4/25/20151 Oleh : RIKZAN BACHRUL ‘ULUM (071263) JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
4/25/20152 Pada tahun-tahun belakangan ini, universitas di Thailand telah dikembangakan dengan kecepatan tinggi. Pengembangan ini telah meningkat keprihatinan tentang mempertahankan kualitas lulusan (Mazur, 1996). Hubungan penting antara kualitas lulusan lembaga pendidikan dan daya saing di dunia ekonomi adalah masalah yang sangat penting. Universitas sekarang ini menghadapi peningkatan tekanan pada bagaimana membangun program mereka lebih menarik. Sebuah kurikulum yang efektif adalah salah satu yang faktor paling penting untuk memiliki program menarik dan diinginkan. Untuk mendapatkan kurikulum yang bernilai, Quality Function Deployement (QFD) digunakan sebagai alat yang berguna untuk mengembangkan kurikulum. Teknik QFD menyediakan sistem metode penentuan kebutuhan pelanggan, prioritas, dan menerjemahkan mereka ke dalam parameter desain produk (Brackin and Rosers, 1999).
Kelompok studi terdiri dari pegawai fakultas, pelajar, dan orang tua pelajar. Dari stakeholder dipilih 232 diantaranya untuk berpartisipasi dalam survei kuesioner, menanggapi (tingkat respons 22%). Responden diantaranya adalah 88 (13%) pegawai, 63 (37%) mahasiswa, 65 (36%) orang tua mahasiswa dan 16 (84%) dari fakultas. Tujuan penelitian ini adalah untuk desain yang efektif kurikulum untuk Teknik Industri di Pangeran Universitas Prince of Songkla di HatYai, Thailand. Untuk mewujudkan tujuan tersebut, teknik QFD digunakan untuk penelitian ini. Ada empat langkah untuk melaksanakan penelitian ini. 4/25/20153
Empat langkah prosedur penelitian yaitu : 1.Identifikasi Stakeholder 2.Pengumpulan Informasi atau suara pelanggan 3.Peringkat kebutuhan stakeholder 4.House of Quality (HOQ) Perencanaan pembuatan kurikulum 4/25/20154 Gambar 1 Ilustrasi diagram afinitas Gambar 2 Ilustrasi pembuatan HOQ
4/25/20155 Sebanyak 423 stakeholder (dari 1.073, 39,42% response rate) berpartisipasi dalam survei kuesioner untuk penelitian ini. Kuesioner ini terdiri dari 22 kebutuhan pengetahuan, 24 kebutuhan keterampilan, dan 21 kebutuhan kepribadian. In this study, the variable analysis was 0.91 for Dalam studi ini, analisis variabel 0,91 untuk kebuthan stakeholder. Penggunaan proses AHP memungkinkan penanganan yang lebih baik dari kelompok stakeholder yang berbeda dalam prioritas kebutuhan mereka (Chou, 2004). stakeholder tersebut bobot penting, yang dihasilkan dari AHP, disajikan dalam Tabel Hasil matriks HOQ disajikan pada Gambar 4. Lima yang paling penting kebutuhan (Apa) sebagaimana dipersepsikan stakeholder
4/25/20156 Gambar 3 Illustration of the HOQ Matrix showing an example. Further explanations in the text. Tabel Bobot Kepentingan Stakeholder
Penelitian ini mempertimbangkan kualitas metodologi perbaikan kurikulum IE di PSU. Metodologi diusulkan didasarkan pada adaptasi dari QFD yang diterapkan pada institusi pendidikan yang lebih tinggi. Hasil menunjukkan bahwa pada rangka meningkatkan pendidikan IE, penekanan harus terkonsentrasi di bidang isi pembelajaran: kemampuan di bidang peningkatan produktivitas, aplikasi pengetahuan, perencanaan produksi dan kontrol, kualitas manajemen dan pengendalian, dan manajemen manufaktur. Mengenai pengalaman belajar, praktis, pelatihan, kolaborasi dengan sektor industri, kunjungan lapangan, partisipasi dalam kemampuan pengetahuan, dan studi kasus atau contoh adalah masalah penting yang harus dipertimbangkan. QFD lebih efektif dibandingkan teknik lainnya dalam menentukan kebutuhan pelanggan dan menerjemahkan mereka ke unsur layanan, masalah utama dengan menggunakan QFD dalam mengelola dan menganalisis matriks hubungan besar. 4/25/20157
8 Gambar 4 Ilustrasi dari HOQ dengan “What’s” lawan “How’s”
4/25/20159