www.groups.yahoo.com/group/wave_trader www.trend-traders.com Wave Analysis www.groups.yahoo.com/group/wave_trader www.trend-traders.com
Module outline Volume Analysis Retracement Analysis Wave Analysis
A. Volume Analysis
1. Pendahuluan Volume assessing the health and strength of the prevailing price trend (up, down or sideways) Volume merupakan komponen terpenting setelah harga. Biasanya digunakan untuk mengkonfirmasi pergerakan dari sebuah harga.
1. Pendahuluan Dalam konsep volume analysis, jumlah pembeli dan penjual adalah sama, pelaku market hanya dibedakan menjadi 2 jenis yaitu pembeli dan penjual saja.
2. Volume dan harga Volume terhadap trend (up trend & Down Trend) Volume terhadap critical point (Support / resistance) Identifikasi high volume (selling climaxes / speculative blow offs)
3. Volume terhadap trend Volume digunakan untuk mengukur kekuatan dan kesehatan sebuah trend (up trend, down trend maupun sideways) Sebuah trend dikatakan kuat & sehat ketika didukung oleh volume.
4. Ideal Healthy Price Uptrend Vol. Up Kenaikan harga bukan disebabkan karena banyaknya pembeli, tapi karena para pelaku pasar masih mau membeli di harga lebih tinggi. Price Down Vol. Down
4. Volume & trend
5. Ideal Healthy Price Downtrend Penurunan harga bukan disebabkan karena banyaknya penjual, tapi karena disebabkan meningkatnya minat jual dan asumsi bahwa harga yang berlaku sekarang terlalu mahal, sehingga para pelaku market cenderung menawar harga jual barang di harga yang lebih murah Price Down Vol. Up Price Up Vol. Down
5. Volume & trend
6. Note Dalam kaitan antara volume dengan trend yang dilakukan adalah membandingkan akumulasi volume, high volume yang terjadi, posisi terjadinya high volume dan arah trend yang terjadi
6.Note Dalam Fase down trend ketika tiba-tiba terjadi gerakan naik maka asumsinya ada 2 hal 1. Rebound 2. The New Bull trend Gerakan volume yang membedakan dua hal tersebut. Jika volume naik cenderung increase dan lebih besar dari gerakan turun maka kita bisa berasumsi sebagai the new bull trend
6.Note Dalam Fase up trend ketika tiba-tiba terjadi gerakan turun maka asumsinya ada 2 hal 1. Pullback (koreksi) 2. The New Bear trend Gerakan volume yang membedakan dua hal tersebut. Jika volume turun cenderung increase dan lebih besar dari gerakan naik maka kita bisa berasumsi sebagai the new bear trend
Pullback
The New Bear Trend
6.Note Selama harga bergerak dalam up trend diikuti oleh increasing volume di tiap peak yang terjadi maka kita bisa berasumsi akan terjadi new high di atas peak terakhir yang telah terbentuk. Begitu juga sebaliknya
Volume cenderung increase ketika terbentuk peak baru
A Terjadinya peak di titik A diikuti dengan high volume maka hal ini selanjutnya memicu new high di titik B.
7. Volume terhadap S/R Pola gerakan volume seiring pergerakan harga harus selalu diperhatikan, terutama ketika harga membuat new high atau mendekati level-level Ketika harga bergerak mendekati support/resistance diikuti dengan volume yang meningkat (increase) maka hal tersebut menunjukkan bahwa kemungkinan support/resistance tersebut akan dapat ditembus. Jika seandainya ketika harga bergerak mendekati support/resistance justru volumenya menurun maka kemungkinan support/resistance tersebut akan gagal ditembus.
Volume increase ketika mendekati resistanc e menunjukkan potensi penembusan resistance
Pullback setelah menembus resistance
Volume decline
8. Identifikasi High Volume High volume merupakan lonjakan volume yang sangat ekstrem, kondisi ini menunjukkan adanya pembelian dan penjualan secara besar-besaran. Belum ada definisi pasti tentang bentuk High volume, beberapa definisi yang biasa dipakai antara lain: 1. Volume melonjak dua kali lipat dari volume sebelumnya atau 2. Volume melonjak dua kali lipat dari volume rata-rata 20 hari (bisa dilakukan dengan melakukan plotting Moving average pada volume).
B. Retracement Analysis
1. Jenis-Jenis Retracement Traditional Retracement : Membagi harga daam fase trend tertentu menjadi 3 bagian 0 33% 1/3 50% ½ 66% 2/3 ari deret fibonacci (38.2%, 50%, 61.8%)
1. Jenis-Jenis Retracement Fibonacci Retracement(: menggunakan level-level golden ratio dari deret fibonacci 0% 23.6% 38.2% 50% 61.8% 100%
2.Fibonacci 1, 1, 2, 3, 5, 8, 13, 21, 34, 55, 89, 144, 233, 377, 610, 987, 1597, 2584, 4181, (etc.) 55 32
2. Golden Ratio
2. Percentage retracements Fibonacci ratios .146 = (-3√5 + 7)/2 .236 = .6183 (or .618*.382) .382 .5 (not really) .618 .786 = √.618 .854
3. Fungsi Retracement Retracement digunakan untuk mencari potensial support/resistance yang ada di market. Critical point yang perlu diperhatikan sebagai pedoman apakah terjadi reversal atau continuation adalah level 66% Kapan harus menggunakan Retracement? Untuk memperkirakan level support/resistance ketika terjadi pullback / rebound dalam suatu trend 55 35
