PENANGANAN ASMA AKUT DAN KRONIK

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Standar kompetensi & kompetensi dasar
Advertisements

Arimbi,Sp.P Bag. Ilmu Penyakit Paru FK UWK Surabaya.
dr. Sardikin Giriputro, SpP(K)
TUBERCULOSIS (TB PARU)
Rahmatini Bagian Farmakologi Fakultas kedokteran universitas andalas
DIABETES MELLITUS.
KEDARURATAN SUHU DAN KERACUNAN.
PENANGANAN HENTI JANTUNG
Hipertensi (Darah Tinggi)
BY YENI FARIDA S.FARM., APT
Kurangi/hilangkan faktor** bila mungkin :Kurangi/hilangkan faktor** bila mungkin : 1.Ketidak mampuan u/ mempertahankan posisi yang sesuai.. A. Merujuk.
ENCEPHALITIS.
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN GANGGUAN OKSIGENASI
5 Opini Yang Salah Tentang Hipertensi (Tekanan Darah Tinggi)
OLEH: Rina Yuniarti, S.Farm, Apt.
LUKA BAKAR.
KEGAWATDARURATAN PSIKIATRI Disampaikan pada pertemuan Pelaksana Program Kesehatan Jiwa Puskesmas Dinas Kesehatan Kabupaten Cilacap 7 April 2015.
ANAFILAKSIS Haryson Tondy Winoto, dr. Msi.Med. Sp.A Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Surabaya.
REAKSI ALERGI OBAT DAN PENANGANANNYA
BRONKITIS AKUT Ivan Julius Mesak Fidelis Apri Angkat
Tri wahyuningsih Nienies Nurika S Dina dwi febriana Sabitul khoiriyah Kurniawati nur A Ratih puspa Sari Septi marta Sari Rani Andi A Ahmad firdaus.
Penyakit Asma Akibat Kerja
curiculum vitae Nama : dr. Widhi Usansi, Sp. P
Antimetic Nausea Vomiting Pregnancy
PPOK Dr. MASRUL BASYAR Sp.P.
COPD/ PPOK PAST - PRESENT - FUTURE
Effect of preventive (β blocker) treatment, behavioural
ASMA BRONKHIALE Suharno, S.Kep.,Ners.,M.Kes.
FARMAKOTERAPI ASMA DAN PPOK
SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIA
dr. Ririek Parwitasari, SpP
Antimetic Nausea Vomiting Pregnancy
Laporan Kasus Ashma pada Ibu Hamil
MEMAHAMI PEMBERIAN IMUNISASI PASIF PADA BAYI, BALITA & ANAK
Syok anafilaktik Nasman Puar Bagian Anestesiologi dan Terapi Intensif
TUJUAN PEMBERIAN PERTOLONGAN
BANTUAN HIDUP DASAR & RESUSITASI JANTUNG PARU
KERACUNAN.
Sindrom Guillain–Barré
TERAPI CAIRAN PARENTERAL
PENYAKIT PARU OBSTRUKTIF KRONIK PADA JEMAAH HAJI
Kelompok 3 PARU - PARU.
ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DIFTERI
Assalamualaikum Kelompok 7 Ika Apriani Riza Sativa
INFEKSI AKUT KASUS OBSTETRI
Laporan Kasus Ashma pada Ibu Hamil
TRAUMA KEPALA.
PENILAIAN PENDERITA.
CURICULUM VITAE Nama : Nanang Sukmana Gelar : Dr, SpPD-KAI
KONSEP DAN TATALAKSANA GIZI HIV
TATALAKSANA ASMA PADA ANAK
PNEUMOTHORAK.
ASMA.
Laporan kasus Asma Bronkial
SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIA
LEBIH BAIK MENCEGAH DARIPADA MENGOBATI dr. Puspa Rosfadilla, M.Ked (Paru), Sp.P.
Trauma Toraks Lilis Fazriah Putri Ufairah Supervisor: Dr. Yopie Afriandi, Sp.BTKV.
KEDARURATAN SUHU DAN KERACUNAN.
BANTUAN DASAR PADA KASUS NON TRAUMA
BAB 5 ASFIKSIA.
PEMERIKSAAN SPIROMETRI
OBAT OTONOM Laboratorium Farmakologi
GANGGUAN KESADARAN (PERUBAHAN STATUS MENTAL)
Terapi inhalasi pada ASMA
Rumah Sakit Umum Dr. Adjidarmo
LUKA BAKAR ( COMBUSTIO )
Syok anafilaktik PKM ANREAPI. Syok Suatu sindrom klinik yang mempunyai cici-ciri berupa : Hipotensi Takikardi Hipoperfusi (urine
ANAFILAKSIS IMTIHANAH AMRI.
OBAT ANTI ASMA. ASMA : Gangguan inflamasi kronik saluran napas menimbulkan gejala episodik berulang berupa mengi, sesak napas, dada terasa berat dan batuk-batuk.
Asma Bronkiale & PPOK dr. Ketut Aditya R. Puskesmas Lindi.
Transcript presentasi:

