Keuangan Bisnis 1 ANALISIS PULANG POKOK ARI DARMAWAN, DR, S.AB, M.AB.

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
ANALYSIS BREAK EVEN POINT (BEP)
Advertisements

Fungsi penerimaan dan fungsi biaya
ANALISIS BREAK EVEN POINT (BEP)
Analisis Breakeven Operating Leverage
ANALISA BREAK EVEN POINT ( BEP )
Break Even Point Analysis
ANALISIS TITIK IMPAS Kulaih ke - 14.
ANALISA BIAYA VOLUME & LABA
COST-VOLUME-PROFIT ANALYSIS
ANALISIS BEP (BREAK EVEN POINT)
BREAK EVEN POINT Kelompok 5 Bernard C Eva Astriana
ANALISIS TITIK IMPAS PERTEMUAN 13 DAN 14.
ANALISIS TITIK IMPAS PERTEMUAN 13 DAN 14.
ANALISA BIAYA VOLUME & LABA
SRI SULASMIYATI, S.SOS., M.AP
ANALISIS BREAK EVEN ALK.
ANALISIS PULANG POKOK (BREAK EVEN POINT)
ANALISIS BREAK EVEN POINT DAN ANALISIS LEVERAGE Kurnia Latifatul Insaning Azizah Dedeh Ayu.
Sumber : Dionysia Kowanda
Analisis break even point
ANALISA BIAYA VOLUME & LABA
BENTUK-BENTUK DAN TEKNIK ANALISA
Analisis Breakeven Operating Leverage
ANALISIS BREAK EVEN POINT (BEP)
LEVERAGE OPERASI DAN KEUANGAN SERTA BEP
STRUKTUR MODAL DAN LEVERAGE
* RETNO B. LESTARI07/16/96 B 6 Perencanaan Laba A B PENGANTAR EKONOMI*
9 Manajemen Keuangan Agribisnis: BREAK EVENT POINT MODUL
ANALISIS PULANG POKOK (BREAK EVEN POINT)
Sumber : Dionysia Kowanda
ANALISIS BREAK EVEN POINT
ANALISA BIAYA VOLUME & LABA
Penetapan harga jual, biaya, volume dan laba
Analisis biaya-volume-laba
Cost-Volume-Profit Analysis
Leverage Operasi Pengertian leverage mengacu pada penggunaaan
COST-VOLUME-PROFIT ANALYSIS
ANALISIS COST-VOLUME-PROFIT
ANALISA BIAYA VOLUME & LABA
Analisis biaya-volume-laba
Manajemen Keuangan Break-Even Point C V P
Break even point.
Fungsi biaya, fungsi penerimaan dan bep
ANALISIS BREAK EVEN Analisis Pulang Pokok
kelompok 8 Siti Nur Chabibah ( )
Pengertian Titik Impas
Manajemen Keuangan Break-Even Point
Analisis CVP.
ANALISA BREAK EVENT POINT DI APOTEK
BREAK EVEN POINT ANALYSIS
Analisis Proses Bisnis Pertemuan V
ANALISIS PULANG POKOK dan ANALISISI BIAYA VOLUME-LABA
ANALISIS COST-VOLUME-PROFIT
ANALISIS BREAK EVENT POINT
ANALISIS BREAK EVEN ALK.
PENERAPAN FUNGSI LINIER PART 2
perencanaan laba: ANALISIS BIAYA – TITIK IMPAS (BEP)
ANALISA BIAYA VOLUME & LABA
Analisis biaya-volume-laba
Bahan 9 MANAJEMEN KEUANGAN Semester V
06 Matematika Bisnis Perhitungan & BEP Irson, SE., MM. EKONOMI
Analisis dan Estimasi Biaya
Analisis Proses Bisnis Pertemuan V
ANALISA BREAK EVEN POINT ( BEP )
ANALISIS COST-VOLUME-PROFIT
ANALISA BREAK EVEN POINT ( BEP )
Fungsi penerimaan dan fungsi biaya
ANALISIS BREAK EVENT POINT
ANALISIS COST-VOLUME-PROFIT
ANALISIS BREAK EVEN POINT OLEH : PAK PROJO. ANALISIS BREAK EVEN POINT (BEP) Definisi BEP  Break Even Point = BEP= Titik Pulang Pokok Adalah keadaan suatu.
Transcript presentasi:

