkesda 2018
JEJARING PELAYANAN KESEHATAN PRIMER BIDANG UPAYA PELAYANAN KESEHATAN MASYARAKAT DINAS EKSEHATAN KOTA SAMARINDA TAHUN 2017.
Standar Pelayanan Minimal Puskesmas
PROGRAM PENGENDALIAN INFEKSI MENULAR SEKSUAL
Penatalaksanaan Infeksi Menular Seksual PERAN KADER DALAM KOLABORASI TB HIV.
Subdit HIV AIDS Kementrian Kesehatan
STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN/KOTA
Upaya akselerasi pencapaiaN SDGs. SDGs ( Sustainable Development Goals ) sebuah dokumen yang akan menjadi sebuah acuan dalam kerangka pembangunan dan.
Transcript presentasi:

PELAKSANAAN PPIA DI PROVINSI BALI DINKES PROVINSI BALI

Gambaran Estimasi Jumlah ODHA di Indonesia Menurut Propinsi – Tahun 2012 Pada tahun 2012 dilakukan estimasi jumlah odha di Indonesia dan diperoleh hasil 591.823 orang dengan penyebaran seperti tampak dalam peta. Dengan demikian, tidak ada provinsi di Indonesia yang bebas dari HIV-AIDS. Sampai dengan Juni 2013, jumlah Kabupaten/Kota yang sudah melaporkan HIV-AIDS sebanyak 348 kabupaten/kota, dan Jumlah Kabupaten/Kota yang tidak ditemukan/belum dilaporkan HIV-AIDS sebanyak 149 kabupaten/kota. Kabupaten/Kota yang sudah melaporkan, yaitu ditemukan satu atau lebih kasus HIV dan/atau AIDS pada penduduk yang berdomisili di kabupaten/kota tersebut.

Persentase Infeksi HIV yang Dilaporkan Menurut Jenis Kelamin Tahun 2008- 2013 Sumber Data : Layanan Konseling dan Tes HIV

PERSENTASE HIV MENURUT KELOMPOK UMUR TAHUN 2010 - SEPTEMBER 2013

Estimasi Jumlah Infeksi Baru HIV per sub Populasi Waria Pelanggan waria LSL WPS Pelanggan WPS Penasun Laki-laki pop umum Perempuan pop umum The mathematical modeling done in 2012 showed there’s a change of new infection pattern from driven by injection to sexual transmission, particularly among MSMs Sumber: Pemodelan HIV 2012, Ditjen PP&PL

Kasus HIV dan AIDS Baru yang Dilaporkan tiap Tahun : 2005 – Juni 2014 Sumber : Laporan Triwulanan Juni 2014, Kemkes

Jumlah Orang yang dites dan HIV (+) sd juni 2014 Sumber : Laporan Triwulanan Juni 2014, Kemkes

Gelombang Epidemi HIV Di Indonesia 1987-1997 Penularan melalui Hubungan seks sejenis laki-laki (homo) 1997 – 2007 Penularan melalui alat suntik (penasun) 2007-sekarang : penularan melalui Heteroseksual - dari laki-laki pembeli seks kepada istri/pasangan - dari Ibu yang HIV ke bayi Gelombang 3 Gelombang 2 Gelombang 1

Evolusi kebijakan Nasional 2006-2014 2006 : Harm reduction – penularan mll alat suntk 2010 : Strategi dan Rencana Aksi Nasional 2010-2014 – integrasi dalam RPJMN. Fokus pada populasi kunci dan 141 kab/kota prioritas. 2010 : Intervensi struktural – penularan seksual (PMTS) 2011 : Penguatan PPIA – penularan dari org tua ke bayinya 2012 : Prioritas Nas MDG Goal 6: Layanan Komprehensif Berkesinambungan (LKB) 2013 : Strategic use of ARV (SUFA)→ Kebijakan “test & treat” bertahap ke seluruh Indonesia

PERMENKES 21 TAHUN 2013 PENANGGULANGAN HIV DAN AIDS Pasal 3 Penanggulangan HIV dan AIDS bertujuan untuk : a. menurunkan hingga meniadakan infeksi HIV baru b. menurunkan hingga meniadakan kematian yang disebabkan oleh keadaan yang berkaitan dengan AIDS c. meniadakan diskriminasi terhadap ODHA d. meningkatkan kualitas hidup ODHA e. mengurangi dampak sosial ekonomi dari penyakit HIV dan AIDS pada individu, keluarga dan masyarakat.

TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB Pasal 6 Tugas dan tanggung jawab Pemerintah : membuat kebijakan dan pedoman bekerjasama dengan Pemda  monev menjamin ketersediaan obat dan alkes secara nasional mengembangkan sistem informasi melakukan kerjasama regional dan global

TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB PROVINSI melakukan koordinasi menetapkan situasi epidemik HIV tingkat provinsi menyelenggarakan sistem pencatatan, pelaporan dan evaluasi menjamin ketersediaan fasyankes dalam Penanggulangan HIV dan AIDS sesuai dengan kemampuan.

TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB KABUPATEN/KOTA melakukan penyelenggaraaan berbagai upaya pengendalian dan penanggulangan HIV dan AIDS menyelenggarakan penetapan situasi epidemik HIV tingkat kabupaten/kota menjamin ketersediaan fasilitas pelayanan kesehatan tingkat primer dan rujukan dalam melakukan penanggulangan HIV dan AIDS sesuai dengan kemampuan menyelenggarakan sistem pencatatan, pelaporan dan evaluasi dengan memanfaatkan sistem informasi

Pencegahan Penularan HIV pencegahan penularan HIV melalui hubungan seksual pencegahan penularan HIV melalui hubungan non seksual pencegahan penularan HIV dari ibu ke anaknya

Pencegahan Penularan HIV dari Orang Tua ke Anak

Risiko penularan HIV dari ibu ke anak Latar belakang CAKUPAN PELAYANAN PPIA RISIKO PENULARAN 90% HIV pada anak  penularan vertikal, dari ibu pada saat hamil, bersalin dan menyusui Negara Persentase Ibu hamil dites HIV Thailand 94% RRC (China) 64% Vietnam 52% Cambodia 42% Indonesia < 1% Risiko penularan HIV dari ibu ke anak Selama kehamilan 10-25% Selama persalinan 35-40% Selama menyusui Sumber: WHO, 2011 Sumber: WHO, 2013

Pentingnya PPIA Sebagian ODHA perempuan : usia subur, 90% penularan terjadi pada waktu perinatal, Anak akan menjadi yatim piatu, Anak dengan HIV (+) : gangguan tumbuh kembang, Stigma sosial bagi anak dengan HIV.

Perkiraan Jumlah Ibu Hamil terinfeksi HIV Kabupaten/Kota Jumlah Bumil Kunjungan Antenatal Bumil HIV Papua dan Papua Barat 82,714 50,721 (61%) 3,003 (3,63%) Kab/Kota daerah terkonsentrasi ( termasuk 3 Kabupaten/kota di Bali) 2.842.341 2.776.673 (98%) 7,106 (0,25%) Kabupaten/Kota daerah epidemi rendah 2,509,329 2,397,342 (96%) 6,273 TOTAL 5,434,384 5,224,736 (96,14%) 16,382 (0,30%) Tabel di atas merupakan perkiraan jumlah ibu hamil yang terinfeksi HIV dan membutuhkan pelayanan PPIA Dari hasil perhitungan modeling didapatkan prevalensi ibu hamil didaerah Papua dan Papua Barat sebesar 3,63%, sedangkan daerah di luar Papua dan Papua barat sebesar 0,25% . Bila di kalikan jumlah ibu hamil yang ada sebanyak 5.434.384 , diperkirakan 16. 383 (0,3%) bumil tertular HIV dan membutukan pelayanan PPIA

Permenkes (no21/2013 tentang penganggulangan HIV/AIDS) tanggal 30 APRIL 2013 yang menyebutkan : Tes HIV pada PPIA wajib ditawarkan pada semua ibu hamil dan termasuk dalam pelayanan rutin di KIA pada daerah epidemi meluas dan terkonsentrasi. Bila ada infeksi TB dan IMS pada daerah epidemi rendah Tes dilakukan atas persetujuan pasien, namun bila pasien menolak harus dengan pernyataan tertulis Syarat dan ketentuan tes HIV berlaku…

