PENDEKATAN PERSON CENTER OLEH KELOMPOK 4 Dasmaniar Duhrian Dini Handayani Titin Muh.ilham B Sudarmin Unhaluddin
PENDIRI CARL RANSOM ROGER dilahirkan di Oak Park, Illinois, pada tahun 1902 dan wafat di LaJolla, California, pada tahun 1987. Pada tahun 1928 ia memperoleh gelar Master di bidang psikologi dari Columbia University dan kemudian memperoleh gelar Ph.D di dibidang psikologi klinis pada tahun 1931. Pada tahun 1939, ia menerbitkan satu tulisan berjudul “The Clinical Treatment of the Problem Child”, mendapatkan tawaran sebagai profesor pada fak. psikologi di Ohio State University. Dari 1935 sampai 1940 ia mengajar di University of Rochester dan menulis Perlakuan Klinis Soal Anak (1939)
LATAR BELAKANG Pengembang konseling berpusat pada konseli (Person Centered Counseling) adalah Carl Ransom Rogers dan merupakan cabang dari konseling humanistik yang menekankan pada kecakapan konseli untuk menentukan masalah yang penting bagi dirinya dan pemecahan masalah terpusat pada konseli. Konseling pada dasarnya proses membantu individu, berarti individu itu sendirilah yang harus menyelesaikan masalahnya.
Empat Periode Pengembangan Pendekatan 1940, Rogers mengembangkan apa yang dikenal sebagai konseling nondirective 1950, Rogers (1951) menulis Client-Centered Therapy ,pendekatannya terpusat pada klien terapi pengajaran yang berpusat pada siswa (Rogers & Freiberg, 1994) 1980 dan 1990-an-pendekatan yang berpusat pada orang/Person-centered
Bozarth dan rekan (2002) dalam PENELITIANNYA menyimpulkan Kemunculan Pendekatan ini Awal tahun pendekatan ini, klien bukan terapis bertanggung jawab. Memiliki Gaya terapi nondirective, diri yang lebih besar eksplorasi, dan peningkatan konsep diri. Dikembangkannya pergeseran dari klarifikasi perasaan untuk fokus pada frame klien. hipotesis Rogers yang dikonfirmasi, dan ada bukti kuat untuk nilai hubungan terapeutik dan klien 'sumber daya sebagai inti dari terapi sukses. Sebagai orang yang berpusat pada terapi dikembangkan penelitian lebih lanjut berpusat pada kondisi inti yang dianggap perlu dan cukup baik untuk terapi yang sukses.
Eksistensial dan Humanisme hubungan historis yang sebagian terwakili dari pemikiran eksistensialis dan pemikiran humanistik tidak selalu jelas beres tentang pandangan mereka, hubungan antara eksistensialisme syarat dan humanisme cenderung membingungkan bagi siswa dari teori yangsama. Dua sudut pandangnya memiliki banyak kesamaan, namun ada juga perbedaan filosofis yang signifikan antara mereka.
memiliki kesamaan dalam penekanan konsep kebebasan, pilihan, nilai, tanggung jawab pribadi, otonomi, tujuan, dan makna. Kedua pendekatan menempatkan nilai kecil pada peran teknik dalam proses terapi, berbeda dalam eksistensialis dalam mengambil posisi yang dihadapkan dengan kecemasan yang memilih sebuah identitas dalam dunia yang tidak memiliki arti intrinsik. Para humanis, sebaliknya, mengambil posisi membangkitkan kecemasan agak yang memiliki potensi alam dapat mengaktualisasikan dan menemukan makna
KONSEP KUNCI orang yang dapat dipercaya, orang mempunyai sifat bawaan untuk bergerak menuju aktualisasi diri dan kesehatan, orang memiliki sumber daya inti untuk mengubah mereka ke arah diri yang positif, orang merespon untuk mereka dianggap unik dunia (dunia fenomenologi). Aktualisasi diri dipandang sebagai pengalaman kemanusiaan yang paling berarti, sehingga dengan mengaktualisasikan dirinya, manusia dapat menikmati segala aspek kehidupannya.