Keuangan Bisnis 1 ANALISIS PULANG POKOK ARI DARMAWAN, DR, S.AB, M.AB

Keuangan Bisnis 1 Pengertian Analisis pulang pokok (analisis impas atau break even analysis) merupakan teknik analisis untuk mempelajari hubungan antara biaya, laba dan volume penjualan (cost - profit - volume sales)

Keuangan Bisnis 1 Manfaat Mengetahui jumlah penjualan minimal yang harus dipertahankan agar perusahaan tidak mengalami kerugian Mengetahui jumlah penjualan yang harus dicapai untuk memperoleh tingkat keuntungan tertentu Mengetahui seberapa jauh berkurangnya penjualan agar perusahaan tidak menderita kerugian Mengetahui bagaimana efek perubahan harga jual, biaya dan volume penjualan terhadap keuntungan

Keuangan Bisnis 1 Konsep Dasar Tujuan perusahaan  maksimasi laba perusahaan Laba didapat dari selisih antara penghasilan (pendapatan) yang diperoleh (TR) dikurangi dengan total biaya (TC) yang dikeluarkan oleh perusahaan.

Keuangan Bisnis 1 Konsep Total Revenue Total Revenue (TR) merupakan total pendapatan yang diperoleh perusahaan  semakin banyak (tinggi) barang (harga) yang dijual, maka semakin besar penghasilan yang diperolehnya Rumus: TR = P x Q

Keuangan Bisnis 1 Konsep Total Cost Total Cost merupakan jumlah keseluruhan biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan Total Cost terdiri atas: 1. Fixed Cost  biaya yang jumlahnya selalu tetap untuk seluruh jumlah barang yang dihasilkan 2. Variable Cost  biaya yang besarnya berubah-ubah sesuai dengan perubahan volume (jumlah) barang yang dihasilkan atau diproduksi Rumus: TC = FC + VC

Keuangan Bisnis 1 Konsep Laba, Rugi, BEP Laba  penghasilan (pendapatan) total (TR) lebih besar dari biaya total (TC)  TR > TC Rugi  penghasilan (pendapatan) total (TR) yang diperoleh lebih kecil dari biaya total (TC)  TR < TC Pulang pokok  penghasilan total (pendapatan) yang diperoleh besarnya sama dengan biaya total yang dikeluarkan maka perusahaan  tidak mendapat keuntungan (laba) dan tidak menderita kerugian  titik pulang pokok (Break Even Point)  TR = TC

Keuangan Bisnis 1 Asumsi Analisis BEP 1. Biaya di dalam perusahaan dapat digolongkan ke dalam biaya tetap dan biaya variabel 2. Biaya variabel secara total berubah sebanding dengan volume penjualan/produksi, tetapi biaya variabel per unitnya tetap. 3. Biaya tetap secara total jumlahnya tetap (pada range produksi tertentu) meskipun terdapat perubahan volume penjualan/produksi. Hal ini berarti biaya tetap per unitnya berubah-ubah karena adanya perubahan volume penjualan/produksi.

Keuangan Bisnis 1 Asumsi Analisis BEP 4. Harga jual per unit tidak berubah selama periode waktu yang dianalisis. Tingkat harga pada umumnya akan stabil dalam jangka pendek 5. Perusahaan hanya menjual atau memproduksi satu jenis barang 6. Kebijakan manajemen tentang operasi perusahaan tidak berubah secara material (perubahan besar) dalam jangka pendek

Keuangan Bisnis 1 Asumsi Analisis BEP 7. Kebijakan persediaan barang tetap konstan atau tidak ada persediaan sama sekali, baik persediaan awal maupun persediaan akhir. 8. Efisiensi dan produktivitas per karyawan tidak berubah dalam jangka pendek.

Keuangan Bisnis 1 Perubahan Analisis BEP 1. Adanya perubahan harga jual, maka: Jika harga jual naik, maka jumlah barang yang diminta oleh konsumen akan menurun  dengan asumsi jumlah barang yang diminta tetap, maka titik pulang pokok (BEP) akan turun  BEP akan diperoleh dengan penjualan barang yang lebih sedikit Jika harga jual turun, maka jumlah barang yang diminta oleh konsumen akan naik  berakibat perubahan jumlah penghasilan totalnya  dengan asumsi jumlah barang yang diminta tetap, maka titik pulang pokok (BEP) akan naik  BEP akan diperoleh dengan penjualan barang yang lebih banyak

Keuangan Bisnis 1 Perubahan Analisis BEP 2. Adanya perubahan FC dan atau VC a. Jika biaya naik  kita memerlukan barang yang lebih banyak untuk mencapai titik break even (BEP) b. Jika biaya turun  kita memerlukan jumlah barang yang lebih sedikit untuk mencapai titik break even. Batas penurunan jumlah produk yang direncanakan untuk dijual yang dianggap aman disebut margin of safety. Besarnya penurunan yang dimaksud adalah penurunan dari penjualan yang direncanakan sampai penjualan pada BEP.

