Mikhania C.E., S.Farm, M.Si, Apt ALKALOID Mikhania C.E., S.Farm, M.Si, Apt
PENDAHULUAN Alkaloid adalah golongan obat yg bersifat basa bernitrogen Sifat umum: basa, sukar larut/tidak larut dalam air (garamnya lebih mudah larut), rasa pahit, umumnya berasal dari tumbuhan dan berkhasiat secara farmakologis Contoh : kinin, morfin, kofein, teobromin Akaloid dapat diperoleh juga secara sintetik misal INH, metampiron, dsb
INH Teofilin
PROSES PEROLEHAN Bahan alam ekstraksi fraksinasi isolasi
PROSES PEROLEHAN (Cont.) Ekstraksi membuat ekstrak tumbuhan menggunakan pelarut tertentu Proses ekstraksi dapat menggunakan metode ekstraksi diantaranya maserasi (perendaman), remaserasi, perkolasi (pengaliran pelarut), dsb Fraksinasi memisahkan alkaloid dengan campuran lainnya Isolasi memilih jenis alkaloid
METODE EKSTRAKSI MASERASI & REMASERASI Maserasi adalah penarikan isi simplisia dengan cara merendam simplisia tersebut dalam cairan penyari dengan beberapa kali pengocokan atau pengadukan pada suhu kamar Hasil penarikan simplisia disebut maserat Remaserasi adalah pengulangan penambahan pelarut setelah didapatkan maserat pertama dst. Kelebihan : prosedur & peralatannya sederhana
METODE EKSTRAKSI (Cont.) PERKOLASI Perkolasi adalah suatu cara penarikan memakai perkolator dimana simplisia terendam dalam cairan penyari, zat-zat akan terlarut dan larutan tsb akan menetes secara beraturan Keuntungan : penarikan zat berkhasiat lebih sempurna Kerugian : membutuhkan waktu lama dan prosesnya mahal
PENGUJIAN Pengujian golongan alkaloid : Reagen Mayer : zat uji + HCl + pereaksi Mayer endapan Reagen Bouchardat : zat + HCl + pereaksi Bouchardat endapan KLT menggunakan penampak bercak Dragendroff
1.MORFIN Diperoleh dari getah dan biji tumbuhan Papaver somniverum Bentuk garam : morfin sulfat, morfin HCl Khasiat : agonis reseptor opioid analgesik
Morfin Sulfat Pemerian : serbuk putih atau hampir putih Kelarutan : Soluble in water, very slightly soluble in ethanol (96 per cent), practically insoluble in toluene
Identifikasi
Morfin HCl Pemerian : serbuk tidak berwarna atau hampir putih, memiliki massa seperti jarum halus Kelarutan : Soluble in water, slightly soluble in ethanol (96 per cent), practically insoluble in toluene
Identifikasi
2. KININ Kinin adalah senyawa alkaloid yg diperoleh dari kulit pohon tumbuhan kina (Chincona officinalis) Khasiat : antimalaria Terdapat dalam bentuk garam : kinin HCl, kinin sulfat
Kinin HCl Pemerian : serbuk halus berbentuk jarum, berwarna putih atau hampir putih Kelarutan : Soluble in water, freely soluble in ethanol (96 per cent).
Identifikasi Thin-layer chromatography Test solution Dissolve 0.10 g of the substance to be examined in methanol R and dilute to 10 ml with the same solvent. Reference solution Dissolve 0.10 g of quinine sulphate CRS in methanol R and dilute to 10 ml with the same solvent Plate :TLC silica gel G plate R. Mobile phase : diethylamine R, ether R, toluene R (10:24:40 V/V/V). Application : 5 μl. Drying at 105 °C for 30 min and allow to cool. Detection : Spray with iodoplatinate reagent R. Results : The principal spot in the chromatogram obtained with the test solution is similar in position, colour and size to the principal spot in the chromatogram obtained with the reference solution.
