KETERKAITAN TIPE PERUMAHAN DALAM PENGEMBANGAN KOTA Pertemuan 05 Matakuliah : PENGANTAR PERUMAHAN MASSAL Tahun : Sep - 2009 KETERKAITAN TIPE PERUMAHAN DALAM PENGEMBANGAN KOTA Pertemuan 05
PERUMAHAN MASSAL DALAM PERSPEKTIF EKOLOGI PERKOTAAN DAN ESTETIKA PERKOTAAN
PERUMAHAN MASSAL DALAM PERSPEKTIF EKOLOGI PERKOTAAN DAN ESTETIKA PERKOTAAN Masalah permukiman mendunia ketika di tahun 1972 diadakan konperensi tingkat tinggi HABITAT di Vancouver –Kanada Di tahun 1980an meluas ke masalah ekologi atau penyelamatan dan pelestarian sumber daya bumi yang tidak tergantikan. Di tahun 2000 para pemimpin dunia bertemu lagi di Rio de Janeiro membahas masalah lingkungan dan tiap negara sepakat untuk menyelenggarakan pembangunan yang berkelanjutan (Sustainable Development) serta menyusun : Agenda 21 Nasional dan MDGs 2015 Nasional.
PERUMAHAN MASSAL DALAM PERSPEKTIF EKOLOGI PERKOTAAN DAN ESTETIKA PERKOTAAN MDG’s 21- Indonesia mencakup sasaran pembangunan kota dan permukiman demi kesejahteraan papan bagi semua (shelter for all). Ada prediksi di tahun 2015 di Asia terdapat 8 kota megapolitan yang berpenduduk lebih dari 15 juta orang, namun dengan mayoritas penduduknya adalah kaum golongan miskin/berpenghasilan rendah. (Kota Jakarta ! – termasuk) Menurut UNDP harus ada perubahan visi mengenai perkembangan kota di abad 21 ini (URBAN 21) yaitu dari pandangan kurun waktu 1970-an terhadap perkembangan yang ada sekarang dan masa depan.
BEBERAPA VISI ABAD 20 Kota adalah masalah Semakin besar kota semakin bermasalah 3. Desa menjadi hinterland bagi kehidupan kota Urbanisasi dari desa banyak membawa petaka/kriminalitas, narkoba dsb. 5. Sampah dengan sistem linier di buang ke luar kota 6. Pemerintahan kota yang baik adalah yang tegas, kuat dan kuasa. BEBERAPA VISI ABAD 21 Kota adalah peluang Semakin besar kota semakin banyak peluang (ekonomi) Desa mendapat keuntungan dari kehidupan kota Pedatang dari desa biasanya orang yang tangguh dan tinggi solidaristas di antara sesamanya / senasib Sampah didaur-ulang di wila- yah sendiri dg sistem sirkuler. Pemerintahan yang baik adalah desentralisasi dan menyertakan masyarakat.
EKOLOGI PERKOTAAN Dalam Ekologi Perkotaan keseimbangan antara unsur sumber daya bumi dengan kebutuhan untuk menjadi built environment (lingkungan binaan ) oleh manusia harus dipelihara. Unsur suber daya bumi yang dimaksud adalah : Udara : Iklim,Suhu, Angin Air : Air, Kelembaban Api : Matahari, Unsur Panas Bumi Bumi : Unsur Tanah/Kulit Bumi, Habitat Flora & Fauna Dalam perancangan perumahan massal beraku prinsip seperti yang dianut untuk perancangan arsitektur dan perkotaan secara umum yaitu : Hemat energi Penyesuaian terhadap iklim (Indonesia Iklim Tropis) Penggunaan Sumberdaya Baru Seminimalnya Menghargai Lahan (Site) dengan segala potensinya Pemakai (User) terjamin kenymanan, keamanan dan keselamatan Pendekatan butir 1 s/d 6 bersifat Holistik
ESTETIKA PERKOTAAN Dalam Estetika Perkotaan potensi sumber daya alam untuk menjadi built environment (lingkungan binaan ) oleh manusia harus dipadukan dengan sasaran a.l. kenyamanan,keamanan dan keselamatan yang menggugah rasa keindahan dan kesenangan permakai. Kriteria pengolahan untuk mencapai kualitas seperti sasaran di atas adalah mengolah sebaik mungkin hubungan lahan dan lingkungannya terhadap kota itu sendiri. Hal-hal yang menjadi perhatian di antaranya adalah. : Bentuk yang tegas (Extracted form) Menghargai (Deference) potensi alam tanpa merusak Perluasan peningkatan dari yang ada (Extention) Kontras secara geometrik (Geometric Contrast) 5. Aksen ( Accent)
ESTETIKA PERKOTAAN Kriteria pengolahan untuk mencapai kualitas seperti sasaran di atas adalah mengolah sebaik mungkin hubungan lahan dan lingkungannya terhadap kota itu sendiri. Hal-hal yang menjadi prhatian di antaranya adalah : (lanjutan) 6. Ekspresi 7. Jalur masuk (Entrance) ke lingkungan 8. Warna (Color) Cahaya (Light) Olah Topografi Air Sebagai Unsur Keindahan Hal Tak Terduga (Conjecture) Pendekatan kemanusiaan (Human Approach)