4. Fibonacci Retracement Jika Market bullish angka 0 ditempatkan di high dan angka 100 ditempatkan di harga low
4. Fibonacci Retracement Jika Market Bearish angka 0 ditempatkan di Low dan angka 100 ditempatkan di harga High.
5. Fibonacci Expansion For plotting the Fibonacci Expansions you need 3 points, and the basic technique for an uptrend, is to plot it off a Low, and High and a Higher Low (or for down trends - a High, a Low and a Lower High). 55 39
6.Critical Point Area 66% merupakan Critical point, jika harga terlalu lama sideways di area ini maka kemungkinan besar awal mula dari trend bisa ditembus. Area ini merupakan area psikologis biasanya terdapat perlawanan yang hebat dari buyer dan seller
6. Critical Point O% 5O% 66% 10O%
6. Critical Point
C. Wave Analysis
1. Pendahuluan Pada tahun 1938, sebuah risalah yang berjudul The Wave Principle dipublikasikan. Itu adalah publikasi yang pertama yang akhirnya dikenal sebagai Elliott Wave Principle. Risalah tersebut dipublikasikan oleh Charles J. Collins, seorang editor stock market service dari Investment Counsel Incorporation di Detroit, berdasarkan tulisan-tulisan asli yang dikirimkan kepadanya oleh penemu The Wave Principle yaitu Ralph Nelson Elliott. R.N. Elliot ( 1871 – 1948 ) berprofesi sebagai seorang akuntan yang mengkhususkan pada restauran dan perusahan kereta api. Aktivitas terakhirnya berada di berbagai perusahaan kereta api di Mexico dan Amerika tengah. Ia pensiun tahun 1927 setelah menderita sakit di Guatemala dan menghabiskan beberapa tahun di rumahnya di California untuk memperoleh kembali kesehatannya. Dalam periode pemulihan kesehatannya yang memakan waktu cukup lama, ia mengembangkan teori penemuannya yang kemudian diterapkan pada pasar saham. Tahun 1953, A. Hamilton Bolton mempublikasikan Elliott Wave Supplement ke Bank Credit Analyst dimana ia melakukannya setiap tahun selama 14 tahun. Tahun 1967, A.J. Frost mengambil alih Elliott Wave Supplement dan ia menulis sampai yang terakhir dari Elliot Wave Principle untuk Bank Credit Analyst pada tahun 1970. Banyak orang menganggap, Elliott Wave Principle merupakan teori yang sulit untuk dipahami dan cukup rumit. Sebenarnya prinsip-prinsip dari teori ini cukup sederhana dan berjalan seiring dengan Dow Theory juga Traditional Charting Techniques. Kesulitannya justru sering hadir dari diri sang analyst sendiri. Elliott Wave Theory mampu memberikan gambaran mengenai pergerakan pasar secara keseluruhan, sehingga dapat memberikan gambaran mengenai peak dan bottom baik secara Long-term, Intermediate-term maupun Short-term. Juga mampu memberikan gambaran kearah mana kecenderungan harga akan bergerak. 44 44
TOKOH-TOKOH DI BALIK TEORI ELLIOTT WAVE: 1.Pendahuluan TOKOH-TOKOH DI BALIK TEORI ELLIOTT WAVE: RALPH NELSON ELLIOTT (1871-1948) HAMILTON BOLTON A.J. FROST
1. Pendahuluan Teori Wave ini berangkat dari pengamatan Elliot ketika melihat gelombang laut. Seorang penjaga pantai baru bisa berangkat istirahat, setelah melihat 3 gelombang besar menerpa pantai, maka selanjutnya yang muncul adalah gelombang kecil-kecil. Oleh Elliot 3 gelombang besar tersebut disebut dengan impulse wave (wave 1,3,5) selanjutnya gelombang kecil-kecil tersebut disebut dengan Corecction wave (Wave A,B,C)
2. Prinsip-prinsip Dasar Elliot Wave Principle Ada 3 aspek penting dari teori wave yaitu : Pattern, Ratio dan Time Pattern : berkenaan dengan pola-pola wave atau formasi harga, merupakan unsur terpenting dari teori wave. Ratio : berguna untuk menentukan titik-titik retracement dan price objective dengan mengukur hubungan antara wave-wave yang berbeda. Time : berkenaan dengan jangka waktu / lamanya proses terbentuk pola-pola wave. Bagi sebagian Wave Analyst yang biasa disebut sebagai Eliottician, masalah Time kurang dapat diandalkan. 47 47
2. Prinsip-prinsip Dasar Elliot Wave Principle Kelebihan teori elliott wave: Mampu memberikan gambaran tentang arah pergerakan pasar dari jangka pendek hingga jangka panjang. Untuk memetakan pergerakan harga, kapan akan sideways kapan akan trend.
