Tinjauan Pendekatan , Definisi, Perspektif

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
PERSEPSI TENTANG SEHAT-SAKIT & PERILAKU SAKIT
Advertisements

Dosen : Ravianty Dony, Psikolog
KONSEP-KONSEP DASAR TEORI KEPRIBADIAN
Isyu-isyu penting dalam teori Kepribadian.
Dampak Psikologis Bencana terhadap kelompok rentan
A. Pengertian 1. Gangguan psikosis akut dan sementara adalah sekelompok gangguan jiwa yang : Onsetnya akut ( 2 minggu) Sindrom polimorfik Ada stresor.
GANGGUAN KONSEP DIRI Pengertian Konsep diri adalah semua pikiran, kepercayaan dan keyakinan yang diketahui tentang dirinya dan mempengaruhi individu dalam.
Ruang Lingkup Psikologi
SERAFIN WISNI SEPTIARTI DOSEN FIP UNY DOSEN PEND.SOSIOLOGI FIS UNY
Psikiatri: Asesmen psikiatri dasar
PSIKOLOGI ANAK KHUSUS Minggu 1
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
PENERIMAAN DIRI REMAJA PENYANDANG TUNADAKSA
DALAM KEPERAWATAN JIWA
PRILAKU SEHAT & SAKIT DI MASYARAKAT
Ns. SATRIA GOBEL, M.Kep SpKom
SEHAT MENTAL World Health Organization (WHO): Sehat adalah keadaan sejahtera secara fisik, mental dan sosial secara penuh, bukan semata-mata absennya.
Teori – Teori Sosial Pip, Jones (2009).
SOSIOLOGI KESEHATAN.
PSIKOSOSIAL PADA PASIEN DENGAN MASALAH SISTEM HEMAIMMUNOLOGI
KESEHATAN, STRES, DAN COPING
MATERI KULIAH PSIKOLOGI KLINIS
PRINSIP–PRINSIP Perkembangan
PERLINDUNGAN ANAK DARI KEKERASAN SEXUAL Dra
Dissociative disorder
Psikiatri: Asesmen psikiatri dasar
Dasar-Dasar Dukungan Psikososial
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
NASKAH PSIKIATRI Kuliah 6
Intervensi Psikososial
Perkembangan Sosioemosional masa kanak-kanak akhir (Usia Sekolah)
GANGGUAN SKIZOAFEKTIF
MATERI KULIAH PSIKOLOGI KLINIS
ASPEK PSIKOLOGIK PADA ANAK DENGAN KELAINAN ENDOKRIN
Konsep dasar keperawatan jiwa
GANGGUAN CEMAS, FOBIA,PANIK, SOMATOFORM DAN OBSESI KOMPULSIF
Ruang Lingkup Psikologi
Standar Pelayanan Pekerjaan Sosial di bidang kesehatan.
Akademi Perawat Panti Waluya 9 Januari 2010
Model Perilaku Abnormal
GANGGUAN PENYESUAIAN DIRI
Perkembangan Peserta Didik (Pertemuan 2)
MSDM – Handout 12 Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
Selamat pagi.
MANAGEMEN PENCEGAHAN BUNUH DIRI
Yeny Duriana Wijaya, M.Psi., Psi
PSYCHOSOCIAL PROBLEMS RELATED TO DISASTER AND MANAGEMENT
PEKERJA SOSIAL DI UNIT PERAWATAN GAGAL GINJAL
KONSEP DASAR KEPERAWATAN JIWA
Epidemiologi menekankan pada upaya menerangkan bagaimana frekuensi & distribusi penyakit serta bagaimana berbagai factor dapat menjadi factor penyebab.Sebenarnya.
PSIKOSIS DAN DEPRESI POSTPARTUM
Interview Suatu situasi dimana terjadi pembagian pandangan dan informasi antara 2 orang yg bertemu. Terjadi pembentukan relasi antar personal. Terjadi.
PERAN GURU DALAM PROSES BELAJAR-MENGAJAR
MSDM – Handout 12 Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) Mengenal Lebih Dekat dan Penanganannya di Kelas Oleh: Ana Karunia, S.Psi.
OLEH : Dr. Hubertus Kasan Hidajat,Sp.KJ. SEMINAR PROFESIONAL.
ISD Sebagai Salah Satu MKDU. Pengertian ISD Ilmu Sosial Dasar : Yaitu ilmu yang mempelajari masalah-masalah sosial, khususnya masalah2 yg diwujudkan oleh.
ILMU KEDOKTERAN & EPIDEMIOLOGI PENYAKIT
Psychological Disorders
Psychological Disorders
Intelectual Disability
MSDM – Handout 12 Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
STRESS KERJA.
Low Back Pain Prevalence and Related Workplace Psycosocial Risk Factor: A Study Using Data From the 2010 National Health Interview Survey Haiou Yang et.
Arti dan Konsep Sehat  WHO (1947) Sehat : suatu keadaan yang sempurna baik secara fisik, mental dan sosial serta tidak hanya bebas dari penyakit atau.
Lili Eriska Sianturi, M.K.M Kuliah Dasar Epidemiologi
Sexual Behaviour Bayi dan Anak. Perkembangan seksualitas bukan hanya perilaku pemuasan seks semata, tapi juga mencakup pembentukan nilai, sikap, perasaan,
MSDM – Handout 12 Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
KONSEP PENDIDIKAN KESEHATAN Ismuntania siregar., M.KEP.
Transcript presentasi:

