BTN Housing Index Triwulan IV-2014.

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Endah Murniningtyas Deputi Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup
Advertisements

RENCANA PEMBANGUNAN PERUMAHAN RUMAH SEJAHTERA FLPP
Listrik Responding.
Minggu pertama Oktober
EVALUASI PENCAPAIAN INDIKATOR KKP SD DESEMBER TAHUN 2014
Sumatera Selatan Lampung Banten Jawa Barat Jawa Tengah Jawa Timur Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Maluku Sulawesi Tenggara Sulawesi Selatan.
Hasil Susenas 2014 (Rapat Kerja BKKBN, Jakarta, 29 Maret 2015)
ANGKET PEMBACA HARIAN Field Data dan Sampel Angket dimuat pada hari Jumat, 1 Mei 2009 Penantian pengembalian Angket dari tanggal 1-15 Mei 2009 Jumlah.
ANGKET PEMBACA TABLOID Field Data dan Sampel Angket dimuat pada hari Jumat, 1 Mei 2009 Penantian pengembalian Angket dari tanggal 1-15 Mei 2009.
Kegiatan Statistik Kehutanan
Kenampakan Wilayah dan Pembagian Waktu di Indonesi
Sumatera Selatan Lampung Banten Jawa Barat Jawa Tengah Jawa Timur Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Maluku Sulawesi Tenggara Sulawesi Selatan.
Peta Peningkatan Pemenuhan Energi Listrik Tiap Provinsi Hasil Model
PEMANTAUAN KEGIATAN PENDAMPINGAN PENYUSUNAN RAPERDA BIDANG PLP
Asisten Pemerintahan dan Kesra
Feedback Sistem Informasi SDM Kesehatan
Rakornas MAjlis Dikti-Litbang PP Muhammadiyah
WILAYAH SASARAN PROGRAM PKB PPPPTK MATEMATIKA 2017
Sumber : Juknis Pengembangan KSM Hal.12
RAPAT KOORDINASI Perkembangan Penggandaan dan Pendistribusian
Efektivitas Penelitian Dosen Terhadap Pemberantasan Narkoba
Kebijakan Registrasi Tenaga Kesehatan Indonesia
PERATURAN KPU TENTANG TAHAPAN, PROGRAM, DAN JADWAL PENYELENGGARAAN PEMILIHAN GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR, BUPATI DAN WAKIL BUPATI, DAN/ATAU WALIKOTA.
DIREKTORAT FASILITASI PENGEMBANGAN KAPASITAS APARATUR DESA”
Hasil Permodelan Tahap I
PROGRAM PEMBANGUNAN SANITASI SEKOLAH DASAR
Jumlah KK yang Sudah Terdata Per Provinsi Tahun 2017
UMR DI INDONESIA Oleh : Kelompok 2 Hanif Prawita Indraswanti
Pengembangan Kurikulum 2013 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
Kabupaten/Kota yang telah Menginisiasi KLA sampai Tahun 2014
DATA KELULUSAN SERTIFIKASI GURU TAHUN 2007 S.D 2010
