Fisioterapi Wellness.

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
SMK MARSUDI LUHUR 1 YOGYAKARTA
Advertisements

Ruang Lingkup Fisiologi Hewan Air
Tiga dari hal2 yg ada dibawah ini terdapat pd klien
Integrasi metabolisme
Chandra Setya Nugraha SMAK PENABUR HI
PROSES PERNAPASAN OLEH : IDA RIANAWATY, S.Si. M.Pd. Ida Rianawaty.
AMYI HABIBAH( ) p.Biologi
Manusia Reproduksi Sel, Jaringan, Pencernaan,& organ Metabolisme
TRANSFER ENERGI pd aktivitas
PELEPASAN ENERGI DARI MAKANAN
KECEPATAN METABOLISME DAN PENGUKURANNYA
Katabolisme Karbohidrat.
Terdiri dari : Anabolisme dan Katabolisme
ENERGI DAN METABOLISME
Cairan tubuh, elektrolit dan pengaturannya
SISTEM RESPIRASI.
BIOENERGI.
Metabolisme Karbohidrat. Sekilas metabolisme Karbohidrat Karbohidrat essensial : glukosa dan serat Jaringan tertentu hanya memperoleh energi dari karbohidrat.
Kebutuhan cairan dan elektrolit
Peran FT dalam Tim OR.
CAIRAN TUBUH Imran Tumenggung
ENDOKRIN EXERCISE Lilis Hadiyati.
METABOLISME KARBOHIDRAT
KEBUTUHAN DASAR MANUSIA OKSIGEN (OKSIGENASI)
ENERGI SUB BAHASAN: Komponen Energi yang Digunakan Pengukuran Energi
DIABETES MELLITUS “The Best Prescription is Knowledge"
TEAM TEACHING Dra. Hj. Aseptianova, M.Pd. Tutik Fitri Wijayanti, M.Pd.
STRES DAN KUALITAS DAGING
MODUL 10. Analisa & Perancangan Kerja II
Erkadius Bagian Fisiologi
AIR.
KEBUTUHAN KALORI dan GIZI MAKRO OLAHRAGA AEROBIK
Erkadius Bagian Fisiologi
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
4. NUTRIEN UNTUK TERNAK (UDARA DAN AIR)
BEBAN KERJA & PRODUKTIVITAS
Respirasi Drs. IGK. WIJASA, MARS.
DASAR-DASAR KEPELATIHAN
Alat Pernapasan Penyerapan Gas Mekanisme Bernapas Gangguan Pernapasan
SISTEM RESPIRASI.
FAAL KERJA: METABOLISME & KAPASITAS KERJA
KEBUGARAN JASMANI AFRIWARDI.
ENERGI.
Proses Anaerob Atp ase a. ATP  ADP + P +energi bebas.
Respon Sistem kerja tubuh terhadap latihan fisik
PRINSIP LATIHAN FISIOLOGIK
PENGARUH LINGKUNGAN PADA FISIOLOGI KERJA
EXERCISE PADA SUHU DINGIN
Rijalul Fikri Fisiologi Endokrin.
FISIOLOGI PERNAPASAN m.nukhun.
ANATOMI FISIOLOGI Pengampu : 1. Moh. Nur Ihsan 2. Dr. Tri Eko Susilorini, MS Penilaian : UTS, Kuis, UAS dan praktikum.
penggunaan energi dalam keadaan istirahat & latihan
METABOLISME KARBOHIDRAT DAN LEMAK
EXERCISE PADA SUHU DINGIN
KONSEP DASAR FISIOTERAPI OLAHRAGA
LATIHAN AEROBIK-2 LENNY AGUSTARIA.
1. Terminologi PRICE -> pertolongan pertama pada cedera olahraga akut dengan kondisi tertutup (tidak ada robekan kulit atau perdarahan), singkatan dari.
METABOLISME Dr.sugeng riyadi.
SISTEM HORMONAL.
Bagian Kesehatan Lingkungan dan Kesehatan Keselamatan Kerja
PERNAFASAN / RESPIRASI
Hormon Hormon adalah senyawa kimia yang membantu mengatur proses-proses metabolisme tubuh. Hormon beredar di dalam darah sepanjang pembuluh darah untuk.
GIZI KEBUGARAN PERTEMUAN XI Nazhif Gifari Ilmu Gizi & FIKES.
PERTUKARAN ENERGI part 2 Irma Khrisnapandit.
Sulthon Taqdir Alfirdaus, S.Pd
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI Oleh: EDI EFIAN, S.Kep. Ners Oleh: EDI EFIAN, S.Kep. Ners.
KEBUGARAN JASMANI AFRIWARDI.
Keseimbangan Cairan, elektrolit, dan Asam Basa
KESEIMBANGAN ENERGI (PENGENALAN GIZI MAKRO )
Human Respiratory System
Transcript presentasi:

Fisioterapi Wellness

Definisi Fisioterapi bentuk pelayanan kesehatan kepada individu dan atau kelompok agar mereka dapat mengembangkan, memelihara dan memulihkan gerak serta fungsi tubuh sepanjang daur kehidupan dengan menggunakan secara manual, peningkatan gerak, peralatan (fisik, elektroterapeutis, dan mekanis), pelatihan fungsi, komunikasi. (Kepmenkes : Nomor 1363/MENKES/SK/XII/2001)

DEFINISI FISIOTERAPI Pelayanan kepada individu dan masyarakat Mengembangkan, memelihara, memulihkan gerak dan fungsi Sepanjang daur kehidupan Dengan modalitas fisioterapi

Fragmentasi Pelayanan FT Fisioterapi Kesehatan Wanita Fisioterapi Tumbuh Kembang Fisioterapi K 3 Fisioterapi Kesmas Fisioterapi Geriatri Fisioterapi Medik

KESEGARAN JASMANI Kesegaran Jasmani adalah Kondisi fisik seseorang dalam melaksanakan tugas sehari-hari secara efisien dalam waktu yang relatif lama tanpa mengalami kelelahan yang berarti dan masih memilih cadangan tenaga untuk melakukan aktifitas lainnya.

Kategori Kesegaran Jasmani Kesegaran Jasmani yang berhubungan dengan Kesehatan ( Health Related Fitness) Kesegaran Jasmani yang berhubungan dengan keterampilan ( Skill Related Fitness)

Kesegaran Jasmani Yang Berhubungan Dengan Kesehatan Daya Tahan Jantung Paru Kesanggupan untuk melakukan kegiatan yang ringan sampai dengan tingkat intensitas submaksimal, dengan melibatkan kelompok otot-otot besar secara terus menerus tanpa mengalami kelelahan yang berarti Kekuatan Otot Kemampuan otot atau sekelompok otot untuk melakukan satu kali kontraksi secara maksimal melawan tahanan / beban. Daya Tahan Otot Kapasitas otot untuk melakukan kontraksi secara terus-menerus pada tingkat intensitas submaksimal

Kesegaran Jasmani Yang Berhubungan Dengan Kesehatan Fleksibilitas Kemapuan sendi untuk melakukan gerakan dalam ruang gerak sendi secara maksimal Komposisi Tubuh Susunan tubuh yang digambarkan sebagai dua komponen, yaitu : lemak tubuh dan masa tubuh tanpa lemak. Komposisi tubuh meliputi dua hal : Indeks Masa Tubuh (IMT) IMT = Berat Badan (Kg) Tinggi Badan (m)2 Persentase lemak tubuh  Perbandingan antara berat lemak tubuh dengan berat badan

Kesegaran Jasmani Yang Berhubungan Dengan Keterampilan Diperlukan untuk melakukan olahraga dan pekerjaan sehari-hari Termasuk 5 komponen dari kesegaran jasmani yang berhubungan dengan kesehatan.

