BTN Housing Index Triwulan IV-2014
Kontribusi BTN Bagi Industri Properti Indonesia BTN Housing Indeks (BTNHI) merupakan salah satu bentuk dukungan PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk terhadap kemajuan industri properti nasional. BTNHI bisa menjadi salah satu masukan bagi stakeholders, baik itu pemerintah, pengembang, maupun masyarakat dalam pengambilan keputusan. Pemerintah dalam kaitannya sebagai regulator berkepentingan dengan tercukupinya kebutuhan papan (tempat tinggal) masyarakat dan persaingan industri yang sehat. Pengembang berkepentingan dengan harga jual terkait tingkat pengembalian investasi. Masyarakat berkepentingan dengan harga beli terkait daya beli dan/atau ekspektas investasi.
BTN Housing Index Melengkapi IHPR Bank Indonesia BTN Housing Index (BTNHI) merupakan indeks harga perumahan yang diperhitungkan secara triwulanan berdasarkan harga transaksi nasabah PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. Sampel mencakup data seluruh kantor cabang BTN di Indonesia dengan batasan transaksi rumah tapak nonsubsidi dengan tipe ≤70 m2 yang dijual untuk pertama kali (primer). Triwulan I-2014 merupakan tahun dasar. BTN Housing Index tidak sama dengan Indeks Harga Properti Residensial Bank Indonesia. BTNHI IHPR BI Sampel Penghitungan Harga transaksi riil nasabah BTN Harga listing pengembang responden Cakupan Sampel Data transaksi seluruh cabang BTN di Indonesia 14 kota besar di Indonesia Determinan Harga Primer dan sekunder Primer
Tipe Rumah Tapak ≤ 36 m2 BTNHI Nasional Tumbuh Melambat BTN Housing Index untuk tipe rumah tapak ≤36 𝑚 2 secara nasional tumbuh melambat pada triwulan IV-2014 setelah pada periode-periode sebelumnya mengalami kenaikan. BTNHI untuk tipe ini tercatat sebesar 118,9 atau tumbuh 3,84% (qoq). Harga rata-rata untuk tipe rumah tapak ≤36 𝑚 2 naik 3,99%, tumbuh lebih rendah dibandingkan triwulan II dan III-2014 yang masing-masing naik 8,55% dan 8,79%. Harga rata-rata rumah tipe ini tercatat sebesar Rp221,3 juta pada triwulan IV-2014.
Tipe Rumah Tapak ≤36 m2 Kalimantan Barat 102.7 Kalimantan Selatan 101.9 Sulawesi Tenggara 95,9 Sulawesi Tengah 85,9 Sumatera Selatan 129,3 Sulawesi Utara 85,0 Lampung 123,3 DKI Jakarta 355,0 Jawa Barat 124,8 Bali 132,6 Provinsi dengan IHPBTN Tertinggi/Terendah pada Triwulan IV-2014 Jakarta Tertinggi Sulut Terendah Kota dengan IHPBTN tertinggi Kota dengan IHPBTN terendah
Tipe Rumah Tapak ≤ 36 m2 Harga Rata-rata Tertinggi/Terendah Berdasarkan Provinsi Gorontalo Terendah Jakarta Tertinggi Harga rata-rata tertinggi untuk tipe rumah tapak ≤36 𝑚 2 secara nasional sebesar Rp370,8 juta di Provinsi DKI Jakarta pada triwulan IV-2014. Sepanjang tahun 2014, harga tertinggi berada pada kisaran Rp275,5 juta hingga Rp499,1 juta yang mana harga paling tinggi terjadi di Provinsi DKI Jakarta pada triwulan II-2014. Harga rata-rata terendah untuk tipe rumah tapak ≤36 𝑚 2 secara nasional sebesar Rp Rp95,9 juta di Provinsi Gorontalo pada triwulan IV-2014. Sepanjang tahun 2014, harga terendah berada pada kisaran Rp92,2 juta hingga Rp98,1 juta yang mana harga paling rendah terjadi di Provinsi Gorontalo pada triwulan II-2014.
