Nama Kelompok : Ary Rahamanda Hidayat Imroatu Sholikhati Setyo Reza Yuanita Kusuma Shofiatus S.F Thyra Dwi Findy Sarah Aulia Shabrina Dwi Fauzan Adhimas Tanti Nurmala Ade Setya Dilitama Rachmad.C.Mustofa
Teori psikologi kepribadian bersifat deskriptif dalam wujud penggambaran organisasi tingkah laku secara sistematis dan mudah dipahami. Kepribadian adalah keseluruhan sikap, perasaan, ekspresi, tempramen, ciri-ciri khas dan perilaku seseorang. Kita harus mempelajari kepribadian, karena kepribadian adalah bagian dari jiwa yang membangun keberadaan manusia menjadi satu kesatuan. Memahami kepribadian, berarti memahami diri, aku, self, diri sendiri, sebagai manusia.
Carl Gustav Jung. Carl Gustav Jung awalnya kolega Freud, terbukti Karya Jung termasuk penemuannya tentang tes asosiasi-kata, Namun, dia keluar dari psikoanalisis ortodoks untuk mendirikan teori kepribadian yang berbeda.Yaitu: Psikologi Analitik Jungalam bawah sadar kolektifmotivasi bukan hanya pengalaman yang direpresi namun, juga oleh pengalaman-pengalaman bernada emosi yang diwarisi nenek moyang kita (dari masa lalu). Psikologi Analitik dibangun atas dasar asumsi bahwa fenomena gaib dapat dan sungguh mempengaruhi hidup setiap orang. Yang disebut Jung dengan “alam bawah sadar kolektif ” adalah motivasi bukan hanya pengalaman yang direpresi namun, juga oleh pengalaman-pengalaman bernada emosi yang diwarisi nenek moyang kita (dari masa lalu).
Jung psike Jung berminat menyelidiki hakikat alam bawah sadar, dan mengembangkan sebuah teori kepribadian yang memetakan beragam sistem pemfungsian kepribadian. Jung berasumsi bahwa jiwa, atau psike, memiliki tingkatan sadar dan bawah sadar. Jungian, Dalam Teori Jungian, alam bawah sadar dan alam bawah sadar personal tidak begitu diprioritaskan di karenakan konsep “alam bawah sadar kolektif”.
Ego Ego self Jung,1951/1959a Jung, 1933, h.98; Whitmount dan Kaufmann, 1973, h.93 Ego bisa disamakan secara kasar dengan kesadaran, Jung melihat ego sebagai pusat kesadaran tetapi bukan inti kepribadian. Dalam pribadi sehat sisi psikologis, ego menempati posisi sekunder di bawah self yang berada di alam bawah sadar (Jung,1951/1959a). Mencakup kesadaran kita tentang dunia eksternal sebesar kesadaran kita tentang diri kita sendiri (Jung, 1933, h.98; Whitmount dan Kaufmann, 1973, h.93). Persona Persona Jung, 1961, h.385 Persona ialah topeng ego, citra/sisi kepribadian yang ingin ditunjukkan manusia yang kepada dunia luar. Namun kebanyakan pribadi mengembangkan persona dengan menghilangkan bagian kepribadian yang lebih dalam. Dalam hal-hal tertentu, mereka atau orang lain bisa merasakan adanya substansi kecil di bawah lapisan yang terlihat (Jung, 1961, h.385).
Shadow Jung, 1951/1959a Shadow terdiri atas jejak-jejak dan perasaan-perasaan yang tidak bisa diakui sebagai bagian diri kita. Shadow adalah lawan ego/ citra-diri kita. Shadow juga terdiri atas kecenderungan-kecenderungan yang secara moral ditolak, sama seperti sejumlah kualitas konstruktif dan kreatif lain yang takut kita hadapi (Jung, 1951/1959a). Anima dan Animus Jung, 1961, h Jung, 1961, h.380 Sisi feminim dan maskulin kepribadian kita. Menurut Jung, prinsip feminim mencakup kemampuan merawat, merasakan, berseni dan penyatuan dengan alam. Sedangkan prinsip maskulin mencakup pikiran logis, penegasan heroism, dan penaklukan alam (Jung, 1961, h ). Pada pria, sisi feminism muncul dalam mimpi dan fantasi sebagai “wanita” yang ada didalam, anima. Pada wanita, ‘pria yang ada di dalam’ disebut animus (Jung, 1961, h.380).
