Dispepsia dan Peptic-ulcer disease

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
DUODENUM DAN ULKUS PEPTIKUM
Advertisements

Pendahuluan Interaksi obat adalah perubahan efek suatu obat akibat pemakaian obat lain (interaksi obat-obat) atau oleh makanan, obat tradisional dan senyawa.
Digesti dan absorpsi protein diet
Interaksi obat Buku teks yang dapat dipelajari : 1. Hansten, P.D, J.R. Horn, Drug Interactions Monograph Ivan Stockley, Drug Interaction, 5th.
Antidiabetika Obat antidiabetik digunakan untuk mengontrol diabetes melitus. DM : suatu penyakit dimana terjadi kegagalan total atau parsial dari sel beta.
II. MEKANISME KERJA OBAT A. FASE/NASIB OBAT DALAM TUBUH 1
LAMBUNG Fungsi : 1. Tempat menyimpan makanan
OBAT DAN NASIB OBAT DALAM TUBUH
HEMATINIKA.
GASTRITIS dr. Saptino Miro, SpPD Subbagian Gastroentero-Hepatologi
REHIDRASI DIARE & FARMAKOEPIDEMIOLOGI Maftuchah Rochmanti, dr., M.Kes
PATOFISIOLOGI DIABETES MELITUS
Sri Dewi Sulastri (RKM )
PATOFISIOLOGY SEMESTER IV KE - 10.
Askep Lansia dengan Gangguan sistem pencernaan
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KHASIAT OBAT
dr. Ridha Wahyutomo, Sp.MK
ASKEP GASTRITIS IRMA NUR AMALIA, m.kEP.
Dispepsia.
MAHMUDDIN & MARIO LAURENZA MD
ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN GANGGUAN GASTROINTESTINAL
PENYAKIT GINJAL Kelompok 10 : Nisatin Asila (D )
Tips Mencegah Timbulnya Gangguan Pencernaan
DIGESTIVA P R E S N T BY :.
Pisang Raja Penyembuh Gangguan Pencernaan
Thera Rolavina S,S.Farm.,Apt
Farmakologi veteriner Obat nsaid
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN GASTRITIS PADA LANSIA
PATOFISIOLOGI SEMESTER IV -14.
DISPEPSIA DAN GANGGUAN MAKAN PADA ORANG TUA
Fransiska Ayuningtyas.W Akfar Theresiana Semarang
INTERAKSI OBAT Erlina Rustam.
Demam Tifoid Eggi Arguni.
Syok anafilaktik Nasman Puar Bagian Anestesiologi dan Terapi Intensif
PATOFISIOLOGY SEMESTER IV KE - 12.
HUBUNGAN ANTARA OBAT ANALGESIK-ANTI INFLAMASI ORAL TERHADAP LAMBUNG
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Padang
GASTROPATI OBAT ANTI INFLAMASI NON STEROID (OAINS/NSAID)
PATOFISIOLOGY SEMESTER IV KE - 10.
Disusun Oleh: Nama : IMELDA SAPUTRI Npm : Sesi : A
GOLONGAN ANTI SPASMODIK
PENGGUNAAN OBAT PADA PEDIATRIK Bagian Farmakologi Fakultas Kedokteran Univ. Muhammadiyah Purwokerto.
KELOMPOK 2 Bayu Persadha I Nyoman Surya I Kadek Yoga Ripaldi Achmad Fachri Baharsyah Riski Apriawan Maurani Harry Susanto Zakia Fauzi Bachmid Ramona Puspitasari.
POKOK BAHASAN III FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TOKSISITAS.
Kelompok 3 PARU - PARU.
PATOFISIOLOGI INFEKSI OPORTUNISTIK
Karsinoma Gaster.
DISPEPSIA.
PEPTIC ULCER DISEASE By : Kelompok 6 1. Rezkiyanti Alwi 2. Ayu Hartanti 3. Mawar Sulastri Laode Absyar 4. Yeni Setiawati 5. Andi Nur Farah 6. Risma.
Ulkus Peptik.
Pengaruh Makanan Khas Kalbar terhadap Sistem Gastrointestinal
GASTROESOFAGEAL REFLUX DISEASE (GERD)
DIET PASIEN GANGGUAN SALURAN PENCERNAAN
OBAT GASTROINTESTINAL
OBAT GANGGUAN SISTIM PENCERNAAN
ASKEP COLITIS ULSERATIF
PENATALAKSANAAN DISLIPIDEMIA
ASKEP DENGAN ULKUS PEPTIKUM
Nama: Franciska Danik Sandrayanti NPM:
ANALGETIK ANTIPIRETIK INFLAMASI
OBAT-OBAT SISTIM PENCERNAAN asam lambung
INTOLERANSI MAKANAN JUWITA CINDI A DEFINISI Keadaan dimana saat seseorang mengkonsumsi suatu makanan tertentu dapat timbul gejala yang tidak.
CONCEPT MAPPING ABOUT DIARE DI SUSUN OLEH : AWINDA SARI AHMAD REDHO HILDA NUR AFNI RAMADHAN SUPRIADIN Y. KALVEIN M.M.
Obat-Obat gastrointestinal (Obat Anti Tukak)
REHIDRASI DIARE & FARMAKOEPIDEMIOLOGI Maftuchah Rochmanti, dr., M.Kes
II. MEKANISME KERJA OBAT A. FASE/NASIB OBAT DALAM TUBUH 1
Ns. Yanti Rostianti, S.Kep, M.SI
FARMAKOTERAPI 1 GERD (Gastroesophageal reflux disease ) CAHYA PURWANINGSIH : TASKIA YULIA PUTRI: SHAFIRA MELSONIA: MELATI RISMAN:
Applied Biopharmacetic
Ns. Yanti Rostianti, S.Kep, M.SI
Transcript presentasi:

Dispepsia dan Peptic-ulcer disease Laksmi Maharani, M.Sc., Apt. Laboratorium Farmasi Klinik Farmasi FKIK UNSOED

Fisiologi Asam dalam Lambung Melihat, membaui, merasakan  asetilkolin  reseptor muskarinik  parietal sel  HCl Penurunan tegangan akibat makanan masuk  asetilkolin  G sel  gastrin (pH tinggi)  diinhibisi pada pH rendah Somatostatin (sel D)  sel G  produksi gastrin berhenti Gastrin  parietal  reseptor gastrin + asetilkolin  histamin sel mast/ Enterochromaffin like cell (ECL)  reseptor histamin di sel parietal Gastrin, H2, muskarinik reseptor ada di basolateral sel parietal  binding  stimulasi asam lambung Ca  influx sel parietal Ca intrasel meningkat  cAMP & protein fosfokinase aktif  aktifkan H/K-ATPase/ proton pump  sekretori kanalikulus  H keluar sitoplasma, K masuk sel parietal  H + Cl dari darah  HCl

Antasida Mild & infrequent Menetralisir asam lambung  meningkatkan pH (dose dependent) Menginhibisi pepsin Quick acting, durasi pendek (30 menit - 3 jam) Al-OH, Mg-OH, Ca Karbonat, Na-Bic Mg  diare osmotik Al  konstipasi, hipofosfatemia Mengganggu absorbsi obat-obatan (digoksin, fenitoin, INH, ketokonazole dkk, zat besi), BA ciprofloxacin, ekskresi salisilat, amfetamin, quinidin

H2 Reseptor Antagonis (H2RA) Ranitidin, Cimetidin, Famotidin, Nizatidine Menghambat aksi histamin di reseptor H2 di sel parietal secara kompetitif dan selektif  menghambat sekresi asam lambung Absorpsi oral dari usus halus, peak 1-3 jam. BA berkurang 40-65% karena 1st pass metabolism  eliminasi T1/2 meningkat, total klirens menurun

Penurunan dosis pd px ggn renal ESO: GI, CNS, rash, trombositopenia 1% (lbh sering di i.v), cimetidin punya efek antiandrogen lemah reversibel IO: abs ketokonazol dkk, cimetidin pada met teofilin, lidokain, fenitoin, quinidin, warfarin oleh CYP450, cimetidin & ranitidin pada eks prokainamid toleransi

Proton Pump Inhibitor (PPI) Omeprazol, lansoprazol, pantoprazol, esomeprazol Mengikat H/K-ATPase secara irreversibel  menghambat sekresi asam lambung basal & stimulasi  dose dependent Prodrug : lingkungan asam  sulfonamid Abs di usus halus (enterik)  kanalikulus sel parietal  protonasi Efikasi max 30-60 menit a.c T1/2 pendek (1-2 jam) tapi efek panjang (48-72 jam)

Superior dibanding H2RA u/mengurangi keasaman & memperbaiki mukosa Penurunan dosis pada pasien ggn hepar ESO jarang: GI, CNS, rare: rash, enzim liver meningkat IO: omeprazol & esomeprazol : inhibit CYP2C19  klirens diazepam, fenitorin, warfarin menurun; lansoprazol induksi CYP1A  meningkatkan met teofilin; abs digoksin, nifedipin meningkat, abs ketokonazol dkk menurun Resiko infeksi enterik, gastric carcinoid tumor, ECL hiperplasia, hipokloridia  Ca abs dihambat  fraktur; penurunan vit B12

Sukralfat Memproteksi mukosa gastrik dari asam, pepsin, garam empedu Sukralfat mengikat mukosa yang rusak pada pH 2 – 2,5 Abs sistemik minimal Stimulasi prostaglandin mukosa ESO: konstipasi 3% (kandungan Al  risk renal, hipofosfat) Menurunkan BA fluorokuinolon, warfarin, fenitoin, levotiroksin, kuinidin, ketokonazole, amitriptilin, teofilin

Misoprostol Analog prostaglandin E1  meningkatkan mekanisme proteksi mukosa Efek sitoprotektif : stimulasi produksi mukus & bikarbonat, meningkatkan aliran darah mukosa, menurunkan turnover sel mukosa Inhibisi asam lambung (dose-dependent) ESO: diare 30% (dose-dependent), kram, mual, flatulen, sakit kepala Efek uterotropik  abortifacient