Kinin Sulfat Pemerian : White or almost white or colourless, fine, silky needles, often in clusters. Kelarutan : Soluble in water, freely soluble in ethanol (96 per cent).
Identifikasi Thin-layer chromatography Test solution : Dissolve 0.10 g of the substance to be examined in methanol R and dilute to 10 ml with the same solvent. Reference solution : Dissolve 0.10 g of quinine sulphate CRS in methanol R and dilute to 10 ml with the same solvent. Plate : TLC silica gel G plate R. Mobile phase : diethylamine R, ether R, toluene R (10:24:40 V/V/V). Application : 5 μl. Drying At 105 °C for 30 min and allow to cool. Detection : Spray with iodoplatinate reagent R. Results : The principal spot in the chromatogram obtained with the test solution is similar in position, colour and size to the principal spot in the chromatogram obtained with the reference solution.
3. TEOBROMIN Teobromin adalah alkaloid yg didapat dari tanaman Theobroma Cacao (coklat) Pemerian : A white or almost white powder Kelarutan : very slightly soluble in water and in ethanol, slightly soluble in ammonia. It dissolves in dilute solutions of alkali hydroxides and in mineral acids. Khasiat : treatment of reversible airways obstruction.
Identifikasi Examine by infrared absorption spectrophotometry comparing with the spectrum obtained with theobromine CRS . Dissolve about 20 mg in 2 ml of dilute ammonia R1 , warming slightly, and cool. Add 2 ml of silver nitrate solution R2 . The solution remains clear. Boil the solution for a few minutes. A white, crystalline precipitate is formed. It gives the reaction of xanthines
4. ISONIAZID (INH) Pemerian : A white or almost white, crystalline powder or colourless crystals Kelarutan : freely soluble in water, sparingly soluble in alcohol Khasiat : antitubercolosis (anti TBC)
Identifikasi Reaksi Pendahuluan Kelarutan : periksa kelarutan zat dalam air sesuai monografi Keasaman : 0,5 gram sampel dilarutkan dalam 5 ml air cek menggunakan kertas lakmus (lakmus berubah warna menjadi biru) Reaksi mayer : sampel ditambah HCl 0,5 N dan pereaksi mayer terjadi endapan berwarna kuning Reaksi Boucardat : sampel ditambah HCl 0,5 N dan pereaksi Boucardat terjadi endapan warna coklat yang larut dalam alkohol berlebihan
Identifikasi (Cont.) Reaksi Penegasan Zat + NaOH dipanaskan keluar gas/bau NH3, dibuktikan lakmus merah menjadi biru Zat + FeCl3 timbul endapan coklat merah (larutan kuning jingga) Zat + Pereaksi Fehling (A & B) timbul warna biru Zat ditambah AgNO3 timbul coklat hitam (mereduksi dengan pemanasan) Sifat Reduktor : larutan sampel ditambah KMnO4, warna ungu hilang Sifat Reduktor : larutan sampel ditambah Iodium, warna ungu hilang Zat + Vanilin + Metanol + HCl terjadi warna kuning hijau Reaksi kristal Zat ditambah asam pikrat Zat ditambah pereaksi Dragendorf Zat ditambah HgCl2
The SEM images of (a) spray dried mannitol (18,000×, bar = 1 µm), (b–f) INH-proliposome formulation #1 to #5 (3,700×, bar = 5 µm), (g) spray dried INH and (h) pure INH.
Identifikasi (Cont.) A. Melting point : 170 °C to 174 °C. B. Examine by infrared absorption spectrophotometry, comparing with the spectrum obtained with isoniazid CRS. C. Dissolve 0.1 g in 2 ml of water R and add 10 ml of a warm 10 g/l solution of vanillin R. Allow to stand and scratch the wall of the test tube with a glass rod. A yellow precipitate is formed, which, after recrystallisation from 5 ml of alcohol (70 per cent V/V) R and drying at 100 °C to 105 °C, melts at 226 °C to 231 °C.