PENANGANAN ASMA AKUT DAN KRONIK Dr Indah Rahmawati, SpP FKIK Unsoed/RSMS Pwt Pwt, 20 September 2014

DEFINISI ASMA Asma merupakan penyakit heterogen, umumnya dengan karakteristik inflamasi saluran napas kronik. Asma ditandai dengan riwayat gejala pernapasan seperti mengi, sesak napas, rasa tertekan di dada dan batuk yang waktu dan intensitasnya dapat berubah-ubah, bersamaan dengan variasi hambatan aliran ekspirasi. Suatu kelainan inflamasi kronik pada saluran napas, yang bersifat hiperesponsif ketika terpapar oleh berbagai stimulus, dan bermanifestasi sebagai sumbatan pada jalan napas. GINA Updated 2014 Hanya untuk kalangan profesional kesehatan ID/RESP/0005/14 AD: 01/09/2014, ED: 01/09/2016

polusi udara, infeksi virus Hiper-responsif saluran napas Pemicu Alergen, zat kimia, polusi udara, infeksi virus Inflamasi Hiper-responsif saluran napas Gangguan aliran udara Slide 16 Inflammation of the airways not only causes symptoms associated with widespread, variable airflow obstruction, it also results in an increase in airway hyperresponsiveness to a variety of stimuli (triggers) Environmental and genetic influences in asthma (inducers) act mainly by provoking airway inflammation, rather than directly stimulating airway hyperresponsiveness Triggers of bronchoconstriction, which are factors that provoke contraction of the sensitised airway wall, include a wide range of stimuli, such as exercise, cold air and pollen Allergens can act as both inducers and triggers Pencetus Alergen, Olahraga, Udara dingin, dll Gejala Batuk , mengi dada tertekan, sesak napas Adapted from GINA Updated 2014 Hanya untuk kalangan profesional kesehatan ID/RESP/0005/14 AD: 01/09/2014, ED: 01/09/2016

Mengapa menggunakan inhalasi Obat inhalasi: Dosis obat kecil  efek samping  Langsung bekerja ke paru Mula kerja cepat Praktis  Direkomendasi oleh GINA (Global Initiative for Asthma – guideline asma dunia) & guideline asma Indonesia Adapted from GINA Updated 2014 Hanya untuk kalangan profesional kesehatan ID/RESP/0005/14 AD: 01/09/2014, ED: 01/09/2016

Obat apa yang harus diberikan pada keadaan asma eksaserbasi? Bronkodilator Anti inflamasi Hanya untuk kalangan profesional kesehatan ID/RESP/0005/14 AD: 01/09/2014, ED: 01/09/2016