Keuangan Bisnis 1 Perubahan Analisis BEP 3. Adanya perubahan komposisi penjualan (sales mix) Analisis BEP merupakan analisis keuangan yang cukup lemah karena asumsinya  hanya menjual satu macam produk hampir tidak mungkin terpenuhi  apabila analisis BEP diberlakukan bagi perusahaan yang menjual barang lebih dari satu macam produk, maka komposisi atau perimbangan biaya dan produk yang dijual harus tetap.

Keuangan Bisnis 1 Perubahan Analisis BEP Misalnya perusahaan menjual 2 macam produk A dan B dengan perimbangan 2 banding 3 apabila perusahaan menambah penjualan produk A sebanyak 2 bagian, maka produk B juga harus ditambah sebanyak 3 bagian. Dengan demikian, maka komposisi penjualan produk A dan B akan tetap sama.

Keuangan Bisnis 1 Pendekatan Menghitung BEP Menentukan BEP dengan pendekatan matematis 2. Menentukan BEP dengan pendekatan grafis

Keuangan Bisnis 1 Pendekatan Menghitung BEP Matematis Rumus:

Keuangan Bisnis 1 Pendekatan Menghitung BEP Matematis Contoh: Sebuah perusahaan sepeda angin, menjual produknya dengan harga Rp.400.000,-. Perusahaan tersebut memiliki biaya tetap tahunan sebesar Rp. 800.000.000,- dan biaya variabel sebesar Rp. 200.000,- per unit berapapun volume dijual. Untuk mencari titik impas (break even point) lihat analisis berikut: Dari data di atas maka, BEP dalam unit yaitu:

Keuangan Bisnis 1 Pendekatan Menghitung BEP Matematis

Keuangan Bisnis 1 Pendekatan Menghitung BEP Matematis

Pendekatan Menghitung BEP Grafis

Keuangan Bisnis 1 Pendekatan Menghitung BEP BEP Operasional & Finansial Penjualan XXX Biaya Variabel XXX – Kontribusi Marjin XXX Transaksi operasional Biaya tetap XXX – Laba Kotor XXX Bunga XXX – Laba sebelum pajak XXX Pajak XXX – Laba bersih stlh pajak XXX Transaksi finansial Dividen preferen XXX – Laba bagi pemegang saham XXX

Keuangan Bisnis 1 Pendekatan Menghitung BEP BEP Operasional EBIT (laba operasional) = 0 Rumus:

Keuangan Bisnis 1 Pendekatan Menghitung BEP BEP Operasional Contoh Produk A: - Harga (P) sebesar Rp.25.000 - VC per unit sebesar Rp.10.000 - FC sebesar Rp.60.000.000 Produk B: - VC per unit sebesar Rp.15.000 - FC sebesar Rp.36.000.000

Keuangan Bisnis 1 Pendekatan Menghitung BEP BEP Operasional

Keuangan Bisnis 1 Pendekatan Menghitung BEP BEP Operasional

Keuangan Bisnis 1 Pendekatan Menghitung BEP BEP Operasional Pembuktian Penjualan xxx.xxx.xxx Biaya Variabel (xxx.xxx.xxx) Kontribusi Marjin Biaya Tetap Laba Kotor

Keuangan Bisnis 1 Pendekatan Menghitung BEP BEP Operasional Pembuktian Produk A Penjualan 100.000.000 Biaya Variabel (40.000.000) Kontribusi Marjin 60.000.000 Biaya Tetap (60.000.000) Laba Kotor

Keuangan Bisnis 1 Pendekatan Menghitung BEP BEP Operasional Pembuktian Produk B Penjualan 90.000.000 Biaya Variabel (54.000.000) Kontribusi Marjin 36.000.000 Biaya Tetap (36.000.000) Laba Kotor

Keuangan Bisnis 1 Pendekatan Menghitung BEP BEP Operasional Berdasarkan pada perhitungan sebelumnya, proyek manakah yang terpilih untuk didanai? Untuk memilih proyek yang akan didanai, jangan hanya dilihat dari BEP terendah Pertimbangan lainnya dalah jumlah atau volume penjualan yang dapat dicapai oleh perusahaan