Tinjauan Pendekatan , Definisi, Perspektif Sehat dan Sakit Jiwa Tinjauan Pendekatan , Definisi, Perspektif

Suatu Kesinambungan atau tersendiri? Model berkesinambungan : Sehat Mental Sakit Mental +++++++++++++++++++++++++++++ Sehat>>>>Reaksi penyesuaian>>>>Neurosis>>>>Psikosis Kesehatan jiwa manusia dialami dalam berbagai gradasi selama hidupnya. Kebanyakan tidak sampai pada titik ujung, berada ditengah Setiap orang dapat sakit mental, pada suatu situasi tertentu.

Model Terpisah Beberapa orang sehat mental; beberapa dengan gangguan khusus. “Decision trees” akan membedakan yang sakit dan sehat. Sehat Mental Sakit Mental

Jiwa yang Sehat Orang yang berjiwa sehat: Punya self-esteem, self-acceptance Menyadari potensi dirinya Mampu mempertahankan dan mengisi hubungan dengan sesama Merasa sejahtera secara psikologik Otonomi diri Menguasai dan mengendalikan diri ,kompeten dan mempunyai tujuan Sesuai norma budaya dan agama

Perlukah jiwa sehat? Jiwa perlu dijaga kesehatannya Perlu advokasi kepada pemegang kebijakan akan perlunya edukasi, pencegahan dan bukan hanya mengobati ketika sakit Ketersediaan ruang gerak mengembangkan diri, menumbuhkan kreativitas, mencapai goal

Sakit Jiwa? Merupakan gangguan pada otak Gangguan pada otak dicerminkan dalam gangguan pikiran, perasaan dan perilaku Perilaku memberontak, kreatif, berkeyakinan, berkepercayaan yang ekstrim; tidak sesuai norma budaya dan agama yang dianut masyarakat umum

Model Medik dan Konsep Penyakit “Ketika terjadi ketidak nyamanan atau perilaku tidak sesuai karena fungsi tubuh yang salah , maka disebut ‘disease.’” Mechanic, p. 14. Dalam mendiagnosis penyakit fisik dibutuhkan wawancara, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang seperti laboratorium dsb Setelah diperiksa akan diketahui : Penyebab Perjalanan penyakit Penentuan terapi

Apakah gangguan mental sama dengan penyakit fisik ? Gangguan mental tidak dapat dikonfirmasi dengan pemeriksaan laboratorium darah atau MRI Diagnosis gangguan jiwa tidak terkait dengan etiologi, perjalanan gangguan atau terapi secara umum. Karena itu beberapa ahli tak sependapat dengan penyakit jiwa tetapi gangguan jiwa (misal Thomas Szasz).

Perspektif DSM Gangguan Mental menggambarkan “perilaku yang secara klinis nampak atau sindroma psikologik pada individu karena didera stres kini (misal simtom nyeri) atau disabilitas.” DSM membuat diagnosis psikiatri menyamai penyakit diagnosis medik . Simtom merupakan indikator penyakit, bukan penyimpangan perilaku

DSM Kekuatan: terstandar bagi praktisi, asuransi penyandang dana, pihak hukum, dan institusi yang berkepentingan lainnya Limitasi: Bersifat deskriptif sehingga tidak menggambarkan kausa, perjalanan penyakit dan terapi