Asma Eksaserbasi Beta 2-agonis Kortikosteroid 2,5 mg Salbutamol dalam 2,5 ml larutan NaCl isotonik 0,5 mg Fluticasone Propionate dalam 2 ml larutan NaCl isotonik Hanya untuk kalangan profesional kesehatan ID/RESP/0005/14 AD: 01/09/2014, ED: 01/09/2016

Ventolin™ Nebules™ Salbutamol Informasi Keamanan Adverse Events (efek simpang) Gangguan sistem kekebalan Sangat jarang Reaksi hipersensitivitas seperti angioedema, urtikaria, bronkospasme, hipotensi dan kolaps Gangguan metabolisme & nutrisi Jarang Hipokalemia Gangguan sistim saraf Sering terjadi Tremor, sakit kepala Hiperaktivitas Gangguan jantung Takikardia Aritmia jantung seperti fibrasi atrial, takikardi supraventrikular dan ekstrasitol Reference: Ventolin Nebules Approved PI by BPOM (3 April 2006) Hanya untuk kalangan profesional kesehatan ID/RESP/0005/14 AD: 01/09/2014, ED: 01/09/2016

Ventolin™ Nebules™ Salbutamol Informasi Keamanan Adverse Events (efek simpang) Gangguan pembuluh darah Jarang Vasodilatasi perifer Gangguan pernapasan, torak & mediastinal Sangat jarang Bronkospasme paradoksikal Gangguan saluran pencernaan Tidak umum terjadi Iritasi mulut dan tenggorokan Gangguan musculoskeletal & jaringan ikat Kram otot Reference: Ventolin Nebules Approved PI by BPOM (3 April 2006) Hanya untuk kalangan profesional kesehatan ID/RESP/0005/14 AD: 01/09/2014, ED: 01/09/2016

Flixotide™ Nebules™ Fluticasone propionate Kontraindikasi Pasien dengan riwayat hipersensitivitas dari salah satu komponennya Efek Samping Kandidiasis pada mulut dan tenggorokan, suara serak, bronkospasme paradoksal Perhatian Tidak bisa digunakan tunggal untuk mengatasi bronkospasme akut. Perlu disertai/ didahului pemberian SABA (misalnya salbutamol). Reference: Flixotide Nebules Approved PI by BPOM (19 Dec 2007) Hanya untuk kalangan profesional kesehatan ID/RESP/0005/14 AD: 01/09/2014, ED: 01/09/2016

Penanganan Asma Eksaserbasi di Fasilitas Penanganan Akut (UGD) PENILAIAN AWAL A: Airway B:Breathing C:Circulation Apakah gejala berikut menyertai? Mengantuk berat, kebingungan, silent chest TIDAK YA Tentukan terapi berdasarkan status klinis pasien, Dinilai dari gejala yang paling parah Konsul ke ICU, terapi dengan SABA dan O2, dan persiapkan pasien untuk intubasi RINGAN atau SEDANG Bicara dalam frasa Memilih posisi duduk dibanding berbaring Tidak gelisah Laju respirasi meningkat Otot bantu napas tidak digunakan Denyut jantung 100-120 denyut/menit Saturasi O2 (di udara) 90-95% APE > 50% dari angka prediksi atau nilai tertinggi BERAT Bicara dalam kata Posisi tubuh duduk membungkuk ke depan Gelisah Laju respirasi > 30 kali per menit Otot bantu napas digunakan Denyut jantung > 120 denyut/menit Saturasi O2 (di udara) < 90% APE ≤ 50% dari angka prediksi atau nilai tertinggi GINA Updated 2014 Hanya untuk kalangan profesional kesehatan ID/RESP/0005/14 AD: 01/09/2014, ED: 01/09/2016

