OLEH : MUFARRIJUL IKHWAN HUKUM PENGANGKUTAN Sub Bhsan Aspek Hkm Dlm Ekonomi Oleh : Dr.Mufarrijul Ikhwan,SH.,MHum FH Unijoyo 2011 DISERTASI OLEH : MUFARRIJUL IKHWAN
A. Seputar Pengangkutan. @ Hukum Pengangkutan (HP) : Hukum yg mengatur ttg pengangkutan di bidang perdagangan baik di darat, laut, maupun di udara. Pengaturan di KUHD : 1) Pengangkutan melalui darat, sungai, dan di perairan darat : diatur di Bagian kedua Bab X Pasal 686 s/d 695 & Bagian kesatu Bab V; 2) Pengangkutan lwt udara; 3) Pengangkutan lwt laut, ada di Bagian Kedua khususnya Bab V ttg “ Pencarteran kapal, pengangkutan barang, dan pengangkutan orang” Pasal 453 s/d Pasal 533 z.
B. Pengangkutan di Darat. @ KUHD lebih banyak mengatur “Pengangkutan melalui laut”, dikarenakan kebiasaan para pedagang (pd saat itu) banyak dilakukan melalui laut. Pengangkutan di Darat. Di atur di KUHD, Bagian kesatu Bab V; Bagian kedua Bab X.
Bbrp istilah yang terkait, seperti : a) Pengangkut : Orang yg menjanjikan pengangkutan. b) Pengusaha pengangkutan atau Ekspeditur : Pihak yg memberikan perantaraan dlm hal pengangkutan barang antara pengirim dan penerima, sehingga tujuannya tercapai.
Perbedaan pengusaha pengangkutan dgn ekspeditur : 1) Ekspeditur : pihak yg menawarkan jasa unt mencarikan pengangkutan bagi pengirim dgn bertindak atas nama sendiri, tapi tdk menyediakan transportasi sendiri & tdk mengadakan perjanjian pengangkutan dgn pengirim.
2) Pengusaha pengangkutan : pihak yg melakukan perjanjian pengangkutan dgn pengirim disertai adanya biaya pengangkutan, & bertindak sbg pengirim barang. Bukti adanya perjanjian pengangkutan : “Surat pengangkutan”, yg diatur dlm Pasal 90 KUHD.
Hak Pengangkut : adanya pembayaran pengangkutan, penerimaan barang oleh penerima. Kewajiban Pengangkut : menyelenggarakan pengangkutan dgn iktikad baik, pemeliharaan barang dgn baik, penyerahan barang pd penerima. Apabila pengangkut lalai (tdk memenuhi kewajibannya), pihak pengirim dpt menggugat (Pasal 1365 atau Pasal 95 KUHPerdata & Regulasi terkait).
C. Pengangkutan di Udara. Pengaturannya : Ordonansi pengangkutan udara (Luchtervoersordonnanties) 1939-100, berlaku tgl 1 mei 1939; UU No. 15 Tahun 1992 – UU No. 1 thn 2009 tentang Penerbangan. Tanggungjawab pihak Pengangkut adalah membayar ganti rugi sesuai asumsi taksiran (presumption liability), apabila terjadi : 1) luka atau kematian pd penumpang. 2) kerusakan atau kehilangan barang di bagasi.
Bukti pengangkutan : 1) tiket bepergian orang (reisbiljet); 2) tiket barang di bagasi (bagagebiljet); Lihat juga UU No. 1 Tahun 2009 ttg Penerbangan
D. Pengangkutan di Laut. Subjek kategori Pengangkut : Pengaturannya : KUHD Buku II ttg “Hak & Kewajiban yg timbul dr adanya pelayaran di laut”, Bab V A ttg Pengangkutan barang, dan Bab V B ttg pengangkutan orang. Subjek kategori Pengangkut : 1) Pemilik kapal;
Bbrp istilah yg termsk pengertian pengangkut : 2) Time charterer : sistem sewa menyewa kapal yg biayanya tergantung pd lamanya kapal digunakan (Pasal 452 sub 2 KUHD); 3) Voyage charterer : sistem sewa kapal yg biayanya dihitung mnr satu kali pelayaran (Pasal 453 sub 3 KUHD). Bbrp istilah yg termsk pengertian pengangkut : a) Reder pemilik : Pemilik kapal & sbg nahkoda; b) Reder penyewa : Penyewa kapal & sbg nahkoda.
Oleh : Mufarrijul Ikhwan TERIMA KASIH Bangkalan, Desember 2011 Oleh : Mufarrijul Ikhwan