Dispepsia dan Peptic-ulcer disease Laksmi Maharani, M.Sc., Apt. Laboratorium Farmasi Klinik Farmasi FKIK UNSOED
Fisiologi Asam dalam Lambung Melihat, membaui, merasakan asetilkolin reseptor muskarinik parietal sel HCl Penurunan tegangan akibat makanan masuk asetilkolin G sel gastrin (pH tinggi) diinhibisi pada pH rendah Somatostatin (sel D) sel G produksi gastrin berhenti Gastrin parietal reseptor gastrin + asetilkolin histamin sel mast/ Enterochromaffin like cell (ECL) reseptor histamin di sel parietal Gastrin, H2, muskarinik reseptor ada di basolateral sel parietal binding stimulasi asam lambung Ca influx sel parietal Ca intrasel meningkat cAMP & protein fosfokinase aktif aktifkan H/K-ATPase/ proton pump sekretori kanalikulus H keluar sitoplasma, K masuk sel parietal H + Cl dari darah HCl
Antasida Mild & infrequent Menetralisir asam lambung meningkatkan pH (dose dependent) Menginhibisi pepsin Quick acting, durasi pendek (30 menit - 3 jam) Al-OH, Mg-OH, Ca Karbonat, Na-Bic Mg diare osmotik Al konstipasi, hipofosfatemia Mengganggu absorbsi obat-obatan (digoksin, fenitoin, INH, ketokonazole dkk, zat besi), BA ciprofloxacin, ekskresi salisilat, amfetamin, quinidin
H2 Reseptor Antagonis (H2RA) Ranitidin, Cimetidin, Famotidin, Nizatidine Menghambat aksi histamin di reseptor H2 di sel parietal secara kompetitif dan selektif menghambat sekresi asam lambung Absorpsi oral dari usus halus, peak 1-3 jam. BA berkurang 40-65% karena 1st pass metabolism eliminasi T1/2 meningkat, total klirens menurun
Penurunan dosis pd px ggn renal ESO: GI, CNS, rash, trombositopenia 1% (lbh sering di i.v), cimetidin punya efek antiandrogen lemah reversibel IO: abs ketokonazol dkk, cimetidin pada met teofilin, lidokain, fenitoin, quinidin, warfarin oleh CYP450, cimetidin & ranitidin pada eks prokainamid toleransi
Proton Pump Inhibitor (PPI) Omeprazol, lansoprazol, pantoprazol, esomeprazol Mengikat H/K-ATPase secara irreversibel menghambat sekresi asam lambung basal & stimulasi dose dependent Prodrug : lingkungan asam sulfonamid Abs di usus halus (enterik) kanalikulus sel parietal protonasi Efikasi max 30-60 menit a.c T1/2 pendek (1-2 jam) tapi efek panjang (48-72 jam)
Superior dibanding H2RA u/mengurangi keasaman & memperbaiki mukosa Penurunan dosis pada pasien ggn hepar ESO jarang: GI, CNS, rare: rash, enzim liver meningkat IO: omeprazol & esomeprazol : inhibit CYP2C19 klirens diazepam, fenitorin, warfarin menurun; lansoprazol induksi CYP1A meningkatkan met teofilin; abs digoksin, nifedipin meningkat, abs ketokonazol dkk menurun Resiko infeksi enterik, gastric carcinoid tumor, ECL hiperplasia, hipokloridia Ca abs dihambat fraktur; penurunan vit B12
Sukralfat Memproteksi mukosa gastrik dari asam, pepsin, garam empedu Sukralfat mengikat mukosa yang rusak pada pH 2 – 2,5 Abs sistemik minimal Stimulasi prostaglandin mukosa ESO: konstipasi 3% (kandungan Al risk renal, hipofosfat) Menurunkan BA fluorokuinolon, warfarin, fenitoin, levotiroksin, kuinidin, ketokonazole, amitriptilin, teofilin
Misoprostol Analog prostaglandin E1 meningkatkan mekanisme proteksi mukosa Efek sitoprotektif : stimulasi produksi mukus & bikarbonat, meningkatkan aliran darah mukosa, menurunkan turnover sel mukosa Inhibisi asam lambung (dose-dependent) ESO: diare 30% (dose-dependent), kram, mual, flatulen, sakit kepala Efek uterotropik abortifacient
Garam Bismuth Mengikat dan melapisi lesi mukosa, meningkatkan proteksi seluler, antimikroba pada H.pylori Tidak punya efek anti-asam Eliminasi menurun pada ggn renal IO dgn salisilat toxic bleeding Alergi salisilat Black stool : bismuth bismuth sulfide