Penanganan Asma Eksaserbasi di Fasilitas Penanganan Akut (UGD) RINGAN atau SEDANG Beta-2-agonis kerja cepat (SABA) Kontrol O2 untuk mempertahankan saturasi hingga 93-95% (pada anak 94-98%) Kortikosteroid oral Pertimbangkan ipratropium bromida BERAT Beta-2-agonis kerja cepat Pertimbangkan kortikosteroid inhalasi dosis tinggi Ipratropium bromida Kontrol O2 untuk mempertahankan saturasi hingga 93-95% (pada anak 94-98%) Kortikosteroid oral atau IV Pertimbangkan magnesium IV Konsul ke ICU, terapi dengan SABA & O2, dan persiapkan intubasi Jika pasien terus memburuk, lakukan terapi sebagai derajat BERAT dan nilai ulang untuk terapi di ICU PENILAIAN ULANG ATAS KEMAJUAN KLINIS SECARA BERKALA UKUR FUNGSI PARU pada semua pasien, satu jam setelah terapi awal VEP1 atau APE 60-80% dari angka prediksi atau nilai terbaik dan gejala membaik dari derajat SEDANG Pertimbangkan untuk pasien dipulangkan VEP1 atau APE <60% dari angka prediksi atau nilai terbaik, atau respon klinis kurang memadai dari derajat BERAT Lanjutkan terapi seperti diatas dan lakukan Penilaian secara berkala GINA Updated 2014 Hanya untuk kalangan profesional kesehatan ID/RESP/0005/14 AD: 01/09/2014, ED: 01/09/2016

Penanganan Asma Eksaserbasi di pelayanan kesehatan primer PENILAIAN PASIEN Apakah asma? Ada faktor resiko asma mengancam jiwa? Derajat keparahan eksaserbasi? RINGAN atau SEDANG Bicara dalam frasa Memilih posisi duduk dibanding berbaring Tidak gelisah Laju respirasi meningkat Otot bantu napas tidak digunakan Denyut jantung 100-120 denyut/menit Saturasi O2 (di udara) 90-95% APE > 50% dari angka prediksi atau nilai tertinggi BERAT Bicara dalam kata Posisi duduk membungkuk ke depan Gelisah Laju respirasi > 30 kali per menit Otot bantu napas digunakan Denyut jantung > 120 denyut/menit Saturasi O2 (di udara) < 90% APE ≤ 50% dari angka prediksi atau nilai tertinggi MENGANCAM JIWA Mengantuk berat, bingung, atau silent chest DARURAT TERAPI AWAL SABA: 4-10 semprot dengan MDI + spacer, Ulangi setiap 20 menit selama 1 jam Prednisolon: dewasa 1mg/kg, maks. 50 mg, anak 1-2 mg/kg, maks. 40 mg Oksigen (jika ada): target saturasi 93-95% (anak: 94-98%) PINDAHKAN KE FASILITAS PENANGANAN AKUT (UGD) Selama menunggu: berikan SABA, O2, kortikosteroid sistemik MEMBURUK MEMBURUK LANJUTKAN TERAPI dengan SABA sesuai keperluan PENILAIAN RESPON SETELAH 1 JAM (atau lebih awal) GINA Updated 2014 Hanya untuk kalangan profesional kesehatan APE: Arus Puncak Ekspirasi; SABA:Short-Acting Beta2-Agonist ID/RESP/0005/14 AD: 01/09/2014, ED: 01/09/2016