Kategori Utama DSM-IV Gangguan Anxietas Gangguan Somatoform Gangguan Buatan Gangguan Dissosiatif Gangguan Sexual dan Identitas gender Gangguan Makan Gangguan Tidur Gangguan Kendali Impuls yang tidak diklasifikasikan di tempat lain Gangguan Penyesuaian Gangguan Personaliti Kondisi lain yang menjadi perhatian klinis Gangguan yang biasanya mulai didiagnosis pada masa bayi, kanak, remaja Delirium, demensia, amnesia, dan gangguan kognitif lainnya Gangguan mental yang disebabkan gangguan kondisi medik yang tidak diklasifikasikan di tempat lain Gangguan terkait penggunaan zat Schizophrenia dan gangguan psikotik lainnya Gangguan Mood

Perspektif Sosiologik Gangguan Mental merupakan jenis perilaku menyimpang, bukan proses penyakit Mereka yang mengalami gangguan mental adalah mereka yang melanggar norma sosial atau tak sesuai norma. Individu dengan gangguan jiwa menjadi tak berdaya diberi label tertentu

Gangguan Mental sebagai Perilaku Menyimpang Periset yang menganggap gangguan mental sebagai perilaku menyimpang meneliti proses dan aturan dan bukan simtom. Szasz (1963, 1984): Gangguan Mental bukan penyakit, sebab secara fisik tak ada luka/lesi Menyebut sakit jiwa berarti membuat manusia tak mampu mempertanggung jawabkan perbuatannya

Jelek atau Gila? Perilaku yang menyimpang sering dibilang jelek atau gila Jika ada minat pribadi, kita bilang jelek Perilaku yang sama , konteks berbeda, dapat diberi label berbeda misal orang miskin mencuri kita sebut ‘jelek’, orang sangat kaya mencuri kita sebut ‘sakit’ ?

Asumsi yang melatar belakangi ‘jelek’ atau ‘gila’ Ide Ambivalen : Ilmu Sosial dan behavioral mempunyai pendapat bahwa perilaku terjadi karena ada kejadian sebelumnya, kekuatan sosial, biologi Padawaktu yang sama , kita berasumsi bahwa individu dapat membedakan benar dan salah dan mempunyai ‘kebebasan bertindak’ sehingga setiap perilakunya berkait dengan tanggung jawab

Definisi dan pemberian label : masalah Pada terapi sukarela- orang datang atas kemauan sendiri untuk berobat, maka penyebab, pencetus, goal dapat diidentifikasi dan dikejar Jika individu dipaksa berobat, maka dapat muncul berbagai dilemma

Bagaimana mengukur Gangguan Jiwa? Beberapa periset (sociologists, public health specialists, social workers) lebih memperhatikan perkembangan gangguan jiwa di masyarakat, daripada manifestasinya pada orang yang diobati gangguan jiwanya.

Penggunaan terminologi dalam asesmen gangguan mental di komunitas : Epidemiology: mempelajari sebaran gangguan dalam populasi, cepatnya berkembang, siapa yang rentan, dalam upaya mengidentifikasi penyebab dan menemukan intervensi (misal pekerjaan John Snow untuk kolera di London pada tahun 1854) Morbidity: prevalensi penyakit dalam suatu populasi Comorbidity: terdapatnya lebih dari satu penyakit pada seorang individu

Terminologi (lanjutan): Prevalensi: Seberapa sering kejadian penyakit Point prevalence: persentase populasi yang dipengaruhi penyakit pada suatu titik waktu Lifetime prevalence: persentase dari populasi yang pernah terkena sebuah penyakit Incidence: kecepatan munculnya kasus baru dalam satu waktu yang ditetapkan

Studi Epidemiologi Gangguan Jiwa 1st in USA: Epidemiologic Catchment Area (ECA), 1981 2nd in USA: National Comorbidity Study (NCS) 1990’s Juga beberapa studi tentang prevalensi pada budaya lain

Studi Lintas Budaya Normalitas budaya satu dengan lainnya berbeda Karena itu pengukuran lintas budaya dapat merupakan masalah Jadi hasil riset untuk satu budaya tidak dapat mencerminkan keadaan budaya lainnya

Penyebab Gangguan Jiwa Tak seorangpun tahu. Riset sulit menyimpulkan. Riset melihatnya dari perspektif yang berbeda : Psikologik Biologik Sosiologik

