PEMERINTAHAN DEMOKRASI LIBERAL

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
SISTEM PEMERTINTAHAN INDONESIA PADA MASA ORDE LAMA
Advertisements

Pelaksanaan Demokrasi di Indonesia
D E M O K R A S I.
UUD 1945 Hasil Dekrit Presiden (5 Juli )
INDONESIA PADA MASA DEMOKRASI LIBERAL (1949 – 1959)
Dinamika Sistem Politik Indonesia
Menganalisis perkembangan politik dan ekonomi serta
REFORMASI DI INDONESIA
Oleh: Yogi Ananta Suria (03) Nur Azizah (13)
ASSALAMUALAIKUM WR.WB.
MEMBUAT MEDIA PENGAJARAN
Dinamika Pelaksanaan Pancasila Sebagai Dasar Negara
PERKEMBANGAN POLITIK&EKONOMI BANGSA INDONESIA PADA TAHUN
Demokrasi liberal 1950 – Prestasi Politik . Kemelut politik
Berbagai Konstitusi yang pernah berlaku di indonesia
MAJELIS KONSTITUANTE 20 September 1955 diselenggarakan Pemilihan Umum untuk anggota DPR. 15 Desember 1955 untuk pemilihan anggota-anggota Konstituante.
HUKUM TATA NEGARA # Hierarki Peraturan Perundang-Undangan # Asas HTN
Doris Febriyanti, S.IP, M.Si
Pelaksanaan Demokrasi di Inonesia
Dr. Wuri Wuryandani, M.Pd. Jurusan PPSD Fakultas Ilmu Pendidikan
SELAMAT DATANG PADA TUTORIAL TATAP MUKA MATAKULIAH IPEM4323
Oleh : WATA KEPALA SMP NEGERI 1 TAMBAK
DEMOKRASI ANTARA TEORI DAN PELAKSANAANNYA
Suhardi Simson Dina Daniati Yulia Paulinus Toni Fera Liem
Materi Ke-10: SEJARAH DEWAN PERWAKILAN RAKYAT (DPR) / II
PEMILIHAN UMUM.
DINAMIKA PENGELOLAAN KEKUASAAN NEGARA
PEMILIHAN UMUM KELASA VI SEMESTER 1 PROFIL PETUNJUK KURIKULUM MATERI
Materi Ke-11: SEJARAH DEWAN PERWAKILAN RAKYAT (DPR) / III
Materi Ke-10: SEJARAH DEWAN PERWAKILAN RAKYAT (DPR) / II
Indonesia Masa Demokrasi Liberal
Oleh NABILLAH MAHDIANA ( )
PERKEMBANGAN PEMERINTAHAN INDONESIA
DEMOKRASI INDONESIA.
Konstitusi NKRI Pada Masa ORDE LAMA
MASA DEMOKRASI TERPIMPIN 5 Juli
PERISTIWA POLITIK DAN EKONOMI PASCA PENGAKUAN KEDAULATAN
REFORMASI BIROKRASI SEBAGAI WUJUD PELAKSANAAN GOOD GOVERMENT
POLITIK PEMERINTAHAN MASA DEMOKRASI TERPIMPIN
DINAMIKA PELAKSANAAN UUD’45 SEJAK AWAL KEMERDEKAAN HINGGA ERA SEKARANG
MATERI KN KELAS XII SEMESTER 1
MASA DEMOKRASI TERPIMPIN
KELOMPOK 4 Anggi fitriyani annisa syahnun maria serevina nidia christine stelia mardiana simanjuntak XII MIPA 6.
Dinamika aktualisasi Pancasila sebagai dasar Negara dan pelaksanaan UUD 1945 Dinamika pelaksanaan UUD 1945.
MULTIPARTAI DAN PENGARUHNYA TERHADAP KETAHANAN NASIONAL
KABINET MASA DEMOKRASI LIBERAL
Demokrasi Parlementer
MASA DEMOKRASI LIBERAL 1950 – 1959 SK 1 KD 4 SM1
Disusun Oleh Kelompok 3:
MASA DEMOKRASI TERPIMPIN 5 Juli
KABINET NATSIR.
Mhd. Yusrizal Adi Syaputra, SH.MH
Nawaksara atau Kudeta Konstitusi?
PERGANTIAN KABINET DI MASA DEMOKRASI LIBERAL
Nama kelompok : 1. Chyndia Bella N. R 2. Dewi Tiyas Saputri 3
MASA KEMERDEKAAN ( ) MASA REVOLUSI FISIK, MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN;
Pemilu di Indonesia Tahun 2004
KELOMPOK 2 SUB BAB Masa Demokrasi Liberal (08)
DEMOKRASI LIBERAL DAN TERPIMPIN
AMANDEMEN UNDANG – UNDANG DASAR REPUBLIK INDONESIA 1945
SEJARAH Perkembangan Politik Masa Demokrasi Liberal KELOMPKOK 3 :
Indonesia pada masa Demokrasi Liberal dan Terpimpin
Materi Ke-11: SEJARAH DEWAN PERWAKILAN RAKYAT (DPR) / III
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA. NAMA KELOMPOK 1.AYU 2.WRDYA 3.KURNIA 4.HENGKI 5.SYAFRIADIN 6.ZIMMY 7.JOSHUA 8.MONICA SARI.
A.Kehidupan Politik Indonesia di Masa Demokrasi Parlementer B.Kehidupan Ekonomi Indonesia di Masa Demokrasi Parlementer C.Kehidupan Politik Indonesia di.
PENGERTIAN Sistem berarti suatu keseluruhan yang terdiri atas beberapa bagian yang mempunyai hubungan fungsional. Pemerintahan dalam arti luas adalah.
EKONOMI POLITIK ORDE LAMA M. Husni Mubaraq, S.Sos.I, MAP Oleh : 18 Agustus 1945 – 11 Maret 1967.
1 Daftar Riwayat Hidup Pertemuan 1. 2 DINAMIKA UUD 1945 Pertemuan 1.
PERKEMBANGAN POLITIK&EKONOMI BANGSA INDONESIA PADA MASA DEMOKRASI TERPIMPIN PERKEMBANGAN POLITIKPERKEMBANGAN EKONOMI.
Dewan perancang Nasional Pada masa Demokrasi terpimpin Disusun oleh: Kelompok 1.Sita aristania 2.Karmila Putri 3.Euis Purnamasari 4.Widiya Linda A.
Transcript presentasi:

PEMERINTAHAN DEMOKRASI LIBERAL Oleh : Aditya Pratama (IXC/01) Asti Aryudhea U. (IXC/06) Cindika Hillary (IXC/12) Daffa Ari P. (IXC/13) Farida Hasna (IXC/15) Galang Alif S. (IXC/17)

SISTEM DEMOKRASI LIBERAL PETA KONSEP SISTEM DEMOKRASI LIBERAL Multi Partai Pemilihan Umum 1955 DPR Konstituante Pengertian Kabinet Dekrit Presiden 5 Juli 1959

KETIDAK STABILAN POLITIK Berlakunya masa demokrasi liberal (1950- 1959), di dalam negeri Indonesia masih menimbulkan beberapa gangguan keamanan, diantaranya gangguan keamanan dari dalam negeri, seperti : Pemberontakan DI / TII di berbagai kota Pemberontakan APRA Pemberontakan RMS Pemberontakan PPRI dan Permesta

Pada masa berlakunya UUDS 1950, Negara Kesatuan RI menganut sistem demokrasi liberal dengan sistem kabinet parlementar. Dalam kabinet parlementar, para mentri bertanggung jawab kepada parlemen. Oleh karena itu, jatuh bangunyakabinet sangat tergantung pada parlemen. Pada masa demokrasi liberal jumlah partai politik ukup banyak.