Keuangan Bisnis 1 Pendekatan Menghitung BEP BEP Operasional Untuk analisis lebih lanjut, di cari dulu berapa unit dari produk A dan produk B, ketika kedua produk tersebut mencapai laba yang sama. Rumus: Laba A = Laba B (TR – TC) = (TR – TC) ([P . QA] – [VC + FC]) = ([P . QB] – [VC + FC])

Pendekatan Menghitung BEP BEP Operasional Laba A = Laba B (TR – TC) = (TR – TC) ([P . QA] – [VC + FC]) = ([P . QB] – [VC + FC]) ([25.000 Q] – [10.000 Q + 60.000.000]) = ([25.000 Q] – [15.000 Q + 36.000.000]) (25.000 Q – 10.000 Q – 60.000.000) = (25.000 Q – 15.000 Q – 36.000.000) 15.000 Q – 60.000.000 = 10.000 Q – 36.000.000 15.000 Q – 10.000 Q = 60.000.000 – 36.000.000 5.000 Q = 24.000.000 Q = 4.800 unit

Keuangan Bisnis 1 Pendekatan Menghitung BEP BEP Operasional Penjualan 4.800 x 25.000 120.000.000 Biaya variabel VC A = 4.800 x 10.000 (48.000.000) VC B = 4.800 x 15.000 (72.000.000) Marjin kontribusi 72.000.000 48.000.000 Biaya tetap (60.000.000) (36.000.000) Laba operasional 12.000.000

Keuangan Bisnis 1

Keuangan Bisnis 1 Pendekatan Menghitung BEP BEP Operasional Kesimpulan Jika penjualan > 4.800 unit, maka laba operasional A > B Jika penjualan < 4.800 unit, maka laba operasional A < B

Keuangan Bisnis 1 Pendekatan Menghitung BEP BEP Finansial BEP Finansial  EPS = 0

Keuangan Bisnis 1 Pendekatan Menghitung BEP BEP Finansial Perusahaan A VC sebesar Rp.10.000 FC sebesar Rp.60.000.000 Harga produk (P) sebesar Rp.25.000 Bunga Rp.5.000.000 t sebesar 30% Dividen preferen sebesar Rp.2.000.000 Jumlah saham yang beredar sebanyak 1.000 lembar

Keuangan Bisnis 1 Pendekatan Menghitung BEP BEP Finansial Perusahaan B VC sebesar Rp.15.000 FC sebesar Rp.36.000.000 Harga produk (P) sebesar Rp.25.000 Bunga Rp.5.000.000 t sebesar 30% Dividen preferen sebesar Rp.3.000.000 Jumlah saham yang beredar sebanyak 1.000 lembar

Keuangan Bisnis 1 Pendekatan Menghitung BEP BEP Finansial Perusahaan A

Keuangan Bisnis 1 Pendekatan Menghitung BEP BEP Finansial Perusahaan A

Keuangan Bisnis 1 Pendekatan Menghitung BEP BEP Finansial Pembuktian: Laba Kotor (EBITfin) xxx.xxx.xxx Biaya Bunga (xxx.xxx.xxx) EBT Biaya Pajak (30%) EAT Dividen Preferen Laba bagi P. Saham ∑ lembar saham xxx.xxx EPS

Keuangan Bisnis 1 Pendekatan Menghitung BEP BEP Finansial Pembuktian: Perusahaan A Laba Kotor (EBITfin) 7.857.142,857 Biaya Bunga (5.000.000) EBT 2.857.142,857 Biaya Pajak (30%) (857.142,857) EAT 2.000.000 Dividen Preferen (2.000.000) Laba bagi P. Saham ∑ lembar saham 1.000 EPS

Keuangan Bisnis 1 Pendekatan Menghitung BEP BEP Finansial Perusahaan B

Keuangan Bisnis 1 Pendekatan Menghitung BEP BEP Finansial Perusahaan B

Keuangan Bisnis 1 Pendekatan Menghitung BEP BEP Finansial Pembuktian: Perusahaan B Laba Kotor (EBITfin) 9.285.714,286 Biaya Bunga (5.000.000) EBT 4.285.714,286 Biaya Pajak (30%) (1.285.714,286) EAT 3.000.000 Dividen Preferen (3.000.000) Laba bagi P. Saham ∑ lembar saham 1.000 EPS