Penanganan Asma Eksaserbasi di pelayanan kesehatan primer LANJUTKAN TERAPI dengan SABA sesuai keperluan PENILAIAN RESPON SETELAH 1 JAM (atau lebih awal) MEMBAIK PENILAIAN UNTUK PASIEN DIPULANGKAN Gejala membaik, tidak memerlukan SABA Pelega: lanjutkan sesuai kebutuhan APE membaik dan >60-80% dari nilai terbaik atau prediksi Pengontrol: mulai atau tingkatkan dosis ICS atau ICS/LABA*. Cek teknik penggunaan inhaler & kepatuhan. Saturasi oksigen >94% udara ruangan Prednisolon: lanjutkan, utk 5-7 hari (3-5 hari pada anak) Penunjang di rumah memadai Tindak Lanjut: selama 2-7 hari TINDAK LANJUT Pelega: dikurangi hingga sesuai kebutuhan pasien Pengontrol: lanjutkan dosis tinggi untuk jangka pendek (1-2 minggu) atau jangka panjang (3 bulan), tergantung riwayat eksaserbasi Faktor resiko: periksa dan koreksi pada faktor resiko termodifikasi yang dapat menyebabkan eksaserbasi, termasuk teknik penggunaan inhaler dan kepatuhan Rencana Aksi: Apakah pasien paham? Apakah digunakan teratur? Apakah memerlukan modifikasi? ICS: Inhaled CorticoSteroid LABA: Long-Acting Beta2-Agonist *Detil mengacu ke GINA 2014 GINA Updated 2014 Hanya untuk kalangan profesional kesehatan ID/RESP/0005/14 AD: 01/09/2014, ED: 01/09/2016

Apakah kita harus selalu memakai kombinasi Salbutamol + anti-kolinergik dibandingkan salbutamol saja? Hanya untuk kalangan profesional kesehatan ID/RESP/0005/14 AD: 01/09/2014, ED: 01/09/2016

Apa perlu menambahkan inhalasi antikolinergik ke 2 agonis dalam mengobati asma akut pada anak & remaja? A systematic review Penambahan dosis multipel antikolinergik terhadap inhalasi 2 agonis bermanfaat pada penatalaksanaan awal asma eksaserbasi yang berat pada anak dan remaja (VEP1 <55% dari yang diprediksi) Bagi kelompok anak & remaja yang menderita asma eksaserbasi ringan – sedang, tidak ada manfaat penambahan antikolinergik terhadap 2 agonis Hanya ada sedikit bukti ilmiah yang mendukung penambahan antikolinergik terhadap setiap inhalasi 2 agonis, tanpa melihat tingkat keparahan pasien Plotnick LH & Ducharme FM. BMJ 1998;317:971-977 Hanya untuk kalangan profesional kesehatan ID/RESP/0005/14 AD: 01/09/2014, ED: 01/09/2016

Uji klinis acak tentang penambahan IB terhadap salbutamol & CS pada anak-anak yang dirawat karena asma eksaserbasi akut Metoda desain: acak, DB, placebo-controlled Intervensi: 80 anak (1-18 thn) diacak untuk mendapatkan nebulisasi ipratropium bromide 250 mcg atau NaCl isotonik 1 mL. Semua anak menerima nebulisasi salbutamol dan kortikosteroid (CS) sistemik Hasil pengukuran: Primer: skor asma klinis tervalidasi (setiap 6 jam selama 36 jam) Sekunder: FEV1, saturasi O2,  dosis obat inhalasi, waktu untuk menginhalasi obat dan lama perawatan rumah sakit Goggin N, et al. Arch Pediatr Adolesc Med 2001;155:1329-1334 Hanya untuk kalangan profesional kesehatan ID/RESP/0005/14 AD: 01/09/2014, ED: 01/09/2016

Uji klinis acak tentang penambahan IB terhadap salbutamol & CS pada anak-anak yang dirawat karena asma eksaserbasi akut Hasil: Tidak ada perbedaan signifikan (p=0.07) antara kedua grup dalam hal skor asma seluruh waktu. Tidak ada perbedaan signifikan antara kedua grup dalam hal hasil sekunder. Data keamanan: Rata-rata denyut jantung pada grup ipratropium bromida berkisar 6-10 denyut/menit lebih cepat dibandingkan grup plasebo (p=0.01) Kesimpulan: penambahan IB terhadap salbutamol dan CS pada pengobatan anak-anak yang dirawat karena asma menunjukkan tidak ada manfaat. Goggin N, et al. Arch Pediatr Adolesc Med 2001;155:1329-1334 Hanya untuk kalangan profesional kesehatan ID/RESP/0005/14 AD: 01/09/2014, ED: 01/09/2016