18 Juli 2013 MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, ttd NAFSIAH MBOI PERMENKES RI No 51 TAHUN 2013 TENTANG: PEDOMAN PENCEGAHAN PENULARAN HIV DARI IBU KE ANAK 18 Juli 2013 MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, ttd NAFSIAH MBOI Diundangkan di Jakarta pada tanggal 6 Agustus 2013 MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA, ttd AMIR SYAMSUDIN BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2013 NOMOR 978

Kegiatan Komprehensif Mencegah terjadinya penularan HIV pada perempuan usia reproduksi Mencegah kehamilan yang tidak direncanakan pada ibu dengan HIV Mencegah terjadinya penularan HIV dari ibu hamil dengan HIV ke bayi yang dikandungnya Memberikan dukungan psikologis, sosial dan perawatan kepada ibu dengan HIV beserta bayi & keluarganya WHO 1 2 3 4 Prong 4

Rutin ditawarkan tes HIV PRONG 3 3 4 5 Pemberian ARV profilaksis Pemberian profilaksis kotrimoksasol Early infant diagnosis (umur 6 minggu) Atau pemeriksaan antibodi HIV (umur 18 bulan) Pemberian terapi ARV Pemeriksaan CD4 rutin Pemeriksaan VL rutin Pemberian obat IO 1 2 Rutin ditawarkan tes HIV Pemberian ARV Ibu hamil HIV + Ibu hamil Bayi Bayi HIV +

Indikator Kinerja Jml Kab/Kota yang melaksanakan pelatihan pelatih PKPR % Bumil ditawarkan tes HIV % Bumil dites HIV % Bayi lahir hidup dari ibu HIV di tes HIV % Bumil HIV mendapat ARV % Bayi Baru Lahir dari ibu HIV yg dapat ARV profilaksis % Bayi Baru Lahir dari ibu HIV yg dapat Kotrimoksasol profilaksis % Bumil HIV melahirkan di Fasyankes % Fasyankes yg memiliki konselor menyusui % Pusk yg dilatih PPIA Jumlah RS yg dilatih PDP

Cakupan Pelayanan PPIA

Cakupan pelayanan PPIA 3,7% 54,71 % 35,44% Juni 2013 Sumber: Dirjen P2PL

CAKUPAN PELAYANAN PPIA JANUARI 2010 - JUNI 2014   2011 2012 2013 2014* jml ibu hamil Jml ibu hamil yg di tes 21.103 43.624 100.926 137.000 % 0,4% 0,8% 1,9% 2,6% Jml ibu hamil HIV+ 534 1.329 3.135 1.182 Persentase positif 2,50% 3% 3,10% 0,90% Cakupan pelayanan PPIA mencatat terjadinya peningkatan jumlah ibu hamil yang dites HIV. Pada tahun 2011 sebanyak 21.103 ibu hamil dites HIV, jumlah ini mengalami peningkatan yang cukup pesat menjadi 137.000 orang sampai Juni 2014 Sumber : Laporan Triwulanan, Kemkes * sd Juni 2014

HASIL PROGRAM PPIA: PENCEGAHAN BAYI LAHIR HIV+ JANUARI 2011 – JUNI 2014 51.9% 109% 177% 78.3% Hasil pelaksanaan Program PPIA pada tahun 2011 menunjukkan bahwa dari 949 bayi yang lahir dari Ibu HIV, ada sebanyak 71 bayi yang terinfeksi HIV. Pada tahun 2012, dari 1.458 bayi lahir dari Ibu HIV,ada 86 bayi yang terinfeksi HIV. Pada tahun 2013, dari 1.630 bayi lahir dari Ibu HIV, ada 91 bayi yang terinfeksi HIV. *s/d Juni 2014

INTEGRASI PPIA DI PELAYANAN ANTENATAL TERPADU, KB DAN KONSELING REMAJA

Pelayanan Antenatal terpadu Pelayanan antenatal terpadu adalah pelayanan antenatal komprehensif dan berkualitas yang diberikan kepada semua ibu hamil Tujuan Antenal terpadu adalah ibu hamil memperoleh pelayanan antenatal yang berkualitas- kehamilan sehat, bersalin selamat, dan bayi yang sehat

