REFORMASI MENTAL BIROKRASI? APAKAH MUNGKIN? Eko Prasojo UNIVERSITAS INDONESIA
Tantangan sektor publik -Peran Negara yang semakin kecil -Masalah pembangunan yang lebih komplek -Keterbatasan daya sumber daya alam -Meningkatnya biaya pemerintahan - Masyarakat yang lebih kritis dan resistensi budaya perubahan - Meningkatnya harapan masyarakat - Pemerintahan tanpa batas (globalisasi) - Keterlibatan sektor swasta yang lebih besar - Kemajuan Teknologi Informasi dan Komunikasi Apa yang kita butuhkan? Peningkatan Kapasitas: - Level Individu (setiap kita) - Level organisasi - Level system
Faktor kunci sukses sebuah negara Komitmen Kepemimpinan Strategi/Policy Pembangunan Birokrasi yang Profesional Budaya
Keterkaitan berbagai Reformasi Political Reform Economic Reform Governance Reform/Administratuve Reform Legal Reform
Public Sector Reform Government Reform Administrative Reform Civil Service Reform
Situasi Problematik Birokrasi Indonesia Struktur, norma, nilai dan regulasi lebih berorientasi kepentingan penguasa (power culture) Belum terbentuk budaya Birokrasi (service culture) Tingginya ketidakpastian (cost of uncertainty) Budaya patron-client yang mengarah kepada moral hazard dan mentally corrupt Rendahnya kapabilitas (expertise, capacity dan competeceny) para birokrat
Mungkinkah Revolusi Mental? Revolusi Mental membutuhkan mental revolusi Revolusi mental pada hakekatnya adalah merubah values, belief, mindset, behavior dan budaya Revolusi mental dilakukan dengan reformasi budaya dan reformasi struktur (mengubah kebiasan dan rutinitas) secara berkelanjutan
Apa yang dibutuhkan? Komitmen dan otoritas untuk perubahan secara berkelanjutan (sustainable reform) Strategi, substansi dan sekuensi (lintasan perubahan yang jelas dan terus menerus) Reform trigger di sejumlah percontohan di instansi tertentu (leverage dan impact luas misal kepolisian, kejaksaan, perpajakan, pendidikan)
Bagaimana Melakukannya? Pendekatan struktural: penyederhanaan struktur organisasi, penyederhanaan proses bisnis, pemanfaatan teknologi Pendekatan human: reformasi kebijakan dan manajemen SDM, sekolah kader Pendekatan program: fokus pada program- program khusus untuk perbaikan mental
Values Utama yang harus dibentuk Setiap pegawai ASN harus sadar dan paham sedang menjalankan tugas konstitusional Budaya melayani (serving culture) Anti korupsi (incorruptibility) Meritocracy (competence, performance)
Fokus Peran ASN Enabler (Fasilitator dan Pemberdaya) Provider (penyedia pelayanan) Regulator (pembuat kebijakan
Faktor Pendukung Lain Kapabilitas dinamis Kebijakan yang adaptif Imparsialitas dan Netralitas ASN
Areas Possible reform measures Employment system and practice Improvment of CS examination Recruitment of competent persons with expertise/experience Expansion of term based employment for profesional Open emploment through active job posting internally/externally Deregulation of personnel rules Devolution of personnel authorities Promotion of personnel exchange among all sectors Expansion of employment for disadvantage Merit and performance Full-scale materialization of performance management Merit based recruitment and utilization of performance indicators Improvment of career management and career path Performance related pay Reduction of seniority based practices Improvement of performance appraisal Human Resource Development Leadership development and core competency Improvement of training system and learning methods Opening training market to outside vendors Improvement of long term training Provision of self development opportunities Utilization of e-learning and e-culture
Conduct and discipline Revision of laws related to ethics, corruption, discipline Utilization of whistle blowing system Improvement of disciplinary process Improvement of transparancy in re-employment Evaluation of public satisfaction Morale and motivation Improvement of quality of worklife Realization of compensation and rewards system Improvement of retirement policy and pension policy Improvement of wroking condition
Tantangan Revolusi Mental Keberlanjutan perubahan Komitmen Politik from the Top Kesadaran pentingnya perubahan Kejelasan program dan waktu perubahan Resistensi atas perubahan “Budget driven, not vision driven” Berapa lama waktu yang dibutuhkan?
Catatan Akhir Reformasi Mental bukan basa basi Reformasi Mental Now and Forever Reformasi Mental is unfinished program Reformasi Mental never ending process
“kita bisa membangun jutaan gedung, ribuan kilometer jalan dan jembatan, kecuali anak cucu kita kelak dapat mengatakan bahwa indonesia adalah negara yang lebih baik untuk bertempat tinggal, sejatinya kita tidak mencapai apapun dalam pembangunan itu” Terima kasih