PERTEMUAN 7 ANGGARAN PERSEDIAAN.

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Manajemen Persediaan ROSIHAN ASMARA.
Advertisements

Manajemen Persediaan Oleh : Ida Ayu Wilis ( ) Veronica Rafika
Economical order quantity = EOQ
INVENTORY (Manajemen Persediaan)
PERTEMUAN 6 : MANAJEMEN PERSEDIAAN
MANAJEMEN PEMBIAYAAN RUMAH SAKIT
Manajemen Persediaan Pertemuan ke-10.
Inventory.
INVENTORY (Manajemen Persediaan)
INVENTORY MANAGEMENT Persedian merupakan bagian dari asset lancar dengan proporsi 18 persen dari total asset dan 42 persen dari asset lancar. Oleh karena.
Economic Order Quantity (EOQ)
Manajemen Investasi dan Pasokan Julius Nursyamsi
INVENTORY (Manajemen Persediaan) By: Andri Irawan S.Pd
Anggaran Sediaan.
INVENTORY (Manajemen Persediaan Bahan)
Pertemuan 9 Pengawasan Persediaan
BERAPA BANYAK PERSEDIAAN BARANG
KOMP. PERANGGARAN 2 Dr. Kartika Sari
PENGENDALIAN PERSEDIAN : INDEPENDEN & DEPENDEN
METODE HARGA POKOK PESANAN (FULL COSTING)
METODE HARGA POKOK PESANAN – FULL COSTING
MANAJEMEN PERSEDIAAN Persediaan : stok dari elemen-elemen/item-item untuk memenuhi kebutuhan di masa yang akan datang. Heizer & Rander.
MANAJEMEN PERSEDIAAN.
By. Ella Silvana Ginting, SE, M.Si
BAB 6 PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PEMBELIAN & PENGGUNAAN BAHAN BAKU
Cost Accounting Materi-6 Variable Costing
Pengadaan Logistik Farmasi RS
Bahan Baku: Pengendalian, Perhitungan Biaya, dan Perencanaan
MANAJEMEN PERSEDIAAN Oleh: Ferina Nurlaily.
MANAJEMEN PERSEDIAAN Heizer & Rander
INVENTORY (Manajemen Persediaan)
MANAJEMEN PERSEDIAAN PERSEDIAAN: BENTUK PERSEDIAAN:
Economic Order Quantity (EOQ)
BAB XI MANAJEMEN PERSEDIAAN
Manajemen persediaan.
“Manajemen Persediaan”
Metode Pengendalian Persediaan Tradisional
By: Evaliati Amaniyah, SE, MSM
MANAJEMEN PERSEDIAAN (Inventory Management)
MANAJEMEN PERSEDIAAN DASAR MANAJEMEN KEUANGAN, MANAJEMEN, 3 SKS.
Penyusunan Anggaran Beban Usaha
BAB 18 MANAJEMEN PERSEDIAAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
MANAJEMEN PERSEDIAAN INVENTORY MANAGEMENT.
Rosyeni Rasyid dan Abel Tasman
PERSEDIAAN INDEPENDEN (INDEPENDENT INVENTORY)
ANGGARAN BAHAN BAKU Pertemuan ke 4.
Pertemuan 4 MANAJEMEN PERSEDIAAN (lanjutan)
INVESTASI DALAM PERSEDIAAN BARANG (INVENTORY)
Pertemuan 6 ANGGARAN BAHAN MENTAH
ANGGARAN BOP & ANGGARAN OPERASIONAL / BEBAN USAHA
HARIRI, SE., M.Ak Universitas Islam Malang 2016
Manajemen Persediaan (Inventory Management)
Economic Order Quantity (EOQ)
ANGGARAN SEDIAAN Adalah sediaan hasil produksi yang terdiri dari sediaan produk jadi dan sediaan produk dalam proses.
Anggaran Variabel 7th Lecture.
Manajemen Persediaan Manajemen Keuangan 1.
INVESTASI DALAM PERSEDIAAN DAN PIUTANG
Managemen Pengendalian Persediaan (Inventory Management and Control)
Rakhma Diana Bastomi, SEI, MM
MODEL PENGENDALIAN PERSEDIAAN STOKASTIK
ECONOMIC ORDER QUANTITY. Dalam suatu periode, perusahaan akan melakukan beberapa kali pembelian bahan baku atau barang dagangan. Pada saat pembelian bahan.
BIAYA BAHAN BAKU Akuntansi Biaya Surisman,SE, M.Ak.
Penyusunan Anggaran Beban Usaha
Manajemen Persediaan Pertemuan ke-10.
MANAJEMEN PERSEDIAAN Fungsi dan tujuan persediaan KEPUTUSAN DALAM MANAJEMEN PERSEDIAAN BIAYA DALAM KEPUTUSAN PERSEDIAAN MODEL EQONOMIC ORDER QUANTITY
pengelolaan persediaan
Inventory Management SCM-5
PENGELOLAAN DAN PENGONTROLAN SUKU CADANG
MANAJEMEN PERSEDIAAN KELOMPOK VI 1.ALPIAN ABDULLAH 2.RANGGA WALI ARIA SAPUTRA 3.DAVE DARELL 4.YANG HARSI RAHMAT.
Transcript presentasi:

PERTEMUAN 7 ANGGARAN PERSEDIAAN

Pengertian Persediaan Persediaan (inventory): Barang yang diperoleh dan tersedia dengan maksud untuk dijual atau dipakai dalam produksi, atau dipakai untuk keperluan non produksi dalam siklus kegiatan yang normal.

PERSEDIAAN PRODUK Sediaan produk = hasil produksi (sediaan produk jadi dan sediaan dalam proses). Sediaan produk jadi = sediaan hasil produksi siap untuk dijual. Sediaan produk dalam proses = sediaan produk yang belum selesai diproduksi sehingga memerlukan proses lebih lanjut

ANGGARAN PERSEDIAAN Anggaran persediaan : adalah anggaran yang dibuat untuk persediaan. Pabrik : Persediaan : produk jadi, sediaan produk dalam proses, bahan baku, bahan pembantu, sediaan pernik (suiplies).

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERSEDIAAN Sediaan produk jadi. Jika jadwal mudah disesuaikan dengan pesanan artinya tidak perlu memiliki persediaan yang besar. Namun jika perusahaan bersaing dalam pelayanan yang cepat maka diperlukan persediaan dalam jumlah yang besar. Biaya penyimpanan digudang.

Faktor yang mempengaruhi persediaan 2. Sediaan Barang Dagangan dipengaruhi oleh: Sifat persaingan dagang Hubungan antara biaya penyimpanan digudang dengan biaya kehabisan sediaan. Ketersediaan barang dipenyalur (produsen)

Faktor yang mempengaruhi persediaan 3. Sediaan Bahan Baku Dipengaruhi oleh: Anggaran produk Harga beli bahan baku Biaya penyimpanan bahan baku digudang (Carrying Cost) dalam hubungannya dengan biaya ekstra yang dikeluarkan jika kehabisan persediaan. Ketepatan penjual bahan baku menyerahkan bahan baku yang dipesan dan jumlah bahan baku tiap kali pesan.

KUANTITAS PESANAN EKONOMIS (KPE) Kuantitas pesanan Ekonomis (Economical order quantity) : kuantitas barang yang dapat diperoleh dengan biaya yang minimal atau jumlah belian yang optimal. Rumus KPE: 2xKStxS HSt x I

Keterangan KSt = Kuantitas standar bahan baku dipakai selama periode tertentu S = Biaya pemesanan setiap kali pesan (ordering cost) HSt = Harga standar bahan baku per unit I = Biaya penyimpanan bahan digudang yang dinyatakan dalam persentase dari nilai sediaan rata-rata dalam satuan mata uang yang disebut dengan Carrying Cost HSt x I = Biaya penyimpanan perunit (BP)

Biaya penyimpanan (Carrying Cost) disebut juga storage cost atau holding cost meliputi biaya penyimpanan, biaya pemeliharaan bahan, biaya kemungkinan bahan rusak dan hilang, biaya asuransi, biaya modal diinvestasikan, biaya pajak, biaya menghitung dan menimbang bahan dan lain-lain. Biaya Pemesanan (Procuremen cost) disebut juga ordering cost atau setup cost meliputi: biaya persiapan pemesanan bahan, biaya pengiriman untuk memesan bahan, biaya penerimaan bahan yang dipesan, biaya pembayaran bahan yang dipesan.

