1 Pertemuan 25 Reservoir dan DAM Matakuliah: S0634/Hidrologi dan Sumber Daya Air Tahun: 2006 Versi:

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
KONSEP DASAR HIDROLOGI
Advertisements

Pertemuan 11 Sistem Drainase Khusus
You’ll never miss the water Till your well runs dry
Dinamika HIDROSFER.
JENIS PERAIRAN DARAT Materi Pertemuan ke-14.
SUMBER DAYA AIR DAS (Daerah Aliran Sungai)
HIDROSFER
Perencanaan Pengembangan Sumber Daya Air
ANALISIS PADA INTEGRASI PERTIMBANGAN LINGKUNGAN
Potensi Sumber Daya Air
Memahami isi PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA
KERAGAMAN KENAMPAKAN ALAM DAN BUATAN DI INDONESIA
1 Pertemuan 1 Pendahuluan Matakuliah: S0432/Drainase Perkotaan Tahun: 2006 Versi:
Pertemuan 2 Pola Analisis, pasar dan pelaku ekonomi makro
PENGELOLAAN DAS TERPADU
Pertemuan 5 Balok Keran dan Balok Konsol
Pertemuan 2 Hidrologi Perkotaan
1 Pertemuan 5 TAHAPAN STUDI DAERAH IRIGASI Matakuliah: S0462/Irigasi dan Bangunan Air Tahun: 2005 Versi: >
DIREKTORAT BINA PENATAGUNAAN SUMBER DAYA AIR
TRI NUGRAHA ADIKESUMA ST., MT.
Pertemuan 7 Perencanaan Saluran
FENOMENA ALIRAN SUNGAI
TEKNIK HIDROLOGI PENDAHULUAN.
You’ll never miss the water Till your well runs dry
EKONOMI SUMBERDAYA AIR
Pertemuan <<#>> <<Judul>>
Potensi Fisik Wilayah Indonesia
Pertemuan 1 PENDAHULUAN
Pertemuan 9 Tahap Perencanaan Sistem Drainase

KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN DRAINASE LINGKUNGAN
Pertemuan 1 SISTEM AKUNTANSI
Kenampakan Alam di Lingkungan Setempat
EIS MARLIA NINGRUM K / 5B PGSD UNS SURAKARTA
KRITERIA DESAIN, STANDAR DESAIN, DAN METODE ANALISIS PERTEMUAN 6
Bab 6 HIDROSFER.
Pertemuan 5 Pengelolaan Missing Data
Pertemuan 12 Operasional Sistem Drainase
Pertemuan 16 SISTEM AKUNTANSI UTANG
Pertemuan 4 Curah hujan dan pengukurannya
PSDA.
LIMBAH PADAT ( SAMPAH ANORGANIK)
“Kelembagaan dalam Peningkatan Kapasitas Pengelolaan Restorasi Sungai”
Kuliah ke-4 BANGUNAN TENAGA AIR
Ahmad Waris Maulana Rara Dwi Noviarti Riski Wahyudi REKLAMASI PANTAI.
KULIAH-3 SIKLUS HIDROLOGI 3. SIKLUS HIDROLOGI 1. Siklus Hidrologi
LINGKUNGAN ALAM DAN BUATAN (untuk siswa SD kelas 3 semester 1)
PENDAHULUAN KULIAH KE - 1.
METEOROLOGI Disusun oleh : Adi prasetya ( )
Dinamika hidrosfer dan dampaknya terhadap kehidupan
BAB II : POTENSI SUMBER DAYA AIR (Air Permukaan & Air Tanah)
Pengaruh Dinamika Hidrosfer Terhadap Kehidupan Manusia
MANFAAT PERAIRAN LAUT.
Pengelolaan drainase.
Pertemuan 26 Navigasi dan Tenaga Listrik
Ukuk LAPORANPENDAHULUAN Kajian Embunguntuk Infrastruktur unt Sumber Air Bakudi Kawasan FTZ Dompak PT. ARENCO BINATAMA engineering consultant.
PENGELOLAAN DAS TERPADU
U N I V E R S I T A S J A Y A B A Y A F A K U L T A S T E K N I K J U R U S A N T E K N I K S I P I L ANALISIS PRIORITAS PEMILIHAN KRITERIA DAM PARIT DI.
TEKNIK HIDROLOGI PENDAHULUAN.
PENGETAHUAN UMUM IRIGASI
SUMBER DAYA AIR UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA PERTEMUAN 4 dan 5
SUMBER DAYA AIR UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA PERTEMUAN 4 dan 5
KONSEPSI KOTA Materi Kuliah Sosiologi Perdesaan dan Perkotaan
PELATIHAN DASAR TEKNIS BIDANG SUMBER DAYA AIR
PENGANTAR DAN PENGENALAN SABO
PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR TERPADU
PENDAYAGUNAAN SUMBER DAYA AIR
PELATIHAN DASAR TEKNIS BIDANG SUMBER DAYA AIR
KERANGKA ACUAN KERJA BENDUNGAN CIAWI. KERANGKA ACUAN KERJA dokumen perencanaan kegiatan yang berisi penjelasan/keterangan mengenai apa, mengapa, siapa,
Tujuan Instruksional Umum
Transcript presentasi:

1 Pertemuan 25 Reservoir dan DAM Matakuliah: S0634/Hidrologi dan Sumber Daya Air Tahun: 2006 Versi:

2 Learning Outcomes Pada akhir pertemuan ini, diharapkan mahasiswa akan mampu : Mahasiswa dapat menunjukkan pengelolaan reservoir dan bendungan sebagai bagian dari pengelolaan sumber daya air

