Topik II: LOGIKA KODRATIAH DAN LOGIKA ILMIAH

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Logika Bahasa Ilmiah - 6 -
Advertisements

Penalaran, Asumsi, Konteks dan Peta Berpikir
Metode Berpikir Ilmiah
BAHASA DAN KAIDAH BERPIKIR
Pertemuan XII PENALARAN INDUKTIF.
Dasar dasar Logika Pertemuan 2.
PERTEMUAN VIII PENALARAN deduktif.
KOMPONEN SBD DAN INTERAKSI
STRUKTUR PENGETAHUAN ILMIAH
Pengantar Logika Informatika
MEMPEROLEH PENGETAHUAN (Lanjutan Metoda Ilmiah)
Pembentukan Konsep, Logika & Pengambilan Keputusan
Pengenalan Logika Informatika
Materi 14 Penelitian Ilmiah dan Non Ilmiah
B y : k e l o m p o k d u a b e l a s ™
MENGEVALUASI ARGUMENTASI
LOGIKA sks.
SESAT PIKIR (FALASI), MASALAH LOGIKA Kuliah logika
[SAP 10] Sesat Pikir (FALLACIES)
Pengantar Metode Penelitian
Kesesatan berpikir dalam logika
PENALARAN Pengertian Penalaran merupakan suatu proses berpikir manusia untuk menghubung-hubungkan dat atau fakta yang ada sehingga sampai pada suatu kesimpulan.
Topik 10 RELASI-RELASI SILOGISME
VALIDITAS PEMBUKTIAN – Bagian II
Kontrak Kuliah Kuiz 10 % Tugas 20 % UTS 35 % UAS 35 %
LOGIKA INFORMATIKA.
Universitas Multimedia Nusantara Robert Bala, MA, Dipl
1. 2 Adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari atau berkaitan dengan prinsip-prinsip dari penalaran argumen yang valid.
Logika Deduksi-Induksi dalam Pola Berpikir Ilmiah
METODOLOGI PENELITIAN
Mengembangkan Pengetahuan
PENGETAHUAN Knowledge
PENELITIAN SOSIOLOGI.
Metodologi Penelitian pada Bidang Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi (1) Irawan Afrianto Referensi : Metodologi Penelitian pada Bidang Ilmu Komputer.
Pengantar logika informatika
PARADIGMA ILMU PENGETAHUAN
DASAR_DASAR LOGIKA / I BAHAN SATU DASAR-DASAR LOGIKA SEMESTER I
DASAR ARGUMENTASI ILMIAH FAKULTAS KEGURUAN & ILMU PENDIDIKAN
SYARAT DAN TUJUAN PENELITIAN Dwiyati Pujimulyani 2015
Doris Febriyanti M.Si 3 sks
RASIONALISME SUMBER PENGETAHUAN YANG DAPAT DIPERCAYA ADALAH AKAL (RASIO) PENGALAMAN (EMPIRI) BERFUNGSI MENEGUHKAN PENGETAHUAN YANG DIPEROLEH OLEH AKAL.
Oleh, Desayu Eka Surya, S.Sos., M.Si.
Pembentukan Konsep, Logika, dan Pengambilan Keputusan
Oleh : MAIZA FIKRI, ST, M.M Fak. Psikologi Univ. Bina Darma Palembang
LOGIKA DALAM FILSAFAT ILMU
Hj. Noneng Masitoh, Ir., M.M Agi Rosyadi, S.E., M.M
Metodologi Penelitian pada Bidang Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi (1) Irawan Afrianto Referensi : Metodologi Penelitian pada Bidang Ilmu Komputer.
Hubungan Etika dan Ilmu
LOGIKA.
IV. KESESATAN PIKIR Zainul Maarif, Lc., M.Hum..
SESAT PIKIR (FALLACY)   Kesesatan adalah kesalahan yang terjadi dalam aktivitas berpikir karena penyalahgunaan bahasa (verbal) dan/atau relevansi (materi) .
Kekeliruan berpikir Kekeliruan (fallacy) adalah kekeliruan penalaran yang disebabkan oleh pengambilan kesimpulan yang tidak sahih dengan melanggar kaidah-kaidah.
DASAR_DASAR LOGIKA / I BAHAN SATU DASAR-DASAR LOGIKA SEMESTER I 2 SKS
DASAR-DASAR LOGIKA Drs. Muhammad YGG Seran, M.Si
BERPIKIR COMMEN SENSE VERSUS BERPIKIR ILMIAH
MENGEVALUASI ARGUMENTASI
I. Pengantar umum Logika
SUMBER-SUMBER PENGETAHUAN
Kurniawan Saputra, S.Kom., M.Kom Agiska Ria Supriyatna, S.Si, MTI
“Kesesatan dalam Berpikir Ilmiah”
Sarana Berfikir ilmiah
MEMPEROLEH PENGETAHUAN (Lanjutan Metoda Ilmiah)
Sarana Ilmiah Dian Rahmawati F
Penalaran Matematika.
Pertemuan Ke-1 Ridwan, S.T,. M.Eng Ridwan, S.T, M.Eng.
Pengantar logika informatika
DASAR_DASAR LOGIKA / I BAHAN SATU DASAR-DASAR LOGIKA SEMESTER I
Prof. Dr. Tatiek Sri Djatmiati, S.H.,M.S
LANGKAH-LANGKAH PENELITIAN LANGKAH-LANGKAH PENELITIAN (Kesimpulan)
THEORIES OF EDUCATIONAL MANAGEMENT
Transcript presentasi:

Topik II: LOGIKA KODRATIAH DAN LOGIKA ILMIAH Macam-macam Logika a. Dilihat dari sejarah penggunaan lambang dan simbol, dibedakan: Logika Klasik (yang diperkenalkan oleh Aristoteles) dan Logika Modern (yang dikembangkan di zaman modern) b. Dari segi kemampuan untuk berlogika, dibedakan: Logika Kodratiah (kemampuan berlogika bawaan) dan Logika Ilmiah (kemampuan berlogika yang didapatkan dengan belajar secara khusus)

c. Dari segi kebenaran yang dihasilkan, dibedakan: Logika Material (mementingkan kebenaran isi) dan Logika Formal (mementingkan kebenaran bentuk) Ada kemungkinan suatu penalaran, dari segi bentuk (formanya) logis dan sahih, namun dari segi isinya (kesesuaian dengan kenyataan) ternyata salah. Maka apa yang logis itu tidak selalu benar. d. Dari segi cara menarik kesimpulan, dibedakan: Logika Induktif (dari khusus ke umum), dan Logika Deduktif (dari umum ke khusus) Kesimpulan induktif umumnya lebih mengungkapkan tingkat probabilitas kebenaran; sedang kesimpulan deduktif lebih mengungkapkan kepastian kebenaran.

2. Lebih Khusus Tentang Logika Kodratiah Berbeda dengan logika ilmiah (berpikir seturut kaidah-kaidah logika), logika kodratiah dipengaruhi oleh pelbagai kesesatan berpikir (fallacy), yang ditimbulkan oleh keinginan atau kecenderungan yang bersifat subyektif. (sesuatu hal tampaknya seperti masuk akal, padahal kalau diteliti dari sudut logika, sebenarnya keliru) Dibedakan 2 jenis kesesatan: (1) Kesesatan karena bahasa, yang terjadi karena: - Kata-kata dalam bahasa memiliki arti yang berbeda - Setiap kata dalam kalimat punya arti fungsional - Arti setiap kalimat juga tergantung dari konteksnya

a. Kesesatan karena aksen atau tekanan cth.: “Dia jatuh sakit akibat terpukul mental” b. Kesesatan karena term ekuivok cth.: “Hanya atasan berhak melakukan promosi”. c. Kesesatan karena arti kiasan (metafora) cth.: “Pemberantasan KKN merupakan obat manjur bagi penegakan kepastian hukum di Tanah Air. Obat manjur dapat dibeli di apotik. Maka, pemberantasan KKN dapat dibeli di apotik”. d. Kesesatan karena amfiboli (ada macam-macam arti) cth.: “Harimau makan kambing mati”.

(2) Kesesatan karena relevansi: Benar tidaknya (2) Kesesatan karena relevansi: Benar tidaknya suatu konklusi tidak didasarkan pada kaidah-kaidah logika, tapi pada ukuran-ukuran lain yang tidak relevan dengan logika. a. Argumentum ad hominem: ukuran kebenaran adalah penilaian kepada orang yang mengajukan pernyataan itu b. Argumentum auctoritatis: ukuran kebenaran adalah otoritas, baik dalam hal kekuasaan maupun kepakaran c. Argumentum ad baculum: ukuran kebenaran adalah demi menghindari hukuman d. Argumentum ad misericordiam: ukuran kebenaran adalah usaha memunculkan belaskasihan e. Argumentum ad populum: ukuran kebenaran adalah untuk kepentingan rakyat banyak

f. Kesesatan non causa pro causa: menganggap sesuatu sebagai sebab, padahal bukan itu sebabnya, atau bukan sebab yang lengkap. g. Kesesatan aksidensi: prinsip umum diterapkan pada segala keadaan dengan mengabaikan keadaan yang bersifat aksidental h. Kesesatan karena komposisi dan divisi: yang hanya berlaku bagi individu-individu suatu kelompok diberlakukan untuk kelompok seluruhnya, atau sebaliknya i. Petitio principii: menggunakan konklusi sebagai premis. j. Ignoratio elenchi: konklusi yang diturunkan dari premis tidak relevan dengan premis itu. k. Kesesatan karena pertanyan yang kompleks l. Argumentum ad ignorantiam: Menyimpulkan suatu konklusi atas dasar bahwa negasinya tidak terbukti salah. Atau menyimpulkan bahwa suatu konklusi salah karena negasinya tidak terbukti benar.