HARA FOSFOR Kadar fosfor dalam tanaman menempati urutan terakhir terendah golongan hara makro bersama dengan Ca, Mg dan S. Kadarnya kira-kira 1/5 sampai 1/10 kadar nitrogen. Bentuk fosfor dalam tanah adalah ion ortofosfat, baik sebagai H2PO4- atau HPO4-2, tergantung pH tanah. Serapan P merupakan proses yang sangat efisien karena P terdapat dalam jaringan tanaman dalam konsentrasi sekitar 10 ppm P, yang diperoleh dari tanah yang mengandung kurang dari 2 ppm P. Tidak ada perubahan bentuk P dalam tanaman selama translokasi; ortofosfat tidak direduksi dalam sel menjadi bentuk yang lain.
HARA FOSFOR Fosfor tetap dalam bentuk teroksidasi, dengan ikatan kovalen dengan 4 atom oksigen. Fosfor tersebut berada dalamn tanaman sebagai ion bebas atau gugus fosfat terikat pada molekul organik berat molekul besar. Salah satu peran P dalam tanaman adalah dalam transfer energi. Energi dari oksidasi gula (glikolisis), atau dalam hal fotosintesis, P diubah menjadi suatu ikatan pirofosfat tak stabil.dalam bentuk adenosin trifosfat, ATP. I katan bentuk ini kaya energi dan melepaskan 760 Kcal/mole ketika ATP terhidrolisis membentuk ADP dan P anorganik. ADP Pi Energi ATP ADP Pi Energi
HARA FOSFOR ATP dibutuhkan sebagai sumber energi untuk berbagai reaksi sintesis biokemis, seperti sintesis lipida, pati dan protein; untuk mekanisme serapan aktif unsur hara; dan untuk transpor zat melalui membran. Fosfor juga mempunyai peran penting dalam membran tanaman, temapt fosfor tersebut terikat pada molekul lipida, yang merupakan senyawa yang dikenal sebagai fosfolipida. Gugus fosfat mempengaruhi derajat kelarutan fosfolipida dalam air, yang mengakibatkan penempatan susunan yang teratur molekul lipida dalam membran sel. Fosfat dalam bentuk diester merupakan gugus vital dalam DNA, yang membentuk ikatan antara gula deoksiribosa dalam setiap pita DNA.
HARA FOSFOR Fosfor mudah ditransportasikan di seluruh tanaman, baik di floem maupun di xilem. Kalau P dalam kondisi kekurangan di dalam tanaman, P dari daun tua ditranslokasikan ke jaringan meristimatik. Dengan mobilitas unsur yang demikian itu pola redistribusi dapat ditentukan oleh perbandingan dari sumber/source (daun tua dan batang) dan ujung/sink (pucuk batang, ujung akar, daun yang sedang tumbuh, dan biji yang sedang berkembang, kalau fase reproduksi mulai berjalan).
HARA FOSFOR Pertumbuhan tanaman sangat terganggu dalam kondisi defisiesi P. Suatu penurunan sintesis fosfolipida menurunkan integritas membran, dan demikian besar pengaruhnya terhadap proses-proses seperti fotosintesis, respirasi, serapan ion dan pengikatan energi. Sortasi fosfat anorganik dalam kloropas akan membatasi fotofosforilasi sehingga menurunkan fotosintesis. Karena sintesis RNA menurun, sintesis protein menurun pula. Akar tanaman yang mengalami defisiensi P biasanya mengandung P lebih besar daripada yang tidak mengalami defisiensi P. Akar lebih dapat tumbuh dibanding bagian atas tanaman. Penurunan dalam nisbah trubus/akar menandai adanya defisiensi P, sebagai akibat dari pertumbuhan trubus atau bagian atas tanaman yang rendah. Kadang-kadang pigmentasi antosianin (warna ungu) terlihat pada tanaman yang defisien P tetapi pada umumnya tanaman yang defisien menunjukkan gejala berwarna hijau gelap dengan pertumbuhan yang tidak normal.
HARA FOSFOR Tingkat P yang sangat tinggi dalam medium perakaran dapat mengakibatkan gejala keracunan. Ini pada umumnya ditunjukkan adanya gejala belang pada daun yang selanjutnya menjadi nekrosis/coklat terbakar. Keracunan yang sangat akut dapat menyebabkan kematian tanaman. Kalau P anorganik ada dalam konsentrasi yang tinggi dalam sel, mekanisme umpan-balik dapat menghentikan serapan hara, yang menyebabkan defisiensi unsur hara yang lainnya. Defisiensi P terjadi pada tanah-tanah yang rendah P karena bahan induknya miskin P. Kadar P dapat menurun dengan pertanaman yang terus-menerus tanpa pemupukan P yang cukup. Respon tanaman terhadap pemupukan P terjadi pada tanah-tanah yang demikian itu.