3 Outline Materi Materi 1 : Reservoir Materi 2 : DAM

4 Reservoir dan Dam 1.Pembagian tipe bendungan 2.Bendungan Urugan 3.Bendungan Beton 4.Penelitian 5.Perencanaan 6.Pondasi Bendungan 7.Bangunan Pelengkap dan Pembantu

5 Pengelolaan Sumber Daya Air Umum Indonesia dengan luas daratan hampir 200 juta hektar, mempunyai curah hujan bervariasi antara 700 mm – 7000 mm per tahun dengan curah hujan rata-rata 2640 mm per tahun. Tingkat penguapan antara 1000 mm – 1500 mm per tahun dengan rata-rata penguapan 1400 mm setahun. Dengan jumlah penduduk Indonesia yang diperkirakan sebanyak 260 juta jiwa pada tahun 2020, diperkirakan potensi air per jiwa per tahun adalah 9200 m3 yang berarti lebih tinggi dibandingkan dengan standar WHO yang 2000 m3, namun untuk Pulau Jawa 1360 m3.

6  Bahkan untuk saat ini di Pulau Jawa dengan potensi air 1750 m3/jiwa/tahun, diakui telah terjadi krisis air. Perlu dike- tahui bahwa tidak semua potensi tsb dapat dimanfaatkan,hanya sekitar 25%-35% dari potensi tsb berupa aliran man-tap.Sedangkan sisanya sebesar 65%- 75% berupa aliran tidak mantap, mis:banjir yg mengalir dalam waktu singkat ke laut. Sehingga jumlah air yang dapat dijamin tersedia hanyalah sebesar aliran man-tapnya atau 450 m3/jiwa setahun untuk Pulau Jawa, sedangkan rata-rata untuk seluruh Indonesia 3000 m3/jiwa setahun.  Untuk itu perlu dilakukan usaha pengem-bangan sumber daya air secara kompre-hensif, terpadu dan seimbang.  Komprehensif dimaksudkan sebagai peninjauan yang dilakukan secara menyeluruh, terpadu dilakukan secara terkoordinasi menjadi satu kesatuan sistem dan seimbang dimaksudkan melakukan sesuatu secara seimbang dari berbagai aspek dan kepentingan.

7 Penanganan yang sesuai dan efektif untuk memenuhi hal tsb adalah dengan pendekatan pengembangan wilayah sungai dengan menggunakan Satuan Wilayah Sungai (SWS), sebagai satuan perencanaan dan pengembangan atau satu wilayah satuan sungai menjadi satu kesatuan pengelolaan manajemen. Perkembangan Konsepsi Di Indonesia, pengelolaan sumber daya air dimulai pada pertengahan abad ke-19 dengan tujuan utama untuk irigasi dan drainase. Wilayah sungai yang pertama dikembangkan adalah Pemali, Comal, Tuntang, Serang yang semuanya terletak di Jawa Tengah dan Brantas di Jawa Timur yang dilaksanakan pada sekitar tahun Pengelolaan wilayah-wilayah sungai tsb masih menggunakan konsep yang seder-hana, tetapi pada perkembangan selan- jutnya menunjukkan adanya pemikiran sungai sebagai suatu kesatuan.

8 Konsep yang lebih baru timbul pada tahun 1948, dikemukakan oleh Prof. Dr. Ir. WJ van Blommestein, Insinyur Kepala Bagian Irigasi dan Drainasi, Departemen Pekerjaan Umum di Jakarta, dalam kertas karyanya yang berjudul “A Federal Welfare Plan of the Western of Java, Desember 1948”. Sejak tahun 1985 konsepsi-konsepsi yang modern dikembangkan oleh berbagai pejabat ahli di lingkungan Departemen Pekerjaan Umum dan akhirnya melembaga pada kebijaksanaan perencanaan pengembangan wilayah sungai yang sekarang dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal Pengairan. Konsepsi pengelolaan sumber daya air mempunyai beberapa tingkatan : Pengelolaan pada tingkat sub wilayah sungai Pengelolaan pada tingkat satuan wilayah sungai Pengelolaan antar wilayah sungai (trans basin develop-ment)

9 Model Pengelolaan Sumber Daya Air di Indonesia  Pengembangan Wilayah Sungai Citarum  Merupakan model pengelolaan satu kesatuan wilayah sungai dengan sistem lebih dari satu waduk atau sumber daya air untuk mengelola beberapa macam kepentingan, yaitu drainase kota, penyediaan air minum, irigasi, reklamasi rawa dan pembangkit tenaga listrik.  Pengembangan Wilayah Sungai Kali Brantas  Menggunakan prinsip “one river, one plan, one manage- ment”, satu sungai mempunyai satu perencanaan dan satu pengelolaan yang terpadu dan membe-rikan hasil yang optimal mulai dari bagian hulu hingga bagian hilir.

10  Tujuan utama adalah pengendalian banjir dan pengendalian sedimentasi yang berasal dari lahar hasil letusan gunung Kelud, disamping pemanfaatan air untuk keperluan irigasi, tenaga listrik, air minum, rekreasi dan perikanan.  Pengembangan Wilayah Sungai Bengawan Solo  Sebagai dasar pengelolaannya adalah Rencana Induk Pengembangan Wilayah Bengawan Solo, tahun Merupakan model dengan sistem lebih dari satu waduk untuk memenuhi berbagai kebu-tuhan ialah pengendalian banjir, irigasi, penyediaan air bersih dan pembangkit tenaga listrik.  Secara umum, pengembangan wilayah sungai di Indonesia merupakan model pengelolaan dengan sistem yang kompleks, terdiri dari beberapa sumber daya air atau waduk yang mempunyai fungsi yang saling terkait untuk memenuhi berbagai kebutuhan, terutama pengendalian banjir dan sedimentasi, pembangkit listrik, irigasi, air baku untuk perkotaan dan industri dalam satu kesatuan pengelolaan / manajemen.