Dispepsia Nyeri/ discomfort di abdomen bagian atas
Klasifikasi AKUT: alkohol, NSAID, eritromisin, digoxin, teofilin, bifosfonat, smoking, stress KRONIK: recurrent, gejala: nyeri epigastrik, kembung, mual, muntah, gampang merasa penuh dengan makanan UNINVESTIGATED: tidak dibuktikan dgn tes diag INVESTIGATED: endoskopi abdomen atas hasil negatif kerusakan, dibagi 3: Fungsional dispepsia: tidak ada kerusakan Non-ulcer Dispepsia (NUD): gejala seperti PUD “ulcer-like” Nonerosive Reflux Disease: gejala GERD “GERD-like”
Etiologi AKUT: makanan, alkohol, rokok, stress KRONIK Penyakit: PUD, GERD, Keganasan, Fungsional/idiopatik dispepsia Perlambatan pengosongan lambung fungsional Hipersensitif : IBS Infeksi H.pylori 20-60% fungsional
Terapi AKUT : antasid, antisekresi, stop smoking & obat penyebab dispepsia UNINVESTIGATED : PPI 4 minggu evaluasi, dosis meningkat jika gejala menetap INFEKSI H.pylori : PPI-based regimen NUD: PPI, bisa ditambah simethicone
SIMETHICONE menurunkan tegangan permukaan dari gas sehingga buih di dalam pencernaan membentuk gelembung yang besar yang mudah dikeluarkan oleh tubuh ESO: nausea, fatigue, diare, nyeri, dyspnea, dan vomiting IO: Mengurangi bioavailabilitas fenitoin, Menurunkan efikasi levothyroxine
TERIMAKASIH
PEPTIC ULCER DISEASE (PUD) Defek pada mukosa gaster (Gastric Ulcer) atau duodenal (Duodenal Ulcer) Mencapai mukosa muskularis (lebih dalam dibanding erosi dan gastritis)
Etiologi dan Faktor Resiko Stress ulcer: PUD akut, pasien critically ill ETIOLOGI UTAMA: H. Pylori & NSAID Etiologi lain: Zollinger-Ellison Syndrome, infeksi virus (sitomegalovirus), radiasi, kemoterapi HIGH RISK: alkohol, smoking, diet, stress psikologis, kortikosteroid, penyakit kronis: CRF, CH, chronic pankreatitis, chronic pulmonary disease, Crohn’s Disease
Klasifikasi Berdasarkan Penyebab
PATOFISIOLOGI Sekresi asam lambung : pertahanan mukosa gastroduodenal = balance Faktor agresif = asam lambung, pepsin, garam empedu, H.pylori, NSAID Faktor pertahanan = aliran darah mukosa, mukus, sekresi bikarbonat mukosa, pembentukan sel mukosa, pembaruan sel epitel Prostaglandin endogen = mukosal integrity & repair
H. pylori Gr – tinggal di lapisan mukus dan permukaan sel epitel Infeksi akut= +hipokloridria organisme survive Hipokloridria: urea dalam HCl hidrolisis Amonia + CO2 pH netral Infeksi ulkus (faktor virulensi: vacuolating cytotoxin, enzim bakteri)
NSAID NSAID COX COX 1 prostaglandin endogen Aspirin & non-selective NSAID iritasi mukosa inflamasi erosi
Tanda & Gejala KOMPLIKASI Nyeri epigastrik Kembung Anoreksia Mual-muntah Kehilangan BB KOMPLIKASI GI bleeding Perforasi rongga abdomen Kerusakan gaster Hematemesis-melena
Tes H.pylori Endoskopi + biopsi mukosa Tanpa biopsi Rapid Urease Test jangan menggunakan H2RA atau PPI dulu 1-2 minggu; AB/bismuth : 4 minggu Histologi GOLD STANDARD Kultur untuk resistensi AB Tanpa biopsi Urea Breath Test (no PPI, H2RA, AB) urea radiolabeled +urea H.pylori CO2 radiolabeled exhaled Serologic Antibody Test IgG H.pylori di serum/WBC/urin false positif Fecal Antigen Test stool post-treatment
Manfaat Test Lab pada PUD Tidak banyak berpengaruh HCT & HB + test tinja evaluasi bleeding GI radiografi (dobel kontras) Endoskopi GOLD STANDARD
Terapi Non-Farmakologis Diskontinyu NSAID Modifikasi diet: kurangi/hindari makanan pedas, kafein, alkohol Modifikasi gaya hidup: kurangi stress, kurangi/hentikan merokok Probiotik Operasi (pyloroplasty, antrektomi)
Terapi Farmakologis
KESIMPULAN
Terimakasih laksmimaharani22@yahoo.co.id 2014