Sejak tahun 1950 sampai dengan 1959, ketidak stabilan politik juga di tunjukan dengan sering bergantinya kabinet, dalam kurun waktu sekitar 9 tahun telah berganti kabinet sebanyak 7 kali, di antaranya : Kabinet Masa Demokrasi Liberal : 1. Kabinet Natsir (September 1950 – Maret 1951) 2. Kabinet Sukiman (April 1951 – April 1952) 3. Kabinet Wilopo (April 1952 – Juni 1993) 4. Kabinet Ali Sastromidjojo I (Juli 1953 – Juli 1955) 5. Kabinet Burhanudin Harahap (Agustus 1955 – Maret 1956) dilaksanakan pemilu I 6. Kabinet Ali Sastromidjojo II (Maret 1956 – Maret 1957) 7. Kabinet Karya atau Juanda (April 1957 – Juli 1959)

2. SISTEM MULTI PARTAI Dampak Positif : 1. Menghidupkan suasana demokratis di Indonesia. 2. Mencegah kekuasaan presiden yang terlalu besar, karena wewenang pemerintah di pegang oleh partai yang berkuasa 3. Menempatkan kalangan sipil sebagai pelaksana kedaulatan rakyat dan pemerintahan.

Dampak Negatif : 1.Sejumlah partai cenderung menyuarakan kepentingan kelompok sendiri, bukan banyak rakyat. 2. Ada kecenderungsn persaingan tidak sehat, baik dalam parlemen maupun kabinet yang berupa saling menjatuhkan.

3. PEMILIHAN UMUM Hasil pemilu I memunculkan empat partai terkemuka yang meraih kursi terbanyak di DPR dan kontituante , yaitu : perimbangan perolehan kursi DPR Hasil Pemilu Tahun 1955 tahap I : Masyumi : 60 kursi PNI : 58 kursi PKI : 32 kursi NU : 47 kursi Partai lainya memperebutkan sisa 75 kursi

Perimbangan perolehan kursi kontituante Hasil pemilu tahun 1955 tahp II : PNI : 199 kursi Masyumi : 112 kursi NU : 91 kursi PKI : 80 kursi Partai lainnyamemperebutkan sisa 118 kursi.

Walaupun pemilu I dapat berlangsung dengan aman, lancar dan tertib tetapi keadaan politik dan keamanaan belum stabil,hal ini di sebabkan oleh : Sering terjadi pertentangan antar politik. Partai politik hanya mempertahankan keyakinan partainya. Anggota DPR hasil pemilu belum dapat memenuhi harapan rakyat. Badan kontituante gagal menyusun UUD.

4. KEGAGALAN KONSTITUANTE MENYUSUN UNDANG – UNDANNG DASAR Kemacetan politik dalam kontituante, bagi militer merupakan situasi yang membahayakan kelangsungan bangsa dan negara, maka KSAD Letjen AH Nasution (atas nama pemerintah / PERPU ) mengeluarkan larangan bagi semua kegiatan politik mulai tanggal 3 Junu 1959. larangan itu ditindak launjuti oleh Presiden Soekarno, dengan mengeluarkan Dekrit Presiden 5 Juli 1959.

5. DEKRIT PRESIDEN 5 Juli 1959 Pertimbangan Lahirnya Dekrit Presiden 5 Juli 1959 : Anjuran untuk kembali ke UUD 1945 tidak memperoleh keputusan dari Konstituante. Konstituante tidak mungkin lagi menyelesaikan tugasnya karena sebagian besar anggotanya telah menolak menghadiri sidang. Kemelu6 dalam konstituante membahayakan prsatuan, mengancam keselamatan negara, dan merintangi pembanggunan nasional.

Keputusan Dekrit Presiden 5 Juli 1959 : Kontituante di bubarkan. UUD 1945 kembali berlaku sebagai UUD Republik Indonesia. Segera membentuk MPRS dan DPAS.

Sisi Positif Dekrit Presiden : 1. Menyelamatkan dari perpecahan dan krisis politik berkepanjangan. 2.Memberikan pedoman yang jelas (UD 1945) bagi kelangsunggan negara. 3. Merintis pembentukan lembaga tertinggi negara (MPRS) dan lembaga tinggi (DPAS) yang selama masa Demokrasi Liberal tertunda – tunda pembentukanya.

Sisi Negatif Dekrit Presiden 5 Juli 1959 : Memberikan kekuasaan yang besar kepada Presiden baik terhadap MPR maupun lembaga tinggi negara. Memberi peluang bagi kalangan militer untuk terjun dalam bidang politik.

TERIMA KASIH ATAS PERHATIANNYA