Peranan ICS pada asma akut Konsentrasi sistemik dari kortikosteroid pada penggunaan jangka panjang Efek samping yang tidak diinginkan ICS lebih aman dibandingkan steroid sistemik Steroid sistemik memerlukan waktu 4-24 jam untuk: Meningkatkan fungsi paru Mengurangi perawatan rumah sakit ICS memberikan efek yang lebih cepat (1-2jam) ketika diberikan dalam dosis berulang dengan interval waktu <30 menit selama 90-120 menit. ICS: Inhaled CorticoSteroid Rodrigo GJ, Rapid effect of ICS on Acute Asthma. Chest 2006;130:1301-1311 Hanya untuk kalangan profesional kesehatan ID/RESP/0005/14 AD: 01/09/2014, ED: 01/09/2016

Perbandingan kombinasi Flixotide™ Nebules™ (Fluticasone Propionate) dengan SABA tunggal Studi acak, double-blind, grup paralel terhadap 150 anak dengan asma akut derajat sedang untuk menguji benefit kombinasi fluticasone propionate (FP) terhadap salbutamol yang diberikan secara nebulisasi Kelompok Studi Tiga dosis salbutamol (30 µl/kg/dosis) setiap 15 menit Tiga dosis salbutamol (30 µl/kg/dosis) setiap 15 menit + dua dosis FP (500 mcg/dosis) pada menit ke-15 dan ke-30 setelah dosis pertama salbutamol Tiga kombinasi dosis salbutamol (30 µl/kg/dosis) + FP (500 mcg/dosis) setiap 15 menit Kesimpulan Pasien anak yang diberikan kombinasi salbutamol dan fluticasone menunjukkan perbaikan respon klinis pada menit ke-120 dibandingkan kelompok salbutamol tunggal (p=0,004) Tidak terdapat reaksi simpang signifikan yang teramati dengan pengobatan yang dilakukan. Estrada-Reyes E, et al. Pediatr Allergy Immunol 2005: 16: 609–614 Hanya untuk kalangan profesional kesehatan ID/RESP/0005/14 AD: 01/09/2014, ED: 01/09/2016

Perbandingan Flixotide™ Nebules™ (Fluticasone Propionate) dengan methyl prednisolon IV pada asma akut berat Perbaikan Arus Puncak Ekspirasi (APE) setelah pemberian steroid p=0,556 P= 0,556 0,5 mg FP nebules diberikan 3x pada menit 0, 20 dan 40 125 mg Metil Prednisolon IV diberikan pada menit 0 Nebulisasi Flixotide™ Nebules™ memberikan perbaikan gejala klinis asma eksaserbasi yang sama baiknya dengan injeksi metilprednisolon Hanya untuk kalangan profesional kesehatan Sari A. et al. Maj Kedokt Indon 2005; 7: 463-471 ID/RESP/0005/14 AD: 01/09/2014, ED: 01/09/2016

pada 73 orang dewasa yang dirawat di UGD karena serangan asma akut Perbandingan Flixotide™ Nebules™ (Fluticasone Propionate) dengan methyl prednisolon IV pada asma akut di UGD Studi open-label dan acak untuk menentukan efikasi Flixotide Nebules dibandingkan metilprednisolon IV pada 73 orang dewasa yang dirawat di UGD karena serangan asma akut Nebulisasi FP 0,5mg/2ml Metilprednisolon (MP) IV 125 mg Rata-rata APE (% prediksi) *P = 0,05 vs FP, FP+MP Pada 2 jam setelah pengobatan di UGD, nilai APE pada grup FP signifikan meningkat dibandingkan kedua grup lainnya (p = 0,021) Angka rawat inap signifikan lebih tinggi pada grup metilprednisolon (MP) dibandingkan FP dan kombinasi FP+MP Hanya untuk kalangan profesional kesehatan Starobin D. et al. IMAJ 2008; 10: 568–571 ID/RESP/0005/14 AD: 01/09/2014, ED: 01/09/2016