Ilustrasi Misalkan : kuantitas standar bahan baku berupa kedelai untuk pembuatan kecap selama tahun 2016 sebanyak 364 ons (KSt). Harga standar bahan baku berupa kedelai per ons RP 160 (HSt). Biaya Pesan setiap kali pesan Rp 728 (S). Biaya penyimpanan bahan baku digudang 40% (I) Maka perhitungan kuantitas pesanan ekonomisnya adalah 2 x 364 x 728 KPE= = 8,281 = 91 ons 160 x 0,40 Berarti pembelian paling ekonomis setiap kali pesan sebesar 91 ons kedelai.

Penjelasan: Bila dalam setahun diperlukan kedelai sebanyak 364 ons, maka dalam setahun dilakukan 4 kali pesain (364:91) dan pemesanan dilakukan setiap 3 bulan sekali. Kebutuhan kedelai 364 ons dapat dilakukan dengan cara: 2 kali pesan dan setiap kali = 182 ons 4 kali pesan dan setiap kali = 91 ons 7 kali pesan dan setiap kali = 52 ons

SAAT KEMBALI PESAN Saat kembali pesan (reorder point) saat harus memesan kembali bahan yang diperlukan. Sehingga kedatangan bahan yang dipesan tepat waktu diatas sediaan keamanan sama dengan nol. Sediaan Keamanan (Safety Stock) Sediaan inti dari bahan yang harus dipertahankan untuk menjamin kelangsungan usaha, artinya sediaan yang tidak boleh dipakai kecuali dalam keadaan darurat.

Ilustrasi: Keperluan bahan baku setahun 364 ons. Keperluan bahan baku tiap minggu 7 ons. Setahun 52 minggu. Waktu tenggang (Lead time) waktu yang digunakan dari memesan sampai bahan diterima adalah 4 minggu. Harga bahan baku kedelai per ons Rp 160. Biaya pemesanan setiap kali pesan Rp 728. Sediaan Bahan Baku yang ada 40 ons. Biaya penyimpanan bahan baku digudang 40%. Sediaan keamanan ditetapkan 50% dari penggunaan selama (waktu tenggang) lead time.

Perhitungan saat kembali pesan dan sediaan bahan baku dianggarkan adalah: Terpakai selama tenggang waktu = 4 7 ons= 28 ons Sediaan keamanan = 50% x 28 ons = 14 ons Saat kembali pesan = 28 ons +14 ons = 42 ons 2 x 364 x 728 KPE= = 8,281 = 91 ons 160 x 0,40 Artinya : Pemesanan sebanyak 91 ons dilakukan pada saat sediaan tersisa 42 ons.

Lanjutan.. Sediaan maksimum : = sediaan keamanan + KPE = 14 ons +91 Ons = 105 ons Sediaan Rata-rata termasuk sediaan keamanan: = (KPE : 2) + sediaan keamanan = (91: 2) + 14 ons = 59, 5 ons Sediaan rata-rata yang merupakan aset lancar: =59,5 ons – 14 ons = 45,5 ons Bila sediaan yang ada sebesar 40 ons, berarti sediaan bahan baku awal yang merupakan aset lancar = 40 ons – 14 ons = 26 ons. Sediaan bahan baku akhir: KPE-sediaan awal = 91 ons -26 ons = 65 ons.

PENYUSUNAN ANGGARAN PERSEDIAAN Penyusunan anggaran persediaan khususnya dalam perusahaan manufaktur terdapat persediaan produk jadi, persediaan produk dalam proses dan persediaan bahan baku. Anggaran persediaan produk jadi dan produk dalam proses ditetapkan dengan dua cara yaitu: Menetapkan tingkat putaran persediaan Membuat anggaran produk