Konsep Dasar Menekankan pada dorongan dan kemampuan yang terdapat dalam diri individu yang berkembang, untuk hidup sehat dan menyesuaikan diri. Menekankan pada unsur atau aspek emosional dan tidak pada aspek intelektual. Menekankan pada situasi yang langsung dihadapi individu, dan tidak pada masa lampau. Menekankan pada hubungan terapeutik sebagai pengalaman dalam perkembangan individu yang bersangkutan.
TUJUAN TERAPI Pendekatan yang berpusat pada orang bertujuan menuju klien mencapai tingkat yang lebih besar kemerdekaan dan integrasi untuk membantu klien dalam proses pertumbuhan mereka sehingga klien yang lebih baik sehingga bisa mengatasi masalah mereka saat ini dan masa depan Tujuan yang mendasari terapi ini adalah untuk memberikan iklim yang kondusif untuk membantu individu menjadi pribadi yang berfungsi sepenuhnya
Fungsi dan Peran Terapis Peran terapis ini berakar pada cara-cara keberadaannya dan sikap-sikapnya bukan pada penggunaan teknik- tekniknya yang dirancang untuk menjadikan klien dapat berbuat sesuatu Menggunakan dirinya sendiri sebagai alat untuk mengubah diri
Berfungsi membangun iklim konseling yang menunjang pertumbuhan klien Membangun hubungan yagn membantu dimana klien akan mengalami kebebasan yang diperlukan untuk mengekplorasi area hidupnya yang sekarang
Pengalaman Klien di Terapi konselor menciptakan iklim yang kondusif untuk eksplorasi diri, klien memiliki kesempatan untuk mengeksplorasi berbagai pengalaman mereka, yang meliputi perasaan, keyakinan, perilaku dan pandangan dunia. Klien datang ke konselor dalam keadaan ketidaksesuaian, yaitu ketidaksesuaian ada antara persepsi diri mereka dan pengalaman mereka dalam kenyataan
Salah satu alasan klien mencari terapi adalah perasaan tidak berdaya, ketidakberdayaan, dan ketidakmampuan untuk membuat keputusan atau secara efektif mengarahkan hidup mereka sendiri berharap untuk menemukan "jalan" melalui bimbingan terapis. dalam kerangka orang- terpusat klien segera belajar dalam sebuah hubungan agar mereka dapat bertanggung jawab untuk diri mereka sendiri dan mereka dapat belajar untuk lebih bebas dengan menggunakan hubungan untuk mendapatkan pemahaman diri yang lebih besar.
Hubungan Antara Terapis dan Klien Kesejatian, kehangatan Empati yang akurat Respek, sikap pesimis Kemampuan mengkomunikasikan sikap sikap tersebut kepada klien Klien menggunakan hubungan nyata dengan terapis untuk menerjemahkan hubungan proses dalam belajar memahami diri sendiri
APLIKASI: TEKNIK TERAPI DAN PROSEDUR Teknik dalam pendekatan person center Kepribadian Keyakinan2 Sikap2 terapis serta hub. Terapeuti\k Proses pengungkapan dan pengkomunikasian Penerimaan Respek Pengertian Memikirkan,merasakan, mengeksplorasi
TERAPI CENTERED DARI PERSPEKTIF MULTIKULTURAL Kekuatan Dari Sebuah Perspektif Keragaman Kekurangan Dari Perspektif Keragaman Terapi Orang- Pusat yang Diterapkan terhadap Kasus Stan Kesimpulan dan Evaluasi Kontribusi dari Pendekatan Orang-Centered dan Kritik Orang atas Pendekatan yang Berpusat pada Person
PROSES KONSELING Konseling memusatkan pada pengalaman individual. Konseling berupaya meminimalisir rasa diri terancam, dan memaksimalkan dan serta menopang eksplorasi diri. Perubahan perilaku datang melalui pemanfaatan potensi individu untuk menilai pengalamannya, membuatnya untuk memperjelas dan mendapat tilikan pearasaan yang mengarah pada pertumbuhan. Melalui penerimaan terhadap klien, konselor membantu untuk menyatakan, mengkaji dan memadukan pengalaman-pengalaman sebelunya ke dalam konsep diri.
Dengan redefinisi, pengalaman, individu mencapai penerimaan diri dan menerima orang lain dan menjadi orang yang berkembang penuh. Wawancara merupakan alat utama dalam konseling untuk menumbuhkan hubungan timbal balik
wassalam