Manajemen Asma Jangka Panjang

Definisi Asma Asma adalah .... Asma adalah penyakit heterogen, biasanya ditandai dengan peradangan saluran napas kronis. Hal ini ditentukan oleh riwayat gejala pernapasan seperti mengi, sesak napas, sesak dada dan batuk yang berbeda-beda dari waktu ke waktu dan intensitas, bersamaan dengan keterbatasan aliran udara ekspirasi yang bervariasi Suatu kelainan inflamasi kronik pada saluran napas, yang bersifat hiperesponsif ketika terpapar oleh berbagai stimulus, dan bermanifestasi sebagai sumbatan pada jalan napas. Global Strategy for Asthma Management and Prevention, GINA Up Dated 2014, Page 2 Downloaded from www.ginasthma.org ID/SFC/0024/14 – AD. 19/09/2014 – ED. 19/09/2016 - Hanya untuk kalangan profesional kesehatan

Apa yang dirasakan oleh pasien asma? Gejala yang terus muncul Sensitif terhadap cuaca dingin Batuk-batuk Sesak napas Aktifitas fisik terbatas Sering terbangun dimalam hari karena gejala asmanya Penurunan kegiatan sosial Yulia, 55 Thn, Pensiunan ID/SFC/0024/14 – AD. 19/09/2014 – ED. 19/09/2016 - Hanya untuk kalangan profesional kesehatan

Walaupun sudah mendapatkan pengobatan, pasien asma masih merasakan gejala yang menurunkan kualitas hidupnya1,2 Lebih dari separuh pasien asma yang tidak terkontrol menggunakan obat pelega mereka secara teratur paling tidak sehari sekali1 Seperti juga Yulia, banyak sekali pasien asma yang mengalami gejala-gejala asma dan menerimanya sebagai bagian dari kondisi mereka2 Demoly P et al. Eur Respir Rev 2010; 19(116):150–157 Bellamy D, Harris T Prim Care Respir J 2005; 14:252–258 ID/SFC/0024/14 – AD. 19/09/2014 – ED. 19/09/2016 - Hanya untuk kalangan profesional kesehatan

Apa tujuan jangka panjang pengobatan asma ? 1 Mencapai dan memepertahankan asma terkontrol pada tingkatan aktifitas yang normal Meminimalkan resiko masa depan seperti eksaserbasi berulang, keterbatasan saluran napas yang permanen dan efek samping pengobatan Asma membelenggu penderita (Saya hampir selalu tinggal di dalam rumah karena takut terjadi reaksi alergi jika saya keluar, tidak dapat tidur nyenyak di malam hari karena saya sering terbangun karena batuk dan tak dapat tidur lagi, sering kehilangan waktu kerja dan mempunyai keterbatasan dalam memilih karir, menjauhi sosialisasi dengan teman selain acara di rumah sendiri  Hidup saya tidak menyenangkan. Jika saya tidak menderita asma (Saya bebas bermain di taman dengan anak tanpa ketakutan terserang asma, bisa tidur nyenyak, mempunyai cukup tenaga sepanjang hari sehingga dapat melakukan banyak hal, dapat memilih lebih banyak pilihan karir dan lebih besar kemungkinan untuk mendapat promosi, dapat pergi keluar bersama teman dan mempunyai kehidupan sosial yang normal)  hidup menjadi lebih menggembirakan. Hidup bebas & normal Tetap produktif 1. Global Strategy for Asthma Management and Prevention, GINA Up Dated 2014, Page 15 Downloaded from www.ginasthma.org ID/SFC/0024/14 – AD. 19/09/2014 – ED. 19/09/2016- Hanya untuk kalangan profesional kesehatan

