PENENTUAN LOGAM MANGAN(II) DALAM AIR ALAMI MENGGUNAKAN R-FIA

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
LARUTAN PENYANGGA (BUFFER)
Advertisements

GRAVIMETRI KIMIA ANALISA.
LARUTAN BUFFER LARUTAN BUFFER KOMPONEN LARUTAN PENYANGGA
GARAM TERHIDROLISIS DAN LARUTAN BUFFER
FLOW INJECTION ANALYSIS (Analisis dalam sistem aliran)
PENGEMBANGAN METODE DIFUSI GAS BERBASIS ANALISIS INJEKSI ALIR (gd-FIA) UNTUK ANALISIS AMONIA DALAM AIR LAUT Oleh : Denalis Rohaningsih NIM :
ANALISIS KATION GOLONGAN III
Analisis Injeksi Alir dengan Sistem Difusi Gas untuk Penentuan Karbondioksida dalam Minuman Terkarbonasi Oleh: Amaliah Dwi Kanty Pembimbing: Dr.Muhammad.
Oleh : Astried Sunaryani Pembimbing : Dr Indra Noviandri
EVA MELATI, Studi Isoterm Langmuir Pada Adsorpsi Ion Logam Cu(II) oleh Bekatul Termodifikasi Fosfat.
Oleh: Cynthia Ayu Rahmawati ( ) Pembimbing:
Materi Tiga : LARUTAN.
Penentuan Kadar Protein Menggunakan Spektrofotometri
Analisis Cr3+ dan Cr6+ menggunakan spektrofotometri UV-Vis
KIMIA DASAR II. STOIKIOMETERI.
Flow Injection Sequential Determination of Chloride by Potentiometry and Sodium by Flame Emission Spectrometry in Instant Soup REVIEW JURNAL “Flow Injection.
SELAMAT DATANG SELAMAT BERTAMBAH ILMU
Institusi Pendidikan dan pengembangan ilmu kimia yang bertumpu pada sumber daya lokal, memiliki nilai tambah dan wawasan lingkungan UNIVERSITAS JEMBER.
VISI JURUSAN KIMIA Institusi pendidikan dan pengembangan ilmu kimia yang bertumpu pada sumber daya local, memiliki nilai tambah, dan berwawasan lingkungan.
Completely Automated System for Determining Halogenated Organic Compounds by Multisyringe Flow Injection Analysis Fernando Maya, Jose´ Manuel Estela, and.
Reverse Flow injection analysis (FIA for the determination of vitamin C in phamaceutical formulation with chemiluminescene detection) Nehemia F ernandes.
TUGAS KIMIA ANALISIS MODERN
KIMIA ANORGANIK PERTEMUAN KE-3.
Disusun oleh: Ardian Lubis Lailatul Badriyah Novitasari Dewi Adriana P
Kelompok 9: Ardine Kumalasari Ratna Wahyu N Fenly Arismaya
Siti Zubaidah. S ( ) Denik Dwi Jayanti ( )
Penentuan Jumlah Selenium dalam susu formula
PRESENTED BY: KELOMPOK 4. Kelompok 4 Glukosa Abstrak FIA dengan elektroda modifikasi Fe(III)-(tris(3,5-dimetil-1- pyrazolyl)borat) 2 ] + [FeCl4] - Hasilnya??
Kelompok X Abdul Rosi Tiara Farah Hidayah Zuhrotul Lutfia
