OBJECTIVES AND INSTRUMENTS OF MACROECONOMIS (THE GOALS OF MACROECONOMIS POLICIES)
INTRODUCTION The birth of macroeconomic (ME) Founded by john Maynard Keynes 1930an Central ME question : Why do output and employment sometimes fall, and how can unemployment be reduced; What are the sources of inflation, and how can it be keft under control; and How can a nation increase its rate of economic growth.
0BJECTIVES AND INSTRUMENT OF MACROECONOMIC Objectives of MEP Instrument/Tools 1 Outputs : rapid growth of output Fiscal policy 2 Employment Fical policy/Monetary Policy 3 Price level stability Monetary Policy 4 Exchanges rates stability
GROSS NATIONAL PRODUCT/GROSS DOMESTIC PRODUCT GNP/GDP
MEASURING ECONOMIC ACTIVITY (NATIONAL PRODUCT/INCOME) GDP GNP GROSS DOMESTIC PRODUCT ADALAH TOTALITAS NILAI PASAR DARI PRODUK BARANG BARANG DAN JASA JASA AKHIR YANG DIHASILKAN OLEH SUATU AKTIVITAS PRODUKSI DALAM AKTIVITAS EKONOMI PENDUDUK SUATU NEGARA DALAM SATU PERIODE TERTENTU BIASANYA SATU TAHUN GROSS NATIONAL PRODUCT ADALAH TOTALITAS NILAI PASAR DARI PRODUC BARANG BARANG DAN JASA JASA AKHIR YANG DIHASILKAN OLEH SUATU AKTIVITAS PRODUKSI DALAM AKTIVITAS EKONOMI PENDUDUK WARGA NEGARA SUATU NEGARA DALAM SATU PERIODE TERTENTU BIASANYA SATU TAHUN .
METODE PERHITUNGAN PENDAPATAN NASIONAL PRODUCTION APPROACH DIMANA PERHITUNGAN DIDASARKAN PADA JUMLAH NILAI AKHIR ( FINISH GOODS ) BARANG BARANG DAN JASA JASA YANG DIHASILKAN OLEH MASYARAKAT DALAM SUATU PEREKONOMIAN/NEGARA PADA SUATU PERIODE TERTENTU. FINISH GOODS ADALAH NILAI BARANG DAN JASA YANG SIAP DIKONSUMSI DAN TIDAK LAGI DIGUNAKAN DALAM PROSES PRODUKSI BERIKUTNYA.
PRODUCTION APPOACH INTERMEDIATE GOODS MERUPAKAN BARANG YANG MASIH DAPAT MEMILIKI NILAI TAMBAH. VALUE ADDED ADALAH SELISIH ANTARA NILAI SUATU BARANG DENGAN BIAYA YANG DIKELUARKAN UNTUK PROSES PRODUKSI TERMASUK RAW MATERIAL YANG DIGUNAKAN PENDAPATAN NASIONAL DILAKUKAN DENGAN MENGHITUNG NILAI FINISH GOODS ATAU MENJUMLAHKAN SEMUA VALUE ADDED
PERHITUNGAN VALUE ADDED DARI SEPOTONG PAKAIAN PRODUCTION APPOACH PERHITUNGAN VALUE ADDED DARI SEPOTONG PAKAIAN TAHAP PRODUKSI OUTPUT FINISH GOODS VALUE ADDED PETANI KAPAS KAPAS 500 PEMINTALAN BENANG 1.000 INDUSTRI TEXIL KAIN 2.500 1.500 INDUSTRI GARMEN PAKAIAN JADI 5.000
