BAB VIII KONSEP AKTIVA AKTIVA BERUJUD AKTIVA TIDAK BERUJUD
Metode Pengukuran Aktiva AKTIVA BERUJUD Pengertian Aktiva Pengukuran Aktiva Metode Pengukuran Aktiva Pengakuan Aktiva Klasifikasi Aktiva
Pengertian Aktiva Menurut Canning Aktiva adalah jasa kemudian (future service) dalam bentuk uang atau jasa kemudian yang dapat diubah dalam bentuk uang yang manfaatnya bagi seseorang atau beberapa orang dijamin secara hokum Menurut KDPPLK Aktiva adalah sumber daya yang dikuasai oleh perusahaan sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi di masa depan diharapkan akan diperoleh perusahaan
Pengertian Aktiva Menurut FASB Aktiva adalah manfaat ekonomi masa yang akan datang yang mungkin, yang diperoleh atau dikendalikan oleh kesatuan usaha tertentu sebagai akibat transaksi atau peristiwa yang terjadi di masa yang lalu
Karakteristik aktiva manfaat ekonomi di masa yang akan datang Dalam pengertian di atas terdapat tiga elemen penting dalam aktiva yang merupakan karakteristiknya, yaitu : manfaat ekonomi di masa yang akan datang aktiva menyimpan kemungkinan manfaat ekonomi masa yang akan datang, secara sendiri-sendiri atau dalam kombinasi dengan aktiva lain untuk secara langsung atau tidak langsung memberi sumbangan pada aliran masuk kas bersih di masa depan. Hak yang sudah kadaluarsa atau mempunyai manfaat negative tidaak dapat dimasukkan sebagai aktiva. pegendalian oleh kesatuan usaha unit usaha tertentu dapat memperoleh manfaat tersebut dan mengendalikan akses pihak lain atas aktiva itu aktiva adalah sumber daya di bawah kendali unit usaha. sebagai hasil transaksi masa yang lalu transaksi, kejadian atau peristiwa yang menimbulkan hak atau kendali atas manfaat tersebut sudah terjadi. Aktiva tidak boleh mencakup manfaat yang akan timbul di masa depan tetapi saat ini belum ada atau tidak berada dalam kendali unit usaha.
Pengertian Aktiva Menurut Vernon Kam Aktiva adalah sumber-sumber ekonomi yang mampu menyediakan manfaat ekonomi di masa yang akan datang yang diperoleh atau dikendalikan oleh kesatuan usaha tertentu sebagai akibat transaksi atau peristiwa di masa yang lalu. Kriteria aktiva menurut Vernon Kam : andal secara hukum pengakuan terhadap aktiva sangat ditentukan oleh konsep legal dari aktiva yang bersangkutan. Kriteria ini berhubungan dengan informasi akuntansi yang relevan dan reliable penggunaan prinsip konservatif prinsip ini mensyaratkan bahwa perlunya mengantisipasi kerugian yang akan muncul daripada keuntungan makna ekonomi suatu transaksi apabila makna ekonomis suatu transaksi telah terjadi suatu pos dapat dicatat dan dilaporkan dalam laporan keuangan tidak perlu terlalu memperhatikan bentuk legalitas formalnya kemampuan mengukur nilai aktiva apabila ada kesulitan dalam pengukuran aktiva yang bersangkutan maka aktiva tersebut tidak boleh dicatat.
Ciri dan sifat aktiva 1. menurut Hendriksen : harus ada hak tertentu atas manfaat dan jasa potensial di masa yang akan datang. Hak-hak ini harus mempunyai manfaat positif dan apabila hak-hak ini mempunyai manfaat lain atau negative maka hak-hak tersenut tidak disebut aktiva. Ketidakpastian mengenai nilai di kemudian atas suatu aktiva janganlah digunakan untuk mengenayampingkannya dari pengertian aktiva, karena walaupun ketidakpastian mempengaruhi penilaian tetapi hal ini tidak mengubah sifat dari aktiva Hak tersebut harus dapat diperoleh atau dikendalikan oleh orang atau kesatuan usaha tertentu. Harus ada klaim yang dapat dipaksakan secara legal atas hak atau jasa atau bukti lain bahwa bukti penerimaan manfaat di masa yang akan datang adalah mungkin. Manfaat ekonomi tersebut haruslah sebagai akibat atau peristiwa yang telah terjadi.
