Disaster Victim Identification

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
PERAN DOKTER GIGI DALAM DISASTER VICTIM IDENTIFICATION (Studi Pustaka)
Advertisements

Oleh: Emil Huriani, S.Kp, MN (Dikutip dari Yayasan IDEP)
PENGANTAR MANAJEMEN PENANGGULANGAN BENCANA
PENILAIAN RISIKO DAN PENENTUAN KEJADIAN.
IMPLIKASI PELAKSANAAN UU NO
PERAN SENKOM DALAM PENANGGULANGAN BENCANA
R I S I K O Ketidakpastian (uncertainty) dan kerugian (loss)
TANGGAP DARURAT DAN PENCEGAHAN KEBAKARAN
HUBUNGAN ANTARA KERENTANAN, RISIKO DAN BAHAYA
JENIS ASURANSI.
SPGDT SISTEM PENANGGULANGAN GAWAT DARURAT TERPADU
Topik Bahasan PENYUSUNAN DOKUMEN RTPRB.
POSKO LAPANGAN DAN SATGAS SAR
Ns. Sitti Nurchadidjah S.Kep
Keperawatan Bencana.
MANAJEMEN PENANGGULANGAN BENCANA
MITIGASI DAN MANAJEMEN BENCANA
ASURANSI KEBAKARAN.
KESIAPSIAGAAN dan MITIGASI BENCANA dalam UU No. 24 Tahun 2007
BENCANA ALAM (NATURAL HAZARD)
DISASTER MANAGEMENT Di Negeri Rawan Bencana
PELATIHAN DVI UNTUK MAHASISWA
SISTEM INFORMASI PENANGGULANGAN KRISIS AKIBAT BENCANA
Pengantar Manajemen Bencana
Dalam Penanggulangan Bencana
PENGERTIAN HAZARD, DISASTER, RISK AND VULNERABILITY
KEJADIAN LUAR BIASA Putri Ayu Utami S. Kep, Ns..
Elemen Sistem Manajemen Bencana
RISIKO KERUSAKAN PROPERTY & KEWAJIBAN (LIABILITY)
PENANGANAN BENCANA NASIONAL
MITIGASI DAN PENANGANAN DARURAT BENCANA
MITIGASI DAN ADAPTASI BENCANA ALAM
MANAJEMEN PENANGGULANGAN BENCANA
VII Bab Mitigasi dan Adaptasi Bencana Alam
Business Continuity Plan
Roberthy Maelissa, dr., Sp.B., FINACS
KERUSAKAN LINGKUNGAN Depok, 2012.
PERISTIWA ALAM Lili Andajani, M.Pd.
Taufik Akbar TTL : Pekanbaru, 14 Januari 1986
Lulusan perguruan tinggi dituntut untuk memiliki:
TANGGAP DARURAT DAN PENCEGAHAN KEBAKARAN
II. DASAR-DASAR K3 Oleh : Ir. Soedarjanto.
STANDAR KESELAMATAN KERJA
Epidemiologi Bencana & Dampak Kebakaran Hutan di Riau Tahun 2014
Definisi Bencana (1) Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan,
SIKLUS PENANGGULANGAN BENCANA ALAM
Dalam Penanggulangan Bencana
DINAS KESEHATAN PROVINSI BENGKULU
Ns Chandra W SKp MKep Sp Mat
PENANGGULANGAN BENCANA DI INDONESIA
HUBUNGAN ANTARA KERENTANAN, RISIKO DAN BAHAYA
BENCANA.
PENYELENGGARAAN PENANGGULANGAN BENCANA
Konsepsi Bencana.
Bencana Sosial. #materikuliah #unair #universitasairlangga
PENDAHULUAN DAN PENGANTAR FISIOTERAPI DISASTER
DESTANA desa tangguh bencana.
KEPERAWATAN GAWAT DARURAT
R I S I K O Ketidakpastian (uncertainty) dan kerugian (loss)
Materi 8: SISTIM KOMANDO TANGGAP DARURAT BENCANA
SURVEILANS KETIKA BENCANA
MITIGASI DAN MANAJEMEN BENCANA. Mitigasi Bencana? adalah serangkaian upaya untuk mengurangi risiko bencana, baik melalui pembangunan fisik maupun penyadaran.
PROSES MANAJEMEN BENCANA
KESIAPSIAGAAN dan MITIGASI BENCANA dalam UU No. 24 Tahun 2007
MITIGASI SIAGA BENCANA BERBASIS MASYARAKAT
Definisi Bencana (1) Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan,
Keperawatan Bencana. 1. Apa yang dimaksud dengan Bencana, krisis dan situasi darurat ? 2. Sebutkan jenis-jenis bencana yang Anda ketahui (berdasarkan.
Oleh : HENDRIK ARY DERMAWAN P E N I L A I A N R I S I K O B E N C A N A.
Pengantar Manajemen Bencana Sesi 1. Pengertian Bencana Peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat.
Oleh : Dahlan Yusuf, ST. M.Sc Kepala Bidang Rehab dan Rekon BPBD Kota Tidore Kepulauan BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KOTA TIDORE KEPULAUAN TAHUN.
Transcript presentasi:

Disaster Victim Identification Dr. Rika Susanti, Sp.F

DVI OVERVIEW

GEOGRAPHY & DEMOGRAPHY Negara Kepulauan 18.306 pulau. Luas 2. 027. 087 km2. 129 gunung berapi. Pertemuan 3 plat tektonik utama (Eurasia, Indo- Australia and Mediterranean) Demografi terdiri dari MULTI etnik, agama, latar belakang sosial budaya  HIGH RISKS Gempa Bumi, Tsunami, Longsor, Banjir, Kecelakaan ( darat, laut, udara), dsb. ------’supermarket’ bencana ?

PETA RAWAN GEMPA

PETA RAWAN TSUNAMI

PETA SEBARAN GUNUNG BERAPI

Indonesia sebagai ’supermarket’ bencana ? LABORATORIUM BENCANA

Bencana Masal Suatu peristiwa yang disebabkan oleh alam atau ulah manusia,dpt terjadi secara tiba-tiba atau berlahan, yang menyebabkan hilangnya jiwa manusia, kerusakan harta benda dan lingkungan, serta melampaui dan sumberdaya masyarakat untuk menanggulanginya

BENCANA UU No. 24/2007 Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau faktor nonalam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis. Bencana alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam antara lain berupa gempa bumi, tsunami, gunung meletus, banjir, kekeringan, angin topan, dan tanah longsor. Bencana nonalam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau rangkaian peristiwa nonalam yang antara lain berupa gagal teknologi, gagal modernisasi, epidemi, dan wabah penyakit. Bencana sosial adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian peristiwa yang diakibatkan oleh manusia yang meliputi konflik sosial antarkelompok atau antarkomunitas masyarakat, dan teror.

BENCANA Natural Disaster (Bencana alam) INTERPOL GUIDELINE Natural Disaster (Bencana alam) Un Natural Disaster(Bencana ulah manusia) Kelalaian manusia (Human Negligence disaster)) Dibuat manusia(Man Made disaster) Close disaster(bencana tertutup) Open disaster(bencana terbuka)

NATURAL DISASTER

UNNATURAL DISASTER

CLOSE DISASTER

OPEN DISASTER

DVI Sebuah prosedur untuk mengidentifikasi korban mati akibat bencana massal secara ilmiah yang dapat dipertanggungjawabkan dan mengacu kepada standar baku interpol

SIAPA YANG BERTANGGUNG JAWAB TERHADAP PROSES DVI ? POLISI DIDUKUNG PARA AHLI - FORENSIC PATHOLOGY - FORENSIC ODONTOLOGY - FINGERPRINTS EXPERT - DNA EXPERT - PHOTOGRAPHERS , etc UNSUR TIM BANTUAN LAIN

DVI COMMANDER ( INTERPOL QUALITY MANAGEMENT GUIDELINE FOR DVI 2004 ) Seorang perwira polisi senior dg kualifikasi & pengalaman secara keilmuan dan manejemen kegawatdaruratan, juga memiliki pengalaman dalam hal memimpin timnya, mengkontrol dan mengkoordinasikan dg berbagai unsur yg terlibat di dalamnya.