PRODUCTION APPROACH DALAM APLIKASINYA PERHITUNGAN DENGAN PRODUCTION APPROACH JUGA DAPAT DILAKUKAN DENGAN MENJUMLAHKAN OUTPUT DARI SELURUH SEKTOR LAPANGAN USAHA YANG TERDAPAT DALAM SUATU PEREKONOMIAN. DI INDONESIA SEKTOR EKONOMI ( LAPANGAN USAHA ) TERDIRI DARI 9 SEKTOR YANG MELIPUTI: PERTANIAN, PETERNAKAN,KEHUTANAN,PERIKANAN. PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN INDUSTRI PENGOLAHAN LISTRIK DAN GAS DAN AIR BERSIH. KONSTRUKSI. PERDAGANGAN, HOTEL DAN RESTORAN PENGANGKUTAN DAN KOMUNKASI. KEUANGAN, REAL ESTATE DAN JASA PERUSAHAAN.. JASA - JASA SELENGKAPNYA LIHAT TABEL
METODE PERHITUNGAN PENDAPATAN NASIONAL 2. INCOME APPROACH, DIMANA DALAM PENDEKATAN YANG DIHITUNG SEBAGAI KOMPONEN PENDAPATAN ADALAH SELURUH BALAS JASA YANG DITERIMA OLEH PARA PEMILIK FAKTOR FAKTOR PRODUKSI YANG MELIPUTI: Land ( Rent ) Capital ( Interest ) Labor ( Wages ) Skill /entrepreneur ( Profit ) Y = ( r, i, w, ɳ )
3. EXPENDITURE APPROACH DIMANA DALAM PENDEKATAN INI YANG DIHITUNG SEBAGAI KOMPONEN PENGELUARAN ADALAH PENGELUARAN YANG DILAKUKAN OLEH SELURUH RUMAH TANGGA YANG TERLIBAT DALAM AKTIVITAS EKONOMI, YANG MELIPUTI; Rumah Tangga Konsumsi ( C ) Rumah Tangga Produksi ( I ) Rumah Tangga Negara ( G ) Rumah Tangga Luar Negeri ( X – M ) Y = C + I + G + ( X – M )
GDP VS GNP GROSS DOMESTIC PRODUCT ( GDP ) DIHITUNG BERDASARKAN KONSEP KEWILAYAHAN, ARTINYA KOMPONEN YANG DIHITUNG ADALAH OUTPUT YANG DIHASILKAN OLEH MASYARAKAT DALAM SUATU NEGARA. GROSS NATIONAL PRODUCT ( GNP ) DIHITUNG BERDASARKAN KONSEP KEWARGAANEGARAAN, ARTINYA PENDAPATAN NASIONAL YANG DIHITUNG ADALAH OUTPUT YANG DIHASILKAN OLEH MASYARAKAT WARGA NEGARA SUATU NEGARA GNP = GDP + NET FACTORS INCOME EARNED FROM ABROAD (NFIA)
GDP VS GNP NET FACTORS INCOME EARNED FROM ABROAD ( NFIA ) MERUPAKAN SELISIH ( NILAI AKTIVITAS FAKTOR PRODUKSI DALAM NEGERI DILUAR NEGERI DIKURANGI NILAI AKTIVITAS FAKTOR PRODUKSI LUAR NEGERI DIDALAM NEGERI ). NFIA INDONESIA MASIH MEMILIKI NILAI NEGATIF, ARTINYA NILAI AKTIVITAS FACTOR PRODUKSI LUAR NEGERI DI INDONESIA JAUH LEBIH BESAR DIBANDINGKAN DENGAN NILAI AKTIVITAS FACTOR PRODUKSI INDONESIA DILUAR NEGERI NET NATIONAL INCOME ( NNP ) ADALAH NILAI GDP ATAU GNP YANG TELAH DIKURANGI DENGAN PAJAK TIDAK LANGSUNG DAN PENYUSUTAN. DISPOSABLE INCOME ( PENDAPATAN YANG SIAP UNTUK DIKONSUMSI ), YAITU PENDAPATAN YANG TELAH DIKURANGI OLEH PAJAK LANGSUNG, DITAMBAH DENGAN SUBSIDI.