2. Prinsip-prinsip Dasar Elliot Wave Principle Kritik terhadap teori elliott wave: Kompleksitas Masing – masing analis bisa memberikan hasil baca yang berbeda. Memiliki banyak asumsi skenario
POLA DASAR 5 WAVE (Bullish) 1 2 3 4 A B C Wave 1,2,3,4,5 disebut sebagai Impulse Wave Wave A,B, C disebut sebagai Correction wave
POLA DASAR 5 WAVE (Bearish) 1 2 3 4 5 A B C Wave 1,2,3,4,5 disebut sebagai Impulse Wave Wave A,B, C disebut sebagai Correction wave
Time Horizon Dalam membaca pergerakan wave, harus dimulai berturut- turut dari gerakan secara Long-term, Intermediate-term, Short-term dan Very short-term. Bisa terjadi, bila dilihat dari gerakan Long-term harga masih akan melanjut naik (uptrend), tapi dilihat dari gerakan very short-term, harga bergerak turun. Gerakan turun pada very short-term tersebut sesungguhnya adalah merupakan gerak koreksi dari sebuah gerakan Long-term yang sedang uptrend. 53 53
Aturan ini digunakan untuk membaca agar harga dapat terbaca 5 wave The Unbreakable Rules Aturan ini digunakan untuk membaca agar harga dapat terbaca 5 wave Dari sebuah gerakan berbentuk 5 wave , wave 2 tidak akan retrace melewati bottom dari wave 1. Bila melewati, gerakan naik tersebut tidak bisa dibaca sebagai 5 wave. Begitu juga dalam keadaan turun. 5 2 3 4 1 5 2 3 4 1 54 54 54
Aturan ini digunakan untuk membaca agar harga dapat terbaca 5 wave The Unbreakable Rules Aturan ini digunakan untuk membaca agar harga dapat terbaca 5 wave Pada sebuah gerakan 5 wave , wave 3 tidak bisa menjadi wave yang terpendek. Wave 3 tidak perlu menjadi yang terpanjang, tapi seringkali merupakan wave yang terpanjang. 5 2 3 4 1 5 2 3 4 1 5 2 3 4 1 55 55 55
Aturan ini digunakan untuk membaca agar harga dapat terbaca 5 wave The Unbreakable Rules Aturan ini digunakan untuk membaca agar harga dapat terbaca 5 wave Pada sebuah gerakan naik berbentuk 5 wave, wave 4 tidak boleh overlap dengan peak dari wave 1. Begitu juga dalam keadaan turun. Bila hal itu terjadi, gerakan tersebut tidak bisa disebut berjalan dengan 5 wave. 5 5 2 3 4 1 5 2 3 4 1 3 1 4 2 56 56 56
Rules of Alternation Berlaku untuk wave 2 dan wave 4. Pada sebuah Impulse Wave, wave 2 tidak akan berjalan sama seperti wave 4 baik dari bentuknya, kedalaman koreksinya maupun lamanya koreksi. Bila sama, gerakan tersebut tidak bisa dikatakan berjalan dengan 5 wave. Lama dari wave 4 minimal ½ kali atau 2 kali lipat dari wave 2. Jika wave 2 berjalan 6 bar. Maka wave 4 berjalan 3 bar atau 12 bar
58
Valid Impulse Wave 5 3 Wave 3 tidak menjadi yang terpendek diantara 1,3,5 1 4 Wavve 4 tidak overlap peak wave 1, lama wave 4 dua kali dari wave 2 2 Wave 2 tidak melewati awal wave 1
5 3 B 4 A C 1 2
3. Konsep Aksi dan Reaksi Didalam paser gerak harga dipengaruhi oleh aksi dan reaksi pelaku pasar. Harga ada dan bergerak karena ada sebabbnya, penyebab dari pergerakan harga ini “beraksi” sehingga muncul harga, sebaliknya lawannya akan “bereaksi” ketika melihat harga bergerak.
3. Konsep Aksi dan Reaksi Contoh: BOM Marriot 1 merupakan suatu “aksi” terorisme oleh pelaku pasar “reaksinya” berupa 3 gerakan. Bom Marriot 2 juga hampir mirip bentuk “reaksinya” di market adalah 3 Gerakan
3. Konsep Aksi dan Reaksi Contoh: Ketika bandar A menggerakkan saham ANTM maka gerakan tersebut akan memunculkan reaksi dari pelaku pasar, wujud aksinya bisa beraneka ragam, bisa menjual saham ANTM, membeli saham ANTM , hold saham ANTM atau stay away dari saham ANTM. Asumsi yang beraneka ragam ini yang akan memunculkan gerakan koreksi di saham ANTM
3. Konsep Aksi dan Reaksi Kesimpulan: Harga dapat bergerak dalam bentuk 5 wave sebagai bentuk Aksi di market atau Harga dapat bergerak dalam bentuk 3 wave sebagai bentuk reaksi di market Untuk dapat terbaca sebagai 5 wave Gunakan Unbreakable rules dan Rules of alternation. Jika Rule suda diterapkan tapi gerakan harga tidak bisa terbaca sebagai 5 wave maka gerakan harga tersebut dibaca sebagai 3 Wave
3 3 3 1 1 2 1 2 2 3 1 2
4.Extension Not Identified Edinamakan Extension Not Identified yang berjalan dengan 9 wave dimana pada impulse wave nya akan cenderung berjalan equal. Pada sebuah Gerakan 5 wave, bila terjadi extension, hanya 1 wave saja yang extend. 2 wave xtension yang berada diluar Fibonacci Ratio Target yang lain cenderung akan bergerak equal. 67 67 67
68