Keuangan Bisnis 1 BEP Untuk 2 Macam Produk Asumsi yang ada  analisis BEP  satu macam produk saja. Apabila perusahaan menjual 2 macam produk atau lebih  komposisi penjualannya (sales mix) rasio kontribusi marjinnya harus tetap. Rasio kontribusi marjin  perimbangan antara kontribusi marjin dengan penjualan  RUMUS: 1 - VC/S

Keuangan Bisnis 1 BEP Untuk 2 Macam Produk Apabila dua produk memiliki rasio kontribusi marjin yang berbeda, maka perubahan sales mix kedua produk tersebut akan merubah BEP. Apabila dua produk memiliki rasio kontribusi marjin yang sama, maka perubahan sales mix tidak merubah BEP total kedua produk tersebut.

Keuangan Bisnis 1 BEP Untuk 2 Macam Produk CONTOH Perusahaan “ABC” menghasilkan dua macam produk A dan B. Perusahaan memproduksi produk A sebanyak 10.000 unit dengan harga Rp. 10.000 per unit dan produk B sebanyak 5.000 unit dengan harga Rp. 30.000,- per unit. Biaya variabel produk A dan B masing-masing sebesar 60% dari penjualan. Biaya tetap produk A sebesar Rp. 20.000.000,- dan produk B sebesar Rp. 30.000.000. Data laporan laba-rugi untuk produk A dan B tersebut sebagai berikut:

Perhitungan Laba Rugi Produk A dan B BEP Untuk 2 Macam Produk Perhitungan Laba Rugi Produk A dan B Keterangan Produk A Produk B Total Penjualan: 100.000.000 150.000.000 250.000.000 Biaya variabel 60.000.000 90.000.000 Kontribusi marjin 40.000.000 Biaya tetap 20.000.000 30.000.000 50.000.000 Laba operasi

Keuangan Bisnis 1 BEP Untuk 2 Macam Produk Perimbangan penjualan (sales mix) produk A dan B adalah 1 : 1,5 yaitu perbandingan antara Rp. 100.000.000 : 150.000.000 Perimbangan produknya (product mix) adalah A : B = 2 : 1, yaitu 10.000 unit : 5.000 unit.

BEP total, yaitu BEP produk A dan B Keuangan Bisnis 1 BEP Untuk 2 Macam Produk BEP total, yaitu BEP produk A dan B

Keuangan Bisnis 1 BEP Untuk 2 Macam Produk BEP total tercapai pada total penjualan produk A dan B adalah sebesar Rp. 125.000.000. Pada keadaan BEP total ini tiap-tiap produk tidak harus dalam keadaan BEP. Kemungkinan pada saat tercapai BEP total  suatu produk mengalami kerugian, sedangkan produk lain mengalami keuntungan.

Keuangan Bisnis 1 BEP Untuk 2 Macam Produk Penjualan produk A 20.000.000 : 50.000.000 Penjualan produk A = 2 / 5 x Rp. 125.000.000 = Rp. 50.000.000 Penjualan produk A dalam unit = Rp. 50.000.000 : Rp. 10.000 = 5.000 unit Penjualan produk B = 3 / 5 x Rp. 125.000.000 = Rp. 75.000.000 Penjualan produk B dalam unit = Rp. 75.000.000 : Rp. 30.000 = 2.500 unit. keadaan BEP secara total, akan tercapai ketika komposisi produk A sebesar 5.000 unit dan produk B sebesar 2.500 unit tercapai 30.000.000 : 50.000.000

BEP Untuk 2 Macam Produk Keterangan Produk A (5.000 unit) Produk B Total Penjualan: 50.000.000 75.000.000 125.000.000 Biaya variabel 30.000.000 45.000.000 Kontribusi marjin 20.000.000 Biaya tetap Laba operasi

Keuangan Bisnis 1 BEP Untuk Perencanaan Laba Analisis BEPsangat bermanfaat untuk merencanakan laba perusahaan. Mengetahui besarnya BEP  menentukan berapa jumlah minimal produk yang harus dijual (budget sales) dan harga jualnya (sales price), apabila kita menginginkan laba tertentu. Mengetahui budget sales  mengetahui besarnya margin of safety yang harus dipertahankan oleh perusahaan.

Keuangan Bisnis 1 BEP Untuk Perencanaan Laba Margin of Safety (MOS) merupakan persentase batas penurunan penjualan sampai dengan keadaan BEP. MOS juga merupakan batas risiko penurunan penjualan hingga perusahan tidak memperoleh keuntungan dan tidak menderita kerugian.

