DESAIN TATA LETAK (LAY OUT) By: Evaliati Amaniyah, SE, MSM
Tata letak (lay out) merupakan salah satu keputusan yang menentukan efisiensi operasi perusahaan dalam jangka panjang. Tata letak yang efektif dapat membantu perusahaan mencapai hal-hal sebagai berikut: Pemanfaatan yang lebih besar atas ruangan, peralatan dan manusia Arus informasi, bahan baku dan manusia yang lebih baik Lebih memudahkan konsumen Peningkatan moral karyawan dan kondisi kerja yang lebih aman
Jenis-jenis tata letak Tata letak posisi tetap Tata letak berorientasi pada proses Tata letak retail tata letak kantor Tata letak gudang Tata letak yang berorientasi pada produk
Lay out proses n n Minimisasi Biaya = ∑ ∑ Xij Cij i=1 j=1 dimana: n = jumlah departemen i,j = masing-masing departemen Xij = jumlah muatan yang bergerak dari departemen i ke departemen j Cij = biaya dari departemen i ke departemen j Contoh: PT.ABC mempunyai 6 departemen, setiap departemen berukuran 20m x 20m, panjang gedung 60m, lebar gedung 40m. Arus muatan per departemen dalam minggu adalah sebagai berikut:
Departemen 1 2 3 4 5 6 1 0 50 100 0 0 20 2 0 0 30 50 10 0 3 0 0 0 20 0 100 4 0 0 0 0 50 0 Aturlah 6 departemen tersebut agar biayanya minimum, jika biaya antar departemen yang berdekatan Rp1.000/muatan dan antar departemen yang berjauhan Rp2.000/muatan
Jawab: Departemen 1 20 m Departemen 2 Departemen 3 Departemen 4
100 1 2 3 4 5 6 50 30 20 10 20 100 50 50 (1 & 2) (1 & 3) (1 & 6) (2 & 3) (2 & 4) (2 & 5) Biaya = 50.000 + 200.000 + 40.000 + 30.000 + 50.000 + 10.000 (3 & 4) (3 & 6) ((4 & 5) + 40.000 + 100.000 + 50.000 = 570.000
Memperbaiki tata letak dengan trial and error “arus muatan yang besar diletakkan berdekatan” 2 1 3 4 5 6 Biaya setelah perbaikan tata letak: (1 & 2) (1 &3) (1 &6) (2 & 3) (2 &4) (2&5) Biaya = 50.000 +100.000 + 20.000 + 60.000 + 50.000 +10.000 (3&4) (3 & 6) (4 & 5) + 40.000 + 100.000 + 50.000 = 480.000
Departemen 2 Departemen 1 Departemen 3 Departemen 4 Departemen 5 Departemen 6
Layout yang berorientasi pada produk Menciptakan arus yang lancer sepanjang lini perakitan dengan waktu kosong yang minimal di stasiun kerja setiap karyawan. Waktu Siklus = waktu produksi yang tersedia setiap hari Tingkat produksi per hari Jumlah minimal stasiun kerja = Waktu tugas total Waktu siklus Efisiensi = waktu tugas total (jumlah stasiun kerja) x (waktu siklus)
Contoh: PT. ABC membuat produk elektronik yang memerlukan waktu perakitan total 66 menit. Data mengenai waktu, tugas, persyratan untuk setiap mesin adalah sebagai berikut: Tugas waktu pengerjaan (menit) persyaratan A 10 - B 11 A C 5 B D 4 B E 12 A F 3 C,D G 7 F H 11 E I 33 G,H 66
Jika perusahaan menentukan 480 menit kerja produktif setiap harinya dan 40 unit selesai setiap harinya. Tentukan jumlah minimal stasiun kerja yang mungkin dan atur kegiatan ke dalam stasiun-stasiun kerja sehingga lininya menjadi seimbang.