Komponen lainnya, antara lain : Koordinasi Keseimbangan Kecepatan Reaksi (Reaction Time) Kecepatan Tenaga Ledak (Power) Kelincahan (Agility)

Kesegaran Jasmani Yang Berhubungan Dengan Keterampilan Koordinasi Kemampuan untuk melakukan gerakan dengan sangat tepat dan efisien Keseimbangan Kemampuan mempertahankan sikap dan posisi tubuh secara tepat pada saat berdiri (static balance) atau pada saat melakukan gerakan (dynamic balance)

Kecepatan Reaksi (Reaction Time) Waktu yang dipergunakan antara munculnya stimulus / rangsangan dengan mulainya suatu jawaban / reaksi Kecepatan Kemampuan berpindah dari suatu tempat ke tempat lain dalam waktu paling singkat

Kesegaran Jasmani Yang Berhubungan Dengan Keterampilan Tenaga Ledak (Power) Gabungan antara kekuatan dan kecepatan yang dilakukan dengan mengerahkan gaya (forece) otot maksimum dengan kecepatan maksimum Kelincahan (Agility) kemampuan mengubah arah atau posisi tubuh dengan cepat yang dilakukan bersama-sama dengan gerakan lainnya.

Kel 1  ketrampilan alasannya trampil melakukan aktifitas efisien energi kerja jantung paru baik Kel 2  kesehatan alasan komponen2 dalam kesehatan dapat mengefisiensikan energi Kel 3  kesehatan alasannya dibutuhkan kebugaran kesehatan dulu baru trampil Kel 4  kesehatan alasannya untuk trampil mesti sehat dulu Kel 5  Kesehatan alasan sehat menjadi kuat baru trampil Kel 6  kesehatan alasan trampil satu level diatas kesehatan Kel 7  ketrampilan alasan dengan trampil akan melatih komponen kesehatan

Perubahan pada jantung dan sirkulasi darah orang yang melakukan latihan : Perubahan ukuran jantung Penurunan denyut jantung Peningkatan isi sekuncup / stroke volume Bertambahnya volume darah dam haemoglobin Perubahan densitas kapiler darah

Ventilasi Sewaktu Exercise Meningkatkan kebutuhan O2 dan produksi CO2 jaringan Ventilasi lebih dipengaruhi kadar CO2 dari pada O2. Trained mempunyai ventilasi permenit lebih kecil pada beban kerja yang sama dibandingkan untrained Ventilasi maksimal dapat mencapai 130-180 lt/menit. Meningkat 25-30 kali daripada ventilasi istirahat Peningkatan ventilasi permenit disebabkan peningkatan TV & Frek. Nafas Terdapat efisiensi ventilasi permenit pada trained sewaktu istirahat, sebelum, selama dan sesudah exercise

Perubahan Ventilasi Selama Exercise Sebelum Exercise Peningkatan ventilasi disebabkan stimulasi Cortex Cerebri sebagai antisipasi akan melakukan exercise Selama Exercise Terdapat 2 perubahan : Peningkatan yang cepat hanya dalam beberapa detik setelah memulai exercise disebabkan stimulasi persarafan sendi dan otot Peningkatan cepat, peningkatan lambat sampai level mendatar (steady state) oleh karena rangsangan CO2 jaringan

Masa Recovery / Pemulihan Exercise stop  ventilasi menurun cepat oleh karena aktifitas motorik dan rangsangan reseptor di sendi dan otot berhenti Penurunan bertahap sampai ke level istirahat oleh karena menurunnya produksi CO2

Ambang Anaerobik / Anaerobik Threshold Intensitas kerja yang memungkinkan konsumsi oksigen tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolisme aerobik atau intensitas kerja yang memungkinkan. Bisa dilihat dari kadar asam laktat ( ±20 mg%)

Second Wind Perasaan lega kembali dari rasa tidak enak (dada tertekan, fatique, bicara terputus-putus, dyspneu, nafas pendek, sakit dada) disebabkan beralihnya metabolisme anaerobik pada awal exercise menjadi metabolisme aerobik Terjadi 2 – 10 menit exercise

Proses Difusi Gas Dalam Paru Kecepatan Difusi bergantung : Suhu Beda tekanan / Konsentrasi Gas Tebal membran Berat molekul gas Daya larut gas dalam air

Proses difusi gas antara udara alveol dan darah kapiler dibagi dalam 3 fase : Fase Gas  O2 lebih cepat berdifusi daripada CO2 Fase membran Fase cairan (darah)