GDP NOMINAL VS GDP RIIL NOMINAL GDP ADALAH NILAI OUTPUT YANG DINILAI BERDASARKAN HARGA HARGA YANG TERJADI PADA SAAT TAHUN PERHITUNGAN GDP TSB ( at current market price ) REAL GDP ADALAH NILAI OUTPUT YANG DINILAI BERDASARKAN PADA HARGA TAHUN DASAR ( at constant cost) CONTOH PERHITUNGAN GDP DARI PRODUK PIZZA YEAR UNIT OF OUTPUT PRICE PER UNIT $ GDPPRICE INDEX YEAR 1=100 NOMINAL GDP $ REAL GDP 1 5 10 100 50 2 7 20 200 140 70 3 8 25 250 80 4 30 300
= = = x 100 GDP PRICE INDEX NOMINAL GDP VS REAL GDP in a given year = Price of market basket in specific year Price of same market basket in base year x 100 Real GDP = Nominal GDP Price Index (in hundredths) Price Index (in hundredths) = Nominal GDP Real GDP Inflation or deflation = change in index X 100 initial value of the index
Dengan menghitung nilai GDP riil dan GDP nominal di atas kita dapat menghitung inflasi antara tahun 1983 sampai tahun 1990 yaitu dengan cara: GDP deflator t – GDP deflator t-1 GDP deflator t GDP deflator mencerminkan peningkatan harga. X 100 YEAE` OUTPUT PRICE GDP PRICE INDEX NOMINAL GDP REAL GDP INFLATION 1 5 10 100 50 - 2 7 20 140 70 3 8 25 250 200 4 30 300
National Income Accounting National Income ( NI ) = Wages + Business Interest Payments + Rental Income + Corporate Profits + Proprietors Income. Net National Product ( NNP ) = National Income + Indirect Business Taxes Gross National Product ( GNP ) = NNP + Capital Consumption Allowance Personal Income ( PI ) = National Income - (Corporate Profits+Social Insurance Contributions) + ( Government Transfer Payments + Business Transfer Payments + Interest Paid by Government and Consumers + Corporate Dividents ) Personal Disposable Income ( PDI ) = Personal Income –personal Taxes Personal Saving ( PS ) =Personal Disposable Income – ( Consumption Expenditures + Consumers Interest Payments)
Data national income and product Given the following data 1974, find a). National Income (NI). b) . Net National Product ( NNP ).c). Gross National Product(GNP) d) Personal Income (PI). e) Personal Fisposable Income.. f) Personal Saving. Data are in billions of current dollar Capital Consumption Allowance $119,5 Wages $ 855,7 Business Interest Payments $ 61,6 Indirect business Taxes $ 135,0 Rental Income $26,5 Corporate profits $105,4 Proprietors income $ 93,0 Corporate dividens $ 32,7 Social Insurance Contributions $ 101,0 Personal Taxes $ 170,7 Consumer interest payments $ 26,0 Interest paid by government and consumers $ 42,3 Government transfer payment $ 134,6 Business Transfer payment $ 5,2 Personal Consumption expenditures $ 877,0
KONSUMSI & INVESTASI
1. KONSUMSI Kegiatan menghabiskan daya guna (utility) barang dan jasa. Pengeluaran konsumsi personal (personal consumption expenditure) adalah pengeluaran rumah tangga untuk membeli barang baik barang-barang tahan lama (durable goods) maupun barang-barang tidak tahan lama (nondurable/ perishable goods), dan jasa. Pendapatan yang siap dibelanjakan (current disposable income) Menurut hipotesa ini, Konsumsi ditentukan oleh current disposable income.
2. TABUNGAN Bagian dari pendapatan yang tidak dikonsumsi Tabungan nasional adalah komposisi dari private saving (personal dan business) dan tabungan pemerintah (government/ public saving) Jika tabungan nasional tinggi, maka capital stock akan tumbuh dengan cepat, sehingga ouput potensial akan tumbuh dengan cepat pula.