Tipe Rumah Tapak 37 - 45 m2 IHPBTN Nasional Tumbuh Melambat Indeks Harga Perumahan BTN untuk tipe rumah tapak 37-45 𝑚 2 secara nasional tumbuh melambat pada triwulan IV-2014 setelah pada periode-periode sebelumnya mengalami kenaikan. IHPBTN untuk tipe ini tercatat sebesar 121,8 atau tumbuh 4,19% (qoq). Harga rata-rata untuk tipe rumah tapak 37-45 𝑚 2 naik 3,22%, tumbuh lebih rendah dibandingkan triwulan II dan III-2014 yang masing-masing naik 5,67% dan 11,93%. Harga rata-rata rumah tipe ini tercatat sebesar Rp288,6 juta pada triwulan IV-2014.
Tipe Rumah Tapak 37 - 45 m2 Provinsi dengan IHPBTN Tertinggi/Terendah pada Triwulan IV-2014 Banten Tertinggi NTT Terendah Sulawesi Utara 134,6 Lampung 131,7 Banten 153,7 NAD 94,5 Papua 90,7 Jawa Barat 124,7 Sumatera selatan 82,2 Sulawesi Tengah 78,4 NTB 137,8 NTT 76,5 Kota dengan IHPBTN tertinggi Kota dengan IHPBTN terendah
Tipe Rumah Tapak 37 - 45 m2 Harga Rata-rata Tertinggi/Terendah Berdasarkan Provinsi Harga rata-rata tertinggi untuk tipe rumah tapak 37 - 45 𝑚 2 secara nasional sebesar Rp418,8 juta di Provinsi Bali pada triwulan IV-2014. Sepanjang tahun 2014, harga tertinggi berada pada kisaran Rp359,2 juta hingga Rp785,3 juta yang mana harga paling tinggi terjadi di Provinsi Maluku pada triwulan III-2014. Gorontalo Terendah Maluku Tertinggi Harga rata-rata terendah untuk tipe rumah tapak 37 - 45 𝑚 2 secara nasional sebesar Rp Rp159,0 juta di Provinsi Sumatera Barat pada triwulan IV-2014. Sepanjang tahun 2014, harga terendah berada pada kisaran Rp131,9 juta hingga Rp159,3 juta yang mana harga paling rendah terjadi di Provinsi Gorontalo pada triwulan I-2014.
Tipe Rumah Tapak 46 - 70 m2 IHPBTN Nasional Tumbuh Ekspansif Indeks Harga Perumahan BTN untuk tipe rumah tapak 46-70 𝑚 2 secara nasional tumbuh ekspansif pada triwulan IV-2014. IHPBTN untuk tipe ini tercatat sebesar 122,0 atau tumbuh 5,81% (qoq). Harga rata-rata untuk tipe rumah tapak 46-70 𝑚 2 naik 4,89%, tumbuh lebih rendah dibandingkan triwulan II dan III-2014 yang masing-masing naik 11,80% dan 9,08%. Harga rata-rata rumah tipe ini tercatat sebesar Rp326,3 juta pada triwulan IV-2014.
Tipe Rumah Tapak 46 - 70 m2 Provinsi dengan IHPBTN Tertinggi/Terendah pada Triwulan IV-2014 Sumsel Tertinggi Sulut Terendah Maluku Utara 136,9 Sumatera Selatan 160,8 Jawa Barat 128,6 Sulawesi Tengah 74,1 Gorontalo 92,7 Sulawesi Tenggara 132,2 Sulawesi selatan 100,1 Sulawesi Utara 63,2 Kalimantan Timur 155,2 NTT 96,0 Kota dengan IHPBTN tertinggi Kota dengan IHPBTN terendah
Tipe Rumah Tapak 46 - 70 m2 Harga Rata-rata Tertinggi/Terendah Berdasarkan Provinsi Harga rata-rata tertinggi untuk tipe rumah tapak 46 - 70 𝑚 2 secara nasional sebesar Rp587,8 juta di Provinsi DKI Jakarta pada triwulan IV-2014. Sepanjang tahun 2014, harga tertinggi berada pada kisaran Rp495,2 juta hingga Rp594,6 juta yang mana harga paling tinggi terjadi di Provinsi DKI Jakarta pada triwulan III-2014. Kepri Terendah Jakarta Tertinggi Harga rata-rata terendah untuk tipe rumah tapak 46 - 70 𝑚 2 secara nasional sebesar Rp182,8 juta di Provinsi Kepulauan Riau pada triwulan IV-2014. Sepanjang tahun 2014, harga terendah berada pada kisaran Rp162,1 juta hingga Rp182,8 juta yang mana harga paling rendah terjadi di Provinsi Kepulauan Riau pada triwulan I-2014.