Tugas Review Jurnal Rina Lestari S

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
PENELITIAN EKSPERIMENTAL
Advertisements

Populasi dan Sampel PERTEMUAN 8.
MODEL MODEL PEMBELAJARAN INOVATIF
“Peningkatkan Aktivitas dan Pemahaman Konsep Matematika Siswa Menggunakan Teknik Rotasi Refleksi pada Kelas V SDN 18 Koto Panjang Padang Panjang” Oleh:
Metode Penelitian Kuantitatif
Judul Pengaruh Strategi Belajar dan Penerapan Al-Azhar Kelapa Gading
PROSES PENELITIAN ILMIAH
Konsep Pertumbuhan dan Perkembangan Manusia
Syarat-syarat data yang baik adalah:
OLEH : Adi Suarman Situmorang NIM
POKOK BAHASAN Pertemuan 6
Materi Pertemuan 12 Psikologi Anak Berbakat Olivia Tjandra W., M. Si., Psi.
PROPOSAL.
Nama : Asana Haupea NPM : Prodi : Kimia
STRATEGI BELAJAR MENGAJAR
Komponen-Komponen Pengembangan Kurikulum
Reaching Out to Fathers: An Examination of Staff Efforts That Lead to Greater Father Involvement in Early Childhood Programs Tugas Journal Gatot Prihandoko.
PTK-PTS Oleh: I Wayan Widana
Menyusun Proposal PENELITIAN TINDAKAN KELAS (Classroom Action Research) Oleh: Drs. Khaerudin, M.Pd.
Thesis MM Widyatama Jenis : Penelitian Bisnis Perancangan Bisnis
Metode Penelitian Survey
TEORI BELAJAR KOGNITIF
Dr. Gatot Sugeng Purwono, M.S. NIP
PENELITIAN TINDAKAN KELAS (CLASSROOM ACTION RESEARCH)
Psikologi Anak Berbakat Olivia Tjandra W., M. Si., Psi
PENELITIAN TINDAKAN KELAS
“PROGRAM PEMBELAJARAN INDIVIDUAL UNTUK ANAK BERKELAINAN AKADEMIK DAN MENTAL EMOSIONAL” Nur Amalina Siti Lailatus Sholichah Kanty.
PSIKOLOGI EKSPERIMEN BIDANG LAIN PERSEPSI PSIKOLOGI BELAJAR KLINIS
Determinan Keinginan Mempunyai Anak Lagi (Analisis SDKI Tahun 2012)
Oleh : MIA ENDAH ASMALASARI
TEORI BELAJAR DALAM PEMBELAJARAN IPA
PERKEMBANGAN ANAK USIA TK
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
PENGARUH PENDEKATAN PROBLEM SOLVING DAN MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (PPS – MP STAD) TERHADAP HASIL BELAJAR IPS KELAS V Catharina.
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU ANAK USIA DINI
TEORI BELAJAR KOGNITIF
PERTEMUAN 2 HARLINDA SYOFYAN, S.Si., M.Pd
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN RME BERBANTU KARTU BILANGAN ARIEF UNTUK SISWA SD KELAS I Setiani PROGRAM STUDI PENDIDIKAN.
Pembelajaran Masa lalu
ADHD OLEH: METTY VERASARI.
PENYUSUNAN RPP NAMA KELOMPOK: Retno Lasdditya Dewantari
UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW BERBANTU MEDIA GAMBAR SISWA KELAS IV SD NEGERI 04 JAMBANGAN.
Komparasi Pembelajaran Konsep Transportasi Hewan Dengan Pendekatan Investigasi Kelompok Berbasis Komputer dan Lembar Kegiatan Siswa Terhadap Nilai Ulangan.
Disusun oleh: Sefri Bayu Adi
IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TEKNIK PICTORIAL RIDDLE UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR IPA oleh imelda wea PROGRAM.
Workshop Pembuatan RPP
MODEL MODEL PEMBELAJARAN INOVATIF
JENIS PENELITIAN, STRATEGI DAN METODENYA
METODOLOGI PENELITIAN
Populasi dan Sampel PERTEMUAN 8.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dapat diartikan sebagai suatu proses dengan metode-metode tertentu sehingga memperoleh pengetahuan,
PENGARUH METODE PEMBELAJARAN KUANTUM TERHADAP KUALITAS BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 3 BAJENG OLEH NURFITRIANI
Pengasuhan Anak Usia Sekolah Dasar PERTEMUAN 8
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING BERBASIS LESSON STUDY TERHADAP MINAT DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI IPS 3 SMAN 3 BLITAR Oleh: HAMIDA.
MODEL MODEL PEMBELAJARAN INOVATIF
DISUSUN OLEH BANGGA PRAHARJA
Perbandingan Model Pembelajaran mind mapping dengan model pembelajaran advance organizer terhadap hasil belajar penyetaraan reaksi redoks pada siswa Kelas.
Review Jurnal Oleh : Aisyah ( ). Judul Argumentation in Whole-Class Teaching and Science Learning Nama JurnalPSYKHE Volume, Nomor & Halaman Vol.
PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK)
Penilaian Autentik (Authentic Assessment) Tuntutan Kurikulum Penilaian autentik (asli, nyata, valid, atau reliabel ) adalah pengukuran yang bermakna.
CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING ( CTL ). Latar Belakang Dasar pemikiran bahwa anak akan belajar lebih baik jika lingkungan diciptakan alamiah. Belajar.
MODEL MODEL PEMBELAJARAN INOVATIF
UPAYA MENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR DAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP PESERTA DIDIK MENGGUNAKAN MODEL COURSE REVIEW HORAY (CRH) DI KELAS VII.3 SMPN 30 PADANG.
NAMA : Joan Jamarsi Ginting NIM : FAKULTAS TEKNIK JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN UNIVERSITAS NEGERI MEDAN 2019.
PEMBELAJARAN KOOPERATIF (COOPERATIVE LEARNING)
DIFFERENTIATED INSTRUCTION
Oleh : Muhammad Abu Rizal “Upaya Meningkatkan Keaktifan Belajar Matematika dengan Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe NHT (Numbered Head Together)
Pengaruh Penggunaan Pendekatan Saintifik terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Hidrolisis Garam Pengaruh Penggunaan Pendekatan Saintifik terhadap Hasil.
MINAT DAN BAKAT.
Transcript presentasi:

Tugas Review Jurnal Rina Lestari S. 69080059 Children’s Social Behavior in Relations to Participation in Mixed-Age or Same-Age Classroom Diane E. McClellan & Susan J. Kinsey Tugas Review Jurnal Rina Lestari S. 69080059

Tujuan Penelitian Membandingkan perilaku prososial anak di dalam kelas “mixed-age” dengan “same-age”.

Latar Belakang Masalah Mengacu kepada studi-studi terdahulu yang mengatakan bahwa keluarga adalah lembaga yang sangat penting untuk membentuk dan mengembangkan rasa kepemilikan, emosi dan ikatan sosial, dan nurturance (Coleman, 1987).

Latar Belakang Masalah Adanya studi yang hanya berfokus kepada pengaruh lingkungan kelas pada tingkah laku anak di sekolah, pertumbuhan kognitif dan akademik saja, tanpa memberi perhatian pada hubungan konteks ruang kelas terhadap perkembangan sosial selama usia sekolah dasar (Bronfenbrenner, 1970; Coleman, 1987; Parker & Asher, 1987). Kesenjangan yang terjadi pada “mixed-age” & “same-age” classroom.

Latar Belakang Masalah Adanya penelitian yang mendukung bentuk kelas “mixed-age” dapat meningkatkan kemampuan sosial anak, contohnya dalam berbagi pengalaman yang melibatkan aspek intelektual dan akademik (Goodlad & Anderson, 1987; Katz, Evangelou, & Hartman, 1990; McClellan, 1994). Definisi konseptual

Manfaat Penelitian Pendekatan model kelas “mixed-age” dapat meningkatkan kemampuan sosial anak, khususnya ketika guru membantu/encouragement adanya interaksi antar-usia/cross-age melalui program tutoring dan berbagi pengetahuan.(Katz, Evangleou, & Hartman, 1990; Ridgway & Lawton, 1965). Selain itu, pendekatan model kelas “mixed-age” dapat digunakan sebagai strategi pembelajaran, contohnya dalam cooperative learning, project approach,dan atau learning centers. Definisi operasional