Ciri dan sifat aktiva 2. menurut KDPPLK digunakan baik sendiri maupun bersama aktiva lain dalam produksi barang dan jasa yang dijual oleh perusahaan dapat dipertukarkan dengan aktiva lain digunakan untuk menyelesaikan kewajiban dibagikan kepada para pemilik perusahaan
Pengukuran Aktiva sebagai salah satu langkah dalam pengukuran laba Pengukuran berarti memberi nilai-nilai numerical (kuantifikasi) dalam satuan moneter atas aktiva, bukan pengukuran dalam satuan fisik, walaupun pengukuran secara umum dapat dilakukan dalam satuan fisik dan dapat pula dalam satuan moneter. Tujuan penilaian aktiva adalah : sebagai salah satu langkah dalam pengukuran laba sebagai salah satu langkah dalam proses penyajian posisi keuangan memenuhi kebutuhan informasi yang ingin dicapai dalam pelaporan keuangan memenuhi kebutuhan informasi khusus yang memerlukan penilaian untuk kepentingan manajemen.
Pengukuran Aktiva Pengukuran atas aktiva dalam akuntansi adalah : nilai-nilai pertukaran (exchange value) adalah nilai-nilai yang berlaku di pasar karena adanya transaksi jual beli. nilai perubahan (conversion values) adalah nilai-nilai yang terbentuk karena factor-faktor produksi * Pada dasarnya suatu perusahaan berada dalam 2 pasar, yaitu : pasar dimana perusahaan membeli factor produksi atau pasar tempat aktiva diperoleh pada pasar ini terjadi nilai-nilai masukan dan input (entry) value pasar dimana perusahaan menjual produk atau tempat aktiva tersebut dilepaskan pada pasar ini terjadi nilai-nilai keluaran atau output value. Ada kesepakatan umum bahwa aktiva dicatat pada waktu perolehan sebesar harga perolehan (entry value) dan dikeluarkan dengan harga pelepasan (exit value)
penggolongan aktiva aktiva moneter aktiva non moneter Untuk memahami pengukuran aktiva, maka perlu dipahami penggolongan aktiva, yaitu : aktiva moneter adalah pos-pos aktiva yang besarnya ditentukan oleh kontrak sehingga besarnya tidak terpengaruh oleh perubahan nilai uang missal : kas, tabungan, deposito, piutang dagang aktiva non moneter adalah pos-pos aktiva yang besarnya terpengaruh oleh perubahan nilai uang missal : surat berhrga, persediaan, aktiva tetap.
Metode Pengukuran Aktiva Exchange output value (exit value) Metode ini mendasarkan pengukuran pada nilai keluaran artinya atas jumlah kas (rupiah) atau penghargaan lainnya (non kas) yang diterima suatu unit usaha apabila suatu aktiva atau potensi jasa yang keluar dari perusahaan karena penjualan atau suatu pertukaran Beberapa nilai keluaran tersebut adalah : 1. discounted future cash receipt or service potentials (penerimaan kas atau potensi jasa masa depan yang didiskontokan) metode ini dapat digunakan apabila harapan tentang kepastian penerimaan kas atau setaranya cukup tinggi dan tenggang waktu sampai penerimaan cukup panjang tetapi saat atau tanggal penerimaannya pasti. Pos yang dapat menggunakan metode ini adalah investasi dalam obligasi, deposito berjangka, piutang wesel.