ANGGARAN PERSEDIAAN PRODUK JADI AKHIR Ilustrasi : PT Tibung mempunyai data sebagai berikut: Anggaran penjualan tahun 2015: Januari 1.000 unit Februari 2.000 unit Maret 3.000 unit Jumlah 6.000 unit Produk jadi awal Januari 2015 100 unit. Perusahaan mengutamakan stabilitas produk dalam menyusun anggaran. Produk jadi yang dihasilkan selama 3 bulan = 6.060 unit. Diminta: Hitunglah sediaan produk jadi dianggarkan akhir maret 2015

Perhitungan Sediaan Produk jadi dianggarkan tahun 2013: Produk jadi 6.060 unit Sediaan produk jadi awal 100 unit Produk siap dijual 6.160 unit Jualan 3 bulan 6.000 unit Sediaan produk jadi akhir 160 unit Dengan mengutamakan stabilitas produk setiap bulan diproduksi : 6.060 unit : 3 bulan = 2.020 unit.

ANGGARAN PRODUK JADI TIAP AKHIR BULAN NYA ADALAH: PT Tibung *** Anggaran Produk Triwulan I tahun 2015 (dalam unit) Keterangan Januari Februari Maret Triwulan I Jualan 1.000 2.000 3.000 6.000 Sediaan Produk jadi akhir 1.120 1.140 160 Produk siap dijual 2.120 3.140 3.160 6.160 Sediaan Produk jadi awal 100 Produk jadi 2020 6.060 Dalam tabel diatas :produk jadi akhir Januari sebanyak 1.120 unit, Februari 1.140 unit, dan Maret 160 unit.

ANGGARAN PRODUK DALAM RUPIAH Dapat dibuat bila diketahui harga pokok perunit Produk jadi. Misalkan : Harga pokok produk jadi variabel Rp 10/unit Harga jual produk jadi Rp 12 / unit Beban Usaha variabel Rp 1 / unit Beban tetap perbulan Rp 2.000

Berdasarkan tabel sebelumnya dapat di hitung : Maka anggaran laba rugi metode penghargapokokan variabel bentuk panjang adalah: Berdasarkan tabel sebelumnya dapat di hitung : Anggaran triwulan I 2015 Januari 1.000 unit x Rp 12 = 1.200 unit Februari 2.000 unit x Rp 12 = 24.000 unit Maret 3.000 unit x Rp 12 = 36.000 unit Triwulan I 6.000 unit x Rp 12 = 72.000 unit Sediaan produk jadi awal Januari 2015 = 100 x 10 = Rp 1000. Harga pokok produk jadi perbulan =2.020 x Rp 10 = 20.200

Triwulan I tahun 2015 (dalam Rp) ANGGARAN LABA RUGI PT Tibung Anggaran Laba Rugi Triwulan I tahun 2015 (dalam Rp) Keterangan Januari Februari Maret Triwulan I Jualan 12.000 24.000 36.000 72.000 H Pokok Produk Jadi 20.200 60.600 Sediaan Produk jadi awal 1.000 11.200 11.400 Produk siap dijual 21.200 31.400 31.600 61.600 Sediaan Produk jadi Akhir 1.600 Harga pokok penjualan 10.000 20.000 30.000 60.000 Margin kontribusi kotor 2.000 4.000 6.000 Beban Usaha variabel 3.000 Margin kontribusi bersih 2000 Beban tetap Laba (rugi) (1.000) 0 impas

Lanjutan...... ANGGARAN PRODUK JADI AKHIR: Januari = 1.120 unit x Rp 10 = Rp 11.200 Februari = 1.140 unit x Rp 10 = Rp 11.400 Maret = 160 unit x Rp 10 = Rp 1.600 BEBAN USAHA VARIABEL PERBULAN: Januari = 1000 unit x Rp 1 = 1.000 Februari = 2000 unit x Rp 1 = 2.000 Maret = 3000 unit x Rp 1 = 3.000 Triwulan I = 6000 unit x Rp 1 = 6.000

ANGGARAN LABA RUGI BENTUK PENDEK Tentukan dahulu beban variabel perunit: Harga pokok produk variabel perunit Rp 10 Beban usaha variabel perunit Rp 1 . Biaya varibel perunit Rp 11 PT Tibung Anggaran Laba Rugi Triwulan 1 tahun 2015 Keterangan Januari (Rp) Februari (Rp) Maret (Rp) Triwulan 1 Penjualan 12.000 24.000 36.000 72.000 Biaya variabel 11.000 22.000 33.000 66.000 Margin Kontribusi 1.000 2.000 3.000 6.000 Biaya Tetap Laba (Rugi) (1.000) 0 (impas) 0(impas)