5. FIBONACCI Numbers Dasar Dari Wave Theory Angka atau bilangan Fibonacci, merupakan dasar dari perhitungan Wave Analysis. Fibonacci ratios merupakan faktor utama dari pergerakan harga. Elliott Wave Principle menyediakan bentuk dan kerangka kerja, sementara Fibonacci ratios menyediakan sarana untuk mengukur potensi bagi setiap gerakan harga. Kombinasi dari 2 hal tersebut akan menjadi sangat powerful. Leonardo Fibonacci kelahiran Pisa, Itali, menemukan kembali deretan angka-angka dari kebudayan Yunani kuno dan para ahli matematika mesir kuno. 69 69
5. FIBONACCI Numbers Dasar Dari Elliot Wave Theory Angka-angka tersebut adalah : 1, 2, 3, 5, 8, 13, 21, 34, 55, 89 begitu seterusnya. Perbandingan antara angka dengan angka sebelumnya kurang lebih = 1,618, Sebaliknya adalah = 0,618. Contoh : 21/13 = 1,618 8/13 = 0,618. Perbandingan antara angka dengan angka kedua berikutnya mendekati = 0.382, sebaliknya adalah = 2,618. Contoh : 13/34 = 0,382 , 34/13 = 2,615. Ratio atau perbandingan 1,618 atau 0,618 dikenal sebagai Golden Ratio atau Golden Mean dan penerapannya dilakukan dibidang seni, musik, arsitektur dan biologi. 70 70
5. FIBONACCI Numbers Dasar Dari Elliot Wave Theory Bangsa Yunani menggunakan Golden Mean dalam membangun Parthenon sementara bangsa Mesir menggunakan Golden Ratio dalam membangun Pyramid. Fibonacci Ratio Targets yang biasa digunakan dalam perhitungan wave analysis adalah : 0.236, 0.382 0.618, 1.382, 1.618, 2.618, 4.618 dan 6.618 Sebagai contoh : Bila wave 3 berjalan extend, maka panjangnya dapat mencapai 1,618 x panjang wave 1; 2,618 x wave 1; 4,618 x wave 1, maksimal 6.618 dari panjang wave 1 Panjang wave 5 = 0,618 x (panjang dari titik awal mulanya trend ke peak wave 3) + bottom wave 4. 71 71
2300 3 5 1700 4 1500 1 1000 ((1700-100)*0.618)+1500=2488 2 400 ((1000-100)*1.618)+400 =1856 100
6.Wave Personalities Karakter masing-masing wave Kira-kira 50 % dari wave 1 merupakan bagian dari proses pembuatan trend baru (the new bull/bear trend). Disini biasanya orang akan ragu, apakah ini merupakan the the new bull/bear trend yang merupakan hasil dari perubahan trend, atau hanya sebuah rebound/pullback dari gerakan sebelumnya. Pada umumnya wave 1 merupakan yang terpendek dari sebuah impulse wave (yang berjalan dengan 5 wave ). Terkadang wave 1 berjalan dengan begitu dinamis (dicirikan dengan meningkatnya volume transaksi), khususnya jika hal itu terjadi pada kondisi perubahan trend. 75 75
Siklus penurunan telah selesai 3 wave. Terjadi rebound disertai dengan increasing volume. Volume ketika rebound cenderung lebih tinggi dari volume penurunan. Asumsi awal adalah: Proses rebound akan berlanjut menjadi The New Bull Trend 2 1 Rebound or the new bull trend? Perhatikan volume! 3 Volume penurunan sebelumnya Volume waktu rebound
Asumsi Gerakan naik pada gambar disamping memunculkan berbagai asumsi. Asumsi Paling dasar adalah Rebound The New Bull Trend
Asumsi Merupakan rangkian zig-zag 3-3-3
Bergerak menjadi The New Bull Trend
Berkembang menjadi ekstension not identified kemudian baru muncul 3 wave naik
Berkembang menjadi Triangle dan selanjutnya menjadi Bearish continuation
Sideways di bottom
Membentuk pola 3-3-5
Membentuk zig-zag correctiion 5-3-5
6.Wave Personalities Karakter masing-masing wave Adalah gerakan koreksi (retrace) dari wave 1. Biasanya koreksi ini akan cukup dalam berkisar antara 50% - 66% dari wave 1. Sering juga terjadi retrace mencapai 100% dari panjang wave 1. Dalamnya gerakan wave 2 yang merupakan koreksi dari wave 1 disebabkan oleh masih optimisnya para seller (dalam sebuah down trend). Bagaimanapun bottom dari wave 2 akan tetap bertahan diatas bottom wave 1. Situasi ini akan menghasilkan pola-pola yang dikenal dalam Traditional Charting Patterns seperti: Double atau Triple Top/Bottom, dll. 86 86
Volume di Gerakan (1) (2) 2 1 3 (1) (2) Volume di (2) cenderung lebih kecil dari (1) maka gerakan rebound tersebut sudah 70% menjadi The New Bull Trend 1 (1) Pada kondisi seperti ini bisa dilakukan posisi buy dengan memperhatikan area retracement (2) Volume di (2) cenderung lebih besar dari (1) maka kita bisa berasumsi gerakan (2) bisa menembus awal dari bottom (1). Akan ada new low 3 Pada kondisi seperti ini sikap yang diambil adalah secepatnya keluar. Karena akan ada new low