Biologik, perkembangan, atau sosial? Manusia terdiri dari biologik dan sosial, maka penyebab gangguan jiwa melibatkan keduanya. Penyebab tunggal tak ada, merupakan kombinasi kerentanan biologik, kondisi lingkungan, stressor sosial, jejaring sosial dan dukungan, orientasi psikologik dan pembelajaran perilaku

Kemungkinan penyebab psikologik/perkembangan Riset Psikologi dalam penyebab gangguan jiwa memperhatikan kepribadian individu (early development, cognitive styles, personal identity) Sudut pandang Psikoanalitik—pengaruh perkembangan dini, seperti KDRT, pengabaian anak, kualitas pengasuhan Cognitive-behavioral/behavioral—cara pikir mempengaruhi perilaku, pembelajaran sosial Phenomenological/existential—fokus pada pilihan, pertanggunan jawab, pemaknaan Dinamika Keluarga—fokus pada peran keluarga, pola komunikasi

Kemungkinan penyebab biologik : Periset mengamati faktor : Genetik Neurokimiawi Viral

Kemungkinan penyebab lingkungan/ sosial Periset mengamati faktor : Keadaan lingkungan yang kronis menetap Kemiskinan Kondisi lingkungan yang buruk Lingkungan hidup yang membahayakan (Dangerous neighborhoods) Peran tanggung jawab diluar batas kemampuan Peristiwa kehidupan yang Negatif—stress and coping Bencana alam Pengangguran Penyesuaian peran dan diri pada lingkungan baru

Kemungkinan penyebab lingkungan/ sosial: Faktor lain adalah : Labeling Kendali Sosial—cara diagnosis dan terapi gangguan jiwa merupakan agen kendali sosial Relationship hubungan antara sikap sosial dan perjalanan gangguan—dampak stigma, diskriminasi, dan pengucilan sosial

Kemungkinan penyebab lingkungan/ sosial: Mobilisasi Kolektif Gejolak dalam masyarakat dapat menyebabkan disabilitas dengan cara : Membatasi gerak orang dengan gangguan Membatasi akses ke fasilitas masyarakat dan pekerjaan Diskriminasi melawan mereka Perburukan (Impairment) dapat menjadi aspek besar atau kecil bagi orang yang diberi identitas , tergantung pada sikap pemerintah dan masyarakat merespon kecacatannya

Penyakit atau masalah kehidupan? Beberapa perilaku bermasalah dalam DSM: Penggunaan alkohol bermasalah dan dependensi Penggunaan zat Perilaku menantang pada anak Tidak sepenuhnya sesuai dengan model penyakit Lebih cocok mempertimbangkannya sebagai masalah dalam kehidupan

Definisi Publik Gangguan Jiwa Kebanyakan orang berobat karena merasa tertekan dengan gangguan jiwanya. Beberapa tidak merasa sakit/terganggu, tetapi keluarganya, orang sekitarnya, sekolah, karyawan, polisi. Dalam beberapa kasus , para evaluator seringkali sulit menjustifikasi

Peran dari values Values dari evaluator mempengaruhi cara menilai dan orang yang dinilai Values seseorang dipengaruhi budaya dan konteks sosial. Wawasan yang luas dan pengaruh budaya serta konteks sosial akan menggolongkan seseorang dalam bad atau mad.

Value dari model penyakit Disease model berupaya untuk obyektif dan universal, menghindari penghakiman perilaku. Psikiater berupaya memisahkan simtom dari muatan budaya (misal, schizophrenia).

DIAGNOSTIC AND STATISTICAL MANUAL OF MENTAL DISORDERS DSM-IV Sumber :Nicole Letch 2004

DSM-IV Apakah itu? Buku manual berisi gangguan jiwa yang sebagian besar terjadi: deskripsi, kriteria diagnosis, terapi dan temuan riset.

DSM-IV Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders - Fourth Edition (DSM-IV), was published by the American Psychiatric Association, Washington D.C., in 1994.

“medical student syndrome” A word of warning……. “medical student syndrome” Students can come to believe that they suffer from almost all of the disorders with which they are made familiar because the symptoms of disorders usually overlap with experiences that are universal to the human condition. For example, feelings of sadness are not uncommon among people with healthy minds, even though they are a symptom of depression.