5. METAMPIRON Pemerian : White or almost white, crystalline powder. Kelarutan : Very soluble in water, soluble in ethanol (96 per cent). Khasiat : analgesik
Identifikasi Reaksi Pendahuluan Kelarutan : periksa kelarutan zat dalam air sesuai monografi Keasaman : 0,5 gram sampel dilarutkan dalam 5 ml air cek menggunakan kertas lakmus (lakmus berubah warna menjadi biru) Reaksi mayer : sampel ditambah HCl 0,5 N dan pereaksi mayer terjadi endapan berwarna kuning Reaksi Boucardat : sampel ditambah HCl 0,5 N dan pereaksi Boucardat terjadi endapan warna coklat yang larut dalam alkohol berlebihan
Identifikasi (Cont.) Reaksi Penegasan Zat + FeCl3 timbul warna biru hehijauan Zat ditambah AgNO3, terbentuk warna ungu dengan endapan perak metalik Zat + Pereaksi Millon terjadi warna biru lalu hilang Zat + HCl + NaNO2 + b-naphthol dalam NH4OH terjadi endapan kuning sampai endapan coklat hijau (mengkilat) Reaksi kristal Zat ditambah asam pikrat
Identifikasi (Cont.) Infrared absorption spectrophotometry Comparison : metamizole sodium CRS. Dissolve 50 mg in 1 ml of strong hydrogen peroxide solution R. A blue colour is produced which fades rapidly and turns to intense red in a few minutes. Place 0.10 g in a test tube, add some glass beads and dissolve the substance in 1.5 ml of water R. Add 1.5 ml of dilute hydrochloric acid R and place a filter paper wetted with a solution of 20 mg of potassium iodate R in 2 ml of starch solution R at the open end of the test tube. Heat gently, the evolving vapour of sulphur dioxide colours the filter paper blue. After heating gently for 1 min take a glass rod with a drop of a 10 g/l solution of chromotropic acid, sodium salt R in sulphuric acid R and place in the opening of the tube. Within 10 min, a blue-violet colour develops in the drop of the reagent
6. TEOFILIN Pemerian : White or almost white crystalline powder. Kelarutan : Slightly soluble in water, sparingly soluble in ethanol. It dissolves in solutions of alkali hydroxides, in ammonia and in mineral acids. Khasiat : treatment of reversible airways obstruction.
Identifikasi Reaksi Pendahuluan Kelarutan : periksa kelarutan zat dalam air sesuai monografi Keasaman : 0,5 gram sampel dilarutkan dalam 5 ml air cek menggunakan kertas lakmus (lakmus berubah warna menjadi biru) Reaksi mayer : sampel ditambah HCl 0,5 N dan pereaksi mayer terjadi endapan berwarna kuning Reaksi Boucardat : sampel ditambah HCl 0,5 N dan pereaksi Boucardat terjadi endapan warna coklat yang larut dalam alkohol berlebihan
Identifikasi (Cont.) Reaksi Penegasan Zat + Pereaksi Roux terjadi warna hijau stabil Reaksi Parri (zat + Cobalt Nitrat + Amonia terjadi warna ungu) Zat + Aqua brom trjadi endapan putih stabil Larutan zat + NH4OH + AgNO3 terjadi endapan seperti selai, endapan akan larut dalam HNO3 Reaksi kristal Zat ditambah pereaksi bouchardat Zat ditambah pereaksi Dragendorf
KRISTAL TEOFILIN
Identifikasi (Cont.) Melting point 270 °C to 274 °C, determined after drying at 100-105 °C. Infrared absorption spectrophotometry Comparisonı Ph. Eur. reference spectrum of theophylline. Heat 10 mg with 1.0 ml of a 360 g/l solution of potassium hydroxide R in a water-bath at 90 °C for 3 min, then add 1.0 ml of diazotised sulphanilic acid solution R . A red colour slowly develops. Carry out a blank test. It complies with the test for loss on drying It gives the reaction of xanthines