3. KONSUMSI, TABUNGAN DAN PENDAPATAN Recall: Pendapatan perseorangan (Personal Income = PI) dikurangi : pajak-pajak pribadi (personal taxes) sama dengan : pendapatan yang siap dibelanjakan (disposable income = Yd) dikurangi : konsumsi personal (personal consumption = C) sama dengan : tabungan personal (personal saving = S)
Secara Matematis Secara matematis: Yd = C + S dimana Yd adalah disposable income, yaitu pendapatan yang siap dibelanjakan setelah dikurangi pajak (Y – T). Dalam perekonomian dimana tidak ada campur tangan pemerintah, maka Yd = Y, sehingga: Y = C + S S = Y – C
INCOME,CONSUMPTION AND SAVING ( Y ) CONSUMPTION ( C ) SAVING ( S = Y – C ) 8.000 8.500 8.300 200 9.000 8.600 400 9.500 8.900 600 10.000 9.200 800 10.500 1.000 11.000 9.800 1.200
Fungsi Konsumsi Suatu fungsi konsumsi menggambarkan hubungan antara konsumsi dan pendapatan Kemiringan fungsi/ kurva konsumsi disebut hasrat mengkonsumsi marginal (Marginal Propensity to Consume = MPC), mengukur besarnya tambahan pendapatan yang digunakan untuk menambah konsumsi. MPC = C/Y MPC selalu positip, tetapi nilainya kurang dari satu (0 < MPC < 1)
Lanjutan… Fungsi konsumsi linear mempunyai kemiringan sama (MPC konstan), sedangkan fungsi konsumsi nonlinear mempunyai kemiringan yang berubah (MPC tidak konstan/ berubah) Intersep fungsi konsumsi disebut konsumsi otonom (autonomous consumption), mengukur: besarnya pengeluaran konsumsi pada saat pendapatan nol. pengeluaran konsumsi yang tidak dipengaruhi oleh pendapatan
Lanjutan… APC = C/Y APC selalu positip Hasrat mengkonsumsi rata-rata (Average Propensity to Consume = APC) merupakan rasio antara pengeluaran konsumsi terhadap pendapatan atau disebut juga sebagai tingkat konsumsi APC = C/Y APC selalu positip
Fungsi Tabungan Kemiringan fungsi/ kurva tabungan disebut hasrat menabungan marginal (Marginal Propensity to Save = MPS), mengukur besarnya tambahan pendapatan yang digunakan untuk menambah tabungan. MPS = S/Y MPS selalu positip, tetapi nilainya kurang dari satu (0 < MPS < 1) Fungsi tabungan linear mempunyai kemiringan sama (MPS konstan), sedangkan fungsi tabungan nonlinear mempunyai kemiringan yang berubah (MPS tidak konstan/ berubah)
Lanjutan… Hasrat menabungan rata-rata (Average Propensity to Save = APS) merupakan rasio antara pengeluaran tabungan terhadap pendapatan atau disebut juga sebagai tingkat tabungan. APS = S/Y Jika C > Y S negatip (dissaving) APS negatip C < Y S Positip (saving) APS positip
Y 1 C 2 S 3 APC 4 2:1 APS 5 3:1 MPC 6 ▲2 : ▲1 MPS 7 ▲3 : ▲1 0 100 400 500 1.000 2.000 3.000 4.000 100 180 420 900 1.700 2.500 3.300 -100 -80 -20 300 700 - 1,800 1,050 1,000 0,900 0,850 0,833 0,800 0,050 0,000 0,100 0,150 0,177 0,175 0,80 0,20
Hubungan MPC dan MPS Y = C + S Y + Y = (C + C) + (S + S) Y = (C + S) – Y + (C + S) Y = C + S Y/Y = C/Y + S/Y 1 = MPC + MPS
Hubungan APC dan APS Y = C + S Y/Y = C/Y + S/Y 1 = APC + APS