Metode Pengukuran Aktiva ( Lanjutan Exchange output value ) Kelemahan dalam metode ini adalah : - arus kas atau service potentials sifatnya subyektif dan sulit dibuktikan (not verifiable) - sulit menentukan tingkat diskonto yang tepat - bila ada dua atau lebih factor-faktor yang mempengatuhi aliran kas bagaimana alokasi yang logis dari factorfaktor tersebut - jumlah present value dari masing-masing aktiva tidak sama dengan nilai perusahaan
Metode Pengukuran Aktiva ( Lanjutan Exchange output value ) 2. current output price (COP) Harga keluaran sekarang dapat digunakan apabila harga jual pada saat pelaporan mencerminkan harga di masa yang akan datang bila pos yang bersangkutan keluar dari perusahaan. Metode ini dapat digunakan untuk surat berharga dan beberapa jenis persediaan. Menurut metode ini persediaan harus diukur dengan harga jualnya sebagai ukuran harga keluaran bukan biaya perolehannya
Metode Pengukuran Aktiva (lanjutan current output price (COP ) Proses pengukuran dalam metode ini : - dalam pasar yang teratur harga pasar saat ini merupakan taksiran yang layak dari harga pasar masa yang akan datang - current price merupakan pengganti discounted expected cash recept price dari persediaan yang sudah siap dijual - bagi perusahaan yang belum akan dijual dalam waktu dekat menurut COP harga jual persediaan di masa depan didiskontokan - biaya tambahan untuk produksi dan penjualan perlu dikurangkan sehingga didapatkan net realizable value
Metode Pengukuran Aktiva (lanjutan current output price (COP ) Kelemahan COP : - hanya berlaku bagi aktiva yang dimaksudkan untuk dijual - COP untuk sebagian besar aktiva menjadi harga di masa yang akan datang dengan asumsi ceteris paribus - Diperlukan metode pengganti apabila ada aktiva yang tidak mempunyai harga pasar atau harga jual sekarang.
Metode Pengukuran Aktiva 3. current cash equivalent (CCE) setara kas masa berjalan - konsep ini merupakan konsep pengukuran tunggal untuk semua kativa yang menunjukkan harga yang dapat direalisasikan sekarang (present realization price). - Konsep ini menunjukkan jumlah kas atau daya beli umum yang dapat diperoleh dengan menjual aktiva menurut kondisi perusahaan yang wajar (dalam arti harga pasar barang sejenis dalam kondisi normal) - kelebihan metode ini adalah setelah semua kativa dinilai dengan setara kas masa berjalan maka jumlah yang tercantum mempunyai sifat additive - kesulitan utama konsep ini adalah bahwa tidak semua aktiva mempunyai harga pasar, sehingga dalam penafsiran sempit sepertinya metode ini membenarkan untuk mengeluarkan pos-pos yang tidak mempunyai nilai pasar dari neraca.