Ventilasi istirahat Besarnya ventilasi istirahat : 4 – 15 lt/menit Bergantung : ukuran badan & jenis kelamin TV : 400-600 ml O2 Frekuensi : 12-16 kali/menit

Perubahan di Paru Sewaktu Olahraga Aliran darah yang masuk ke dalam paru akan meningkat akibat vasodilatasi kapiler paru dan peningkatan curah jantung PO2 darah vena sistemik yang masuk ke dalam paru turun dari 40 mmHg sampai 25 mmHg Peningkatan jumlah aliran paru dan beda PO2 alveol-kapiler menyebabkan jumlah total O2 yang berdifusi ke dalam darah meningkat

Peningkatn ambilan O2 darah sebanding dengan berat kerja yang dilakukan Jumlah CO2 yang dikeluarkan oleh paru meningkat Perbedaan perfusi antara bagian apeks dan basis paru akibat pengaruh gravitasi akan hilang Volume pernafasan semenit meningkat dari 6 L/menit menjadi 100-150 L/menit

Perubahan Respirasi Bertambahnya ventilasi maksimal permenit Peningkatan efisiensi ventilasi, artinya jumlah udara terventilasi pada tingkat konsumsi oksigen yang sama akan lebih rendah pada orang yang terlatih Berbagai volume paru meningkat Kapasitas difusi paru meningkat, karena latihan akan meningkatkan luas permukaan difusi alveoli-kapiler

Perubahan Lain Perubahan komposisi tubuh Perubahan kadar kolesterol dan trigliserida darah Perubahan tekanan darah Perubahan aklimatisasi suhu lingkungan

Perubahan Fisiologis Yang Mempengaruhi Kekuatan Otot adalah : Hypertropi otot ; yaitu bertambahnya ukuran serabut otot yang disebabkan oleh : Bertambahnya ukuran miofibril Peningkatan elemen kontraktil (aktin-miosin) Peningkatan densitas kapiler otot  muscular endurance meningkat Peningkatan jumlah jaringan otot, misal : tendon, ligamen dan jaringan penunjang (Conective tissue)

Secara Biokimia hypertropi otot akan terlihat : Peningkatan konsentrasi creatin, PC, ATP dan Glycogen Peningkatan enzim glycolitik (PFK, LDH, Hexokinase) Peningkatan enzim pengaktif ATP (myokinase dan creatin fosfokinase) Peningkatan enzim pengaktif pada siklus krebs (Malat Dehidrogenase / MDH dan Suksinat Dehidrogenase) Penurunan sensitas mitokondria oleh karena peningkatan ukuran miofibril Peningkatan serabut cepat (fast-twitch fiber)

Weight Training dan Body Composition Sedikit atau tiadak ada perubahan BB total Penurunan signifikan lemak Peningkatan signifikan masa otot

Sore Muscle Akut Sore Muscle  rasa sakit pada otot yang terjadi selama atau segera setelah berolahraga Disebabkan oleh ischemik pembuluh darah  akumulasi asam laktat dan kalium  merangsang reseptor nyeri di otot Terapi : Istirahat Delayed Sore Muscle  rasa sakit pada otot yang terjadi 24-48 jam sesudah exercise Penyebab : Kerusakan jaringan otot Spasme otot oleh karena ischemik Kerusakan jaringan penunjang, misal : ligamen Pencegahan : Peregangan, gradual program, VHC

Kontrol Hormonal Pada Exercise Untuk Mempertahankan Vol. Plasma Pada exercise terjadi : Peningkatan aktifitas sistem saraf simpatis Kehilangan natrium Penurunan volume plasma Peningkatan osmolaritas plasma  kelenjar pituitari posterior melepaskan ADH & Renin Renin  merangsang cortx adrenal mengeluarkan aldosteron  aldosteron menahan pengeluaran natrium dan menyerap air di tubulus ginjal