Garam Bismuth Mengikat dan melapisi lesi mukosa, meningkatkan proteksi seluler, antimikroba pada H.pylori Tidak punya efek anti-asam Eliminasi menurun pada ggn renal IO dgn salisilat  toxic  bleeding Alergi salisilat Black stool : bismuth  bismuth sulfide

Dispepsia Nyeri/ discomfort di abdomen bagian atas

Klasifikasi AKUT: alkohol, NSAID, eritromisin, digoxin, teofilin, bifosfonat, smoking, stress KRONIK: recurrent, gejala: nyeri epigastrik, kembung, mual, muntah, gampang merasa penuh dengan makanan UNINVESTIGATED: tidak dibuktikan dgn tes diag INVESTIGATED: endoskopi abdomen atas hasil negatif kerusakan, dibagi 3: Fungsional dispepsia: tidak ada kerusakan Non-ulcer Dispepsia (NUD): gejala seperti PUD “ulcer-like” Nonerosive Reflux Disease: gejala GERD “GERD-like”

Etiologi AKUT: makanan, alkohol, rokok, stress KRONIK Penyakit: PUD, GERD, Keganasan, Fungsional/idiopatik dispepsia Perlambatan pengosongan lambung  fungsional Hipersensitif : IBS Infeksi H.pylori 20-60%  fungsional

Terapi AKUT : antasid, antisekresi, stop smoking & obat penyebab dispepsia UNINVESTIGATED : PPI 4 minggu  evaluasi, dosis meningkat jika gejala menetap INFEKSI H.pylori : PPI-based regimen NUD: PPI, bisa ditambah simethicone

SIMETHICONE menurunkan tegangan permukaan dari gas sehingga buih di dalam pencernaan membentuk gelembung yang besar yang mudah dikeluarkan oleh tubuh ESO: nausea, fatigue, diare, nyeri, dyspnea, dan vomiting IO: Mengurangi bioavailabilitas fenitoin, Menurunkan efikasi levothyroxine

TERIMAKASIH

PEPTIC ULCER DISEASE (PUD) Defek pada mukosa gaster (Gastric Ulcer) atau duodenal (Duodenal Ulcer) Mencapai mukosa muskularis (lebih dalam dibanding erosi dan gastritis)

Etiologi dan Faktor Resiko Stress ulcer: PUD akut, pasien critically ill ETIOLOGI UTAMA: H. Pylori & NSAID Etiologi lain: Zollinger-Ellison Syndrome, infeksi virus (sitomegalovirus), radiasi, kemoterapi HIGH RISK: alkohol, smoking, diet, stress psikologis, kortikosteroid, penyakit kronis: CRF, CH, chronic pankreatitis, chronic pulmonary disease, Crohn’s Disease

Klasifikasi Berdasarkan Penyebab

PATOFISIOLOGI Sekresi asam lambung : pertahanan mukosa gastroduodenal = balance Faktor agresif = asam lambung, pepsin, garam empedu, H.pylori, NSAID Faktor pertahanan = aliran darah mukosa, mukus, sekresi bikarbonat mukosa, pembentukan sel mukosa, pembaruan sel epitel Prostaglandin endogen = mukosal integrity & repair

H. pylori Gr – tinggal di lapisan mukus dan permukaan sel epitel Infeksi akut= +hipokloridria  organisme survive Hipokloridria: urea dalam HCl  hidrolisis  Amonia + CO2  pH netral Infeksi  ulkus (faktor virulensi: vacuolating cytotoxin, enzim bakteri)

NSAID NSAID  COX  COX 1  prostaglandin endogen Aspirin & non-selective NSAID  iritasi mukosa  inflamasi  erosi

Tanda & Gejala KOMPLIKASI Nyeri epigastrik Kembung Anoreksia Mual-muntah Kehilangan BB KOMPLIKASI GI bleeding Perforasi rongga abdomen Kerusakan gaster Hematemesis-melena

Tes H.pylori Endoskopi + biopsi mukosa Tanpa biopsi Rapid Urease Test  jangan menggunakan H2RA atau PPI dulu 1-2 minggu; AB/bismuth : 4 minggu Histologi  GOLD STANDARD Kultur  untuk resistensi AB Tanpa biopsi Urea Breath Test (no PPI, H2RA, AB)  urea radiolabeled  +urea H.pylori  CO2 radiolabeled  exhaled Serologic Antibody Test  IgG H.pylori di serum/WBC/urin  false positif Fecal Antigen Test  stool  post-treatment

Manfaat Test Lab pada PUD Tidak banyak berpengaruh HCT & HB + test tinja  evaluasi bleeding GI radiografi (dobel kontras) Endoskopi  GOLD STANDARD

Terapi Non-Farmakologis Diskontinyu NSAID Modifikasi diet: kurangi/hindari makanan pedas, kafein, alkohol Modifikasi gaya hidup: kurangi stress, kurangi/hentikan merokok Probiotik Operasi (pyloroplasty, antrektomi)

Terapi Farmakologis

KESIMPULAN

Terimakasih laksmimaharani22@yahoo.co.id 2014