Metode Pengukuran Aktiva 4. Liquidation value (LV) Adalah dasar pengukuran yang serupa dengan COP atau CCE yaitu penilaian dengan menggunakan harga keluaran, yang berbeda adalah dalam hal kondisi pasarnya, yaitu menggunakan harga penjualan dalam keadaan likuidasi. Metode nilai likuidasi mengasumsikan bahwa suatu penjualan yang dipaksakan sehingga harganya diturunkan atau harga keluaran lebih rendah umumnya harga pasar dalam kondisi normal. Penerapan nilai likuidasi biasanya menyebabkan diturunkannya penilaian aktiva serta diakuinya kerugian. Metode ini hanya bias diterapkan dalam kondisi : aktiva yang bersangkutan telah kehilangan kegunaan yang lazim atau usang atau telah kehilangan pasar dalam kondisi normal nilai likuidasi diterapkan bila ada maksud menghentikan perusahaan dalam waktu dekat, sehingga tidak mampu menjual dalam pasar yang normal
Metode Pengukuran Aktiva Exchange Input Value Metode pengukuran ini mengdasarkan pengukuran pada ukuran masukan, yang menunjukkan jumlah kas atau nilai imbalan lainnya yang dibayarkan ketika aktiva atau manfaat yang diperoleh perusahaan dalam suatu pertukaran. Beberapa pengukuran dengan metode ini adalah : Historical cost Current Input Cost Discounted future input cost Standard Cost
Metode Pengukuran Aktiva Exchange Input Value Historical cost Historical cost diukur dengan pembayaran yang dilakukan di masa lalu atau yang harus dilakukan di masa yang akan datang untuk memperoleh barang atau jasa atau pembayaran yang harus dilakukan untuk memperoleh atau memproduksi suatu barang termasuk didalamnya semua jasa yang diperlukan untuk mendapatkan aktiva sampai dalam kondisi siap digunakan. Kelebihan metode ini adalah : paling banyak digunakan dalam akuntansi konvensional karena mudah dan praktis berdasarkan transakis yang telah terjadi. Umumnya merupakan harga pertukaran barang dan jasa pada saat perolehan, sehingga merupakan realitas Keuntungan utama adalah sifat verifiable atau dapat diuji kebenarannya. Sedangkan kelemahan dari metode ini adalah : - akan kehilangan makna jika nilai aktiva berubah-ubah dari waktu ke waktu. Setelah waktu yang panjang maka angka historical cost tidak mempunyai makna sebagai manfaat di masa yang akan datang tidak memungkinkan pengakuan gains (laba) atau losses ( rugi) dalam proses terjadinya, karena umumnya pengakuan laba atau rugi dilakukan pada saat adanta penjualan ditinjau dari relevansi informasi untuk pengambilan keputusan historical cost menjadi kurang keandalannya.
Metode Pengukuran Aktiva Exchange Input Value Current Input Cost (Biaya masa berjalan) Merupakan harga pertukaran yang harus dikeluarkan saat ini untuk memperoleh aktiva yang sama dan pertukarannya. Harga ini merupakan harga yang diperoleh dari pasar tempat perusahaan membeli barang atau jasa (pasar input) bukan tempat menjual (pasar output). Keuntungan penggunaan metode ini adalah : ukuran terbaik mengenai nilai input yang dimatchkan terhadap pendapatan dalam matching memungkinkan pemisahan holding gains dan/atau holding losses dan pengakuan laba atau rugi operasional biaya masa berjalan telah menjadi dasar penilaian paling penting dalam akuntansi khususnya untuk menyajikan informasi mengenai dampak inflasi pada aktiva perusahaan.
Metode Pengukuran Aktiva (lanjutan current Input cost) Sedangkan kelemahan metode ini adalah : kadang-kadang kurang obyektif karena tidak tersedianya harga pertukaran untuk aktiva tertentu di masa kini, khususnya barang musim. Perubahan dalam biaya kini tidak selalu mencerminkan perubahan harga jual masa berjalan, nilai tidak mesti berubah karena adanya perubahan biaya.
Metode Pengukuran Aktiva Exchange Input Value 3. Discounted future input cost (biaya masukan masa depan yang didiskontokan) Merupakan nilai sekarang pengorbanan ekonomik di masa yang akan datang seandainya potensi aktiva tersebut tidak diperoleh di masa sekarang. Misal : fasilitas fisik dari sewa beli Kelemahan dari metode ini adalah seperti dalam historical cost
Metode Pengukuran Aktiva Exchange Input Value 4. Standard Cost (biaya standar) Yaitu dengan dasar berapa biaya yang seharusnya menurut asumsi tertentu, berdasarkan biaya standar yang diterapkan dalam keadaan produksi pada tingkat efisiensi dan kapasitas tertentu.
Metode Pengukuran Aktiva C. Lower of Cost or Market Valuation (LOCOM – Nilai terendah antara biaya dan pasar) Istilah pasar disini mengacu pada harga keluaran dan harga masukan, dan merupakan replacement cost (ukuran masukan) Misal : persediaan barang.