Tingkatan kontrol asma pada dewasa, remaja dan anak usia 6-11 tahun KARAKTERISTIK GEJALA TERKONTROL BAIK TERKONTROL SEBAGIAN TIDAK TERKONTROL Gejala harian lebih dari 2 kali seminggu YA □ TIDAK □ TIDAK ADA 1 PUN GEJALA YANG TERJADI 1 – 2 GEJALA YANG TERJADI 3- 4 GEJALA YANG TERJADI Terbangun dimalam hari karena asma Penggunaan pelega lebih dari 2 kali seminggu untuk mengatasi gejala Keterbatasan aktifitas karena asma . 1. Global Strategy for Asthma Management and Prevention, GINA Up Dated 2014, Page. 17 Downloaded from www.ginasthma.org ID/SFC/0024/14 – AD. 19/09/2014 – ED. 19/09/2016 - Hanya untuk kalangan profesional kesehatan

Bagaimana cara mencapai Asma Terkontrol? Kenali dan hindari faktor pencetus Ajak pasien untuk senantiasa berkonsultasi ke dokter secara rutin. Jangan dilakukan hanya pada keadaan gawat  resiko dan biaya akan lebih besar Pakailah obat secara teratur  kegagalan pengobatan umumnya karena ketidak-patuhan memakai obat pengontrol Cek status & perbaikan asmanya dengan . Global Strategy for Asthma Management and Prevention, GINA Up Dated 2012, Page. 66 Downloaded from www.ginasthma.org ID/SFC/0024/14 – AD. 19/09/2014 – ED. 19/09/2016 - Hanya untuk kalangan profesional kesehatan

www.asthmacontroltest.com ID/SFC/0024/14 – AD. 19/09/2014 – ED. 19/09/2016 - Hanya untuk kalangan profesional kesehatan

ID/SFC/0024/14 – AD. 19/09/2014 – ED. 19/09/2016 - Hanya untuk kalangan profesional kesehatan

Manajemen kontrol asma1 PENILAIAN Diagnosa Pengontrolan gejala & faktor resiko (Termasuk fungsi paru) Tehnik pemakaian alat & kepatuhan Pilihan pasien MENILAI RESPON Gejala Eksaserbasi Efek simpang Kepuasan pasien Fungsi paru PENYESUAIAN PENGOBATAN Obat-obatan asma Strategi non-farmakologi Pengobatan kemungkinan faktor resiko 1. Global Strategy for Asthma Management and Prevention, GINA Up Dated 2014, Page 79 Downloaded from www.ginasthma.org ID/SFC/0024/14 – AD. 19/09/2014 – ED. 19/09/2016 Hanya untuk kalangan profesional kesehatan

KESIMPULAN Asma merupakan penyakit yang terdiri atas 2 komponen utama: inflamasi & bronkokonstriksi Tatalaksana Asma berdasarkan GINA adalah mencapai dan mempertahankan asma terkontrol (control driven management) & mencegah resiko dimasa depan. Gunakan ACT untuk melihat tingkat asma terkontrol pasien. Berdasar studi GOAL, dibandingkan ICS monoterapi, SFC (Salmeterol Fluticasone Combination) memberikan kontrol asma yang optimal : sebagian besar pemakai SFC dapat mencapai asma kontrol Kontrol dapat dicapai SFC dalam waktu yang lebih cepat Kontrol dapat dicapai SFC dengan dosis steroid yang lebih rendah SFC menurunkan jumlah eksaserbasi Berdasarkan studi CONCEPT, dibanding Formoterol/Budesonide, SFC (Salmeterol Fluticasone Combination) memberikan : Pencapaian hasil yang signifikan lebih banyak pada hari-hari bebas gejala Penurunan hasil yang signifikan lebih sedikit pada kejadian eksaserbasi, kunjungan UGD dan penggunaan oral steroid akibat eksaserbasi ID/SFC/0024/14 – AD. 19/09/2014 – ED. 19/09/2016 - Hanya untuk kalangan profesional kesehatan

Terima Kasih