Keuangan Bisnis 1 BEP Untuk Perencanaan Laba CONTOH: Pada tahun 2001 perusahaan “ABC” dalam operasinya mengeluarkan biaya tetap sebesar Rp. 10.000.000 per tahun. Biaya variabel per unit sebesar Rp. 2.000,-. Sedangkan harga jual per unitnya adalah Rp. 6.000,- Dari informasi tersebut ditanyakan:

Keuangan Bisnis 1 BEP Untuk Perencanaan Laba a. Berapakah BEP dalam unit dan rupiah? b. Berapa penjualan yang harus dicapai bila perusahaan menginginkan laba Rp. 2.000.000 pada Tahun 2002? c. Berapa penjualan yang harus dicapai bila perusahaan menginginkan laba sebesar 20% dari penjualan pada Tahun 2003? d. Berapa batas penurunan penjualan (margin of safety) perusahaan Tahun 2002 dan Tahun 2003? e. Berapa penjualan yang dicapai perusahaan apabila perusahaan terpaksa harus menutup pabriknya? f. Gambarlah grafik untuk keadaan poin a dan e di atas!

Keuangan Bisnis 1 BEP Untuk Perencanaan Laba a. BEP

Keuangan Bisnis 1 BEP Untuk Perencanaan Laba b. Penjualan yang direncanakan (budget sales) bila ingin laba sebesar Rp. 2.000.000

Keuangan Bisnis 1 BEP Untuk Perencanaan Laba c. Penjualan yang direncanakan (budget sales) Tahun 2003 bila ingin laba 20%

Keuangan Bisnis 1 BEP Untuk Perencanaan Laba c. Penjualan yang direncanakan (budget sales) Tahun 2003 bila ingin laba 20% 0,6667 X = 10.000.000 + 0,2 X 0,4667 X = 10.000.000 X = Rp. 21.427.041 atau = 3.571,17 unit (21.427.041 / 6.000) Dimasukkan unsur laba

Keuangan Bisnis 1 BEP Untuk Perencanaan Laba Jadi, agar perusahaan dapat mernperoleh laba sebesar 20%, maka harus memperoleh penjualan sebesar Rp. 21.427.041 atau 3.571 unit. Buktinya: Penjualan = Rp.21.427.041 B. variabel : 3.571 , 1 7 x Rp 2.000 = Rp. 7.142.340 - Kontribusi marjin = Rp.14.284.701 Biaya tetap = Rp.10.000.000 - Laba = Rp. 4.284.701 Laba (%) = (4.284.70 1 : 21.427.041) x 100% = 20%.

Keuangan Bisnis 1 BEP Untuk Perencanaan Laba d. Batas penurunan penjualan (margin of safety) Thn 2010 dan 2011?

Keuangan Bisnis 1 BEP Untuk Perencanaan Laba Margin of safety Tahun 2010 sebesar 16,67% artinya batas penurunan penjualan Tahun 2010 maksimal sebesar 16,67%. Apabila penurunan penjualan melebihi 16,67%, maka perusahaan akan menderita kerugian. Apabila penurunan penjualan kurang dari 16,67% perusahaan masih mendapat keuntungan.

Keuangan Bisnis 1 BEP Untuk Perencanaan Laba Margin of safety Tahun 2011 sebesar 30% artinya batas penurunan penjualan Tahun 2011 maksimal sebesar 30%. Apabila penurunan penjualan melebihi 30%. maka perusahaan akan menderita kerugian. Apabila penurunan penjualan kurang dari 30%, maka perusahaan masih mendapat keuntungan.

Keuangan Bisnis 1 BEP Untuk Perencanaan Laba e. Penjualan yang dicapai perusahaan sampai perusahaan terpaksa harus menutup pabriknya?  Apabila hasil penjualan perusahaan hanya dapat menutup biaya tetap tunai saja, maka perusahaan sebaiknya ditutup saja. Keadaan ini disebut titik tutup pabrik (shut down point). Pada keadaan tutup pabrik ini besarnya kontribusi marjin yang diperoleh hanya dapat untuk menutup biaya variabel dan biaya tetap tunai yang ditanggung.

Keuangan Bisnis 1 BEP Untuk Perencanaan Laba Jika diasumsikan biaya tetap tunai sebesar 60% dari total biaya tetapnya yaitu sebesar 60% x Rp.10.000.000 = Rp.6.000.000, maka titik tutup pabriknya diformulasikan sebagai berikut:

BEP Untuk Perencanaan Laba

Keuangan Bisnis 1