Fungsi Konsumsi dan Tabungan Linear Fungsi Konsumsi: C = C0 + bY atau C = a + bY dimana: C0 (a) adalah autonomous cosumption, b adalah MPC Recall: Y = C + S S = Y – C Fungsi Tabungan S = Y – (C0 + bY) S = – C0 + (Y – bY) S = – C0 + (1 – b)Y dimana: (1-b) adalah MPS
Break Even Point (BEP) Kondisi break even terjadi jika pendapatan hanya cukup untuk menutup pengeluaran konsumsi (Y=C, atau S= 0) Pada gambar di atas, BEP terjadi pada saat pendapatan sebesar 200.000 Secara matematis: Y = C Y = C0 + bY Y – bY = C0 Y(1 – b) = C0 Y = C0/(1 – b) = C0/MPS
C = Co + bYd C,S S = - Co +( 1- b) Yd Ye Y Y = C + S Jika Y < Ye, maka C > Y, Berarti S < 0 (dissaving) C = Co + bYd C,S Jika Y > Ye, maka C < Y Berarti S > 0 ( saving ) Y Y = C== S = 0 Break even point S = - Co +( 1- b) Yd Co Ye Y -Co
Contoh Diketahui Fungsi Kosumsi: C = 50.000 + 0,75Y Pada tingkat pendapatan berapa BEP terjadi? Jawab: BEP Y = C Y = 50.000 + 0,75Y Y – 0,75 Y = 50.000 Y (1 – 0,75) = 50.000 Y = 50.000/0,25 = 200.000
C = Co + bYd C,S S = - Co +( 1- b) Yd Ye Y Y = C + S Jika Y < Ye, maka C > Y, Berarti S < 0 (dissaving) C = Co + bYd C,S Jika Y > Ye, maka C < Y Berarti S > 0 ( saving ) Y Y = C== S = 0 Break even point S = - Co +( 1- b) Yd Co Ye Y -Co
TUGAS, untuk KTM no. Ganjil Pada pendapatan rumah tangga sebesar Rp 1.000.000,00 pengeluaran konsumsi rumah tangga sebesar Rp 1.150.000,00. Pada saat pendapatannya meningkat menjadi Rp 2.000.000,00 pengeluaran konsumsinya juga meningkat menjadi Rp 1.950.000,00. BEP terjadi pada pendapatan sebesar berapa ? Pada pendapatan Rp875.000,00, berapa APS ? Pada tingkat pendapatan berapakah tabungan rumah tangga sebesar 4% dari pendapatan dicapai ?
TUGAS, untuk KTM no. Genap Di samping ini adalah ilustrasi tabel fungsi konsumsi. Ditanyakan a. Persamaan konsumsi? b. BEP terjadi pada Y? c. Besarnya tabungan pada saat pendapatan nasional = 5000? d. APS = 0 pada tingkat GNP Y C 1000 2850 1800 3150 2600 3450 3400 3750 4200 4050
4. INVESTASI Pembelian barang modal baru Penambahan stok barang modal atau aset produktif Produksi barang modal tahan lama
Peran Investasi Dalam Perekonomian Jangka Pendek: mempengaruhi output dan kesempatan kerja melalui dampaknya terhadap permintaan agregat. Jangka Panjang: berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi melalui dampaknya terhadap output potensial dan penawaran agregat.
Investasi Menurut Penggunaan Konstruksi Rehabilitasi Ekspansi
Determinan Investasi Mengapa pebisnis perlu investasi? Dengan investasi, penerimaan yang diperoleh lebih besar dari ongkos iinvestasinya Tiga Elemen Penting dalam Investasi Revenue yang dihasilkan oleh seluruh kegiatan ekonomi (GDP) Cost (harga barang modal, tingkat bunga, pajak) Expectation / Harapan dan kepercayaan sektor bisnis
Kurva Investasi
Lanjutan…
Ekuilibrium Perekonomian Dua Sektor Equilibrium: output = Income = spending Secara matematis: Y = C + I Y = CO + bY + I Y – bY = Co + I Y( 1- b ) = Co + I Y = Co + I 1 - b
