An Overview of Tobacco Control in Indonesia Prof. dr. Tjandra Yoga Aditama, SpP(K), MARS, DTM&H, DTCE 2 nd Indonesian Tobacco Control Research Dissemination Conference Yogyakarta, April 2015
BERDAULAT DALAM BIDANG POLITIK MANDIRI DALAM EKONOMI BERKEPRIBADIAN DALAM KEBUDAYAAN TRISAKTI TERWUJUDNYA INDONESIA YANG BERDAULAT, MANDIRI DAN BERKEPRIBADIAN BERLANDASKAN GOTONG ROYONG
VISI DAN MISI PRESIDEN 9 AGENDA PRIORITAS (NAWA CITA) Agenda ke 5: Meningkatkan kualitas Hidup Manusia Indonesia 9 AGENDA PRIORITAS (NAWA CITA) Agenda ke 5: Meningkatkan kualitas Hidup Manusia Indonesia TRISAKTI: Mandiri di bidang ekonomi; Berdaulat di bidang politik; Berkepribadian dlm budaya TRISAKTI: Mandiri di bidang ekonomi; Berdaulat di bidang politik; Berkepribadian dlm budaya PROGRAM INDONESIA SEHAT PROGRAM INDONESIA PINTAR PROGRAM INDONESIA KERJA PROGRAM INDONESIA SEJAHTERA PROGRAM INDONESIA KERJA PROGRAM INDONESIA SEJAHTERA PENGUATAN YANKES PARADIGMA SEHAT JKN 3 DIMENSI PEMBANGUNAN: PEMBANGUNAN MANUSIA, SEKTOR UNGGULAN, PEMERATAAN DAN KEWILAYAHAN NORMA PEMBANGUNAN KABINET KERJA
PROGRAM INDONESIA SEHAT Pengarusutamaan kesehatan dalam pembangunan Promotif - Preventif sebagai pilar utama upaya kesehatan Pemberdayaan masyarakat Peningkatan Akses terutama pd FKTP Optimalisasi Sistem Rujukan Peningkatan Mutu Penerapan pendekatan continuum of care Intervensi berbasis resiko kesehatan (health risk) Benefit Sistem pembiayaan: asuransi – azas gotong royong Kendali Mutu & Kendali Biaya Sasaran: PBI & Non PBI Kepesertaan KIS PROGRAM INDONESIA SEHAT PARADIGMA SEHAT Penguatan YANKES JKN
Prevalence (%) of tobacco consumption among aged > 15 years Source: SUSENAS 1995, SKRT 2001, SUSENAS 2004, RISKESDAS 2007*, 2010, 2013
Prevalence (%)of tobacco consumption among males by age groups (years) Source: RISKESDAS 2013
Prevalence (%) of tobacco consumption among females by age groups (years) Source: RISKESDAS 2013
Proportion (%) of start smoking by age groups Source: RISKESDAS 2013
Prevalence (%) of tobacco use among youth (15-19 years) Source: SUSENAS 1995, SKRT 2001, SUSENAS 2004, RISKESDAS 2007*, 2010, 2013
a)RKD 2013: Prevalensi konsumsi tembakau cenderung meningkat baik pada laki-laki maupun perempuan. Peningkatan prevalensi lebih banyak pada perempuan dari 1.7% pada tahun 1995 menjadi 6.7% pada tahun 2013, sedangkan pada laki-laki dari 53.4% pada tahun 1995 menjadi 66% pada tahun b)RKD 2013: Konsumsi rata-rata: 10.5 batang per hari (10.7 pada laki-laki dan 5.4 pada perempuan) c)Negara ketiga jumlah perokok laki-laki terbanyak (56,860,457) setelah China (264 juta) dan India (106 juta).
Hasil GYTS 2014 (aged years) (under final edition): Current tobacco use 36.2% in males and 4.3% in females and total 20.3% Daily tobacco use: 3.4% in males and 0.0% in female Hasil GATS 2011 (15+ years) : Smoking prevalence 67.4% in males and 4.5% in females. total 36.1%. Current kretek cigarette smoking 60.9% in males and 2.3% in females.
Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA): "Itu juga pelanggaran hak anak atas kesehatan. Dalam UU perlindungan anak dengan sengaja mendorong merusak kesehatan anak bisa dipidana 3 sampai 6 bulan penjara," Source: news.okezone.com
Bersama dengan tiga orang temannya, Nawan (11), Jujun (7) dan Dede (8), Dihan sempat menghabiskan 60 rokok dalam sehari. Orang tuanya mengaku tidak berdaya untuk menghentikannya. Dia membeli rokok kretek dengan uang saku atau mencuri koin dari dompet ibunya untuk membiayai kebiasaannya tersebut. Kedua orangtua Dihan juga merokok. Ayahnya Iyan (36) mengatakan: "Dihan telah merokok sejak usia tiga Saat itu ia bisa merokok tiga bungkus rokok. Jika dia tidak diberi uang rokok dia akan marah atau mencuri rokok." Bibir Dihan Awalidan, bocah tujuh tahun yang merokok hingga 16 batang dalam sehari, kini sudah mulai berubah menjadi hitam. Entah seperti apa kondisi paru- parunya yang masih muda, sulit dibayangkan. Ibunya, Tati (32), mengaku sudah putus asa dengan kebiasaan anak laki-lakinya "Jika Dihan tidak merokok ia menangis Sekarang dia merokok diam-diam, tidak terang-terangan dengan merokok di ladang dekat rumah..." Source: Intisari –online.com
Kebijakan Nasional Pengendalian Tembakau Kawasan Tanpa Rokok 166 Kabupaten di 34 provinsi (akhir Februari 2015) Informasi, Edukasi dan Komunikasi Advokasi Aliansi Bupati dan Walikota PROMOTIF DAN PREVENTIF Pengobatan Penyakit Terkait Rokok Layanan Upaya Berhenti Merokok PENANGANAN PENYAKIT UU No. 36 Th 2009Tentang Kesehatan PP No 109 th 2012:Tentang Pengamanan Produk Tembakau Bagi Kesehatan Permenkes No 28/2013:Tentang Pencantuman Peringatan Kesehatan Permenkes No 40/2013:Tentang Peta Jalan Pengendalian Dampak Konsumsi Rokok Bagi Kesehatan ATURAN PERUNDANG- UNDANGAN
Aliansi Bupati/Walikota untuk pengendalian konsumsi tembakau Didirikan pada tahun 2009 Mendukung kegiatan yang berkaitan dengan rokok dan konsumsi tembakau lainnya Berperan dalam pembuatan Peraturan Bupati/Walikota untuk kawasan tanpa rokok, dari 102 kab/kota pada tahun 2014 menjadi 166 kab/kota pada tahun 2015 (up to February).
Strategi Pencapaian Indikator dan Target Menurunnya prevalensi merokok pada usia P≤ 18 th Target: 2015: 6,9% : 5,4% Penguatan implementasi regulasi pengendalian tembakau Deteksi Dini merokok melalui Posbindu PTM Pemberdayaan Masyarakat: “Gencar PTM” Gerakan Nusantara CERDIK Atasi Risiko PTM Gerakan “Berhenti Merokok” Layanan Upaya Berhenti Merokok UBM Di Puskesmas UBM di Sekolah - CERDIK di Sekolah/UKS (konseling/Edukasi) Penguatan implementasi regulasi pengendalian tembakau Deteksi Dini merokok melalui Posbindu PTM Pemberdayaan Masyarakat: “Gencar PTM” Gerakan Nusantara CERDIK Atasi Risiko PTM Gerakan “Berhenti Merokok” Layanan Upaya Berhenti Merokok UBM Di Puskesmas UBM di Sekolah - CERDIK di Sekolah/UKS (konseling/Edukasi) Jejaring Kerja Pengendalian Tembakau Aliansi, ICTOH Implementasi KTR, utamanya di sekolah Deteksi Dini Merokok dan gangguan pernapasan sebagai SOP di Puskesmas Pengembangan Surveilans dan Sistem Informasi PPTM Jejaring Kerja Pengendalian Tembakau Aliansi, ICTOH Implementasi KTR, utamanya di sekolah Deteksi Dini Merokok dan gangguan pernapasan sebagai SOP di Puskesmas Pengembangan Surveilans dan Sistem Informasi PPTM
Upaya Berhenti Merokok/UBM (di Pelayanan Kesehatan Primer) Fokus pada: Pelayanan Konseling membangun motivasi berhenti merokok, menciptakan lingkungan sosial yang mendukung termasuk KTR Target 2019, 50% fasyankes primer menyediakan UBM
1.Implementasi strategi yang holistik dalam pengendalian tembakau semua sektor 2.Kebijakan yang mendukung pengendalian tembakau di luar sektor kesehatan “political will” 3.Pengetahuan, sikap, dan perilaku masyarakat – konsumsi rokok/tembakau dianggap sebagai suatu hal yang wajar Pengendalian Tembakau
Merokok merugikan kesehatan Asap rokok berdampak buruk bagi kesehatan Mari berjuang bersama untuk penanggulangan masalah merokok di Indonesia