DSM-IV Gangguan jiwa dalam DSM-IV terdiri atas 17 kategori. Gambaran Psikologik Tergambar pada masing-masing kelompok kategori Gangguan Mood Gangguan Psikotik Gangguan Anxietas Gangguan Somatoform

Gangguan lain dalam DSM-IV Gangguan Tidur Khas dengan gangguan tidur yang jelas Contoh: Insomnia Primer – dkesulitan masuk dan mempertahankan tidur Narcolepsy – serangan tidur yang tidak dapat ditahan meski sudah bangun tidur dengan segar Gangguan Teror Tidur– kejadian teror tidur berulang (terbangun dari tidur biasanya dengan teriakan atau tangisan panik)

Gangguan lain dalam DSM-IV Gangguan Masa Bayi, Kanak atau Remaja Gangguan yang biasanya didiagnosis pada masa bayi, kanak atau dewasa : Gangguan membaca – tak dapat membaca sampai pada umur yang biasanya dapat Stuttering– gangguan kelancaran dan pola bicara Encopresis – berulang bab pada tempat tidak semestinya (misal di kasur, di celana, di lantai)

Gangguan lain dalam DSM-IV Gangguan Disosiatif Gangguan yang menginterupsi fungsi kesadaran , memori, identitas, persepsi lingkungan Misal : Gangguan Identitas Disosiatif – hadirnya satu atau lebih identitas/personaliti yang berbeda dalam individu yang sama Amnesia Disosiatif– ketidakmampuan me recall informasi penting yang pernah dialaminya, biasanya peristiwa traumatik/stressful

Gangguan lain dalam DSM IV Gangguan kendali Impuls Gangguan mengendalikan impul , dorongan, godaan, sehingga tidak dapat menahan serangan berbahaya pada orang lain atau benda lainnya , misal : Kleptomania – berulangkali tidak mampu menahan impul untuk mencuri sesuatu yang tidak ada dasar nilai ekonomis Pyromania– pola membakar untuk mendapatkan kesenangan, kepouasan atau melampiaskan ketegangan Pathological gambling – berulangkali berjudi dengan cara maladaptif Trichotillomania – berulangkali mencabut rambut tanpa dapat dikendalikan

Gangguan DSM-IV lainnya DELIRIUM, DEMENSIA & AMNESIA serta Gangguan Kognitif Lainnya Gangguan yang menunjukan defisit kognitif atau memori , misal : Delirium – Gangguan kesadaran dengan gangguan memori dan kognisi Demensia – Gangguan memori termasuk Alzheimer’s) tanpa gangguan kesadaran Amnesia – Gangguan kognitif dan memori tanpa gangguan kesadaran, pasca sebuah peristiwa traumatik atau benturan kepala

Pendekatan multiaksial DSM mengunakan pendekatan multiaxial atau multidimensional untuk mendiagnosis karena jarang menggunakan faktor lain dari kehidupan yang bersangkutan yang tidak terkait dengan kesehatan mental . Multiaksial mempunyai 5 aksis

Lima Aksis Aksis 1 – sindroma klinis Ini yang kita sebut sebagai diagnosis (misal depresi, schizophrenia, fobia sosial)

Aksis II: Gangguan perkembangan dan Gangguan personaliti Gangguan perkembangan termasuk autism dan retardasi mental, gangguan yang secara khas muncul pada masa kanak  Gangguan Personaliti merupakan sindroma klinis yang simtomnya bertahan dalam jangka panjang yang mencirikan interaksi orang tersebut dengan dunia luar . Misal Gangguan Kepribadian Paranoid, Antisosial, dan Personaliti Ambang Disorders.

Aksis III: Kondisi Fisik Mempunyai peran dalam mengembangkan, melanjutkan atau membuat kambuh gangguan pada aksis I dan II Termasuk didalamnya kondisi fisiktrauma otak, HIV/AIDS , yang membua gejala gangguan mental

Aksis IV: Parahnya Stresor Psikososial Peristiwa dalam kehidupan seseorang, seperti kematian orang yang dicintai , memulai pekerjaan baru, masuk sekolah baru, diberhentikan dari pekerjaan , menikah dapat berdampak pada gangguan pada aksis I dan II.  Kejadian ini mempunyai gradasi tinggi sampai rendah dan dinilai beratnya dalam aksis ini

Aksis V: Level Fungsi Tertinggi Ada daftar berisi angka yang mengurutkan level tertinggi keberfungsian seseorang sekarang dan dalam setahun ini Aksis ini mengambarkan bahwa keempat aksis sebelumnya memengaruhi keberfungsian seseorang dan tipe perubahan yang akan kita harapkan