DATA KEBUTUHAN GURU (NASIONAL) TAHUN
Sumber Jurnal: Agung Eddy Suryo Saputro PPT oleh: Siska Anggraeni
Disampaikan pada Rakornas BAN-S/M Jakarta , Maret 2014
Lesson Learned 2015.
Sumatera Selatan Lampung Banten Jawa Barat Jawa Tengah Jawa Timur Bali
PENGELOLA PERENCANAAN KEBUTUHAN SDMK PROV/KAB/KOTA
DATA KEBUTUHAN GURU SD NEGERI (NASIONAL) TAHUN
DEFINISI BAKU GT adalah guru tersedia yaitu jumlah guru yang ada dikurangi jumlah guru pensiun/mutasi/meninggal JM adalah jumlah murid/siswa yang ada (untuk.
HASIL PENELITIAN (8) Gambar 7 Peta Potensi Energi Angin Perairan Pantai Nusa Tenggara Barat (Tahun )
PERANAN SUMBERDAYA ALAM DALAM PEMBANGUNAN
Sumatera Selatan Lampung Banten Jawa Barat Jawa Tengah Jawa Timur Bali
Trend menonton tv yang terus naik
DATA KEBUTUHAN GURU SMK NEGERI (NASIONAL) TAHUN
INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA
KEBIJAKAN BAN-S/M TAHUN 2014
Mungkinkah Tercapai “Universal Coverage” BPJS Kesehatan tahun 2019? POLITEKNIK NEGERI JEMBER SITI ZULAIKHA (G ) GOLONGAN C.
SOSIALISASI SERTIFIKASI GURU & PENGAWAS DALAM JABATAN
PERANAN SUMBERDAYA ALAM DALAM PEMBANGUNAN
Sumatera Selatan Lampung Banten Jawa Barat Jawa Tengah Jawa Timur Bali
PERANAN SUMBERDAYA ALAM DALAM PEMBANGUNAN
Negara Kesatuan Republik Indonesia
PENGHARGAAN DAN SISTEM PENGUPAHAN
PERENCANAAN TATA RUANG NASIONAL, PROVINSI, DAN KABUPATEN/KOTA
EVALUASI PENANGGULANGAN GANGGUAN REPRODUKSI WILAYAH BVET MEDAN
EVALUASI PENANGGULANGAN GANGGUAN REPRODUKSI 2017
PENJELASAN PELAKSANAAN RAPAT KOORDINASI DAN MEKANISME DESK
RENCANA DAN REALISASI KEGIATAN PISEW
PERANAN SUMBERDAYA ALAM DALAM PEMBANGUNAN
PERANAN SUMBERDAYA ALAM DALAM PEMBANGUNAN
Progres dan Rencana Kerja Tindak Lanjut PFI
PERANAN SUMBERDAYA ALAM DALAM PEMBANGUNAN
Traditional Houses of Indonesia
Dana Pensiun OJK MENGAPRESIASI
EVALUASI PENYERAPAN ANGGARAN PERCEPATAN PENDAFTARAN VARIETAS LOKAL
RAPAT KOORDINASI Penyesuaian Target Kemiskinan Kab/kota
Dana Pensiun OJK MENGAPRESIASI
RENCANA KERJA PERBENIHAN PAJALE 2019
KEBIJAKAN REFORMASI BIROKRASI TAHUN 2019
PUSAT –PUSAT PERTUMBUHAN DAN PEMBANGUNAN WILAYAH DI INDONESIA OLEH ARUM NUR LAILI SMA MUHAMMADIYAH 2 KERTOSONO 3.1. Memahami konsep wilayah dan pewilayahan.
Transcript presentasi:

BTN Housing Index Triwulan IV-2014

Kontribusi BTN Bagi Industri Properti Indonesia BTN Housing Indeks (BTNHI) merupakan salah satu bentuk dukungan PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk terhadap kemajuan industri properti nasional. BTNHI bisa menjadi salah satu masukan bagi stakeholders, baik itu pemerintah, pengembang, maupun masyarakat dalam pengambilan keputusan. Pemerintah dalam kaitannya sebagai regulator berkepentingan dengan tercukupinya kebutuhan papan (tempat tinggal) masyarakat dan persaingan industri yang sehat. Pengembang berkepentingan dengan harga jual terkait tingkat pengembalian investasi. Masyarakat berkepentingan dengan harga beli terkait daya beli dan/atau ekspektas investasi.

BTN Housing Index Melengkapi IHPR Bank Indonesia BTN Housing Index (BTNHI) merupakan indeks harga perumahan yang diperhitungkan secara triwulanan berdasarkan harga transaksi nasabah PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. Sampel mencakup data seluruh kantor cabang BTN di Indonesia dengan batasan transaksi rumah tapak nonsubsidi dengan tipe ≤70 m2 yang dijual untuk pertama kali (primer). Triwulan I-2014 merupakan tahun dasar. BTN Housing Index tidak sama dengan Indeks Harga Properti Residensial Bank Indonesia. BTNHI IHPR BI Sampel Penghitungan Harga transaksi riil nasabah BTN Harga listing pengembang responden Cakupan Sampel Data transaksi seluruh cabang BTN di Indonesia 14 kota besar di Indonesia Determinan Harga Primer dan sekunder Primer

Tipe Rumah Tapak ≤ 36 m2 BTNHI Nasional Tumbuh Melambat BTN Housing Index untuk tipe rumah tapak ≤36 𝑚 2 secara nasional tumbuh melambat pada triwulan IV-2014 setelah pada periode-periode sebelumnya mengalami kenaikan. BTNHI untuk tipe ini tercatat sebesar 118,9 atau tumbuh 3,84% (qoq). Harga rata-rata untuk tipe rumah tapak ≤36 𝑚 2 naik 3,99%, tumbuh lebih rendah dibandingkan triwulan II dan III-2014 yang masing-masing naik 8,55% dan 8,79%. Harga rata-rata rumah tipe ini tercatat sebesar Rp221,3 juta pada triwulan IV-2014.

Tipe Rumah Tapak ≤36 m2 Kalimantan Barat 102.7 Kalimantan Selatan 101.9 Sulawesi Tenggara 95,9 Sulawesi Tengah 85,9 Sumatera Selatan 129,3 Sulawesi Utara 85,0 Lampung 123,3 DKI Jakarta 355,0 Jawa Barat 124,8 Bali 132,6 Provinsi dengan IHPBTN Tertinggi/Terendah pada Triwulan IV-2014 Jakarta Tertinggi Sulut Terendah Kota dengan IHPBTN tertinggi Kota dengan IHPBTN terendah

Tipe Rumah Tapak ≤ 36 m2 Harga Rata-rata Tertinggi/Terendah Berdasarkan Provinsi Gorontalo Terendah Jakarta Tertinggi Harga rata-rata tertinggi untuk tipe rumah tapak ≤36 𝑚 2 secara nasional sebesar Rp370,8 juta di Provinsi DKI Jakarta pada triwulan IV-2014. Sepanjang tahun 2014, harga tertinggi berada pada kisaran Rp275,5 juta hingga Rp499,1 juta yang mana harga paling tinggi terjadi di Provinsi DKI Jakarta pada triwulan II-2014. Harga rata-rata terendah untuk tipe rumah tapak ≤36 𝑚 2 secara nasional sebesar Rp Rp95,9 juta di Provinsi Gorontalo pada triwulan IV-2014. Sepanjang tahun 2014, harga terendah berada pada kisaran Rp92,2 juta hingga Rp98,1 juta yang mana harga paling rendah terjadi di Provinsi Gorontalo pada triwulan II-2014.

Tipe Rumah Tapak 37 - 45 m2 IHPBTN Nasional Tumbuh Melambat Indeks Harga Perumahan BTN untuk tipe rumah tapak 37-45 𝑚 2 secara nasional tumbuh melambat pada triwulan IV-2014 setelah pada periode-periode sebelumnya mengalami kenaikan. IHPBTN untuk tipe ini tercatat sebesar 121,8 atau tumbuh 4,19% (qoq). Harga rata-rata untuk tipe rumah tapak 37-45 𝑚 2 naik 3,22%, tumbuh lebih rendah dibandingkan triwulan II dan III-2014 yang masing-masing naik 5,67% dan 11,93%. Harga rata-rata rumah tipe ini tercatat sebesar Rp288,6 juta pada triwulan IV-2014.

