Interpersonal Skills - Communications Mendengarkan (Listening) Universitas Mercubuana, Jakarta A.Judhie Setiawan, M.Si
Interpersonal Skill Kemampuan seseorang dalam menjalin hubungan dengan manusia atau orang lain. Teori Kecerdasan: suatu bentuk kemampuan dalam membaca perasaan, dorongan, dan keinginan orang lain, baik yg terucapkan atau yg tak terucapkan, dan bertindak atas dasar pengetahuan itu.
Keahlian Interpersonal Skill Keahlian ini memiliki dua (2)unsur penting: Peduli atau perhatian kepada orang lain, Yang kemudian diikuti oleh dorongan untuk melakukan sesuatu pada orang lain (Concern and Action).
Interpersonal Skill Kemampuan seseorang dalam menghangatkan hubungan. Kemampuan seseorang dalam membuat pendekatan yang mudah. Kemampuan seseorang dalam membangun hubungan secara konstruktif. Kemampuan seseorang dalam menggunakan diplomasi dan teknik untuk mencairkan situasi yang sedang tegang. Kemampuan seseorang dalam menggunakan gaya yang dapat menghentikan permusuhan yang merusak sebuah hubungan.
Communications Impersonal Communications; ketika masing-masing kita saling memahami namun sebetulnya tidak ada keterlibatan emosi secara pribadi. Interpersonal Communications; komunikasi antara dua orang atau lebih di mana masing-masing punya keterlibatan emosi personal, komitmen dalam menjalani hubungan itu.
Key interpersonal skills Listening Goal setting Providing feedback Empowering people A B Coaching Interviewing Politicking Persuading Resolving conflicts Running meetings negotiating Building teams (Stephen P. Robbins,1989)
I. Listening (mendengarkan) Penelitian oleh Crocker, 1998 menemukan fakta bahwa dari 300 organisasi yang diteliti, sebagian besar menempatkan “listening” diurutan teratas, sebagai syarat manajer yang berhasil Hearing Vs. Listening Hearing – mendengar suara Listening – menangkap makna dari suara yang kita dengar. Listening requires paying attention, interpreting, and remembering sound stimuli.
Active Vs. Passive Listening Mendengarkan secara pasif, menempatkan diri kita seperti mesin perekam (recorder). Semua kata dimasukan ke dalam memori (yang penting dan yang tidak), sehingga kita tidak dapat membedakannya. Kita ingat apa yang dikatakannya, tetapi tidak mengerti apa maknanya. Mendengarkan secara aktif menuntut kita agar mampu menempatkan diri sebagai pihak yang menyampaikan pesan (empati). Kita harus berkonsentrasi dan mau memahami sepenuhnya isi yang dikemukakan pembicara.
Empat tuntutan “active listening” empati menerima intensitas Active Listening Kemauan memperoleh informasi lengkap (Rogers & Farson, 1976)
Active listeners ears eyes mind listen with their: Emotions Words Eye movement speaker eyes Facial expressions mind Body posture Hand gestures
Pendengar yang efektif Make eye contact Exhibit affirmative head nods and appropriate facial expression Avoid distraction actions or gestures Ask questions Paraphrase Avoid interrupting the speaker Don’t over-talk
1. Kontak mata Bagaimana perasaan anda ketika melihat orang yang anda ajak bicara tidak memandang anda, melainkan memandang ke tempat lain?. Seperti juga kebanyakan orang lain, anda akan mentafsirkan bahwa orang tersebut mungkin tidak tertarik akan apa yang anda bicarakan. Anda mendengarkan dengan telinga anda, namun orang lain menilai apakah anda mendengarkan atau tidak, dengan melihat mata anda.
2. Anggukan kepala dan ekspresikan wajah penuh perhatian Pendengar yang efektif menaruh minat atas apa yang sedang diucapkan orang lain dengan memberikan tanda “nonverbal”. Menganggukan kepala, mengerutkan wajah, tertawa ketika pembicara mencoba melontarkan humor, menggeser posisi duduk ke arah pembicara, dan lain sebagainya.
3. Cegah tindakan atau gerakan yang berkesan negatif Ketika anda sedang mendengarkan pembicaraan orang lain, jangan terlampau sering melihat atau melirik ke arah jam, memainkan pinsil, membuka-buka halaman buku, atau mengerjakan sesuatu yang tidak berkaitan dengan isi pembicaraan. Tindakan-tindakan tersebut mengesankan bahwa anda bosan, atau tidak tertarik pada apa yang sedang diutarakan pembicara.
4. Ajukan pertanyaan Pendengar yang kritis menganalisis apa yang didengarkannya, dan lalu mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang relevan. Perilaku ini memberikan keyakinan kepada pembicara bahwa anda memang benar-benar mendengarkan.
5. Uraikan apa yang didengar dengan kata-kata sendiri Misalnya : “Anda mengatakan …..(kata-kata pembicara) “ “Apakah itu artinya adalah …….. (kata-kata anda sendiri) ?” Pertama: sebagai tanda bahwa anda memperhatikan baik-baik isi pembicaraan. Kedua : sebagai tanda bahwa anda ingin jangan sampai salah mentafsirkan kata-kata pembicara.
6. Hindarkan menginterupsi atau memotong pembicaraan Beri kesempatan kepada pembicara untuk menyelesaikan isi pembicaraannya. Setelah itu baru anda boleh mengajukan pertanyaan atau memberikan komentar. Biasakan untuk bersabar mendengarkan pembicaraan orang lain.
7. Jangan terlalu banyak bicara Memang, sebagian besar kita lebih suka mengemukakan gagasan kita ketimbang harus mendengarkan gagasan orang lain. Namun ketika kita sedang dalam posisi sebagai pendengar yang baik, tahanlah untuk tidak banyak bicara.
Beberapa Pendekatan utk Melatih Kemampuan “Listening” Pahami lebih dahulu bahwa di dunia ini tidak ada bahan atau materi yang kurang menarik. Yang ada adalah orang yang kurang tertarik. Jangan curiga lebih dulu. Belajarlah untuk menjadi Obyektif. Dengarkan ide pokoknya. Tolaklah Distraksi (sesuatu yang bisa mengganggu konsentrasi).
Referensi Buku
Referensi Buku
Terima kasih.........