C = Co + bYd C,S S = - Co +( 1- b) Yd Ye Y Y = C + S Jika Y < Ye, maka C > Y, Berarti S < 0 (dissaving) C = Co + bYd C,S Jika Y > Ye, maka C < Y Berarti S > 0 ( saving ) Y Y = C== S = 0 Break even point S = - Co +( 1- b) Yd Co Ye Y -Co
O Y = C + S C,I C = C0 + b Yd C + I S = -C0 + ( 1 – b ) Yd C0 Ye’ Ye Y
C = Co + bYd C,S S = - Co +( 1- b) Yd Ye Y Y = C + S Jika Y < Ye, maka C > Y, Berarti S < 0 (dissaving) C = Co + bYd C,S Jika Y > Ye, maka C < Y Berarti S > 0 ( saving ) Y Y = C== S = 0 Break even point S = - Co +( 1- b) Yd Co Ye Y -Co
Y = C + S C= a + bYd S = -a + ( 1-b )Yd C,I 300 C Y < 200 == S < 0 Y < C C Y > 200 == S > 0 Y > C 200 S = -a + ( 1-b )Yd 100 50 200 Y -50
C = C0 + b Yd Y = C + S C + I + G C + I G G I I S = -C0 + ( 1 – b ) Yd O Ye’ Ye’’ -C0 Ye Y
T t t Txo Y Y Income Taxes Lump-Sum- Taxes Progresive taxes Proportional taxes Lump-sum- taxes Txo Regresive taxes Y Y Income Taxes Lump-Sum- Taxes
NATIONAL INCOME ACCOUNTING (lump – Sum – Taxes) KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN TIGA SEKTOR Coefficient Multiplier Y = C + I + G , C = Co + byd Y = Co + bYd + I + G Yd = Y – T Y = Co + b ( Y – T ) + I + G Y = Co + bY – bT + I + G Y – bY = Co – bT + I + G Y ( 1 – b ) =Co – bT + I + G Y = Co – bT + I + G ( 1 – b ) Coefficient Investasi; Ki = ▲ I 1 > 0 = = ( 1 – b ) ▲ Y Coefficient Multiplier G 1 > 0 ▲ G Kg = = = ( 1 – b ) ▲ Y Coefficient Multiplier T -b ▲ T < 0 Kt = = ( 1 – b ) ▲ Y
Y = C + I + G Y = Co + b Yd + I + G Y = Co + b ( Y – tY ) + I + G ( INCOME TAXES---- PROPORTIONAL TAXES ) Y = C + I + G Y = Co + b Yd + I + G Yd = Y – T,===== T = Ty ( Income Taxes ) Y = Co + b ( Y – tY ) + I + G Y = Co + b Y – btY + I + G Y –bY + btY = Co + I + G Y(1 –b + bt ) = Co + I + G a + I + G Y = 1 – b + bt 1 ▲G Kg= > 0 = ▲Y 1 – b + bt
1 1 – 2/3 + 2/3(1/4) Kg = 2 G – T = 12,5 ( deficit ) G ‘ = T ‘ -------- G’ = G + ▲G, --------- T’= T + ▲T G + ▲G = T + ▲T G + ▲G – T – ▲T = 0 G – T = 12.5 12,5 + ▲G – ▲T = 0 1 Kg= 1 – 2/3 + 2/3(1/4) Kg = 2 Jika ▲G = 1, maka ▲Y = 2, T = tY== ▲T=t▲Y ▲T = 1/4▲2 = ½, jika▲G = 1, maka ▲T = 1/2▲G 12,5 +▲G - ▲T= 0 12,5 + ▲G - 1/2▲G = 0 12,5 = - 1/2▲G ▲G = - 25 G’ = - 50
Balance Budget G ‘ = G + ▲G = 75 – 25 = 50 Y = Co + I + G’ 25 + 25 + 50 200 = = 1 – b + bt 1 – 2/3 + 2/3(1/4)
Y C,S,I,G FISCAL POLICY AND INCOME DETERMINATION C + I + G’’ C = 25 + 2/3 Yd C + I + G C + I + G’ 125 C + I I +G 100 75 ▲G = 75 S= - 25 + 1/3 Yd 50 I 25 ▲I = 25 O 75 150 225 250 375 200 Y 25
C + I = AD Y= AS C = Co + bYd S = - Co + ( 1 –b )Yd Deflationary gap C,S,I C + I = AD Inflationary gap Y= AS C = Co + bYd S = - Co + ( 1 –b )Yd O Y1 Y2 O Yo
C = C0 + b Yd C,I Y = C + S C + I + G C + I S = -C0 + ( 1 – b ) Yd G I Pada Ye’== S=I Pada Ye’’ S+T= I + G C = C0 + b Yd C,I Pada Ye== S=0 Y = C + S C + I + G Perubahan Pendapatan akibat Pengeluaran Pemerintah C + I Perubahan Pendapatan akibat Investasi G S = -C0 + ( 1 – b ) Yd ▲Yg I + G I ▲Yi G ▲G C0 I 45° ▲I O Ye’ Ye’’ -C0 Ye Y
G – T = 12,5