PAJAK dalam ANALISIS EKONOMI TEKNIK
ISTILAH-ISTILAH DALAM PERHITUNGAN PAJAK (Pudjawan, 2009) Gross Income (Pendapatan kotor) jumlah semua pendapatan baik yang berasal dari penjualan maupun pendapatan bunga selama satu periode akuntasi Expenses (Pengeluaran) ongkos-ongkos yang harus ditanggung ketika terjadi transaksi bisnis, termasuk pengeluaran bunga pinjaman, bunga investasi/modal ataupun pengeluaran lainnya Taxable Income (Pendapatan kena pajak) jumlah pendapatan yang akan dikenai pajak pendapatan sesuai dengan aturan perpajakan yang berlaku. Gross Income (Pendapatan kotor) semua pendapatan, dr penjualan ataupun bunga yg diperoleh selama periode tertentu Expenses (Pengeluaran) semua ongkos yg harus ditanggung pd saat terjadi transaksi bisnis, tmsk bunga dan juga pengeluaran lain. Taxable Income (Pendapatan kena pajak) pendapatan yang dikenakan pajak sesuai dengan aturan yg berlaku
ISTILAH-ISTILAH DALAM PERHITUNGAN PAJAK Taxable Income (Pendapatan kena pajak) Rumus : dimana : TI = pendapatan kena pajak GI = pendapatan kotor E = pengeluaran d = penyusutan TI = GI – E - d Gross Income (Pendapatan kotor) semua pendapatan, dr penjualan ataupun bunga yg diperoleh selama periode tertentu Expenses (Pengeluaran) semua ongkos yg harus ditanggung pd saat terjadi transaksi bisnis, tmsk bunga dan juga pengeluaran lain. Taxable Income (Pendapatan kena pajak) pendapatan yang dikenakan pajak sesuai dengan aturan yg berlaku
CG = SP-PP dimana : CG = pendapatan modal Capital Gain (pendapatan modal) pendapatan yang diperoleh bila harga jual suatu aset melebihi harga belinya dimana : CG = pendapatan modal SP = harga jual aset PP = harga beli aset nilai CG > 0 CG = SP-PP Capital Gain (pendapatan modal) pendapatan penjualan bila harga jual aset melebihi harga beli. Capital Loss (Kerugian Modal) kerugian yang terjadi karena harga jual aset lebih rendah dari nilai buku nya.
Capital Loss (Kerugian Modal) kerugian yang terjadi karena harga jual suatu aset kurang dari nilai bukunya dimana : CL = kerugian modal BV = nilai buku pada saat penjualan SP = harga jual aset penjualan < 1 tahun STG (short term gain), STL (short term loss) penjualan > 1 tahun LTG (long term gain), LTL (long term loss) CL = BV – SP Capital Gain (pendapatan modal) pendapatan penjualan bila harga jual aset melebihi harga beli. Capital Loss (Kerugian Modal) kerugian yang terjadi karena harga jual aset lebih rendah dari nilai buku nya.
RD = SP - BV TI = RD CG = RD atau Recaptured Depreciation dimana : RD = recaptured depreciation BV = nilai buku pada saat penjualan SP = harga jual aset Dimana RD > 0. Bila harga jualnya melebihi nilai buku, maka diperoleh tambahan pendapatan kena pajak, tetapi jika melebihi harga beli maka akan diperoleh pendapatan kapital, sehingga : RD = SP - BV Recaptured Depreciation pendapatan yg diperoleh dr penjualan aset, dimana setelah terdepresiasi harga jual aset masih lebih tinggi dari nilai bukunya TI = RD atau CG = RD
PERHITUNGAN DASAR PAJAK PAJAK PENDAPATAN dimana : P = besarnya pajak TI = pendapatan terkena pajak T = tingkat pajak yang dikenakan jika : maka : P = (TI) T TI = GI – E - d Tingkat pajak berbeda menurut pendapatan kena pajak suatu perusahaan. TI kecil maka pajak rendah, dan sebaliknya. Besar tingkat pajak berubah tergantung kebijakan pemerintah yg mengatur. P = (GI-E-d) T
CONTOH SOAL Tahun 2010 PT. Mitra Sejati memiliki pendapatan kotor sebesar Rp. 7,5 milyar. Total pengeluaran adalah Rp. 2,5 milyar dan Depresiasi sebesar Rp. 1,7 milyar. Berdasarkan peraturan pemerintah, tingkat pajak yg dikenakan sebesar 35 %. Berapa pajak pendapatan yg harus dibayar perusahaan pd interval TI tersebut ?