2 1 3 Posisi buy bisa dilakukan dengan menggunakan Traditional Retracement = 1/3, ½, 2/3 Atau Fibonacci Retracement = 38.2%, 50%, 61.8% 2 Perhatikan kondisi volume ketika mendekati area retracement tersebut. Critical point adalah di level 66%. 1 Ada 2 tindakan yang bisa dilakukan begitu wave (2) berjalan dengan volume decline dan menyentuh retracemen 66% Bagi yang memiliki posisi short dapat secepatnya keluar dan siwtch to buy untuk menyambut wave (3) sekaligus untuk memaksimalkan keuntungan Posisi long bisa dilakukan ketika wave (2) mendekati 66% dengan decline volume untuk menyambut wave (3) (1) 33% 50% 66% (2) 3 Selama hold posisi dari (2) ke wave (3) selalu perhatikan kondisi volume. Kemudian perhatikan pola yang terbentuk di wave (2) Jika zig-zag = 3-3-3 atau 5-3-5 maka maksimal objective price wave (3) di level 161.8% dari wave (1) Jika flat correction = 3-3-5 maka minimal wave (3) akan bergerak ke 261.8% dari wave (1)
Key reversal biasanya muncul di akhir wave 2 sebagai tanda awal dari wave 3
6.Wave Personalities Karakter masing-masing wave Biasanya menjadi wave yang terpanjang dan yang paling dinamis. Bila extension terjadi pada wave ke-3, peaknya akan cukup sulit untuk diprediksikan. Terjadinya gap-gap sangat lazim pada wave ke-3 ini dan volume transaksi meningkat. Berita-berita Fundamental terlihat mendukung trend. Volume cenderung increase dan pergerakan harga cukup “stip” Bila harga retrace, seringkali hanya berkisar antar 10% - 23.6 % dan paling banyak 38,2 %. Wave ke-3 akan sangat menguntungkan bila posisi yang diambil benar, sebaliknya akan sangat ‘menghancurkan’ bila posisi yang diambil salah. Jangan sekali-kali menahan posisi salah pada wave ke-3, hal ini akan menghasilkan kehancuran dalam sekejap! 94 94
Asumsi Awal wave 3 baru muncul dan menembus peak 1
Muncul wave 3 yang terurai menjadi 5 wave
Membentuk pola Irregular correction dikeseluruhan wave 2
Membentuk pola Running Correction
Akan membentuk broadening pattern
Terbentuk diagonal triangle
6.Wave Personalities Karakter masing-masing wave Catatan Wave 3 : Jika terjadi equal movement dimana wave 1 dan wave 3 sama panjangnya maka wave 3 berpeluang untuk extend.. Setelah terjadi koreksi 3 wave 101 101
6.Wave Personalities Karakter masing-masing wave Biasanya membentuk pattern-pattern. Wave ke-4 ini sama dengan wave ke-2, merupakan corrective wave. Tapi berbeda dengan wave ke-2, karena biasanya wave ke-4 ini bisa lebih kompleks. Pola Symmetrical Triangle, Ascending, Rectangle, dll. biasa terjadi pada wave ke-4 ini. Salah satu rule utama dari Elliott wave adalah bottom wave 4 tidak boleh overlap dengan peak wave 1. 103 103
3 4 or A? 1 wave 4 lamanya ½ atau 2 kali dari wave 2. Wave 4 tidak boleh overlap wave 1 2
3 4 or A? 1 Overlap peak Wave 1 (bukan 4) 2
3 4 or A? (1) 1 (2) 2 (1) Fokus pada gerakan terakhir. Zooming ke time Frame lebih kecil untuk melihat wavenya (2) (1) (3)
6.Wave Personalities Karakter masing-masing wave Merupakan wave yang sangat tidak dinamis. Berjalan dengan volume yang menurun dan pada umumnya indikator oscillator akan membentuk divergence yang memberikan signal akan terjadinya market top/bottom. Peaknya cukup predictable. Pada kondisi ini para wave analyst bersiap diri untuk melakukan sell, sementara kalangan awam justru masuk posisi buy karena sebelumnya begitu berkesan melihat gerakkan wave ke 3 yang sangat dinamis. Volumenya cenderung decline dan gerakannya melandai. Biasanya peak wave 5 tidak jauh-jauh dari peak wave 3 jika terjadi peak wave 5 terlalu jauh dari peak wave 3 maka patut diwaspadai gerakan tersebut akan extend 107 107
6.Wave Personalities Karakter masing-masing wave Catatan penting: Jika banyak terjadi gerakan-gerakan overlap maka gerakan tersebut dibaca sebagai gerakan 3 wave 108 108
6.Wave Personalities Karakter masing-masing wave Catatan penting: Wave 5 pada gerakan naik bukan digunakan untuk menambah posisi tapi diigunakan untuk mepersiapkan diri terhadap posisi sell. Karena ada kemungkinan muncullnya bull market failure. Wave 5 ini memiliki ciri umum gerakannya melandai 109 109
6.Wave Personalities Karakter masing-masing wave Catatan penting: Bottom wave 2 pada gerakan naik menjadi critical point jika titik ini ditembus maka kecendurungan awal mula wave bisa disentuh lagi 110 110
6.Wave Personalities Karakter masing-masing wave Wave A : Wave A dari corrective wave biasanya salah ditafsirkan sebagai hanya sebuah normal pullback dari gerakkan uptrend. Sebuah signal pasti (one dead giveaway) muncul bila wave A berjalan dengan 5 wave, apalagi bila bottom wave 4 terlewati. Ini mengindikasikan bahwa gerakan koreksi akan berjalan dalam atau malah kemunginan bisa terjadi the new bear trend, apalagi bila ditunjang dengan meningkatnya volume dikala harga bergerak turun. 111 111