ANGGARAN PERSEDIAAN DALAM PROSES Soal ilustrasi: Menggunakan data dalam tabel *** sebelumnya tapi dengan tambahan data Sediaan produk dalam proses awal Januari 2015 sebanyak 90 unit dengan harga pokok sebagai berikut: BBB = 90 x 100% x Rp 2 = 180 BTKL = 90 x 50% x Rp 4 = 180 BOPV= 90 x 50% x Rp 4 = 180 540 Tingkat penyelesaian sediaan produk dalam proses akhir direncanakan sama dengan awal yaitu BBB 100%, BTKL 50% dan BOP 50%. Persediaan produk jadi akhir Maret = 160 unit dan sediaan produk dalam proses akhir Maret 2015 sebanyak 75 unit dengan perhitungan anggaran setriwulan sebagai beriktu:

Perhitungan anggaran produknya sbb Keterangan Unit Penjualan 6.000 unit Persediaan produk jadi akhir 160 + Produk siap dijual 6.160 Sediaan prpoduk jadi awal 100 - Produk jadi 6.060 Sediaan produk dalam proses akhir 75 + Produk dihaslkan/produk diproses 6.135 Sediaan produk dalam proses awal 90 Produk masuk produksi periode ini 6.045 Produk jadi diprosuksi tiap bulan 6.060 unit : 3 bulan = 2.020 unit. Produk masuk produksi periode ini tiap bulan 6.045 unit : 3 bulan = 2015 unit.

Triwulan I tahun 2013 (dalam unit) ANGGARAN PRODUKNYA Pt Tibung Anggaran Produk Triwulan I tahun 2013 (dalam unit) Keterangan Januari Februari Maret Triwulan I Penjualan 1.000 2.000 3.000 6.000 Persediaan Produk jadi akhir 1.120 1.140 160 Produk siap dijual 2.120 3.140 3.160 6.160 Persediaan produk jadi awal 100 Produk jadi 2.020 6.060 Sediaan produk dalam proses akhir 85 80 75 Produk dihasilkan/produk diproses 2.105 2.100 2.095 6.135 Sediaan produk dalam proses awal 90 Produk masuk produksi periode ini 2.015 6.045

ANGGARAN DALAM RUPIAH Keterangan Januari Februari Maret Triwulan I Penjualan 12.000 24.000 36.000 72.000 Biaya Pabrik 20.170 60.510 Sedian produk dalam proses awal 540 510 480 Biaya produksi 20.710 20.680 20.650 61.050 Sedian produk dalam proses akhir 450 Harga pokok produk jadi 20.200 60.600 Sediaan produk jadi awal 1.000 11.200 11.400 Produk siap dijual 21.200 31.400 31.600 61.600 Sediaan produk jadi akhir 1.600 Harga Pokok Penjualan 10.000 20.000 30.000 60.000 Margin kontribusi kotor 2.000 4.000 6.000 Beban usaha variabel 3.000 Margin Kontribusi bersih Beban Tetap Laba (rugi) (1.000) 0 (impas) 1000

SEDIAAN PRODUK DALAM PROSES AKHIR BULAN: Januari = BBB = 85 x 100% x Rp 2 = Rp 170 BTKL= 85 x 50% x Rp 4 = Rp 170 BOPV = 85 x 50% x Rp 4 = Rp 170 = Rp 510 Februari BBB = 80 x 100% x Rp 2 = Rp 160 BTKL= 80 x 50% x Rp 4 = Rp 160 BOPV = 80 x 50% x Rp 4 = Rp 160 = Rp 480 Februari BBB = 75 x 100% x Rp 2 = Rp 150 BTKL= 75 x 50% x Rp 4 = Rp 150 BOPV = 75 x 50% x Rp 4 = Rp 150 = Rp 450 Dari tabel diatas terlihat harga pokok produk stabil pada harga 20.170 hal ini terjadi karena perusahaan mengutamakan stabilitas produk dalam menyusun anggaran