Tinjauan Pustaka Alur tinjauan pustaka diawali dari sejarah dimulainya konsep kelas “mixed-age” pada abad 19. (Goodlad & Anderson, 1987; Katz, Evangelou, & Hartman, 1990; Theilheimer, 1993). Sama seperti sekarang, anak-anak yang lebih besar mengajar/mentutor anak-anak yang lebih kecil, sehingga kelas terlihat seperti sebuah keluarga (Leight & Rinehart, 1992).

Tinjauan Pustaka Banyaknya sekolah yang mengadaptasi desain British Infant Schools. Sehingga konsep kelas “mixed-age” tidak banyak didukung dari pihak sekolah dan orangtua. Adanya salah kaprah dalam penerapan konsep kelas “mixed-age”. Adanya perbandingan antara konsep kelas “same-age” dan “mixed-age” dalam hal perilaku anak. Same-age: kecendrungan perilaku anak yang lebih agresive, tidak prososial. Mixed-age: kecendrungan anak lebih care/nurture kepada anak yg lebih kecil.

Tinjauan Pustaka Persentase sumber primer yang dipakai: 26/74 (35%). Contoh cara mengakhiri tinjauan pustaka dengan rangkuman/implikasi terhadap penelitian Keuntungan konsep kelas “mixed-age” yang dihasilkan melalui riset mengungkapkan bahwa anak mendapat kesenangan dan kenyamanan dalam belajar, contoh: lebih produktif dan menerapkan cooperative learning daripada individual learning.

Tinjauan Pustaka Mengacu kepada penelitian sebelumnya, konsep kelas “mixed-age” adalah salah satu aspek dari situasi kelas yang meningkatkan kemampuan sosial dan kognitif anak (Piaget, 1977; Tizard, 1986; Vygotsky, 1978).

Tinjauan Pustaka Contoh cara menegakkan hipotesis: Dasar dari penelitian ini adalah potensi implikasi sosial dari konsep kelas “mixed-age” dalam pendidikan yang didukung oleh Parker dan Asher’s (1987) dalam kajian pustaka mengenai pentingnya pengaruh teman/peers dalam perkembangan sosial anak.

Hipotesis Anak-anak yang mengikuti konsep kelas “mixed-age” selama 2 tahun atau lebih, akan lebih memperlihatkan perilaku prososial (positif) daripada anak-anak yang terdapat dalam kelas “same-age” yang memiliki perilaku yang lebih agresif (negatif).

Metode Metode penelitian menggunakan “teacher rating scale”. Meliputi 27 items yang Data yang diambil meliputi: Perilaku prososial anak Agresifitas anak Perilaku pertemanan di dalam kelas “mixed-age” dan kelas “same-age”.

Metode Subyek penelitian: 2 sekolah di Chicago (A&B) Siswa kelas 1 – 5 SD dari daerah pinggiran/suburban area. Status ekonomi: menengah/middle class (untuk sekolah A&B). 2 sekolah di Milwaukee (C&D) Siswa kelas 1 -5 SD dari daerah tengah kota/inner-city

Metode Sample: Total populasi: 566 subyek. Terdiri dari: 29 kelas Mixed-age: 275 anak Same-age: 291 anak Tidak termasuk 159 anak TK pada kelas“same-age” yang diberikan pre-tes, dan 203 siswa kelas 3 pada kelas “same-age” yang diberikan post-tes.

Instrumen Penelitian yang menggunakan “teacher rating scale” dilakukan oleh 29 guru yang menilai 566 siswa yang termasuk dalam kelas “mixed-age” atau “same-age”. Reliabilitas dalam menggunakan metode “teacher rating scale” mengacu kepada yang pernah dilakukan oleh Ladd dan Profilet (1996). Skala reliabilitas secara umum mulai dari range .85 - .92.

