ma2 PELAKSANAAN MANAJEMEN AUDIT YANG EFEKTIP Agar berhasil manajemen audit harus mendapat dukungan dan akseptasi dari manajemen puncak / direksi. Tujuan dan kharakteristik harus jelas : (a) memberikan informasi mengenai efektivitas, ekonomisasi dan effisiensi suatu unit dan/ fungsi, (b) didasarkan bukti dan kriteria yang jelas, © sifatnya investigatif, (d) dilaksanakan secara profesional (dapat dilakukan oleh pihak internal maupun eksternal), (e) adanya rekomendasi/ usul-usul perbaikan operasional. Auditor harus independen, mempunyai integritas, jujur dan cakap Good auditing demands good auditors ( LB Lawrence). Menurut Milton Steven Fonorow meliputi : good business judment, inteligence, common sense dan good formal education or extensive field experience. Pelaporan manajemen audit kepada pihak yang tepat. Adanya rekomendasi perbaikan yang tepat dan dapat dilaksanakan.
Kapan manajemen audit diperlukan : 1. Terjadinya penurunan laba terus menerus 2. Turn over karyawan yang tinggi 3. Prestasi atau kinerja suatu unit kerja/ cabang di bawah standar 4. Ada kebutuhan untuk penelitian efisiensi untuk meningkatkan kinerja 5. Ada petunjuk bahwa aspek kegiatan operasi atau pekerjaan tertentu memerlukan perbaikan 6. Ada kecurigaan bahwa laporan masalah yang besar tidak mengungkapkan semua fakta Penugasan manajemen audit : a. Penilaian kinerja Membandingkan dengan kebijakan, kriteria dan tujuan yg ditetapkan b. Mengindentifikasikan kesempatan dan perbaikan sehubungan 3E c. Mengembangkan rekomendasi Untuk perbaikan operasional dimasa mendatang
Tipe manajemen audit : 1. Audit fungsional ( functional audit) dikategorikan dalam aktivitas usaha, misalnya fungsi produksi, fungsi pemasaran, fungsi penagihan dll. 2. Audit organisasi (organization audit) dikategorikan dalam unit organisasi, misalnya departemen, cabang, anak perusahaan. 3. Penugasan khusus ( special asigment) penugasan khusus sesuai permintaan manajemen, misalnya : kemungkinan kecurangan.
Sasaran manajemen audit Kerangka kerja manajemen audit Adalah kegiatan, aktivitas, program dan bidang-bidang dalam perusahaan yang diketahui atau diindentifikasi masih memer- lukan peningkatan 3 E. Kerangka kerja manajemen audit Ada 3 elemen pokok : 1. Kriteria (criteria) Merupakan standar (pedoman) bagi setiap pihak dalam me – lakukan aktivitasnya. 2. Penyebab ( couse) Merupakan pelaksanaan program/aktivitas 3. Akibat (effect) Merupakan perbandingan antara penyebab dan kriteria. Adapun bagan kerangka kerja manajemen audit adalah sebagai berikut :
Hasil Aktual Pelaksanaan Program/Aktivitas Kriteria EVALUASI Kondisi Penyebab Hasil Aktual Pelaksanaan Program/Aktivitas Pelaksanaan Program/Aktivitas GAP Akibat Keuangan Nonkeuangan Rekomendasi Tindak lanjut
Ma3 MANAJEMEN AUDIT, KAITANNYA DENGAN 3 E EFEKTIVITAS ADALAH BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT KEBERHASILAN SUATU PERUSAHAAN UNTUK MENCAPAI TUJUANNYA, BAIK DITINJAU DARI SEGI KUALITAS, KUANTITAS DAN TARGET WAKTU EKONOMISASI ADALAH BERHUBUNGAN DENGAN KEMAMPUAN PERUSAHAAN DALAM MENDAPATKAN SUMBER DAYA SESUAI DENGAN KUANTITAS DAN KUALITAS YANG DIHARAPKAN DALAM SETIAP AKTIVITAS, DENGAN PENGORBANAN MINIMAL. EFISIENSI ADALAH B ERHUBUNGAN DENGAN BAGAIMANA PERUSAHAAN MELAKUKAN OPERASINYA, SEHINGGA DICAPAI PENGGUNAAN SUMBER DANA SECARA OPTIMAL.