Tipe Rumah Tapak 37 - 45 m2 Provinsi dengan IHPBTN Tertinggi/Terendah pada Triwulan IV-2014 Banten Tertinggi NTT Terendah Sulawesi Utara 134,6 Lampung 131,7 Banten 153,7 NAD 94,5 Papua 90,7 Jawa Barat 124,7 Sumatera selatan 82,2 Sulawesi Tengah 78,4 NTB 137,8 NTT 76,5 Kota dengan IHPBTN tertinggi Kota dengan IHPBTN terendah

Tipe Rumah Tapak 37 - 45 m2 Harga Rata-rata Tertinggi/Terendah Berdasarkan Provinsi Harga rata-rata tertinggi untuk tipe rumah tapak 37 - 45 𝑚 2 secara nasional sebesar Rp418,8 juta di Provinsi Bali pada triwulan IV-2014. Sepanjang tahun 2014, harga tertinggi berada pada kisaran Rp359,2 juta hingga Rp785,3 juta yang mana harga paling tinggi terjadi di Provinsi Maluku pada triwulan III-2014. Gorontalo Terendah Maluku Tertinggi Harga rata-rata terendah untuk tipe rumah tapak 37 - 45 𝑚 2 secara nasional sebesar Rp Rp159,0 juta di Provinsi Sumatera Barat pada triwulan IV-2014. Sepanjang tahun 2014, harga terendah berada pada kisaran Rp131,9 juta hingga Rp159,3 juta yang mana harga paling rendah terjadi di Provinsi Gorontalo pada triwulan I-2014.

Tipe Rumah Tapak 46 - 70 m2 IHPBTN Nasional Tumbuh Ekspansif Indeks Harga Perumahan BTN untuk tipe rumah tapak 46-70 𝑚 2 secara nasional tumbuh ekspansif pada triwulan IV-2014. IHPBTN untuk tipe ini tercatat sebesar 122,0 atau tumbuh 5,81% (qoq). Harga rata-rata untuk tipe rumah tapak 46-70 𝑚 2 naik 4,89%, tumbuh lebih rendah dibandingkan triwulan II dan III-2014 yang masing-masing naik 11,80% dan 9,08%. Harga rata-rata rumah tipe ini tercatat sebesar Rp326,3 juta pada triwulan IV-2014.

Tipe Rumah Tapak 46 - 70 m2 Provinsi dengan IHPBTN Tertinggi/Terendah pada Triwulan IV-2014 Sumsel Tertinggi Sulut Terendah Maluku Utara 136,9 Sumatera Selatan 160,8 Jawa Barat 128,6 Sulawesi Tengah 74,1 Gorontalo 92,7 Sulawesi Tenggara 132,2 Sulawesi selatan 100,1 Sulawesi Utara 63,2 Kalimantan Timur 155,2 NTT 96,0 Kota dengan IHPBTN tertinggi Kota dengan IHPBTN terendah

Tipe Rumah Tapak 46 - 70 m2 Harga Rata-rata Tertinggi/Terendah Berdasarkan Provinsi Harga rata-rata tertinggi untuk tipe rumah tapak 46 - 70 𝑚 2 secara nasional sebesar Rp587,8 juta di Provinsi DKI Jakarta pada triwulan IV-2014. Sepanjang tahun 2014, harga tertinggi berada pada kisaran Rp495,2 juta hingga Rp594,6 juta yang mana harga paling tinggi terjadi di Provinsi DKI Jakarta pada triwulan III-2014. Kepri Terendah Jakarta Tertinggi Harga rata-rata terendah untuk tipe rumah tapak 46 - 70 𝑚 2 secara nasional sebesar Rp182,8 juta di Provinsi Kepulauan Riau pada triwulan IV-2014. Sepanjang tahun 2014, harga terendah berada pada kisaran Rp162,1 juta hingga Rp182,8 juta yang mana harga paling rendah terjadi di Provinsi Kepulauan Riau pada triwulan I-2014.