BENCANA DVI KORBAN MATERI KORBAN MANUSIA HIDUP MATI Pencarian Pertolongan Pertama Pengobatan Evakuasi Bantuan Pangan dll Pencarian Identifikasi Serahkan keluarga Kubur DVI

DVI diperlukan ? MENEGAKKAN HAM BAGIAN PROSES PENYIDIKAN IDENTIFIKASI VISUAL DIRAGUKAN KEPENTINGAN HUKUM a. ASURANSI b. WARISAN c. STATUS PERKAWINAN 6. DAPAT DIPERTANGGUNGJAWABKAN

THE PRIMARY METHODS OF IDENTIFICATION FINGER PRINT DENTAL RECORD DNA ANALYSIS

THE SECONDARY METHODS OF IDENTIFICATION MEDICAL DATA PHOTOGRAPHY PROPERTY

KETENTUAN IDENTIFIKASI POSITIF a. MINIMAL SATU PRIMARY ID, dengan atau tanpa secondary ID b. MINIMAL DUA SECONDARY ID, bila tidak ada primary ID

PROSEDUR DVI Mengacu terhadap standar DVI Interpol Menggunakan formulir DVI Bisa disesuaikan dengan situasi di wilayah TKP tersebut Mempunyai SOP dan MOU

FASE-FASE OPERASI DVI Fase 1 – TKP Fase 2 – Post-Mortem Fase 3 – Ante Mortem Fase 4 – Rekonsiliasi Fase 5 – Debriefing

Prinsip Identifikasi Membandingkan data Antemortem dan Post Mortem Semakin banyak cocok, semakin baik

Tujuan Diterapkan Prosedur DVI Dalam rangka mencapai identifikasi yang dapat dipertanggungjawabkan secara hukum, sempurna dan paripurna dengan semaksimal mungkin sebagai wujud dari kebutuhan dasar hak asasi manusia,dimana seorang mayat pempunyai hak untuk dikenali Awal penyidikan Kepentingan civil legal aspect seseorang (asuransi,warisan)

Struktur Organisasi Pusat : Tim Identifikasi Nasional Tim DVI Nasional

Struktur Organisasi Daerah Tim Identifikasi Regional Tim Identifikasi Propinsi Tim ini berkoordinasi dengan Badan Koordinasi Nasional Penanggulangan Bencana dan Pengungsi(Bakornas) di tingkat pusat, Satuan Koordinasi Pelaksana Penanggulangan Bencana dan Pengungsi(Satkorlak PBP) di tgkt Propinsi Tim DVI Propinsi membutuhkan dukungan Tim DVI Pusat dan Tim DVI Regional

Tim DVI Propinsi Ketua: Kabiddokkes Polda, dibantu oleh Dinkes Rumah Sakit Pemerintah Unsur Pemda Unsur Pendukung lainnya

Kapan prosedur DVI diterapkan? Bencana yang menyebakan korban massal, seperti kecelakaan bus dan pesawat, gedung yang runtuh atau terbakar, kecelakaan kapal laut dan aksi terorisme Gempa Bumi,Tsunami,Gunung meletus,dll Juga dapat terapkan terhadap insiden lainnya dalam pencarian korban

Identifikasi Secara Visual Identifikasi Visual tidak secara utuh diterima oleh DVI Tidak ilmiah Pesan ahli waris lebih banyak Wajah tidak utuh/rusak