PENGUKURAN 3 E EFISIENSI EKONOMIS EFEKTIVITAS OUT PUT MAKSIMAL / INPUT TERTENTU EKONOMIS INPUT MINIMAL / OUT PUT TERTENTU ATAU INPUT TERTENTU / OUTPUT MAKSIMAL EFEKTIVITAS INPUT PROSES OUT PUT YANG DIHARAPKAN
INPUT PROSES OUTPUT TUJUAN EFISIENSI EFEKTIVITAS HASIL YANG DICAPAI PENGORBANAN YANG DIRENCANAKAN RENCANA OPERASI TUJUAN EKONOMISASI EFISIENSI EFEKTIVITAS HASIL AKTUAL HASIL YANG DICAPAI PENGORBANAN YANG TERJADI
KASUS 1 KEBIJAKAN PT DMM TERHADAP BIAYA PERJALANAN DINAS ADALAH DENGAN MEMBERIKAN UANG MUKA KEPADA KARYAWAN YANG BERSANGKUTAN SEMINGGU SEBELUM KEBERANGKATAN. BESARNYA UANG MUKA ADALAH SESUAI DENGAN HARI BERDASAR SURAT PERINTAH PERJALANAN DINAS. SESUAI KETENTUAN PERUSAHAAN UANG MUKA TERSEBUT HARUS DIPERTANGGUNG JAWABKAN DALAM WAKTU MAKSIMAL SATU BULAN SETELAH KEMBALI DINAS. PADA AKHIR JUNI 2009 SALDO UANG MUKA PERJALANAN DINAS SEBESAR Rp 550.000.000,- ATAS 22 KARYAWAN, DARI JUMLAH TERSEBUT TERDAPAT 2 KARYAWAN YANG BATAL MELAKUKAN PERJALANAN DINAS KE LUAR NEGERI SEJAK BULAN JANUARI 2009 (DENGAN UANG MUKA Rp 50 JUTA). BERDASARKAN PENGAMATAN KENYATAAN DILAPANGAN, TIAP BULANNYA HANYA ADA 10 KARYAWAN YANG TUGAS KELUAR KOTA SELAMA RATA-RATA 5 HARI @ RP 12,50 JUTA,-. TETAPI BERDASAR SURAT PERINTAH PERJALANAN DINAS DAN UANG MUKA YANG DIMINTA RATA-RATA SETIAP KARYAWAN @ RP 25 JUTA UNTUK 10 HARI KERJA.
SELAMA SEMESTER I 2009 DIPEROLEH INFORMASI BAHWA UANG MUKA YANG TELAH DIPERTANGGUNG JAWABKAN SEBESAR RP 200 JUTA, TERNYATA 50% MERUPAKAN PERJALANAN DINAS FIKTIF. YAITU ADANYA PERJALANAN DINAS TERTENTU YANG HANYA DILAKSANAKAN 50%-NYA, TETAPI DIPERHITUNGKAN BEBAN 100%. DIMINTA : TENTUKAN JENIS PEMERIKSAAN YANG HARUS DILAKUKAN TENTUKAN ELEMEN-ELEMEN ( KRITERIA, PENYEBAB, AKIBAT ) SASARAN PEMERIKSAAN.
KASUS 2 DALAM RANGKA PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR CABANG BARU YANG SEMULA DI ANGGARKAN RP 5 MILYAR, TERNYATA PADA TINGKAT PENYELESAIAN 40 % TELAH MENGHABISKAN DANA RP 4 MILYAR. PEMBORONG MELARIKAN DIRI DAN PIMPINAN PROYEK MENYATAKAN ANGKAT TANGAN DAN MOHON DIGANTI. BERDASARKAN PENGAMATAN SEMENTARA DIKETAHUI BAHWA PEMBORONG KURANG PENGALAMAN DAN MERUPAKAN ORANG DEKAT BUPATI SETEMPAT. PENETAPAN PEMBORONG TELAH BERDASAR TENDER, TETAPI TERNYATA PENGIKUT TENDER SEMUANYA SATU GRUP DENGAN PEMENANG YANG SUDAH MEREKA REKAYASA. DIMINTA : A. TENTUKAN JENIS PEMERIKSAAN YANG HARUS DILAKUKAN B. TENTUKAN ELEMEN-ELEMEN ( KRITERIA, PENYEBAB, AKIBAT ) SASARAN PEMERIKSAAN.