Pengembangan Metode Prakonsentrasi dengan Teknik Injeksi Alir untuk Analisis Cu2+ dan Pb2+ dalam Air Aliran Sungai Citarum dan Waduk Saguling Oleh : Sita.
Maulidfia Rahmi – Endah Retno K – Nora Dwi Saputri – Badrut Tamam Ibnu Ali – Kelompok 5:
Kelompok IX Ahmad Isrizal Anwar ( ) Bunga Prameswari ( )
A FLOW INJECTION-FLUOROMETRIC METHOD FOR THE DETERMINATION OF AMMONIUM IN FRESH AND SALINE WATERS WITH A VIEW TO IN SITU ANALYSES Siti Aisah
Speciation of Metals in Solution by Flow Injection Analysis Part 1 Sequential Spectrophotometric and Atomic- absorption Detectors* Rose Mutiara A
Colorimeter dan Spektrometer filter serta Aplikasinya Bahriah P PROGRAM PASCASARJANA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS.
PEMBENTUKAN LARUTAN dan KONSENTRASI LARUTAN
ANALISA KUANTITATIF ANALISA TITRIMETRI.
METODE ANALISIS TITRIMETRI
KESETIMBANGAN REAKSI.
Titrasi Reduksi Oksidasi (Redoks)
Spektrofotometer.
SISTEM KONSENTRASI LATIHAN SOAL DAN KESEIMBANGAN REAKSI
GRAVIMETRI ANGGOTA KELOMPOK : 1. WIWID 2. HENI SALWATI
KIMIA DASAR TITRASI ASAM BASA
ENTER EXIT.
OLEH : DEDE SUTRIONO, S.Si
SIFAT KIMIA TANAH Muhammad Rozadi
METABOLISME SEL Rangkaian reaksi biokimia dalam sel hidup.
Reaksi Netralisasi SMA MAARIF NU PANDAAN TERAKREDITASI “B” 2009
Dwi Koko P. M.Sc., Apt Bagian Kimia Farmasi Universitas Jember
SPEKTROFOTOMETER SERAPAN ATOM
HPLC-ICP-MS HPLC-MIP-MS
Dwi Koko P. M.Sc., Apt Bagian Kimia Farmasi Universitas Jember
TITRASI ASAM BASA.
Penentuan Kadar Karbohidrat Dengan Metode Anthrone
Spektrofotometer UV-VIS
KULIAH BAHAN TAMBAHAN MAKANAN TEKNOLOGI INDUSTRI PANGAN UNPAD 2010
Nanda Thyareza Imaniar ( )
BAHAN AJAR DAN BAHAN UJIAN MATA PELAJARAN KIMIA KELAS XI SEMESTER 2
INTERPRETASI GANGGUAN ASAM BASA
TITRASI KONDUKTOMETRI Disusun Oleh: Lulu Munisah ( )
Konduktometri Fikka Maypalita JURUSAN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS ANDALAS.
Oleh: Jenny Novina Sitepu – Liza Mutia
HPLC (High Performance Liquid Chromatography)
Disusun Oleh: Aang Febrizal, Hendrawan Teguh dan Mustofa Kamal.
KELOMPOK IV RENY ALIM AL AYUBI SYAM NASHRAH SURYANY SERNA HAMID SRY ASTUTI
Kesetimbangan Asam-Basa dan Kesetimbangan Kelarutan
Kesetimbangan Kelarutan
Analisis Anion PRODI DIV TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK.
Transcript presentasi:

PENENTUAN LOGAM MANGAN(II) DALAM AIR ALAMI MENGGUNAKAN R-FIA Nama Kelompok: Ines Dhara MP (12-042) Eka Suwitasari (12-069) Mar’atus Sholihah (12-078)

Latar Belakang Mangan adalah salah satu elemen beracun terutama dalam bentuk maganese (II) dan mangan (IV). Sebagian besar Mn (II) terlarut penting untuk stabilitas di lingkungan berair. Namun, penyerapan dengan konsentrasi tinggi Mn (II) dapat menyebabkan gangguan kesehatan manusia seperti kerusakan saraf, pakinson, emboli paru-paru dan bronkitis.

Beberapa metode spektrofotometri telah digunakan untuk penentuan Mn (II) di perairan seperti reaksi antara permanganat dan 4,4tetramethyldiaminotriphenylmethane. Kekurangan reaksi ini adalah warna yang dihasilkan hanya stabil dalam lima menit dan harus dilakukan dalam ruang yang gelap

Penggunaan Reagen PAR Senyawa pyridylazo secara luas digunakan untuk reagen spektrofotometri untuk ion logam karena mempunyai sensitivitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan reagen lain tetapi kurang selektif 4- (2-pyridylazo) resorsinol (PAR) dapat digunakan untuk mendeteksi logam berat dengan absorptivitas sangat tinggi

Bahan Larutan Mn(II) 1000 mg/L sebagai larutan standar Larutan 4- (2-Pyridylazo) resorsinol (PAR) (Fluka) 5 × 10-3 mol L-1sebagi reagen Larutan buffer universal yang mengandung borat, sitrat, atau fosfat dengan pH 7,0 dan 12 yang digunakan untuk memperoleh bidang puncak yang luas terhadap pH

Mekanisme Kerja

Reaksi NaOH + H2O  Na+ + OH- + H2O

Spektra Absorbsi Keterangan : Larutan PAR dengan konsentrasi 3,0x10-4 mol L-1 Larutan Mn(II) dengan konsentrasi 3 mg L-1 495 nm

Optimasi Variabel Kimia Konsentrasi carier (NaOH) antara 0,01 dan 0,10 mol L-1, konsentrasi yang cocok yaitu 0,01 Reagen PAR dengan konsentrasi 0,1 × 10-4 sampai 6 × 10-4 mol L-1, range optimal untuk mendukung sensitivitas adalah 3,0 × 10-4 mol L-1 PH larutan penyangga optimum pada 12 dari range 9-12

Optimasi Variabel FIA Variasi panjang dan diameter internal coil antara 100-500 mm dengan diameter antara 0,5-1,0 mm pada laju aliran dan injeksi volume konstan Optimum pada 100 dan 500 mm dengan diameter antara 0,5 dan 1,0 mm pada RC1 dan RC2 RC1 memiliki sedikit efek sensitivitas RC2 terjadi peningkatan sensitivitas disebabkan oleh pencampuran yang lebih baik dari sampel-reagen dan penyangga pada 300 mm dan terjadi kemudian terjadi penurunan sensitivitas karena dispersi sampel ke dalam kumparan reaksi

Kurva kalibrasi y = 5.2496x + 12,608 r2 = 0,9993 n = 20 suntikan Standar deviasi dari 0,30 mg L-1 larutan standar Mn (II) adalah 0,8% di mana y adalah daerah puncak dan x adalah konsentrasi Mn (II) dalam mg L-1

Hasil

Pengaruh Penambahan Sampel Pada Hasil

Batas Toleransi Ion Lon Pengganggu

Perbandingan Hasil Pengukuran Menggunakan AAS

KESIMPULAN  Ketika variabel dioptimalkan maka hasil yang diperoleh lebih akurat untuk menghasilkan konsentrasi Mn (II) sekitar 0,30 mg L-1 dengan standar deviasi 0,8% dan tinggi sampel sekitar 180 h-1. Metode ini menghasilkan jangkauan linear sekitar 0,10-1,00 mg L-1 dan batas deteksi 0.034 mg L-1. Metode ini berhasil diterapkan pada analisis yang berbeda dari sampel air.

Pertanyaan Tommy D. Indarto (12-33) -Apakah sampel yang digunakan? -Bagaimana cara mengatasi kekurangan dari pyridilazo? 2. Dany Cahyo (10-24) Apakah perbedaan hasil pengukuran dengan menggunakan FIA dan AAS? Manakah yg lebih baik? 3. Siti Aisyah (11-09) Jelaskan grafik optimasi variabel FIA?

Jawaban 1. -air murni - PAR dan pyridilazo bukan senyawa yang sama. Pyridilazo bukan reagen yang spesifik maka peneitian ini menggunakan PAR karena kerja PAR lebih sesifik. 2. Yang lebih baik yaitu AAS, karena pada AAS dapat mendeteksi semua sampel sedangkan pada FIA tidak dapat mendeteksi semua sampel karena menggunakan detektor UV-Vis

Grafik diatas menjelaskan tentang sensiivitas masing-masing bahan Grafik diatas menjelaskan tentang sensiivitas masing-masing bahan. Sensitivitas diatas menunjukkan laju aliran masing-masing bahan yaitu bahan 1 adalah NaOH, bahan 2 adalah sampel (air), bahan 3 adalah larutan buffer.