Jawab : Pendapatan kena pajak : Pajak yg harus dibayar : TI = Rp. 7,5 milyar – ( Rp. 2,5 + Rp. 1,7 ) milyar = Rp. 3,3 milyar P = (TI) T = (Rp. 3,3 milyar ) . 0,35 = Rp. 1,155 milyar
EFEK PAJAK PADA MODEL DEPRESIASI Depresiasi nilai PW Pajak Pajak yg dibayar per periode Scr matematis : TI = BTCF - dt dimana : TI = pendapatan terkena pajak BTCF = aliran kas sebelum pajak dt = depreciation ATCF = BTCF - P dimana : ATCF = aliran kas setelah pajak BTCF = aliran kas sebelum pajak P = Pajak umus
CONTOH SOAL : Misalkan harga awal sebuah aset adalah Rp. 50 juta. Umur efektifnya sepanjang 5 tahun. Aliran Kas sebelum pajak setiap tahunnya adalah Rp. 20 juta. Apabila tingkat pajak yang dikenakan adalah 30% dan ROR setelah pajak adalah 10%, bandingkan nilai present worth dari pajak yang dikenakan apabila digunakan metode : a. Depresiasi garis lurus b. Depresiasi SOYD
Jawab : a. SLD Depresiasi : Pendapatan kena pajak : Pajak yg harus dibayar : TI = Rp. 20 juta – Rp. 10 juta = Rp. 10 juta P = Rp. 10 juta x 0,3 = Rp. 3 juta /tahun
Total pajak yang dibayar : Nilai present worth dr pajak : SOYD Depresiasi : P = Rp. 3 juta x 5 tahun = Rp. 15 juta Tabel perhitungan t BTCF (dlm juta) dt (dlm juta) TI (dlm juta) P (dlm juta) -50 1 20 16,67 3,33 2 13,33 6,67 3 10,00 4 5
Nilai present worth dr pajak :
PERHITUNGAN CASH FLOW SETELAH PAJAK CONTOH SOAL Sebuah mesin direncanakan akan dibeli pada tahun 2012 olehPT RAS dengan harga Rp. 50 juta, dengan masa pakai 5 tahun tanpa nilai sisa. Pendapatan dalam 5 tahun diharapkan sebesar Rp 28 juta – Rp 1 juta(n), dimana t adalah saat terjadinya aliran kas. Pengeluaran diperkirakan sebesar Rp 9,5 + Rp 0,5 juta (n). Bila tingkat pajak efektif 30%, dengan metode SLD, hitung aliran kas setelah dikenai pajak. Hitung juga present worth aliran kas bila MARR setelah pajak sebesar 8 %.
Jawab : Depresiasi :
Tabulasi Aliran Kas Setelah Pajak (dlm juta rupiah) t (tahun) GI E BTCF dt TI P ATCF -50 1 27 10 17 7 2,1 14,9 2 26 10,5 15,5 5,5 1,65 13,85 3 25 11 14 4 1,2 12,8 24 11,5 12,5 2,5 0,75 11,75 5 23 12 0,3 10,7
EFEK PENDAPATAN KAPITAL PADA PAJAK CGt = SPt- BVt Dan Pajak dari Pendapatan Kapital adl sbb : Pc = Tc.CGt = Tc. (SPt- BVt) Dimana : BVt : nilai buku aset pada periode ke-t SPt : harga jual aset pada periode ke-t CGt : pendapatan kapital yg diperoleh dr penjualan aset pd periode ke-t Tc : tingkat pajak yang dikenakan pada pendapatan kapital Pc : besarnya pajak dr pendapatan kapital
Ex : Sebuah mobil angkutan umum memiliki harga Rp. 75 juta dengan umur 7 tahun dan nilai sisa Rp. 5 juta. Dengan menggunakan metode SLD maka : a. Berapa nilai buku mobil tersebut pada akhir tahun ke-3 ? b.Jika dijual seharga Rp. 55 juta pada akhir tahun ke-3, dan pendapatan kapital dikenakan pajak dengan tingkat 25%, berapa pajak yang harus dibayarkan ? c. Bila mobil tadi tetap dipakai dan baru dijual setelah masa pakainya habis dengan harga Rp. 10 juta, berapakah pajak pendapatan kapital yang harus dibayarkan?
Jawab : a. Nilai buku pada tahun ke-3 :
Pendapatan kapital yang diperoleh : CG3 = 55 juta – 45 juta = 10 juta besarnya pajak : Pc = Tc. CG3 = 0,25 x 10 juta = 2,5 juta CG7 = 10 juta – 5 juta = 5 juta besarnya pajak : Pc = Tc. CG7 = 0,25 x 5 juta = 1,25 juta
Ex : Suatu investasi membutuhkan modal sebesar Rp.500 juta. Aliran kas sebelum pajak sebesar Rp. 200 juta/tahun selama 6 tahun. Nilai sisa diestimasi sebesar Rp. 50 juta. Tingkat pajak efektif sebesar 35%. Dengan metode SLD, tentukan besar depresiasi pertahun dan tabulasikan aliran kasnya setelah dikenai pajak. Hitung pula besar ROR sebelum & setelah pajak (estmasi sebelum pajak 30-40%, estimasi setelah pajak 20-25%)
Tabulasi Aliran Kas Setelah Pajak (dlm juta rupiah) Jawab : Depresiasi : Tabulasi Aliran Kas Setelah Pajak (dlm juta rupiah) t (tahun) BTCF dt TI P ATCF -500 ke 1-5 200 75 125 43,75 156,25 6 50
ROR Sebelum pajak dihitung sebagai berikut : NPW = 0 -500 juta + 200 juta (P/A,i%,6) + 50 juta (P/F,i%,6) = 0 atau 200 juta (P/A,i%,6) + 50 juta (P/F,i%,6) = 500 juta Dengan mencoba i = 30%, maka : 200 juta (2.64) + 50 juta (0,21) = 538,5 juta Dengan mencoba i = 40%, maka : 200 juta (2.17) + 50 juta (0,13) = 440,5 Untuk mencapai ruas kanan 500 juta, dilakukan interpolasi linier, shg ROR : ROR sblm Pajak