Ketaksadaran Pribadi 1961, h.389 Ketaksadaran pribadi, yang mengandung semua kecenderungan dan perasaan yang sudah direpresi semasa hidup kita (1961, h.389). Ketaksadaran Kolektif Dibuat dari daya-daya energi dan kecenderungan-kecenderungan pengorgsanisasian bawaan yang disebut arketip. Namun begitu, Jung juga percaya kalau terdapat di lapisan terdalam jiwa (psike), sebuah ketaksadaran kolektif yang diwarisi dan dimiliki semua manusia. Diri (Jung, 1961, h.386 Arkentip terpenting adalah Diri, kesadaran yang berjuang untuk memusat, mencapai keutuhan dan memperoleh makna (Jung, 1961, h.386). Diri adalah dorongan batin yang menyeimbangkan dan mendamaikan aspek- aspek kepribadian yang bertentangan.
Introversi dan Ekstraversi Ekstraversi membuat kita yakin untuk terlibat di dalam tindakan-tindakan langsung, sementara introversi membuat kita meragukan dan merefleksikan apa yang sudah terjadi pada kita. Ekstraversi bergerak keluar, menuju dunia; Introversi lebih aman dengan dunia batinnya, dan memperoleh lebih banyak kesenangan di dalam aktivitas-aktivitas seperti membaca dan berseni.
Kausalitas dan Teleologi Kausalitas Teologi Kausalitas meyakini bahwa peristiwa-peristiwa masa masa kini memiliki asal usul di dalam pengalaman-pengalaman masa lalu yang merupakan asal adanya motivasi. Teologi meyakini bahwa peristiwa-peristiwa masa kini dimotivasikan oleh tujuan-tujuan dan aspirasi-aspirasi ke depan yang mengarahkan tujuan seseorang. Progresi dan Regresi Progresi Regresi realisasi diri Progresi adalah proses adaptasi manusia terhadap dunia batin dan dunia luar yang melibatkan arus maju energi psikis untuk mencapai realisasi diri. Sedangkan, Regresi adalah proses adaptasi dengan dunia batin yang mengandalkan arus mundur energi psikis. Kedua istilah itu adalah proses pertumbuhan diri atau “realisasi diri”
Mekanistik, Purposif, dan Sinkronisitas Mekanistik Manusia tidak bebas menentukan tujuan atau membuat rencana karena masa lalu tidak dapat diubah (terpenjara di masa lalu). Purposive membuat orang mempunyai perasaan penuh harapan, ada sesuatu yang membuat orang berjuang dan bekerja. Sinkronisitas sulit membedakan mana yang masa lalu dan mana yang masa depan. Individuasi dan Transedensi
Tahap-tahap Perkembangan Hereditas berkenaan dengan insting biologis yang berfungsi memelihara kehidupan dan reproduksi, mewariskan pengalaman leluhur dalam bentuk arsetip. Menurut Jung terdapat 4 tahap perkembangan secara rinci : Tahap anarkis (0 – 6 tahun) Tahap ini ditandai dengan kesadaran yang kacau dan sporadic/kadang ada kadang tidak. Tahap monarkis (6 – 8 tahun) Tahap ini ditandai dengan perkembangan ego, dan mulainya pikiran verbal dan logika. Tahap dualistik (8 – 12 tahun) Tahap ini ditandai dengan pembagian ego menjadi 2, obyektif dan subyektif. Usia pemuda ( Youth and Young adult hood) Tahap muda berlangsung mulai dari puberitas sampai usia pertengahan. Pemuda berjuang untuk mandiri secara fisik dan psikis dari orang tuanya. Usia pertengahan (middle hood) Tahap ini dimulai antara usia 35 atau 40 tahun. Periode ini ditandai dengan aktualisasi potensi yang sangat bervariasi Usia tua ( old age ) Usia tua ditandai dengan tenggelamnya alam sadar ke alam tak dasar, karena berorientasi pada masa lalu dan menjalani hidup tanpa tujuan.
Kesimpulan Perkembangan kepribadian menurut pandangan Jung lebih lengkap dibandingkan dengan Freud, meskipun Jung adalah salah seorang pendiri teori Psikologi Dalam dan juga pernah menjadi murid dari Sigmund Freud. Manusia juga selalu berusaha mencapai taraf differensiasi yang lebih tinggi.