Visual identification

Tahapan DVI Phase I : TKP Phase II :Post Mortem Phase III :Ante Mortem Phase IV :Rekonsiliasi Phase V :Debriefing

FASE 1 - TKP Fungsi Menetapkan prosedur DVI Mencari, menemukan, mencatat sisa tubuh dan barang - Tempat insiden harus dianggap sebagai TKP TKP harus diteliti dan membuat catatan sebelum sisa tubuh dipindahkan Kerjasama dengan pihak terkait di TKP Form DVI warna pink

Aktivitas dan Penanganan Tergantung besar dan lokasi TKP Tim pengakses TKP Tim yang dikerahkan Dukungan Logistik Penanganan dini Registrasi korban bencana

Tim Pengakses TKP Memasuki tempat insiden Menghubungi pemerintah setempat Meningkatkan strategi penaganan Memahami fasilitas yang sesuai untuk Post Mortem (PM), Ante Mortem (AM) dan kegiatan rekosiliasi Memprioritaskan penaganan awal terutama olah TKP dan ruang mayat

FASE 1

FASE 2 – POST MORTEM (PM) Fungsi Melakukan pemeriksaan mayat, property dll Mencatat hasil pemeriksaan, dokumentasi Pengambilan sidik jari Pengambilan sampel DNA Mencatat hasil dalam form DVI warna pink

Phase 2 – Kamar Mayat Fungsi: Menampung dan menyimpan sisa tubuh Mencatat dan menyimpan properti Tempat melaksanakan pengujian terhadap sisa tubuh Tempat kordinasi untuk pemisahan sisa tubuh

Phase 2 – Kamar Mayat

Formulir Post Mortem Catatan informasi pada setiap sisa tubuh yang tidak teridentifikasi Formulir harus dinomori dengan nomor DVI dan diikatkan pada sisa tubuh Bagian B dari formulir diisi oleh polisi DVI di TKP Formulir disertakan dalam sisa tubuh

Formulir Post Mortem Bagian C & D diisi oleh Tim Polisi DVI di Kamar mayat Bagian E & F diisi oleh Tim DVI disertai saran dari Forensic Pathologi and Odontologi di kamar mayat

Kamar Mayat Masalah yang dihadapi: Fasilitas Penyimpanan Properti Sample Bukti Forensic Dokumentasi Stress dan kelelahan

PELAKSANAAN : FASE II ( POST MORTEM ) PROSES PEMERIKSAAN JENAZAH

FASE 3 - ANTE MORTEM (AM) Fungsi Mendapatkan, menganalisa serta mencocokkan data orang hilang Mengetahui data orang hilang Mendapatkan informasi DNA Mendapatkan informasi properti dalam formulir Ante Mortem

Phase Tiga – Ante Mortem

Formulir Ante Mortem Sama dengan Formulir warna pink Post Mortem Catatan informasi tentang orang yang hilang Diisi oleh tim interview untuk mendapatkan informasi orang yang hilang secara detail dari keluarga atau teman

PELAKSANAAN : FASE III ( ANTE MORTEM )

FASE 4 - REKONSILIASI Fungsi Membandingkan data AM dengan PM Penetapan suatu identifikasi Mengkorfimasi apakah hasil yang dicapai sudah memuaskan semua pihak (Tim)

Phase 4 - Rekonsiliasi

PELAKSANAAN : FASE IV ( REKONSILIASI )

FASE 5 – DEBRIEFING Kegunaan Meninjau kembali pelaksanaan DVI Mengenali dampak positive dan negative operasi DVI Menentukan keefektifan persiapan tim DVI secara psikologi Melaporkan temuan serta memberikan masukan untuk meningkatkan operasi berikutnya

FASE 5 ... (Lanjutan)

KENDALA Kendala dalam menjalankan prosedur DVI adalah Koordinasi ( lintas instansi, multi disiplin ilmu dll ) Masyarakat/budaya/keluarga korban Mass media Politik, dll

TERIMA KASIH