reformasi birokrasi negara singapura MUFIDA ADE TRISNA ST. ZUMROTUL AINIA SINGGIH DEFVIYANTO AMANDA HELLENA P EKA GITA DUHITA TRI WIDIYANTI P ST. AMINATUL INDAG F PUTRI MAYA RISXI
LATAR BELAKANG Birokrasi bisa menjadi alat untuk menjaga konsistensi, keteraturan, keseragaman, kekompakan-betapapun- menjengkelkannya, orang sering merasakannya. Singapura merupakan Republik Parlementer dan telah menetapkan Perwakilan demokrasi sebagai sistem politik negara. Sebuah sistem multi partai dan badan pembuat undang-undang yang dipilih memperlancar fungsi sistem politik di Singapura. Budaya politik di Singapura telah mengalami berbagai pengaruh dari luar terutama pengaruh ketika dijajah oleh colonial Inggris, sehingga perkembangan sistem politik di Singapura lebih signifikan dan telah mengalami kemajuan daripada Negara lain. Meski dominan dalam kegiatannya, pemerintahannya bersih dan bebas korupsi. Singapura secara konsisten telah dinilai sebagai negara yang paling bersih dari korupsi di Asia dan masuk ke daftar sepuluh negara terbersih dari korupsi di dunia oleh Transparency International.
BENTUK REFORMASI NEGARA SINGAPURA Di Singapura, birokrasi tampil begitu inovatif. Birokrasi hadir dengan semangat melayani, inisiatif tinggi, efisiensi atas sumber daya, peningkatan gaji atau bonus berbasis kinerja, berorientasi pada kepuasan pelanggan (masyarakat), dan pembaharuan terus-menerus terhadap cara dan hasil kerja, khas entrepreneur. Sangat berbeda wajah implementasi birokrasinya dengan yang ada di Indonesia. Pemerintah Singapura juga memberlakukan sistem penggajian model perusahaan. Pemerintah Singapura memiliki patokan untuk menentukan gaji eksekutif, legislatif, dan yudikatif. Pertumbuhan ekonomi menjadi tolak ukur bagi pemerintah dalam menentukan gaji. Ketika kondisi ekonomi sedang memburuk, pemerintah memotong gaji pegawai negeri sesuai kemampuan keuangan negara pada saat itu, termasuk gaji perdana menterinya. Ketika kondisi ekonomi membaik dan pertumbuhan ekonomi meningkat, Singapura memberikan bonus gaji tambahan.
BENTUK REFORMASI NEGARA SINGAPURA (1) Sejatinya reformasi birokrasi di Singapura telah berlangsung lama, sejak tahun 1980-an. Dan mereka mempunyai konsep desain yang jelas, berkelanjutan dan konsisten. Berikut gambaran reformasi birokrasi di Singapura : Awal tahun 1980an Penganggaran berbasis kinerja diperkenalkan Pertengahan tahun 1980an Management Accounting dan Penetapan biaya berbasis aktivitas (activity-based costing) dalam kegiatan pemerintah diterapkan Akhir tahun 1980an KPI (Key Performance Indikator) sudah dipakai dan dijabarkan dengan jelas sebagi pedoman kualitatif maupun kuantitatif. Awal pertengahan tahun 1990an Gaji PNS diukur/berpedoman pada gaji tertinggi sektor swasta Tahun 1990an Sistem korporasi mulai dijalankan dalam pemerintahan Pertengahan tahun 1990an PS 21 (Public service for the 21th Century) digulirkan
KENDALA REFORMASI NEGARA SINGAPURA Interaksi Sistem Pemerintahan Dinamis Daya kreatif budaya, kemampuan dan perubahan dapat dimaksimalkan ketika ketiganya bekerja secara interaktif dan sinergis sebagai bagian dari sistem dinamis. Kemampuan berpikir ke depan, berpikir lagi dan berpikir lintas batas juga seharusnya tidak sekadar keterampilan yang berdiri sendiri dan tidak boleh beroperasi sebagai proses independen. Kebudayaan sebagai pondasi Reformasi Birokrasi Menunjukkan keyakinan dan nilai-nilai kelompok tertentu yang dibagi atau dimiliki bersama, sehingga dapat dianggap sebagai akumulasi pelajaran bersama dari masyarakat tertentu berdasarkan sejarah pengalaman bersama. Nilai-nilai dan prinsip-prinsip ini mempengaruhi pilihan kebijakan, bagaimana mereka dirancang, diimplementasikan dan dievaluasi.
STRATEGI REFORMASI NEGARA SINGAPURA Berpikir ke depan, adalah kemampuan untuk mengidentifikasi perkembangan lingkungan di masa depan, memahami implikasi pentingnya tujuan sosial ekonomi, dan mengidentifikasi strategi investasi dan pilihan diperlukan untuk memungkinkan masyarakat memanfaatkan peluang-peluang baru Berpikir Lagi, adalah kemampuan untuk menghadapi realitas saat ini berkenaan dengan kinerja strategi, kebijakan dan program yang sudah ada, dan kemudian mendesain ulang untuk mencapai kualitas dan hasil yang lebih baik. Berpikir Lintas Batas, adalah kemampuan untuk melintasi batas-batas tradisional dan untuk belajar dari pengalaman orang lain sehingga ide baik dapat diadopsi dan disesuaikan untuk memungkinkan bereksperimen dengan kebijakan atau program baru dan inovatif.
TERIMA KASIH