Pengakuan Aktiva Aktiva diakui dalam neraca apabila manfaat ekonomi di masa yang akan datang diperoleh perusahaan dan aktiva tersebut mempunyai nilai atau biaya yang dapat diukur keandalannya. Manfaat ekonomi tersebut uncertainty (mengandung ketidakpastian), tetapi dapat diekspektasikan dan dipercaya secara logis atas dasar bukti yang telah tersedia. Aktiva tidak diukur dalam neraca apabila pengeluarannya telah terjadi dan manfaat ekonominya dipandang tidak mungkin mengalir ke dalam perusahaan setelah periode akuntansi berjalan. Sebagai alternatifnya perlakuan pengeluaran semacam ini dimasukkan ke dalam pengakuan beban dan akan disajikan ke laporan laba rugi.
Pengakuan Aktiva Kriteria dasar pengakuan aktiva : Definisi Maksudnya adalah bahwa suatu hasil transaksi akan masuk dalam struktur yang selanjutnya dilaporkan dalam laporan keuangan kalau memenuhi difinisi elemen laporan keuangan measurability maksudnya adalah bahwa kejadian atau pos tertentu harus mempunyai makna tertentu yang dapat diukur jumlah rupiahnya dengan reabilitas yang cukup tinggi relevance maksudnya adalah bahwa informasi yang terkandung dalam kejadian atau pos mempunyai daya untuk membuat suatu perbedaan dalam keputusan pemakai informasi reliability maksudnya adalah bahwa informasi tersebut menggambarkan keadaan yang dipresentasikan secara tepat, teruji (verifiable) dan netral.
Klasifikasi Aktiva Dalam neraca aktiva telah disajikan dengan klasifikasi sesuai dengan standar akuntansi keuangan yang berlaku. Klasifikasi tersebut adalah : Aktiva Lancar (current asset) Aktiva tidak lancar (non current asset)
Klasifikasi Aktiva Aktiva Lancar (current asset) Yaitu aktiva yang diharapkan dapat direalisasikan dalam waktu satu tahun atau dalam siklus operasi normal perusahaan. Aktiva lancar terdiri dari : kas dan bank surat berharga (marketable securities) deposito jangka pendek wesel tagih (note receivable) yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun piutang jangka pendek (short term receivable) yang terdiri dari piutang usaha dan piutang lain-lain yang tergolong lancer. Persediaan Pembayaran uang muka untuk pembelian aktiva lancer Pembayaran pajak di muka Biaya dibayar di muka Menurut PSAK NO 13 investasi yang diklasifikasikan ke dalam aktiva lancer harus dicatat dalam neraca pada nilai terendah antara biaya perolehan dan nilai pasar.
Klasifikasi Aktiva Aktiva tidak lancar (non current asset) Dapat dikelompokkan dalam : 1. investasi atau penyertaan (investment) Yang dimaksudkan di sini adalah investasi jangka panjang Investasi meliputi : investasi dagang adalah investasi yang ditujukan untuk mempermudah atau mempertahankan bisnis atau hubungan perdagangan, guna memperoleh sumber dana kas tambahan dalam bentuk capital gain atau deviden investasi property adalah investasi pada tanah atau bangunan yang tidak digunakan untuk dioperasikan perusahaan, tetapi dimaksudkan untik dimiliki selama beberapa tahun untuk mendapatkan penghasilan.