INSULIN & GLUKAGON Insulin meningkatkan uptake glukosa di sel  glukosa darah menurun Insulin menghambat pembebasan glukosa di hati dan asam lemak di jaringan adiposa Glukagon  Meningkatkan glukoneogenesis dan Glycogenolisis Exercise  meningkatkan Glukagon dan menurunkan insulin

Katekol Amin : Epinefrin dan Nor Epinefrin Peningkatan katekolamin berhubungan dengan intensitas exercise Peningkatan intensitas  meningkatkan katekol amin Selain selama olahraga, katekol amin meningkat pada stress dan keadaan siap siaga

Hormon Sex Testosteron & Androgen meningkat pada exercise FSH meningkat pada exercise LH tidak berubah selama exercise

ACTH & Glukokortikoid Pada exercise ringan dan moderat  ACTH & Glukokortikoid menurun Pada exercise lama dan maksimal  ACTH & Glukokortikoid meningkat Glukokortikoid  untuk glukoneogenesis

ENDORFIN Exercise  endorfin meningkat  Euforia Endorfin sering disebut Opiat Endogen

BIOENERGI Energi adalah kapasitas atau kemampuan untuk melakukan kerja Bentuk energi ada 6 jenis, yaitu : Energi Kimia Energi mekanik Energi Panas Energi Cahaya Energi Listrik Energi Nuklear

Energi cahaya  energi kimia terdapat pada tumbuhan Energi kimia  energi mekanik pada manusia Zat makanan + O2  energi kimia  energi mekanik  kontraksi otot  disebut “siklus biologi energi”

ADENOSIN TRI POSPHAT (ATP) ATP terdiri dari 1 mol adenosin dan 3 mol posphat Pada kontraksi ototo ATP dipecah menjadi 7-13 kilokalori energi, ADP dan Pi ATP  ADP + Pi + E

Sumber ATP ATP PC (sistem fosfagen) Glycolisis anaerobik (sistem asam laktat) Sistem oksigen, terbagi 2 yaitu : Oksidasi KH Oksidasi Asam lemak

ATP-PC (Sistem Fosfagen) PC + ADP  C + Pi + E Energi dari PC selama 10 detik Sistem fosfagen merupakan sumber energi siap pakai oleh karena : Tidak memerlukan rangkaian reaksi yang panjang Tidak memerlukan O2 Disimpan di otot CK

Glikolisis Anaerobik Sistem Asam Laktat Glikogen + ADP + P  Asam laktat + ATP 1 mol glikogen menghasilkan 3 mol ATP Energi tersedia selama 1-3 menit Asam laktat  fatique (kelelahan) Asam laktat  piruvat memerlukan vitamin B Kesimpulan : Glikolisis An Aerobik : Hasilkan asam laktat Tidak memerlukan O2 Hanya menggunakan glukosa dan glycogen Hanya hasilkan sedikit ATP

Glikolisis Aerobik System Reaksi glikolisis aerobik system terdiri 3 seri, yaitu : Glycolisis aerobik Siklus Krebs System Transport Elektron

Glukosa + ADP + Pi + O2  H2O + CO2 + ATP Glycogen ATP yang dihasilkan 39 mol ATP Tahapan reaksi : Glukosa + ADP + Pi  Asam piruvat + ATP Glycogen Asam piruvat + O2  (Siklus Krebs)  H2O + CO2 + ATP 2 H+ + 2e- + ½ O2  H2O + E E + 3 ADP + 3 Pi  3 ATP Pada sistem an aerobik asam piruvat  asam laktak

LEMAK FFA + ADP + Pi + O2  H2O + CO2 + ATP 1 mol FFA hasilkan 130-139 mol ATP Oksigen yang dibutuhkan 15 % lebih besar dari pada oksidasi KH

PROTEIN Pada Starvation Pada prolong Endurance (6 hari) Hanya menyumbnag 5 % dari total energi

Sistem Aerobik dan Anaerobik Pada Latihan Latihan jamgka pendek ; lari 100 m, 200 m, 400 m, 800 m. Ciri-ciri : Intensitas tinggi Waktu singkat Akumulasi Asam laktat Energi berasal dari sistem aerobik : ATP–PC dan glikolisis anaerobik Sistem aerobik tidak bisa bekerja pada latihan jarak pendek, oleh karena : Latihan jarak pendek membutuhkan “POWER” Memerlukan O2 yang banyak Misal : 8 liter O2 / 100 meter Supply : 3-5 lt/menit