1 b a c Wave 2 atau “A” Gerakan di samping meninggalkan satu keraguan Setelah terjadi 1 wave naik yang disebut sebagai wave 1, dan terjadi koreksi 3 wave turun yang disebut sebagai wave a,b,c.. Pertanyaan yang timbul selanjutnya adalah Apakah gerakan rturun ini sudah selesai dan layak disebut sebagai wave 2., selanjutnya muncul wave 3 Atau gerakan tersebut hanya di sebut sebagai rangkaian wav A untuk derajat wave lebih tinggi b a c Wave 2 atau “A”
3 Gerakan ini bisa terjadi ketika kondisi volume sebagai berikut: 1 b Volume ketika terbentuk wave 2 (wave a,b,c) a 2 c Volume ketika awal naik
1 Gerakan ini bisa terjadi ketika kondisi volume sebagai berikut: B b c b Volume ketika terbentuk wave wave a,b,c a a b a c Volume ketika awal naik A c C
6.Wave Personalities Karakter masing-masing wave Wave B : Adalah sebuah lambungan (bounce) dari the new downtrend. Biasanya gerakan ini diikuti dengan menurunnya volume dan merupakan Kesempatan terakhir untuk melepas posisi buy lama yang dihold yang dimiliki sebelumnya. Sebaliknya merupakan timing entry yang cukup bagus untuk masuk pasar dengan posisi sell. Sama seperti wave 2 pada impulse wave, disini para buyer masih optimis bahwa harga masih akan bergerak naik. Hal ini akan mengakibatkan lambungan dari wave B akan cukup jauh berkisar antara 50% - 66%, malah bisa mendekati 100% dari gerakan wave A. 115 115
6.Wave Personalities Karakter masing-masing wave Wave C : Gerakan ini meninggalkan sedikit keraguan bahwa uptrend telah berakhir. Memang tergantung dari type koreksinya dan dilalui atau tidaknya bottom wave 4. Tapi hampir pasti, bottom dari wave C akan melewati bottom wave A. 116 116
7. Extension Extension bisa terjadi pada semua wave. Baik pada wave 1, 2, 3, 4, 5, A-ABC, B-ABC maupun wave C-ABC. Yang dimaksud dengan extension adalah perpanjangan sebuah wave. Perpanjangannya akan selalu mengikuti hitungan ratio dari Fibonacci. Besarnya gerakan extension berturut-turut dimulai dari : 1,618, 2,618, 4,618 dan 6,618 dari wave sebelumnya. 3,618 dan 5,618 bukan merupakan ratio dari Fibonacci. 117 117
PADA IMPULSIVE WAVE, EXTENSION HANYA AKAN TERJADI PADA SALAH 1 WAVE, SEMENTARA 2 IMPULSE WAVE LAINNYA AKAN CENDERUNG SAMA PANJANG
8. Impulse Wave Yang dimaksud dengan impulse wave adalah wave yang berjalan dengan 5 wave, baik pada gerakan naik maupun turun. Dalam gerakan 5 wave tersebut ada 2 gerakan koreksi yaitu wave 2 yang merupakan koreksi dari wave 1 dan wave 4 yang merupakan koreksi dari wave 3. Besar wave ke 5 berikut peak nya bisa dihitung dengan mengunakan The Fifth Measurement Method yang merupakan Fibonacci Related Targets, sehingga wave 5 merupakan wave yang predictable. Peak dari wave 5 bisa melebihi peak wave 3 bisa juga tidak. Bila tidak melebihi, maka akan terjadi seperti apa yang disebut pada Traditional Charting Techniques sebagai Double Top maupun Double Bottom. Situasi ini pada wave analysis disebut sebagai Bull Market Failure dan Bear Market Failure. 119 119
B 3 2 C A 1 C A 1 2 3 B
9. Corrective Wave Corrective wave adalah sebuah gerakan koreksi dari sebuah Impulse wave. Dalam sebuah pergerakkan harga, 30 % berupa Sideways dan 70% merupakan gerak Trend baik Uptrend maupun Downtrend. Gerak Sideways yang 30% tersebut sebetulnya adalah gerakan koreksi dari sebuah gerak Trend. Sideways adalah gerakan koreksi yang berjalan kesamping. Corrective wave selalu berjalan 3 dengan wave, baik pada waktu naik ( yang merupakan Rebound dari sebuah penurunan ) maupun pada waktu bergerak turun (merupakan Pullback dari gerakan naik). Bila pada waktu harga bergerak turun berjalan dengan 5 wave, berarti gerakan tersebut baru merupakan wave A dari ABC correction dimana seluruh gerakan koreksi belum selesai. Selanjutnya akan ada gerakan turun yang berjalan 5 wave lagi (5 wave yang kedua) yang merupakan wave C-ABC, sehingga seluruhnya merupakan ABC correction yang berjalan 3 wave. 122 122
9. Corrective Wave Secara garis besar, Corrective Wave terbagi 2 : Zigzag Correction dan Flat Correction. Zigzag Correction : bentuk wave nya 5 – 3 – 5 atau 3-3-3 Flat Correction : bentuk wave nya 3 – 3 – 5 Ada 4 macam bentuk dari Flat Correction yaitu : Normal Correction, Irregular Correction, Inverted Irregular Correction dan Running Correction. 124 124