Pelayanan Antenatal terpadu 1. Anamnesis 2. Pemeriksaan meliputi 10 T: Timbang berat badan dan ukur tinggi badan Ukur Tekanan darah Nilai status Gizi (Ukur lingkar lengan atas /LILA) Ukur Tinggi fundus uteri dan Tentukan presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ) Skrining Status Imunisasi Tetanus dan berikan imunisasi Tetanus Toksoid (TT) bila diperlukan Beri Tablet tambah darah (tablet besi) Periksa laboratorium : golongan darah, Hemoglobin darah, (Hb), protein urin gula darah , Malaria (di daerah endemis malaria), HIV, Sifilis , Pemeriksaan BTA Tatalaksana/penanganan Kasus Konseling 3. Penanganan dan Tindak Lanjut kasus. Anamnesis Menanyakan keluhan atau masalah yang dirasakan oleh ibu saat ini. Menanyakan tanda-tanda penting yang terkait dengan masalah kehamilan dan penyakit yang kemungkinan diderita ibu hamil: Menanyakan status imunisasi Tetanus ibu hamil Menanyakan jumlah tablet tambah darah (tablet Fe) yang dikonsumsi ibu hamil Menanyakan obat-obat yang dikonsumsi seperti: antihipertensi, diuretika, anti vomitus, antipiretika, antibiotika, obat TB dan sebagainya. Di daerah endemis malaria, tanyakan gejala malaria dan riwayat pemakaian obat malaria. Di daerah risiko tinggi IMS, tanyakan gejala IMS dan riwayat penyakit pada pasangannya. Menanyakan pola makan ibu selama hamil yang meliputi jumlah, frekuensi dan kualitas asupan makanan terkait dengan kandungan gizinya. Menanyakan kesiapan menghadapi persalinan dan menyikapi kemungkinan terjadinya komplikasi dalam kehamilan (P4K) Setiap ibu hamil, pada kunjungan pertama perlu diinformasikan bahwa pelayanan antenatal selama kehamilan minimal 4 kali dan minimal 1 kali kunjungan diantar oleh suam

Pelayanan ANC terpadu dengan HIV Pada ibu Hamil, penerapan dilaksanakan berdasarkan tingkat epidemi mengunakan pendekatan TIPK: Daerah epidemi meluas dan terkonsentrasi , tenaga kesehatan wajib menawarkan tes HIV kepada semua ibu hamil secara inklusif pada pemeriksaan laboratorium rutin lainnya saat pemeriksaan antenatal atau menjelang persalinan. Daerah epidemi rendah, penawaran tes HIV dipioritaskan pada ibu hamil dengan IMS dan TB. Pemeriksaan dilakukan secara inklusif pada pemeriksaan laboratorium rutin lainnya saat pemeriksaan antenatal atau menjelang persalinan.  

Strategi Pelayanan PPIA PPIA dilaksanakan di seluruh Indonesia dengan ekspansi bertahap Semua fasilitas pelayanan kesehatan harus dapat memberikan pelayanan PPIA Perlu adanya jejaring pelayanan PPIA sebagai bagian dari LKB Melibatkan peran swasta dan LSM Ketersediaan logistik (obat dan pemeriksaan tes HIV) Untuk melaksanakan kebijakan tersebut, maka disusunlah enam (6) strategi Pelayanan PPIA, yaitu : PPIA dilaksanakan di seluruh Indonesia dengan ekspansi bertahap Semua fasilitas pelayanan kesehatan harus dapat memberikan pelayanan PPIA Perlu adanya jejaring pelayanan PPIA sebagai bagian dari LKB Melibatkan peran swasta dan LSM Daerah menetapkan wilayah yang memerlukan task shifting Ketersediaan logistik (obat dan pemeriksaan tes HIV) Adapun Kriteria “task shifting “adalah apa bila pada daerah tersebut : Tidak ada tenaga dokter atau, Tidak ada tenaga Laboratorium atau, Tidak ada tenaga bidan