Hutang Oksigen Fungsi : Mengisi kembali persediaan ATP-PC Merubah asam laktat  piruvat

Latihan jangka panjang > 10 menit Sumber energi dari KH & lemak Glycogen menurun  lemak predominan Pada latihan jangka panjang, proses anaerobik terjadi pada awal dan akhir latihan Steady state  aerobik proses

ATP-PC, Sistem Laktat dan Sistem Oxygen

Program latihan peningkatan Wellness Latihan Aerobik Latihan Anaerobik Latihan penguatan Latihan core stability Latihan propeoceptic Streching

Latihan aerobik Energi excpendeture sistim aerobik Mencapai target zone 68 – 85 % hr maksimal Waktu lebih dari 15 menit Bentuk latihan; interval training, fartlek, conditioning training

Latihan anaerobik Latihan ditujukan untuk memperbanyak glikogen dalam otot Energi expendeture LA sistem Waktu antara 4 – 8 menit Perlu interval rest dengan 1 : 2 – 4 Contoh latihan 10 x 200m, 5 x 400m

Latihan penguatan Dibagi dalam bentuk latihan untuk meningkatkan kekuatan otot, ukuran otot, dan daya tahan otot Program Latihan penguatan Beban 75 – 95 % 1 RM 2 – 5 repetisi 2- 5 set dengan 2 – 5 menit rest antara set Ada 4 – 10 jenis latihan satu sesinya

Latihan Daya tahan otot Latihan Power Beban harus dapat bergerak secara cepat pada jarak yang memungkinkan 3 -5 pengulangan dengan beban 40 – 60 % 1 RM 3 – 5 set dengan rest 3 – 5 menit Dilakukan selama 6 minggu Latihan Daya tahan otot Lebih dari 25 kali repetisi Beban 40 % 1 RM 2 – 3 set dengan 1 – 2 menit rest

Penurunan Berat Badan dan Kebugaran Olahraga sebagai aktifitas fisik yang teratur secara sistimatis dan memiliki tujuan dapat memberikan manfaat yang besar dalam kebugaran. Selain itu penggunaan energi yang efektif dapat dijadikan suatu cara untuk penurunan berat badan.

Olahraga Pada kelompok ttt Pembagian berdasarkan kelompok umur misalnya anak, dewasa, lansia, remaja Pembagian berdasrkan jenis kelamin Pembagian berdasarkan aktifitas sehari hari misalnya, eksekutif muda, buruh, ibu rumah tangga Pembagian berdasrkan kondisi kesehatannya, misalnya kelopmpok penderita stroke, asma, deiabetes dan lain lain

Senam senam khusus Senam Asma Indonesia; Senam ini dikhususkan bagi penderita asma yang mengalami gangguan pada pernapasan. Dengan demikian maka senam asama ditekankan kepada senam dengan latihan pernapasan Senam Stroke Indonesia; Pada penderita gangguan stroke masalah yang ada kemampuan fungsional, sehingga senam stroke ditujukan kepada latihan fungsional Senam pencegahan osteoporosis; osteoporosis dapat dicegah dengan peningkatan bank tulang pada usia muda. Peningkatan tabungan tulang akan bertambah bila dilakukan latihan dengan beban tubuh dan penguluran, untuk itu senam pencegahan osteoporosis dilakukan pemberian beban tubuh dan penguluran

Pemandu Bakat Dengan pemahaman terhadap antropometri dan analisa gerak fisioterapis dapat menentukan olahraga yang tepat bagi individu Pengetahuan tersebut dapat digunakan oleh fisioterapi dalam memandu bakat atlit. Dengan bentuk tubuh dan disesuaikan dalam analisa gerak olahraga maka dapat ditentukan olahraga yang sesauai atau bahkan dapat diprediksi apakah individu tersebut dapat berkembang dengan baik.