Klasifikasi Aktiva Aktiva tidak lancar (non current asset) 2. aktiva tetap (fixed asset) atau plant and equipment adalah aktiva berujud yang diperoleh dalam bentuk siap pakai atau dengan dibangun terlebih dahulu yang digunakan untuk operasi perusahaa, tidak dimaksudkan untuk dijual dalam rangka kegiatan perusahaan dan mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun. Yang temasuk dalam aktiva ini adalah : - tanah - gedung - bangunan - mesin dan peralatan - kendaraan - inventaris kantor
Klasifikasi Aktiva Aktiva tidak lancar (non current asset) 4. aktiva tidak berujud (intangible asset) adalah aktiva tidak lancar dan tidak berbentuk yang memberikan memberikan hak ekonomi dan hokum kepada pemiliknya dan dalam laporan keuangan tidak dicakup secara terpisah dalam klasifikasi aktiva yang lain. Karakteristik jenis aktiva ini adalah tingkat ketidakpastian mengenai nilai dan manfaat di kemudian hari Aktiva jenis ini meliputi : hak paten hak cipta franchise merek dagang goodwill
Klasifikasi Aktiva Aktiva tidak lancar (non current asset) 5. aktiva lain-lain (other investment) adalah pos-pos yang tidak dapat secara layak digolongkan dalam aktiva yang telah disebut sebelumnya. Misal : aktiva yang tidak digunakan untuk operasi piutang kepada pemegang saham beban yang ditangguhkan aktiva jangka pendek yang tidak termasuk dalam aktiva lancer Menurut PSAK no 13 aktiva tidak lancar harus dicatat dalam neraca berdasarkan biaya perolehan, kecuali jika harga pasar investasi jangka panjang menunjukkan nilai di bawah biaya perolehan secara signifikan dan permanent sehingga perlu dilakukan penyesuaian atas nilai investasi tersebut
Klasifikasi aktiva yang lain Klasifikasi aktiva yang lain adalah : 1. aktiva moneter (monetary asset) adalah klaim untuk sejumlah rupiah di masa yang akan datang tanpa memperhatikan perubahan daya beli uang. Atau pos-pos aktiva yang besarnya tidak terpengaruh oleh perubahan nilai uang (rupiah) akan tetapi daya beli klaim tersebut untuk dipertukarkan dengan potensi jasa lain akan berubah. Misal : tabungan deposito piutang dagang piutang wesel uang muka jaminan kontrak 2. aktiva non moneter (monetary asset) adalah pos-pos yang besarnya terpengaruh oleh perubahan nilai uang . Atau aktiva yang mempunyai klaim untuk menerima potensi jasa yang daya beinya konstan. surat berharga persediaan barang dagangan aktiva tetap goodwill
AKTIVA TAK BERUJUD Pengertian Aktiva Tak Berujud Aktiva tak berujud adalah kelebihan biaya dari suatu perusahaan yang diakuisisi atas jumlah aktiva bersihnya yang berujud. Yang termasuk dalam aktiva tak berujud aktiva tak berujud tradisional nama barang hak cipta perjanjian untuk tidak bersaing waralaba bunga masa depan goodwill lisensi hak operasi paten rekaman induk proses rahasia merek dagang nama dagang
AKTIVA TAK BERUJUD beban yang ditangguhkan iklan dan promosi uang muka pengarang biaya pengembangan perangkat lunan computer biaya penerbitan utang biaya hokum riset pemasaran biaya organisasi biaya pra pembukaan biaya relokasi dan penataan ulang perbaikan biaya riset dan pengembangan biaya persiapan biaya pelatihan
Pengakuan Aktiva Tak Berujud Menurut SFAC No 5 Syarat dikapitalisasi suatu aktiva bila : memenuhi definisi yang tepat dapat diukur relevan dapat diandalkan Selanjutnya menurut FASB : Biaya yang dikeluarkan untuk jasa riset dan pengembangan, relokasi, reparasi, pelatihan atau iklan, berkaitan dengan manfaat ekonomi jangka panjang dapat dilakuan dengan dua cara : biaya yang dikeluarkan serupa dengan asuransi dibayar dimuka atau sewa dibayar di muka diperlakukan sebagai biaya merupakan manfaat ekonomi masa depan yang diperkirakan akan diperoleh di masa yang akan dating diperhitungkan sebagai aktiva baik ditambahkan kepada aktiva lain atau diungkapkan