Ciri Flat Correction Salah satu ciri flat correction yang harus diperhatikan adalah, salah satu diantara 3 wave (diantara 3-3-5) gerakannya harus terjal, jika ketiga rangkaian wave tersebut tidak terdapat gerakan yang terjal, maka patut diwaspadai flat correction akan gagal
Ketiga wave yang terbentu cenderung melandai
Kegagalan Flat Correction False correction dengan minimal target ke 261.8% dapat pula mengalami kegagalan. Karena setelah dia menyelesaikan gerakan 3-3-5 gerakan wave 1 dari wave 3 nya berjalan melandai (tidak terjal) dan awal perjalanan wave 3 nya diikuti volume yang decline
Volume decline gerakan melandai
9. Corrective Wave Corrective wave juga bisa melakukan extension, sebagai contoh Zigzag Correction bisa menjadi Double Zigzag dan extend kembali menjadi Triple Zigzag. Dan juga bisa berkembang menjadi complex dengan membentuk berbagai macam pattern, semua gerakan itu dinamakan Sideways. Bentuk Corrective wave berikut deviasi dan kombinasinya, berjumlah lebih dari 60 macam. Wave C dari ABC Correction, besarnya bisa equal, 0,618, 1,382, 1,618 dari wave A-ABC. Ini terjadi baik pada Zigzag Correction maupun Flat Correction. 133 133
10. The Pattern Pola-pola pergerakan harga yang sering terjadi pada Wave Analysis adalah : Symmetrical Triangle, Ascending Triangle, Descending Triangle, Broadening Triangle, Diagonal Triangle. Volume memegang peranan yang cukup penting dalam pembuatan sebuah Pattern. Symetrical Triangle, Ascending Triangle, Descending Triangle merupakan Continuation Pattern. Pattern tersebut baru valid bila disertai dengan declining volume. 135 135
b Pada Triangle sering kali ditemu kondisi volume keseluruhan yang decline tapi justru dia menjadi reversal signal. Agar tidak terjebak maka, setiap terbentuk Triangle fokuskan pada gerak volume pada masing-masing wave yang terbentuk di dalamnya d e c a Pada gambar diatas volume cenderung decline Tapi gerakan triangle menjadi reversal pattern. Setelah keluar Wave e maka harga tidak berbalik ke atas tapi justru menjadi reversal.
a b c d e Kuncinya adalah pada volume gerakan wave “a”. Pada gambar terlihat volume wave “a” atau gerakan turun cenderung increase. Sedang ketika terbentuk wave “b” volume decline Volume Wave “a” Volume Wave “b”
a b c d e “a” “b” “c” “d” “e” Volume gerakan tiap naik = Decline Volume gerakan tiap turun = Increase Arah Turun
10. The Pattern Broadening Triangle (Broadening Formation) merupakan Reversal Pattern, juga bisa Continuation Pattern, tergantung gerakan volumenya. Bila disertai dengan increasing volume, kecenderungannya adalah Reversal dan bila disertai dengan declining volume yang akan terjadi cenderung Continuation. 141 141
Broadening Pattern Jumlah wave didalam broadening pattern perlu di zoom untuk menghidari kesalahan pembacaan, karena dikhawatirkan membentuk pola irregular correction
10. The Pattern Diagonal Triangle biasanya terjadi pada wave ke 5, atau wave ke 5 –III, merupakan Reversal pattern. Pattern tersebut baru valid bila disertai dengan declining volume. Begitu pattern tersebut selesai terbentuk, harga akan segera kembali dengan cepat keawal mula terjadinya Diagonal Triangle. 144 144
10. The PatternDouble Top B A Terdapat pola “Double Top” Valid. Karena Selama proses pembentukan pola Double top volume Cenderung decline dari Peak A ke Peak B Diharapkan Harga akan berlanjut turun
10. The PatternDouble Top B A Pola Double Top yang sebelumnya valid, ternyata gagal dan harga justru membuat New High.
1 2 B C A Kegagalan Double Top tersebut dipengaruhi beberapa hal: 1.Gerakan dari peak A ke B selanjutnya turun ke neckline merupakan bagian dari corrective wave di wave 2. Sehingga selanjutnya setelah menyelesaikan gerakan ABC maka muncul wave 3. A B C A B C 1 2 B Rangkaian Zig-zag 3-3-3 atau 5-3-5 A B C C A Flat Correction 3-3-5
Double Top yang valid biasanya terjadi di peak wave 5 (harga berjalan dalam 5 wave), seringkali disebut dengan bull market failure. 3 Gerakan disamping terbaca sebagai gerakan 5 wave: Wave 2 tidak overlap awal wave 1 Wave 3 tidak menjadi yang terpendek Bottom wave 4 tidak overlap peak wave 1 Lama wave 4 dua kali dari wave 2 Wave 5 gerakan melandai 5 4 1 2 Ketika double top terjadi pada kondisi diatas maka, akan terjadi koreksi 3 wave.