Target Kemkes Ibu Hamil di Tes HIV pada Pemeriksaan Antenatal (RAN PPIA Tahun 2013-2017) Daerah Jumlah ibu hamil Ibu Hamil ANC 2013 2014 2015 2016 2017 Papua dan Papua Barat 82.714 50.721 60% 70% 80% 90% 100% 31.261 36.471 41.681 46.891 52.101 Kab/Kota epidemi terkonsentrasi 2.842.341 2.776.673 15% 35% 404.231 943.206 1.616.924 2.425.386 2.694.873 Kab/Kota epidemi rendah 2.509.329 2.397.342 10% 20% 25% 30% 226.856 340.284 453.712 567.140 680.568 Total 5.434.384 5.224.736 662.348 1.319.659 2.111.916 3.038.915 3.426.940 Tabel di atas merupakan target jumlah ibu hamil yang di periksa tes HIV dan sifilis pada tahun 2013 sampai 2017 Pada tahun 2013 jumlah ibu hamil yang di tes HIV dan sifilis ditargetkan sebanyak : 686.668 dan meningkat secara bertahap menjadi 3.546.597 pada tahun 2017

Provinsi No KAB/KOTA Sasaran Ibu Hamil 2014 Sasaran K1 2014 Target Ibu Hamil K1 yang ditawarkan Tes HIV Ibu Hamil yang Ditawarkan Tes HIV Ibu Hamil yang Dites HIV Ibu Hamil HIV Positif Abs % 1 Denpasar 19532 11719 1931 16.48 1819 94.20 9 0.49 2 Badung 8515 6812 4087 1885 46.12 1391 73.79 4 0.29 3 Buleleng 12403 11782 7069 2558 36.18 779 30.45 0.51   Provinsi 6.374 3.989 17 0.43

Tantangan Program PPIA belum mendapat perhatian cukup dari para pemangku kepentingan (penganggaran dana) Masih terbatasnya Fasilitas Pelayanan Kesehatan yang menyediakan pelayanan PPIA HIV terintegrasi dengan pelayanan ANC termasuk ketersediaan bahan pendukung Pengetahuan, keterampilan dan motivasi tenaga kesehatan masih belum memadai Masih ada Stigma dan diskriminasi oleh Petugas kesehatan Sistem pencatatan-pelaporan, belum dilaksanakan maksimal dan capaian hasilnya belum optimal

Dinas Kabupaten/Kota : HARAPAN Dinas Kabupaten/Kota : koordinasi dan kerjasama dengan LP terkait dan LS dalam program IMS termasuk PPIA memperkuat jejaring dan koordinasi dengan sektor terkait, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) serta donor dalam penyusunan perencanaan IMS termasuk PPIA Mengalokasikan anggaran untuk pelatihan serta melengkapi berbagai sarana, prasarana dan peralatan Monitoring dan Evaluasi program PPIA terintegrasi layanan KIA-KB dan konseling remaja di tingkat Kabupaten/Kota Dinas Kesehatan Propinsi: koordinasi dan kerjasama dengan LP terkait dan LS dalam program IMS termasuk PPIA dan sifilis pada bumil memperkuat jejaring dan koordinasi dengan sektor terkait, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) serta donor dalam penyusunan perencanaan IMS termasuk PPIA dan sifilis pada bumil Mengalokasikan anggaran untuk pelatihan serta melengkapi berbagai sarana, prasarana dan peralatan Monitoring dan Evaluasi program PPIA dan sifilis terintegrasi layanan KIA-KB dan konseling remaja di tingkat Kabupaten/Kota

HARAPAN Puskesmas: Memberikan pelayanan Pencegahan penularan HIV dan sifilis dari ibu ke anak , tanpa stigma dan diskriminasi Melakukan pemeriksaan dan atau merujuk / menerima rujukan ibu Memastikan pasien datang ke layanan rujukan Melakukan rujukan balik ke fasyankes satelit jika diperlukan Membangun jejaring dengan LSM untuk mendukung program PPIA

Ibu Selamat Anak Sehat Perlindungan menyeluruh dan dinamis terhadap ibu dan bayi dari penularan HIV