Instrumen Reliabilitas: Sub skala perilaku prososial  reliabilitas alpha .88 Skala perilaku pertemanan  reliabilitas alpha .92 Skala perilaku agresi verbal dan fisik  reliabilitas alpha .86 Ada 27 butir pertanyaan dengan skala penilaian 1 – 4 (1= never dan 4=usually).

Prosedur Parameter penyeleksian sample: Semua kelas menggunakan pendekatan kurikulum yang terintegrasi antara reading, writing, language arts, science dan social studies. Semua kelas menggunakan hands-on approach dalam mengajar matematika. Pengecualian anak TK dan special need. Semua kelas disetiap sekolah mempunyai jadwal belajar yang sama

Prosedur Kelas“mixed-age” dan “same-age” pada sekolah A & B seimbang dalam SES, prestasi siswa, jenis kelamin. Kelas “mixed-age” di sekolah C, dan “same-age” di sekolah D berasal dari daerah dan etnis yang sama dan SES yang sama pula. Pengambilan data dilakukan saat musim semi. Guru diminta untuk menjawab sesuai dengan intuisi daripada mengobservasi setiap siswa sebelum menjawab pertanyaan. Tujuannya supaya guru tetap konsisten dalam merespon setiap pertanyan.

Prosedur Asesmen guru: setiap guru melengkapi survey informasi guru tentang karakteristik guru dan kelas. Pengisian survey dilakukan sepanjang musim semi. Guru-guru yang baru 1 tahun mengajar tidak ikut serta. Nama guru tidak tercantum dilembar respon. Semua guru responden diberi instruksi dan frame waktu yang sama dalam melengkapi lembar survey.

Prosedur Analisis Data & Variabel Kontrol. Variabel kontrol meliputi: Jenis kelamin anak Ras Umur Usia guru Pengalaman bekerja guru Aktivitas dalam proses pembelajaran beserta materi pembelajaran yang menunjang kesempatan siswa dalam bekerja secara kelompok atau individual. Variabel tersebut dihubungkan kepada perilaku sosial anak. Lihat tabel 1.

Hasil Hasil pada siswa TK dan kelas 1 – 5 Sebanyak 159 anak di nilai oleh guru-guru TK. Pertama-tama, kira-kira setengah dari anak TK masuk ke kelas “mixed-age” dan setengahnya lagi masuk ke kelas “same-age”. Tidak ada perbedaan yang mencolok pada level ini. Berdasarkan pada perbedaan statistik antara perilaku sosial dalam kelas “mixed-age”, terlihat perilaku prososial dan pertemanan lebih positif dan perilaku agresif yang berkurang.

Hasil Hasil pada siswa kelas 3 Di kelas 3, semua kelas pada sekolah B adalah kelas “same-age”. Pada figure 2, siswa yang masuk ke dalam kelas “same-age” cenderung berperilaku agresif ketika dibandingkan dengan siswa kelas “mixed-age”. Lihat tabel di word.

Diskusi Menurut Oden & Ramsey (1993) kegunaan penelitian mengenai kompetensi sosial anak seringkali dapat di negosiasikan, karena dalam mendisain penelitian ini tergantung situasi subyek dan minimnya informasi tentang variabel lain, contoh tipe kelas, keadaan anak di dalam masyarakat dan keluarga.

Diskusi Dari data-data yang ada, kelas “mixed-age” dapat memprediksi perilaku anak untuk lebih prososial, baik dalam berteman, dapat diterima dan menerima satu dengan yang lain, dan kurangnya perilaku agresi daripada siswa di kelas “same-age”.

Diskusi Limitasi Peneliti tidak dapat mengontrol perubahan yang disebabkan secara genetika dan karakteristik lingkungan sosial yang anak bawa ke dalam kelas. Namun, variabel-variabel tersebut dapat diidentifikasi di dalam kelas melalui eksperimen dan observasi secara kontinyu.

Abstrak Penelitian baru-baru ini yang menggunakan “teacher rating scale” meneliti tentang korelasi kemampuan sosial anak dan penerimaan satu anak dan yang lainnya, dapat dilihat melalui mengases perilaku sosial anak dalam kelas “mixed-age” dan “same-age”.