11. Channeling Aspek penting lainnya dalam Wave Theory adalah menggunakan Price Channels. Elliott menggunakan Price Channels sebagai sebuah metode untuk memperkirakan disekitar mana Price Objective akan tiba. Begitu gerakan 1 siklus wave terjadi, Price Channel awal sudah bisa dibuat dengan menarik garis dari bottom of wave 1 dengan bottom of wave 2. Garis ini disebut sebagai Basic Up Trendline. Dari peak wave I ditarik garis paralel dengan Basic Up Trendline, disebut sebagai Parallel Channel Line. 151 151
11. Channeling Pada garis Parallel Channel Line lah diperkirakan peak wave III akan berada. Bila wave III berjalan melewati Parallel Channel Line, kembali dibuat Basic Up Trendine yang dimulai dari bottom of wave II dengan bottom of wave 2-III. Dari peak wave 1-III ditarik garis Parallel Channel Line. Pada garis Parallell Channel Line inilah nantinya diperkirakan tempat bersandarnya peak wave III. Bila wave III melewati Parallel Channel Line tersebut, maksimum peak wave III akan berada pada Parallel Channel Line yang ditarik dari peak wave I. 152 152
11. Channeling Bila peak wave III telah terjadi, bottom wave IV diperkirakan akan berada pada Basic Up Trendline yang ditarik dari bottom of wave II ke bottom of wave II- III. Peak wave V diperkirakan akan berada pada Parallel Channel Line yang ditarik dari peak wave 1- III. 153 153
D. Three Wave Structure (Tretaa Wave)
1. Pendahuluan (Tretaa) Pada dasarnya harga bergerak dalam 3 wave sebagai bentuk reaksi dari market. Tapi kadang-kadang harga dapat bergerak 5 wave. Ketika harga bergerak 5 wave maka akan muncul 5 wave kedua sehingga menjadi rangkaian gerakan 5-3-5 Karena pergerakan harga merupakan suatu bentuk reaksi dari market maka fraktal dari pergerakan harga tersebut adalah 3
2. FraktalTetraa Wave 3 3 1 1 2 2 Harga bergerak dengan bentuk 3 wave sebagai suatu bentuk reaksi di market
2. FraktalTetraa Wave 5 5 3 3 4 4 1 1 2 2 Fraktal dalam Tretaa adalah 3 wave baik itu berjalan dalam 3 gerakan atau 5 gerakan.
3. Pola Dasar Tretaa Wave 3 Dalam Tretaa Wave, karena harga merupakan suatu bentuk reaksi dari pelaku pasar. Maka bentuk wavenya adalah 3 naik dan kemudian 3 turun. Setelah menyelesaikan 3 wave naik maka akan terjadi koreksi sebanyak 3 wave turun juga Aturan yang dipakai untuk membaca 3 wave adalah wave 2 tidak blh retrace 100% melebihi awal wave 1 3 (2) 1 (1) 2 1 (3) 2
3. Pola Dasar Tretaa Wave Lebih Pendek Equal Lebih Panjang Koreksi yang terjadi bisa lebih pendek dari wave naik sebelumnya, bisa sama panjang(equal) atau bisa saja lebih panjang dan menembus bottom wave sebelumnya
4. Hubungan Antar Wave III iii I 3 i II 1 ii 2 Satu rangkaian siklus wave merupakan bagian dari satu rangkaian siklus wave yang derajatnya lebih tinggi
5. Gerakan sideways dan Overlap Gerakan sideways yang banyak ditandai dengan overlap dalam tretaa dibaca sebagai gerakan 3 wave
5. Gerakan sideways dan Overlap Gerakan sideways di peak Menunjukkan bahwa harga memiliki peluang besar untuk membuat new high
5. Gerakan sideways dan Overlap Gerakan sideways di atas 50% dari kenaikan sebelumnya Menunjukkan bahwa harga memiliki peluang besar untuk membuat new high
5. Gerakan sideways dan Overlap Gerakan sideways di bawah area 50% dari kenaikan sebelumnya Menunjukkan bahwa harga memiliki peluang besar untuk menembus awal dari wave. Terlebih jika sideways di area 66%
5. Gerakan sideways dan Overlap Gerakan sideways di bottom Menunjukkan bahwa harga memiliki peluang besar untuk membuat new low
6. Kesimpulan (Tretaa) Secara umum tretaa tidak menentang kaidah-kaidah dalam teori Elliot wave. Tretaa lebih memfokuskan pada pembacaan wave untuk aplikasi trading. Pada tretaa lebih diutamakan untuk membaca kemungkinan keluarnya wave 3. Wave 3 inii lebih mudah diprediksi dari bentuk volume dan gerakan di wave 1 dan 2
6. Kesimpulan (Tretaa) Tretaa merupakan analisa kompleks yang menggabungkan analisa wave, volume dan oscillator. Jika seandainya muncul wave ke 5 ,dalam tretaa wave ke 5 ini dgunakan untuk mengoptimalkan posisi sell. Dalam penggunaan wave analysis harus dikembangkan berbagai macam asumsi. Dari berbagai macam asumsi itu dikecurutkan kepada asumsi-asumsi dengan probabilitas tinggi
6. Kesimpulan (Tretaa) Tretaa merupakan analisa kompleks yang menggabungkan analisa wave, volume dan oscillator. Jika seandainya muncul wave ke 5 ,dalam tretaa wave ke 5 ini dgunakan untuk mengoptimalkan posisi sell. Dalam penggunaan wave analysis harus dikembangkan berbagai macam asumsi. Dari berbagai macam asumsi itu dikecurutkan kepada asumsi-asumsi dengan probabilitas tinggi